• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS (BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI)

N/A
N/A
Andi Putri Tenri Pakkua

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH KEWIRAUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS (BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS

(BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI)

OLEH :

NAMA : ANDI PUTRI TENRIPAKKUA STAMBUK : 031 2021 0191

KELAS : C5

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

(2)

PEMBAHASAN

Bidang usaha konstruksi merupakan salah satu sektor yang menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia karena dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menggairahkan sektor industri lain baikyang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan sektor tersebut termasuk sektor informal.Kontribusi penerimaan sektor konstruksi terhadap Penerimaan Domestik Bruto Republik Indonesia adalah sebesar 7.72% pada tahun 2007 dan besarnya persentase kontribusi mengalami peningkatankonstan menjadi sebesar 8.48% pada tahun 2008 dan sebesar 9.89% 3 pada tahun 2009.

Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.

Pengawasan Konstuksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahliyang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan. Pengguna Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap yang memerlukanlayanan jasa konstruksi. Penyedia jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha

tetap, yang kegiatan usahanyamenyediakan layanan jasa konstruksi baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi maupun sub-subnya. Nilai Kontrak Jasa Konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam satu kontrak jasa konstruksi secara keseluruhan.

Karakteristik Industri Jasa Konstruksi

Karakteristik jasa konstruksi adalah sangat spesifik sekali karena sifatnya sangat berbeda dengan jasaindustri-industri yang lain. Sifat spesifik tersebut ditandai oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Merupakan suatu bisnis dengan resiko yang sangat tinggi yang penuhdengan ketidak pastian dengan laba yang rendah.

(3)

2. Pasar sangat dikuasai oleh pembeli karena kepentingan pembeli sangat dilindungi

dengan adanya : konsultan pengawas, bank garansi, asuransi,prosedtir kompetisi dan adanya sangsi-sangsi penalti terhadap kontraktor,dilain pihak kepentingan kontraktor hampir tidak dilindungi sama,sekali.

3. Harga jual atau nilai kontrak bersifat sangat konservatif Sedangkanbiaya produksi mempunyai sifat yang sangat fluktuatif.

4. Standard mutu dan jadwal waktu pelaksanaan ditetapkan oleh pembeli.

5.Proses konstruksi yang selalu berubah akibat dari lokasi dan hasil karya perencanaan yang selalu berbeda karakteristiknya.

6.Reputasi dari kontraktor sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dari pembeli.

Peran Konsultan dalam Industri Konstruksi

Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa kepenasihatan (Consultancy Service) dalam bidang keahlian tertentu.

Dalambidang konstruksi, konsultan dibedakan menjadi dua macam yaitu KonsultanPerencana dan Konsultan Pengawas.

Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupaperorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Saatpelaksanaan pembangunan berlangsung, pihak konsultan perencana dapatmembuat jadwal pertemuan rutin dengan kontraktor untuk membahas hal-halyang mungkin perlu mendapat

(4)

pemecahan dari perencana, misalnya saataproval material atau pembuatan gambarshop drawing sebagai pedomanpelaksanaan proyek.

Peran Konsultan Perencana :

1.Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan.

2.Membuat gambar kerja pelaksanaan.

3.Membuat Rencana Kerja dan Syarat Pelaksanaan Bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan.

4.Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).

5.Memproyeksikan keinginan atau ide-ide pemilik ke dalam desainbangunan.

6.Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud diwujudkan.

7.Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadikegagalan

konstruksi.

Kontrak Kerja Konstruksi

Dalam pengadaan barang/jasa tidak terlepas dengan yang namanya kontrak. Begitupun juga dalam dunia jasa konstruksi yang lebih dikenal dengan sebutan "Kontrak Kerja

Konstruksi". Kontrak Kerja Konstruksi merupakan dokumen kontrak berisi persetujuan yang terikat aturan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang mana masing-masing pihak harus tunduk dengan kontrak yang telah dibuat.

(5)

Menurut pengaturannya, kontrak kerja konstruksi paling tidak mencakup pengaturan mengenai:

Para pihak, memuat secara jelas identitas para pihak;

Rumusan pekerjaan, memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan, harga satuan, lumsum, dan batasan waktu pelaksanaan;

Masa pertanggungan, memuat tentang jangka waktu pelaksanaan dan pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;

Hak dan kewajiban yang setara, memuat hak Pengguna Jasa untuk memperoleh hasil Jasa Konstruksi dan kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan, serta hak Penyedia Jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan layanan Jasa Konstruksi;

Penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat kewajiban mempekerjakan tenaga kerja konstruksi bersertifikat;

Cara pembayaran, memuat ketentuan tentang kewajiban Pengguna Jasa dalam melakukan pembayaran hasil layanan Jasa Konstruksi, termasuk di dalamnya jaminan atas pembayaran;

Wanprestasi, memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan;

Penyelesaian perselisihan, memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan;

Pemutusan Kontrak Kerja Konstruksi, memuat ketentuan tentang pemutusan Kontrak Kerja Konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak;

Keadaan memaksa, memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak yang menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak;

Kegagalan Bangunan, memuat ketentuan tentang kewajiban Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa atas Kegagalan Bangunan dan jangka waktu pertanggungjawaban Kegagalan Bangunan;

Pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial;

(6)

Pelindungan terhadap pihak ketiga selain para pihak dan pekerja, memuat kewajiban para pihak dalam hal terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian atau menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian;

Aspek lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan tentang lingkungan;

Jaminan atas risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau akibat dari Kegagalan Bangunan; dan

Pilihan penyelesaian sengketa konstruksi.

Referensi

Dokumen terkait