• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH LAPORAN OBSERVASI SARUNG TENUN

N/A
N/A
riza abdi

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH LAPORAN OBSERVASI SARUNG TENUN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAKALAH LAPORAN OBSERVASI SARUNG TENUN

DIBUAT OLEH : 1. Raisa Ardelia Arafat 2. Khanza Kairana T.

3. Muhammad Kevin Raynaldi

SD YPI DARUSSALAM CERME TAHUN PELAJARAN 2023/2024

(2)

2

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur, makalah ini hadir sebagai hasil dari kegiatan observasi produk sarung tenun oleh siswa-siswi kelas V SD YPI Darussalam Cerme yang diselenggarakan pada hari Jumat, 15 Desember 2023 bertempat di Desa Karangan di pabrik sarung tenun milik Bapak Abdul Waris dan Ibu Hj. Kamariyah. Yang mana tentunya setelah menjalani proses observasi ini menambah cakrawala pengetahuan kami mengenai proses pembuatan sarung tenun itu sendiri.

Tradisi tenun tidak hanya mencakup kegiatan teknis semata, tetapi juga menceritakan kisah panjang tentang warisan budaya yang hidup dan berkembang. Proses observasi ini menciptakan kesempatan untuk merenung atas kekayaan kultural yang telah diwariskan melalui karya seni yang halus, termasuk dalam pembuatan sarung tenun.

Dengan penuh keyakinan, makalah ini berusaha untuk merangkai kisah ini, menghadirkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang keindahan setiap serat dan benang yang terjalin.

Tuntasnya makalah ini menjadi sebuah pencapaian bersama. Ucapan terima kasih tak terhingga kepada para narasumber yang dengan sukarela berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka, begitu juga kepada guru-guru dan pembimbing yang memberikan bimbingan yang berharga, mendorong kami untuk terus menggali lebih dalam.

Sembari merasa bersyukur atas penyelesaian makalah ini, harapan kami adalah agar makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang ingin lebih memahami dan mengapresiasi seni tenun. Semoga setiap kata yang terpilih dapat membangkitkan rasa kekaguman terhadap keindahan yang tersembunyi di setiap benang, sekaligus mendorong kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya ini.

Gresik, 17 Desember 2023

Penulis

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

A. Latar belakang ... 4

B. Tujuan Observasi ... 5

C. Manfaat Observasi ... 5

BAB II ... 6

ISI ... 6

A. Teori ... 6

B. Alat dan bahan ... 6

C. Langkah-langkah pembuatan sarung tenun ... 8

BAB III ... 10

PENUTUP ... 10

A. Kesimpulan ... 10

B. Kritik dan Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 12

LAMPIRAN ... 13

(4)

4 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sarung tenun merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia. Sarung tenun, yang dikenal sebagai kain tradisional yang dihasilkan melalui teknik tenun, memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Sarung tenun memiliki sejarah panjang yang dapat ditelusuri hingga zaman kuno. Tenun telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak masa pra-sejarah. Pada awalnya, tenun digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan ritual.

Seiring dengan perkembangan kerajaan-kerajaan di Nusantara, seni tenun mengalami pengaruh budaya yang kaya. Setiap kerajaan memiliki motif dan corak khas dalam pembuatan sarung tenunnya, menciptakan keragaman seni tenun yang mempesona.

Selain sebagai pakaian sehari-hari, sarung tenun juga memiliki fungsi seremonial dan simbolis. Dalam berbagai acara adat, ritual, dan upacara keagamaan, penggunaan sarung tenun sering kali menjadi bagian penting untuk menyampaikan makna dan status sosial.

Seiring dengan masuknya Islam ke Indonesia, seni tenun mengalami perkembangan yang signifikan. Motif-motif Islam dan arabesque mulai terlihat dalam desain sarung tenun. Meskipun demikian, keberagaman motif dari berbagai daerah tetap memperkaya seni tenun Indonesia.

Pada masa kolonial, terutama pada era penjajahan Belanda, seni tenun menghadapi perubahan dalam teknik pembuatan dan motif yang mencerminkan pengaruh Eropa. Namun, tetap terlihat keuletan masyarakat dalam mempertahankan warisan budaya tradisional mereka.

Di era modern, seni tenun tidak hanya dipertahankan tetapi juga menjadi inspirasi bagi para perancang busana dan seniman. Banyak desainer dan seniman

(5)

5

Indonesia yang menggunakan sarung tenun sebagai medium ekspresi kreatif mereka.

Kesadaran akan pentingnya pelestarian seni tenun semakin meningkat.

Banyak program dan inisiatif yang diluncurkan untuk mendukung para pengrajin dan mempromosikan sarung tenun sebagai warisan budaya yang bernilai.

Dengan warisan sejarahnya yang kaya dan mendalam, sarung tenun tetap menjadi lambang keberagaman budaya dan keterampilan tenun yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sarung tenun Indonesia bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga karya seni yang menggambarkan keindahan dan kekayaan budaya bangsa.

B. Tujuan Observasi 1. Tujuan umum

Untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang setiap tahap dalam proses pembuatan sarung tenun

2. Tujuan Khusus

2.1 Mengamati dan mendokumentasikan secara detail setiap langkah, mulai dari persiapan bahan hingga tahap finishing.

2.2 Mengamati dan menganalisis motif-motif, warna, dan desain yang memiliki makna simbolis atau historis dalam konteks budaya setempat.

2.3 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau pendidikan untuk meningkatkan keterampilan tenun dan pengelolaan bisnis.

C. Manfaat Observasi 1. Manfaat Akademik

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan literatur mengenai proses pembuatan sarung tenun

2. Manfaat Praktis

2.1 Memberikan konstribusi ilmiah dalam upaya pengembangan dan pelestarian warisan budaya

2.2 Memberikan informasi terkait dengan proses pembuatan sarung tenun yang memiliki manfaat untuk kepentingan bisnis

(6)

6 BAB II

ISI

A. Teori

Tenun adalah sebuah proses menenun dengan bahan dasar benang yang digambungkan secara memanjang dan melintang kemudian setelah melewati beberapa tahapan akan menghasilakan sebuah kain tenun. Untuk mengolah dari sehelai demi sehelai benang dan kemudian menjadi kain tenun membutuhkan beberapa tahapan proses yang harus diperhatikan dan membutuhkan lebih dari satu ruang karena harus melewati beberapa proses tahapan yang memiliki tingkatan kesulitan yang berbeda-beda.

Kata tenun berasal dari kata textere (bahasa Latin) yang berarti menenun.

Kata tersebut kemudian menjadi dasar dari kata dalam bahasa Inggris textile dan kata dalam bahasa Indonesia tekstil Menenun merupakan perjalanan atau proses pengolahan bahan baku yang diolah dan melalui beberapa tahap sebelum menjadi sebelum manjadi kain tenun.

Tenun merupakan istilah yang digunakan untuk membedakan kain tenun dengan kain lainya seperti kain rajut, kain kampa, dan lain sebagainya. Sebenarnya tenun merupakan teknik yang digunakan untuk menghasilkan suatu kain yaitu kain tenun, teknik menenun dilakukan dengan cara memanjang dan melintang yang dilakukan secara berulang hingga menjadi suatu motif kain tenun. karena perkembangan jaman teknik yang digunakan untuk membuat kain tenun sangtlahlah beragam mulai dari teknik ikat pakan, teknik ikat lusi, teknik ikat doble serta dibantu beragam alat yang digunakan untuk menenun.

B. Alat dan bahan

Pembuatan sarung tenun melibatkan penggunaan alat dan bahan tertentu.

Sementara selama proses observasi berlangsung kami mendapati di pabrik sarung tenun milik Bapak Abdul Waris dan Ibu Hj. Kamariyah hanya menggunakan seperangkat tenun, teropong palet dan benang, berikut adalah beberapa alat dan bahan yang umumnya digunakan dalam proses pembuatan sarung tenun:

(7)

7 Alat:

1. Mesin Tenun: Alat utama yang digunakan untuk menenun benang menjadi kain. Mesin tenun dapat bervariasi dari mesin tradisional hingga mesin otomatis modern.

2. Loom (Alat Tenun): Bagian dari mesin tenun yang digunakan untuk mengarahkan benang dan membentuk pola atau desain di dalam kain.

3. Alat Pengukur (Meteran atau Ruler): Digunakan untuk mengukur panjang dan lebar kain dengan presisi selama proses tenun.

4. Kumpi (Gulungan Kayu): Digunakan untuk membentangkan dan menjaga ketegangan benang pada mesin tenun.

5. Alat Potong (Gunting atau Pisau): Digunakan untuk memotong benang atau kain sesuai dengan kebutuhan desain dan panjang yang diinginkan.

6. Alat Pembantu Desain: Seperti karton, gambar pola, atau panduan desain lainnya untuk membantu pengrajin dalam membuat pola dan motif pada sarung.

Bahan:

1. Benang: Bahan dasar dalam pembuatan sarung tenun. Dapat berupa benang kapas, sutra, atau serat alami lainnya. Warna dan kualitas benang dapat mempengaruhi hasil akhir dari sarung tenun.

2. Pigmen atau Pewarna: Digunakan untuk memberikan warna pada benang atau kain. Pewarna alami atau pewarna kimia dapat digunakan tergantung pada tradisi dan preferensi pengrajin.

3. Material Dasar (Kapas, Sutra, atau Serat Alami Lainnya): Untuk membuat benang atau serat yang akan diolah menjadi sarung tenun. Kapas adalah bahan umum, tetapi juga bisa menggunakan sutra atau serat alami lainnya.

4. Peluntur (Cairan Pembersih): Digunakan untuk menghilangkan sisa lilin atau substansi lain yang mungkin ada pada benang setelah proses pewarnaan.

5. Bahan Tambahan (Emas atau Perak untuk Versi Mewah): Beberapa sarung tenun mewah mungkin menggunakan benang emas atau perak sebagai elemen tambahan untuk meningkatkan keindahan dan nilai artistik.

(8)

8

6. Material Pendukung (Pengisi atau Penambah Kekekalan): Misalnya, bahan- bahan yang dapat meningkatkan kekuatan, kekekalan, atau kelembutan kain seperti amilum atau bahan pendukung lainnya.

7. Lapisan Penyokong (Pellon atau Interlining): Digunakan untuk memberikan struktur tambahan pada sarung, terutama pada bagian yang memerlukan kekakuan atau daya tahan ekstra.

8. Paku (Jepitan): Digunakan untuk memperbaiki atau menstabilkan benang selama proses tenun.

Setiap daerah atau komunitas mungkin memiliki varian alat dan bahan yang digunakan tergantung pada tradisi lokal, preferensi, dan ketersediaan material.

C. Langkah-langkah pembuatan sarung tenun

Proses pembuatan sarung tenun melibatkan serangkaian langkah-langkah yang cermat dan penuh keterampilan. Dari hasil observasi kami mendapati proses pembuatan sarung tenun dimulai dari pencelupan benang, pencucian benang dan sarung kemudian pembuatan sarung, sementara berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembuatan sarung tenun:

1. Pemilihan Benang dan Bahan: Pilih benang dan bahan yang sesuai dengan desain yang diinginkan dan kebutuhan pasar. Benang dapat berupa kapas, sutra, atau serat alami lainnya.

2. Pemilihan Motif dan Desain: Tentukan motif dan desain yang akan diterapkan pada sarung tenun. Pengrajin dapat menggunakan panduan desain atau menciptakan motif sendiri.

3. Pengaturan Mesin Tenun: Siapkan mesin tenun dan atur sesuai dengan kebutuhan produksi dan desain yang diinginkan.

4. Pemasangan Benang pada Mesin Tenun: Benang-benang yang akan digunakan untuk tenun dipasang pada mesin tenun. Proses ini memerlukan kehati-hatian agar benang tetap tegang dan terkendali.

5. Penenunan (Tenun): Tenunan dilakukan dengan menggerakkan bagian-bagian mesin tenun sesuai dengan desain yang diinginkan. Proses ini memerlukan keterampilan dan ketelitian untuk menghasilkan kain dengan pola dan ketegangan benang yang diinginkan.

(9)

9

6. Pewarnaan: Pewarnaan dilakukan setelah proses penenunan selesai. Pengrajin dapat menggunakan pewarna alami atau kimia sesuai dengan tradisi atau preferensi lokal.

7. Pemrosesan Lanjutan: Sarung tenun kemudian diproses lebih lanjut, termasuk pencucian, pengeringan, dan perlakuan tambahan jika diperlukan. Proses ini bertujuan untuk memastikan kebersihan, ketahanan warna, dan kekakuan kain.

8. Finishing (Penyelesaian): Proses finishing melibatkan langkah-langkah seperti merapikan pinggiran kain, menjahit bagian yang diperlukan, dan memberikan sentuhan akhir pada produk.

9. Pemeriksaan Kualitas: Lakukan pemeriksaan kualitas untuk memastikan bahwa sarung tenun memenuhi standar yang diinginkan. Periksa ketegangan benang, kebersihan, warna, dan keakuratan desain.

10. Pemasaran dan Distribusi: Setelah sarung tenun selesai dan telah lolos pemeriksaan kualitas, produk siap untuk dipasarkan dan didistribusikan ke pasar.

11. Pelestarian dan Dokumentasi: Selama dan setelah proses pembuatan, penting untuk mendokumentasikan teknik, desain, dan sejarah pembuatan sarung tenun sebagai bagian dari pelestarian warisan budaya.

Langkah-langkah ini dapat bervariasi tergantung pada tradisi lokal, desain khusus, atau teknik pembuatan yang digunakan oleh pengrajin. Keseluruhan, proses pembuatan sarung tenun mencerminkan kekayaan seni tradisional dan keterampilan tinggi yang diwariskan dari generasi ke generasi, di Pabrik Sarung Tenun di Desa Karangan ini dalam sehari bisa menghasilkan 10-15 sarung, sementara perorangan bisa menghasilkan 1-2 sarung, motif yang dihasilkan diantaranya motif songket corak timbul dan berwarna putih, hitam, kuning dan lain-lain.

(10)

10 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan observasi terhadap proses pembuatan sarung tenun, dapat diambil beberapa kesimpulan yang signifikan terkait dengan aspek teknis, budaya, dan kreatif dalam produksi sarung tenun:

1. Proses pembuatan sarung tenun membutuhkan tingkat keterampilan yang tinggi. Dari penenunan hingga pewarnaan, setiap langkah memerlukan presisi dan ketelitian, menunjukkan tingginya kompetensi pengrajin dalam menghasilkan kain tenun berkualitas.

2. Observasi mengungkapkan keberagaman motif dan desain dalam sarung tenun. Pengrajin memiliki kebebasan kreatif untuk menciptakan motif yang unik, mencerminkan kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai estetika setempat.

3. Proses pembuatan sarung tenun tidak hanya melibatkan keterampilan teknis, tetapi juga melekat pada nilai-nilai budaya dan tradisi lokal. Penggunaan motif-motif tertentu sering kali memiliki makna simbolis dan sejarah yang dalam.

4. Observasi menyoroti pentingnya tahap pewarnaan dalam pembuatan sarung tenun. Pengrajin dapat memilih antara pewarna alami atau kimia, dengan hasil akhir yang mencerminkan keindahan dan daya tahan warna yang diperlukan.

5. Pengaturan mesin tenun modern dan teknologi pendukung telah membantu dalam peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi. Meskipun demikian, nilai keterampilan tangan tradisional tetap menjadi elemen kunci dalam proses ini.

6. Proses penenunan sarung tenun mengungkapkan tingkat kompleksitas yang tinggi. Pengaturan benang pada mesin tenun dan penggerakan mesin menuntut tingkat ketelitian yang tinggi untuk mencapai pola dan desain yang diinginkan.

7. Observasi menyoroti perhatian terhadap keberlanjutan, baik dalam pemilihan bahan maupun dalam proses produksi. Hal ini menunjukkan kesadaran terhadap dampak lingkungan dan keberlanjutan industri tenun.

(11)

11

8. Pemeriksaan kualitas memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa setiap sarung tenun yang diproduksi memenuhi standar yang ditetapkan. Proses ini melibatkan penilaian ketegangan benang, warna, dan detail lainnya untuk memastikan kualitas produk yang optimal.

9. Observasi mengungkapkan potensi inovasi dalam desain sarung tenun.

Pengrajin dapat menggabungkan tradisi dengan elemen kontemporer, membuka peluang untuk mendiversifikasi produk dan meningkatkan daya saing pasar.

Observasi proses pembuatan sarung tenun tidak hanya membuka jendela ke dalam keterampilan teknis, tetapi juga mengungkapkan kekayaan budaya, nilai- nilai tradisional, dan potensi kreatif dalam industri tenun. Dengan menjaga dan memahami proses ini, dapat terus ditingkatkan pelestarian warisan budaya dan pengembangan industri tenun secara berkelanjutan.

B. Kritik dan Saran

Observasi merupakan metode penelitian atau teknik pengumpulan data melalui proses mengamati dan merekam peristiwa atau perilaku yang terjadi dalam suatu konteks tertentu. Tujuan dari observasi adalah untuk memahami atau mendokumentasikan fenomena secara langsung, tanpa memengaruhi atau mengubah situasi yang diamati. Kami merasa pentingnya pembekalan kepada peserta didik mengenai penulisan laporan observasi dalam bentuk makalah, agar tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini tepat guna dan bermanfaat bagi peserta didik.

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

https://cdn.repository.uisi.ac.id/43769-uwlJ/10.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/4844/8/UNIKOM_PEDI%20BUDIMAN_BAB%2

02.pdf

https://e-journal.uajy.ac.id/443/3/2EP17034.pdf

https://www.kompas.id/baca/utama/2018/09/20/kisah-di-balik-sarung-tenun-gresik-yang- masih-bertahan-hingga-kini

https://www.blibli.com/friends/blog/sejarah-sarung-19/

(13)

13 LAMPIRAN

Gambar1.1 draft pertanyaan kegiatan observasi produk sarung tenun di Desa Karangan

(14)

14

ambar 1.2 foto kegiatan observasi

Gambar 1.3 foto kegiatan observasi

(15)

15

Gambar 1.4 foto kegiatan observasi

Gambar 1.5 foto kegiatan observasi

(16)

16

Gambar 1.6 foto kegiatan observasi

Gambar 1.7 foto kegiatan observasi

Referensi

Dokumen terkait