• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN MUQODIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

N/A
N/A
Sukuna Vessel

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN MUQODIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

MUQODIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

Semester 3 Tahun Akademik 2022/2023

Oleh :

1. Ayu Wulandari (C2C022517) 2. Dinda Putri Ayu K (C2C022529)

LABORATORIUM INFORMATIKA

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan dengan tema "Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah,"

yang dibimbing oleh Bapak Iqbal Hidayatsyah Noor, M.Pd., Dosen Pengajar yang kami hormati.

Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Iqbal Hidayatsyah Noor, M.Pd. atas bimbingan, arahan, dan kesabaran beliau selama proses pembelajaran mata kuliah ini. Kami merasa beruntung dapat belajar dari seorang dosen yang berkompeten dan berdedikasi dalam mengajar serta mendukung mahasiswa dalam pengembangan pemahaman tentang Islam dan Muhammadiyah.

Makalah ini membahas Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, yang merupakan pondasi hukum dan nilai-nilai organisasi Muhammadiyah. Kami mencoba untuk mendalaminya dengan sebaik mungkin, menggali sejarah penyusunannya, mengidentifikasi identitas dan asas Muhammadiyah yang tercermin dalam Muqaddimah ini, serta melihat bagaimana nilai-nilai tersebut diaplikasikan dalam keanggotaan dan keorganisasian Muhammadiyah.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah kepada pembaca, terutama dalam konteks mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan. Kami juga berharap makalah ini dapat memberikan apresiasi yang lebih dalam terhadap organisasi Muhammadiyah dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam perjalanannya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi upaya kita dalam mengejar ilmu, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Terima kasih

.

Semarang, 9 Oktober 2023

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1. Latar Belakang...1

2. Tujuan...1

BAB II LANDASAN TEORI...2

1. Sejarah Penyusunan Muqadimmah Anggaran Dasar...2

2. Latar Belakang Disusunnya Muqadimmah Anggaran Dasar...2

3. Identitas dan Asas Muhammadiyah...4

4. Keanggotaan dan Keorganisasian Muhammadiyah...5

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, telah memainkan peran yang sangat signifikan dalam mengembangkan ajaran Islam dan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta, dengan tujuan utama untuk membangun umat Islam yang berkualitas, berpendidikan, dan berperan aktif dalam pembangunan sosial.

Salah satu fondasi hukum dan nilai-nilai yang menjadi panduan bagi Muhammadiyah adalah

"Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah." Muqaddimah ini bukan hanya sekadar dokumen hukum, melainkan juga merupakan manifestasi dari identitas dan asas organisasi. Muqaddimah ini mencakup pandangan dunia dan prinsip-prinsip moral yang mendasari setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh organisasi.

Muqaddimah anggaran dasar muhammadiyah pada hakikatnya merupakan ideologi muhammadiyah yang memberi gambaran tentang pandangan muhammadiyah mengenai kehidupan manusia, cita-cita yang diwujudkan dan cara yang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Sebagai sebuah ideologi, muqaddimah anggaran dasar menjiwai segala gerak dan usaha muhammadiyah dan peroses penyusunan system kerjasama yang dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.

2. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami sejarah penyusunan muqadimmah anggaran dasar 2. Mengetahui dan memahami identitas dan asas Muhammadiyah

3. Mengetahui dan memahami keanggotaan dan keorganisasian Muhammadiyah 4. Mengetahui dan memahami kontekstualisasi nilai-nilai muqadimmah anggaran dasa

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Sejarah Penyusunan Muqadimmah Anggaran Dasar

Muqaddimah Anggaras Dasar Muhammadiyah disusun secara formal setelah Muhammadiyah melancarkan gerak aktif dan usahanya selama 40 tahun. Tetapi dengan belum dimilikinya rumusan Muqaddimah bukan berati bahwa Persyarikatan Muhammadiyah belum memiliki jiwa, semangat, dan nafas perjuangan secara pasti. Sebenarnya perumusan tersebut sekedar penyorotan Kembali terhadap pokok-pokok pikiran K.H. Ahmad Dahlan yang selama itu menjadi dasar dan arah tujuan dalam amaliahnya, dengan mempergunakan wadah atau system organisasi yang Bernama Muhammadiyah. Apa yang telah menjadi keyakinan dan cita-cita K.H Dahlan tersebut dituangkan dalam Anggaran Dasar untuk diperjuangkan dengan segala kemampuan dan kesungguhannya sehingga oleh karenanya ide-ide tersebut dapat dipahami dan diyakini , selanjutnya sama-sama diamalkan oleh kawan dan sahabatnya.

Adanya perubahan zaman dan pergantian figure pimpinan serta pengaruh dari luar mengakibatkan adanya ketidakpastian dan kekaburan terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah. Ki Bagus Hadi Kusumo merumuskan kembali pokok-pokok pikiran KH Ahmad Dahlan menjadi aturan organisasi yang digunakan rujukan persyarikatan. Hasil rumusan tersebut pertamakali diperkenalkan dalam Muktamar Darurat tahun 1946 di Yogyakarta. Lalu dalam Muktamar ke-31 di Yogyakarta tahun 1950 konsep Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah diajukan kembali dibahas dan disahkan secara resmi. Akan tetapi pada waktu itu muncul pula konsep lain milik Prof Dr Hamka dan kawan-kawan yang lebih menitikberatkan pada peranan dan sumbangsih Muhammadiyah dalam mengisi kemerdekaan dan pembangunan negara dan bangsa. Hal ini menyebablan Muktamar belum dapat mengambil keputusan secara pasti konsep mana yang harus diterima.

Untuk itu Muktamar menyerahkan kepada siding Tanwir (1951) supaya diteliti serta melihat Muhammadiyah jauh ke depan. Akhirnya siding Tanwir mengambil keputusan menerima konsep Ki Bagus Hadi Kusumo, dengan penyempurnaan susunan redaksionalnya. Sidang Tanwir kemudian menunjuk sebuah tim penyempurnaan yang terdiri dari Prof DR HAMKA, Prof. Mr.

Kasman Singodimejo, K.H Farid Ma’ruf dan Zein Djambek.

2. Latar Belakang Disusunnya Muqadimmah Anggaran Dasar

(6)

yang konkret. K.H. Ahmad Dahlan selalu berprinsip bahwa agama Islam adalah agama amal.

Pada awal perjuangan Muhammadiyah sikap seperti ini tidak mengaburkan penghayatan seseorangterhadap hakekat Muhammadiyah. Akan tetapi Muhammadiyah semakin berkembang luas serta anggota semakin bertambah banyak. Semua itu mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagasan dan ide yang menjadi landasan berpijak organisasi Muhammadiyah. Karena itu wajar bila akhimya terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya dorong K.H. Ahmad Dahlan dalam menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah.

2. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gelaja menurun, akibat terlalu mengejar kehidupan duniawi

Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi terus tumbuh dengan pesatnya, yang tidak henti-hentinya menyajikan hasil-hasil yang terus mengagetkan dan mencengangkan. Hasil-hasil industri terus membanjiri pasar konsumen, hasil-hasil teknologi membuat dunia menjadi sempit dan telanjang. Budaya luar, baik yang positif maupun yang negatif masuk tanpa dapat dibendung oleh kekuatan lahiriah apa pun juga, termasuk negara Indonesia.

Perkembangan dunia dan perubahan zaman seperti di atas dapat dinyatakan hampir seluruhnya mengarah kepada kehidupan duniawi, dan sedikit sekali yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani. Gejala semacam ini semakin hari semakin meningkat kadar kualitasnya. Bertitik tolak dari perkembangan semacam inilah tata nilai yang dianut oleh masyarakat sedikit demi sedikit mengalami pergeseran tata nilai, dari semula sangat menjunjung tinggi nilai-nilai ronani bergeser kepada semakin menonjolnya nilai-nilai keduniawian dan nilai material yang diprioritaskan. Tanda-tanda seperti di atas mulai terlinat pula dalam tata kehidupan keluarga Muhammadiyah.

3. Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar yang langsung atau tidak langsung berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah

Bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai perubahan dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan pula pengaruh cara berfikir, sikap hidup, falsafah lain yang masuk ke tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia. Berbagai pola berfikir, sikap hidup, atau pun alam pikiran yang datang dari luar, di samping memiliki nilai-nilai positif, tetapi juga terdapat nilai-nilai negatif yang menyertainya. Di sinilah arti penting rumusan resmi yang dapat dijadikan pegangan bagi keluarga besar Muhammadiyah dalam rangka mengantisipasi berbagai pengaruh negatif dari sekian banyak alam pikiran yang masuk ke Indonesia.

4. Dorongan disusunnya pembukaan UUD RI Tahun 1945

Saat menjelang propklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh-tokoh pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah Jepang dalam wadah “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (BPUPKI), yang

(7)

bertugas antara lain mempelajari Negara Indonesia Merdeka. Dan antara hal penting adalah terumuskannya “Piagam Jakarta” yang kelak dijadikan “Pembukaan UUD 1945” setelah diadakan perubahan dan penyempurnaan di dalamnya.

Pada saat merumuskan materi tersebut, para pemimpin menggerakkan bangsa tbat yang seru antara yang satu dengan yang lain, yang ditempuh demi mencari kebenaran.

Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo karena termasuk anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan Piagam Jakarta, sebab piagam ini akan memberikan gambaran kepada dunia luar atau kepada siapapun tentang. cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa Indonesia.

Ki Bagus Hadikusumo berfikir bahwa untuk menuju organisasi yang mapan- maka.perlu memiliki rumusan pedoman yang bisa digunakan acuan mencapai cita-citanya.

Setelah UUD 45 disusun, maka Muhammadiyah pun terdorong untuk menyusun AD/ART Muhammadiyah.

Perumusan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah baru berhasil dirumuskan pada periode Ki Bagus Hadi Kusumo (1942-1953). Hal ini berarti bahwa perumusan Muqaddimah baru dapat terlaksana dalam lima periode kepemimpinan dalam Persyarikatan Muhammadiyah, yaitu periode kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan, KH: Ibrahim, K.H.

Hisyam, dan K.H. Mansyur, serta Ki Bagus Hadi Kusumo.

3. Identitas dan Asas Muhammadiyah

Pada Anggaran Dasar Muhammadiyah, pembahasan mengenai identitas dan asas Muhammadiyah berada pada Bab II pada pasal 4 yang berisi :

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan As-Sunnah

2. Muhammadiyah berasas Islam.

Identitas dan asas Muhammadiyah adalah inti dari prinsip-prinsip dan tujuan organisasi Muhammadiyah. Ini merangkum karakteristik utama dan nilai-nilai yang mendasari organisasi tersebut.

Gerakan Islam: Muhammadiyah adalah sebuah gerakan yang berhubungan dengan Islam. Tujuan utamanya adalah mempromosikan dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Da'wah Amar Ma'ruf Nahi Munkar: Ini adalah prinsip dakwah yang mengacu pada

(8)

tajdid, yang berarti memperbarui dan menghidupkan kembali ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah (tradisi Nabi Muhammad).

Bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah: Muhammadiyah mengakui Al-Qur'an sebagai kitab suci dalam Islam dan As-Sunnah sebagai ajaran yang berasal dari Nabi Muhammad. Muhammadiyah merujuk pada Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai panduan utama dalam menjalankan kegiatan dan misinya.

Berasas Islam: Semua aktivitas dan prinsip organisasi ini didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Muhammadiyah adalah organisasi yang sepenuhnya mengakui Islam sebagai landasan dan orientasi utama dalam setiap aspek kegiatannya.

Dengan kata lain, identitas Muhammadiyah mencakup statusnya sebagai gerakan Islam, sedangkan asas Muhammadiyah mencakup prinsip-prinsip inti yang membimbing tujuan dan aktivitas organisasi ini dalam mempromosikan Islam dan nilai-nilai Islam dalam masyarakat.

4. Keanggotaan dan Keorganisasian Muhammadiyah

Pembahasan ini berada pada Bab IV hingga Bab VI yaitu:

Pasal 8 : Anggota serta Hak dan Kewajiban 1) Anggota Muhammadiyah terdiri atas:

2) Hak dan Kewajiban serta peraturan lain tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

Referensi

Dokumen terkait

Profitability does not affect the ISR disclosure, and profitability is not a guarantee that the firm will further increase Islamic social reporting

Case Study in PT Eurotruk Transindo By Melky Juni Doro Siburian 2-3115-017 MASTER’S DEGREE in BUSINESS ADMINISTRATION FACULTY OF BUSINESS ADMINISTRATION AND HUMANITIES SWISS