• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN ANALISIS ZONASI: PULAU RAJA AMPAT

N/A
N/A
Abdul Ajis

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN ANALISIS ZONASI: PULAU RAJA AMPAT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN ANALISIS ZONASI PULAU RAJA AMPAT

Dosen Pengampu : Mertiara Ratih Terry Laksani, M.Sc

Oleh kelompok 1 :

Anisa Anggraini 210351100021 Muhammad Ilham Ainalyaqin 210351100045 Moh Fuji Andiyanto 210351100073

Ananda Wahyuni 210351100079

Zeni Sara Vivian Br.Nababan 210351100039

Abdul Ajis 210351100041

Diva Ayu Cahyaningtyas 210351100051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2023

(2)

1.Latar Belakang

Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) Raja Ampat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat No. 27 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Raja Ampat dan dijabarkan melalui Peraturan Bupati Raja Ampat No. 5 Tahun 2009 tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Raja Ampat. Dalam peraturan ini disebutkan kawasan konservasi tersebut meliputi Kepulauan Ayau-Asia, Kawe, Selat Dampier, Teluk Mayalibit, Kepulauan Kofiau-Boo dan Misool Timur Selatan. Selain itu juga disebutkan pengelolaan kawasan konservasi ini dilakukan melalui rencana pengelolaan dan zonasi, secara kolaboratif dengan melibatkan masyarakat setempat serta sistem jejaring karena terdapat keterkaitan antara satu kawasan dengan kawasan lainnya.

Penamaan atau jenis KKP3K Raja Ampat mengacu pada UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yaitu Taman Pulau-Pulau Kecil Daerah (KKP) Raja Ampat. KKP Raja Ampat terdiri dari 5 (lima) wilayah pengelolaan, yaitu Wilayah I Ayau Asia, Wilayah II Teluk Mayalibit, Wilayah III Selat Dampier, Wilayah IV Kofiau dan Wilayah V Misool serta 1 Wilayah KKPN Kawe dengan pengelolaan secara Kolaboratif. Selanjutnya, KKP atas inisiatif daerah tersebut melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Republik Indonesia Nomor 36/Kepmen- KP/2014 ditetapkan sebagai Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Raja Ampat, Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Penetapan oleh Menteri KP lebih didasarkan pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang perikanan dan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2007.

Upaya konservasi di Raja Ampat terus dikembangkan terutama kualitas pengelolaan kawasan, spesies dan penambahan luas kawasan konservasinya.

Selama tiga tahun belakangan ini, perluasan kawasan konservasi dilakukan dengan menambah perairan Kepulauan Fam sebagai area VI yang menjadi satu kesatuan pengelolaan dengan area konservasi lain di Taman Wisata Perairan Kepulauan Raja Ampat. Keberadaan perairan kepulauan Fam dalam mendukung pelindungan potensi sumberdaya alam dan keaneragaman hayati menjadi alasan utama memasukan area ini dalam satu kesatuan jejaring konservasi di Raja Ampat. Selain itu juga ada penambahan perairan kampung kalwal di Salawati Barat yang masuk ke dalam area

(3)

III Selat Dampier, hal ini didasarkan usulan dari masyarakat mengingat potensi sumberdaya pesisir dan laut di sekitar kampung ini telah mengalami eksploitasi secara massif dan adanya habitat pantai peneluran penyu.

2. Penilaian Kriteria

kreteria pulau

Teluk Mayalibit

Kepulauan Misool

Pulau Kofiau Selat Dampier

Pulau Ayau Asia 1.1 keragaman

hayat

a. Ekosistem 2 2 2 1 2

b.jenis karang - 1 3 2 1

c.jenis ikan karang - 1 3 2 1

d.jenis rumput laut 3 3 1 - 3

e.jenis bhentos 1 3 1 - 1

f.jenis lamun 1 1 1 - -

g.jenis mangrove 3 1 3 - -

1.2 Kealamian Pulau

a.kondisi terumbu karang

2 2 1 - 1

b.Keunikan atau kelangkaan jenis

2 2 2 2 -

c.Kerentanan pulau 1 1 - - 2

d.Keterkaitan pulau - 1 3 3 3

Total nilai 15 18 20 10 14

II.EKONOMI

II.1 spesies penting 2 3 2 1 2

II.2 Kepentingan perikanan

1 1 1 1 2

II.Bentuk ancaman 1 1 1 1 -

II.4 Parawisata 2 2 2 1 2

Total nilai 6 7 6 4 6

Total nilai I dan II 21 25 26 14 20

Persentase dari nilai total (87)

24 29 30 17 23

3. Perhitungan

Rumus: NK= (TDS/TSS)×100 Keterangan:

NK= Nilai Kelayakan

TDS= Total Skor yang diperoleh TSS= Total Skor Keseluruhan

(4)

a. Teluk Mayalibit Diket: TDS:21

TSS:106 Ditanya: NK?

Jawab: NK= 21/106 ×100

= 20%

Jadi,Teluk Mayalibit memiliki nilai kelayakan 20% sehingga zonasi kawasan konservasi dalam kategori zona pemanfaatan khusus.

b. Kepulauan Misool Diket: TDS: 25

TSS:106 Ditanya:NK?

Jawab: NK=25/106×100

= 24%

Jadi,Kepulauan Misool memiliki nilai kelayakan 24% sehingga zonasi kawasan konservasi dalam kategori zona pemanfaatan khusus.

c. Pulau Kofiau Diket: TDS: 26

TSS: 106 Ditanya: NK?

Jawab: NK=26/106×100

= 25%

Jadi,Pulau Kofiau memiliki nilai kelayakan 24% sehingga zonasi kawasan konservasi dalam kategori zona pemanfaatan khusus.

d. Selat Dampier Diket: TDS: 14

TSS:106 Ditanya:NK?

Jawab: NK=14/106×100

= 13%

Jadi,Selat Dampier memiliki nilai kelayakan 13% sehingga zonasi kawasan konservasi dalam kategori zona pemanfaatan khusus.

(5)

e. Pulau Ayau Asia Diket: TDS: 20

TSS: 106 Ditanya: NK?

Jawab: NK=20/106×100

=19%

Jadi,Pulau Kofiau m emiliki nilai kelayakan 24% sehingga zonasi kawasan konservasi dalam kategori zona pemanfaatan khusus.

4. Hasil dan Pembahasan

TELUK MAYAL A. Ekologi

1. Keanekaragaman ekologi

a. Ekosistem : hutan mangrove, lamun (sea grass) dan terumbu karang b. Jenis mangrove : Acanthus ebracteatus Acanthaceae, Acrostichum

speciosum, Aegiceras corniculatum, Allophyllus cobbe, Alyxia floribunda, Aphanamixis polystachya, Arcangelisia flava, Artocarpus teijsmannii, Avicennia marina, Avicennia officinalis, Barringtonia asiatica,

Barringtonia racemosa, Brownlowia argentata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Caesalpinia bonduc, Caesalpinia crista,

Calophyllum inophyllum, Camptostemon schultzii, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Clerodendrum inerme, Cyathea sp., Cynometra ramiflora, Dalbergia candenatensis, Derris elegans, Derris trifoliate, Diospyros cauliflora, Dolichandrone spathacea, Excoecaria agallocha, Fagraea racemosa, Finlaysonia obovata, Flagellaria indica, Helmintostachys ceylanica, Heritiera littoralis, Hernandia ovigera, Hibiscus tiliaceus, Hoya lacunose, Hydnophytum moseleyanum, Inocarpus fagiferus, Intsia bijuga, Ipomoea gracilis, Lumnitzera littorea, Mapania macrocephala, Pandanus tectorius Pandanaceae, Pleomele angustifolia, Pongamia pinnata dan Premna obtusifolia.

c. Jenis ikan karang :

(6)

d. Jenis rumput laut : Eucheuma cottoni dan Gracillaria

e. Jenis benthos : terdapat 3 taksa yakni Mollusca, Crustacea dan Arthropoda

f. Jenis lamun : Enhalus acoroides, Thallassia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule univervis, Halophilia ovalis dan Syringodium iseotifolium.

2. Kealamian

a. Kondisi terumbu karang : presentaae penutupan karang hdup berkisar antara 0-70% dengan rata-rata tutupan 8,82%. Presentase penutupan karang mati adalah 21,39% dan presentase penutupan karang pasir dan patahan karang masing-masing adalah 26,85% dan 9,50%.

b. Keunikan atau kelangkaan jenis : Disekitar mulut teluk dapat djumpai paus dan lumba-lumba yang meliputi paus sperma (Physeter macrochepalus), paus pembunuh (Orcinus orca), lumba-lumba hidung botol umum

(Tursiops truncates), lumba-lumba hidung botol indopasifik (Tursiops aduncus), paus pembunuh palsu (Pseudorca crassidens),lumba-lumba spinner (Stenella longirostris), lumba-lumba risso (Grampus griseus), lumba-lumba bengkok (Sousa chinensis) dan dugong. Daerah peneluran ikan lema atau kembung (Restrelliger kanagurta) dan seabagai daerah penghasil ikan lema di Raja Ampat.

c. Kerentanan pulau : kawasan konservasi Teluk Mayalibit memiliki kondii mlut teluk yang sempit menyebabkan cenderung rentan terhadap kerusakan, baik kerusakan diperairannya maupun kerusakan di lahan sekitarnya. Selain itu pada musim tertentu juga dapat terjadi ledakan alga (blooming alga) yang mengakibatkan ikan banyak yang mengalami kematian.

d. Keterkaitan pulau : B. Ekonomi

1. Spesies penting : memiliki potensi sebagai tempat pembesaran ikan bernilai ekonomis, disekitar mulut teluk dapat djumpai paus dan lumba-lumba, habitat utama ikan lema atau kembung, penghasil kepiting bakau dan penghasil anak udang atau Kasia.

2. Kepentingan perikanan : Teluk Mayalibit sangat berpotensi sebagai tempat pembesaran ikan ekonomis penting seperti tenggiri (Scrombiddae), samandar

(7)

(Sigandae), udang, bubara (Carangidae), kakap (Lutjanidae) dan kepiting bakau. Komoditas utama Teluk Mayalibit adalah ikan lema atau kembung (Restrelliger sp.) dan juga udang ebi.

3. Bentuk ancaman : pembukaan lahan dengan mengkonversi tutupan hutan di area sekitar teluk, sehingga dapat menyebabkan sedimentasi dan

penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.

4. Pariwisata : Menjadi destinasi penyelaman, titik penyelaman pada mulut teluk dengan tipe penyelaman mengikuti arus (drift dive) dan penyelaman air keruh (muck dive).

KEPULAUAN MISOOL 1. Ekologi

A.ekosistem:mangrove,lamun,tutupan karang

B.jenis karang: Dominasi famili karang yang berada di kawasan Misool Selatan adalah Acroporidae, Pocillopridae, dan Poritidae

C.jenis ikan karang: acanthurus aurantivacus

D.jenis rumput laut: 29 jenis,9 jenis terdiri dari (rhodophyta),6jenis(cholophyta),4 jenis(phaeophyta),(tinggi)

E.spesies lamun:jenis lamun Thalassia hemprichii, Enhalus acroroides, dan Cymodocea serrulata. Di lokasi Gamta banyak di tumbuhi lamun jenis

Enhalus acroroides Yang tersebar hidupnya berkelompok- kelompok dan tidak merata. Tumbuh subur pada jarak 50-200 m dari garis Pantai, dan berbatasan dengan wilayah daerah terumbu karang.

F.bhentos:ditemukan 699 jenis hewan lunak (jenis molusca) yang terdiri atas 530 Siputsiputan (gastropoda), 159 kekerangan (bivalva), 2 scaphoda, 5 cumi-cumian (cephalopoda), Dan 3 chiton.

G.jenis mangrove: Jenis mangrove yang tumbuh di pesisir pantai adalah jenis Rhizophora sp. Dan Avisenia sp

2.kealamian

(8)

A.Kondisi terumbu karang:sehat,dengan karang hidup sebesar 38.6%,).Terumbu karang di perairan Misool Selatan memiliki persentase tutupan >50% dengan artian kondisi terumbu Karang di perairan Misool Selatan berada dalam kondisi baik dan tidak memiliki abrasi pantai

B.keunikan atau kelangkaan jenis: terdapat 2 komponen yaitu (1):sebagai habitat satwa bagi burung dan ikan hiu (4)memiliki spesies langka yang di lindungi yaitu ikan hiu manta,penyu,ikan paus,lumba lumba,dan duyung.

C.kerentanan pulau: berpenduduk

Keterkaitan pulau: (rendah) pulau tidak dari gugus pulau B. Ekonomi

Spesies penting:Banyak jenis biota ekonomis penting yang hidup di perairan

pantai.biota ekonomis penting yang hidup di perairan pantai. Biota-biota laut tersebut memilik nilai ekonomis yang Berbeda-beda, nilai ekonomis tersebut juga di

pengaruhi Oleh nilai gizi dan kandungan pada biota tersebut. Semakin Besar nilai ekonomis semakin besar pula nilai gizi dan Kandungan senyawanya,seperti ikan hiu dan pari manta,burung cendrawasi,penyu,ikan raja laut dan ikan hias.

Kepentingan perikanan:Kawasan Misool Utara diarahkan menjadi pusat produksi dan industri pengolahan kelapa dan hasil Perikanan. Kawasan Waigama-Salafen sebagai Kawasan prioritas di Misool Utara ditetapkan sebagai Pusat pengumpulan dan industri pengolahan kelapa dan perikanan menjadi produk-produk unggulan kawasan. Kampung-kampung lain di Misool Utara Menjadi pusat produksi pertanian dan perikanan yang Memasok bahan baku bagi pusat industri. Selain menjadi pusat pengumpulan dan industri pengolahan, kawasan Waigama-Salafen juga menjadi pusat Pendidikan dan pelatihan bidang pertanian.

Bentuk ancaman: Kekayaan keanekaragaman hayati di Raja Ampat telah membuat dirinya memiliki tingkat ancaman yang tinggi pula. Hal itu bisa dilihat dari kerusakan terumbu karang dan hutan. Kerusakan terumbu karang umumnya adalah karena aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti bom, sianida dan akar bore (cairan dari olahan akar sejenis pohon untuk meracun ikan).

(9)

Parawisata: pariwisata di Kapulauan Misool Kabupaten Raja Ampat membuat masyarakatnya Ikut berpartisipasi sebagai pemandu wisata (tour guide), begitupun dengan Masyarakat di kampung Yellu Distrik Misool Selatan Kabupaten Raja Ampat, Yang memilih pemandu wisata (tour guide) sebagai salah satu mata pencaharian.

Hal tersebut berdampak bagi anak-anak di kampung Yellu, dimana banyak anak- anak usia sekolah yang lebih memilih menjadi pemandu wisata daripada

Bersekolah. Di daerah ini terdapat 12 homestay yang dipergunakan oleh wisatawan yang berkunjung.

KEPULAUAN KOFIAU A. Ekologi

1. keanekaragaman ekologi a. Ekosistem

-mangrove -terumbu karang -laguna

b. jenis Mangrove

ebracteatus, B. Gymnorrhiza, B. Sexangula, C. Tagal, H. Littoralis, N. Fruticans, R.

Apiculata, R. Mucronata, S.alba, X granatum dan X.moluccensis.

c. Jenis karang -Acropora Elegantula -Galaxea Fascicularis

-Lobophyllia Corymbosa, dll.

Total 292 jenis d. jenis ikan karang -Acanthuridae

(10)

-Scaridae -Siganidae

-Epinephelus, dll.

Total ada 950 jenis ikan terumbu karang d. Jenis rumput laut

-Kappaphycus alvarezii e. Jenis bentos:

terdiri dari tiga filum, yaitu Molusca, Arthropodo, dan Crustacea.

f. jenis lamun -Enhalus acoroides 2. Kealamian

a. kondisi terumbu karang

Kondisi terumbu karang di KKPD Kepulauan Kofiau-Boo tahun 2021 dalam kondisi yang sehat. Data hasil pemantauan tahun 2021, menunjukkan tutupan yang paling besar adalah tutupan hard Coral atau karang keras hidup (32,6%), kemudian rubble atau patahan karang (23,9%), soft coral atau karang lunak (13,6%), other alga atau alga lain (4,3%). Sedangkan bleached coral atau karang memutih dan Crustose Coraline Algae (CCA) memiliki tutupan yang relatif kecil yaitu kurang dari 1%.

b. keunikan atau kelangkaan jenis:

Di kawasan hutan Pulau Kofiau hidup dua jenis burung endemik yaitu Kofiau Kahicap dan Cekakak Pita Kofiau.

c. bentuk ancaman

• Aktivitas nelayan asal luar Kofiau, diketahui nelayan asal luar Kofiau walaupun jumlahnya sedikit (26%), tetapi mengambil jumlah hasil yang besar (80%) jika dibandingkan dengan nelayan Kofiau.

(11)

• Penggunaan bom sebagai alat tangkap ikan diduga masih terjadi walaupun dalam jumlah dan intensitas yang sangat rendah. Hal ini didukung dengan temuan adanya rubble atau patahan karang yang baru pada saat pemantauan. Tim juga menemukan karang meja yang terbalik yang diduga akibat aktivitas manusia.

•Sampah plastik yang terapung maupun tenggelam dan tersangkut di terumbu karang masih ditemukan di beberapa lokasi pemantauan.

d. keterkaitan pulau

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Kofiau-Boo terletak di ujung barat Raja Ampat, dengan luasan sebesar 148,979 hektar. Kawasan ini memiliki 44 pulau kecil, dan terbagi menjadi dua kepulauan, yaitu Kepulauan Kofiau di bagian timur dan Boo di sebelah barat, dan secara administratif hanya terdiri dari satu distrik, yaitu Distrik Kofiau.

B. Ekonomi a. Spesies penting

Spesies seperti Napoleon (Cheilinus undulatus), Kaibam atau Kakatua besar (Bolbometopon muricatum), dan ikan hiu karang baik blacktip reef shark (Carcharihinus melanopterus) dan Whitetip reef Shark (Trienodon obesus) sebagai predator puncak di ekosistem terumbu karang dan biota dilindungi seperti penyu hijau dan penyu sisik juga masih banyak ditemukan selama pemantauan. Selain itu ditemukan juga bayi dugong (Dugong dugon) dan pari manta (Manta alfredi) di perairan Kepulauan Kofiau-Boo pada saat menuju ke lokasi pemantauan. Ikan-ikan dalam jumlah yang banyak (schooling) masih ditemukan, seperti Ikan Kaibam/Kakatua besar atau Bumphead Parrotfish (Bolbometopon muricatum), Kakap (Lutjanus gibbus), dan Ikan Oci (Caesio sp.)

b. Kepentingan perikanan

Kepentingan perikanan dibedakan menjadi zonasi yang dikelompokan menjadi dua yaitu zona pemanfaatan dan zona larang tangkap

c. Bentuk ancaman

(12)

Pengguna bom, terdapat sampah plastik, dan adanya aktivitas nelayan yang berasal dari luar Kofiau.

d. Pariwisata

Perairan di sekitar Pulau Kofiau dijadikan sebagai tempat pariwisata laut dan olahraga air berupa selam bebas dan selancar, serta dengan permukaan tanah di pesisir Pulau Kofiau yang berupa pasir putih.

SELAT DAMPIER A. Ekologi

1. Keanekaragaman Ekologi a. Ekosistem

-terumbu karang b. jenis karang

a. genus Pocillopora, b. Porites,

c. Seriatopora, d. Montipora, e. Stylophora f. Goniastrea

d. jenis ikan karang -Acanthuridae -Siganidae -Scaridae 2. Kealamian

(13)

a. kondisi terumbu karang secara umum kondisi terumbu karang dalam kondisi sehat dengan indikasi tidak ditemukan pemutihan karang (coral bleaching) secara massal, sangat sedikit ditemukam penyakit karang, tidak ditemukan patahan karang (rubble) yang baru akibat bom atau aktixfitas merusak lainnya. Jenis karang lunak jenis xenia overgrowth mendominasi pada lokasi sagawin dan sponge overgrowth di Batanta Selatan/Yenanas

b. keunikan atau kelangkaan jenis:

Di kawasan selat dampier terdapat dua spesies pari manta c. bentuk ancaman

• Perusakan terumbu karang, Penggunaan bom sebagai alat tangkap ikan diduga masih terjadi walaupun dalam jumlah dan intensitas yang sangat rendah. Hal ini didukung dengan temuan adanya rubble atau patahan karang yang baru pada saat pemantauan. Tim juga menemukan karang meja yang terbalik yang diduga akibat aktivitas manusia.

d. Keterkaitan pulau

Perairan Selat Dampier memisahkan Pulau Batanta dengan Pulau Wagieo. Perairan KKP ini menjadi salah satu pintu gerbang timur masuknya massa air dari pasifik yang akan menuju ke Samudera Hindia. Perairan selat ini memiliki arus yang kuat yang menyebabkan fenomena up welling air dingin. Adanya fenomena upwelling yang berupa pengadukan massa air yang berbeda suhu dan membawa nutrient yang kaya yang dibutuhkan bagi biota laut dan karang untuk membentuk terumbu.

Hal ini wajar jika kawasan KKP ini memiliki biodiveristas ikan dan karang sangat tinggi. Selain itu,perairan KKP Selat Dampier menjadi koridor migrasi utama cetacean di wilayah Raja Ampat. Adanya upwelling yang menyediakan nutrient bagi perairan yang dibutuhkan bagi biota untuk tumbuh dan kembang. Di lokasi tersebut ikan mendapat suplai makanan (feeding ground), melakukan pengasuhan anak-anak ikan (nursery ground), dan mungkin sebagai zona untuk pemijahan juga (spawning ground)

B. Ekonomi a. Spesies penting

(14)

habitat penting bagi ikan-ikan karang seperti kerapu dan kakap dan napoleon, serta ikan-ikan pelagis seperti ikan bubara, tenggiri, dan cakalang. Mamalia laut sepertin paus dan lumba-lumba juga ada di zona ini. Spesies penting lainnya adalah penyu dan hiu karang dan pari manta juga terdapat di zona ini.

b. Kepentingan perikanan

Kepentingan perikanan dibedakan menjadi zonasi yang dikelompokan menjadi 3 y6aitu zona inti, perikanan berkerlanjutan, dan zona pemanfaatan

c. Bentuk ancaman Pengguna bom.

d. Pariwisata

penurunan biomassa ikan di KKPD Selat Dampier diduga berkaitan erat dengan penurunan kunjungan wisatawan ke KKPD Selat Dampier akibat pandemi Covid-19, sehingga menyebabkan beralihnya pekerjaan masyarakat dari sektor pariwisata menjadi nelayan penangkap ikan. Walaupun perlu dianalisa lebih lanjut, tetapi kondisi ini diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan biomassa ikan di KKPD Selat Dampier.

PULAU AYAU ASIA A. KRITERIA EKOLOGI A. Keanekaragaman hayati

1. Ekosistem (sedang, 2 ekosistem): Terumbu karang, makroalga 2. life form karang (rendah, 1>5 jenis): Acropora

3. spesies ikan karang (rendah 11>60 jenis): Kerapu saiseng, kerapu macan, ikan napoleon, Kakap, Hiu, Baronang, Lalosi, Kulit Pasir, Kakatua, ikan kembung, ikan pogo jenis yellowfin triggerfish

4. jenis rumput laut: Hallimeda

5. jenis bentos: Drupella, Gastropoda, Insonem (cacing laut) 6. jenis lamun: -

(15)

7. Jenis mangrove: -

B. Kealamian

1. tutupan karang: 37% (rendah >50%) 2. kondisi abrasi pantai: -

C. keunikan pulau (sedang, memiliki 2 komponen) 1. habitat penyu, pari manta, mamalia

2. memiliki spesies langka yaitu ikan napoleon yang dilindungi dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 37 Tahun 2013

D. Kerentaan Pulau

1. Status Pulau (Rendah): berpenduduk

2. Keterbukaan terhadap samudra pasifik (rendah): bebatasan dengan negara Palau di samudra pasifik

E. Keterkaitan Pulau (Tinggi, >3 Pulau dalam gugusan)

Pulau Ayau Asia terdiri dari beberapa gugusan pulau-pulau kecil yaitu 1. Ayau besar (Pulau-pulau meobekwan, rutum, reni, abidon, dll(

2. Ayau kecil (Aya, urbabo, dll) 4. Asia utara (Pulau Fani, Igi, Miarin)

B. EKONOMI

A. Spesies Penting (sedang, memenuhi 3 komponen)

1. terdapat ikan pelagis penting ( bubara, tongkol dan kembung atau selar) 2. terdapat banyak ikan karang (ikan hias napoleon salah satunya)

(16)

3. terdapat moluska penting (seperti siput, gurita)

B. Kepentingan Perikanan (sedang,memenuhi 3 kriteria)

1. daerah penangkapan ikan pelagis (Tuna, Cakalang, Tongkol, Bubara, Oci) 2. daerah penangkapan ikan (ikan napoleon, kerapu, kakap, kakatua)

3. daerah penangkapan gurita C. Bentuk Ancaman

-

D. Pariwisata (Sedang, terdapat 2 komponen)

1. Terdapat Wisata bahari (menyelam menikmati terumbu karang) 2. Terdapat wisata pantai (wisatawan berkunjung ke wilayah pasir putih)

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi Tutupan Terumbu Karang, Tingkat Prevalensi Penyakit Serta Gangguan Kesehatan pada Berbagai Lifeforms Karang di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu - Annisa Rizqia, Sunarto, karang