• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA (MANAJEMEN KESEHATAN SAPI POTONG )

N/A
N/A
Hardi Anto

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA (MANAJEMEN KESEHATAN SAPI POTONG )"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA

(MANAJEMEN KESEHATAN SAPI POTONG) Dosen Pengampu: Mursidin, S.Pt., M.Si.

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Manajemen Ternak Potong dan Kerja pada Jurusan

Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar

Disusun Oleh:

KELOMPOK IV

NUR RISWANA : 60700121004

HARDIANTO : 60700121005

AHMAD SALEH : 60700121010

NURUL HIKMAH : 60700121025

MUH. MUFLI NIKMATUL, A.I : 60700121017

JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2023

(2)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi robbil’ Alamin, wassalatu wassalamu A’la Rasulullah waala alihi Wasahbihi ‘Ajma’in Amma baadts. Puji syukur kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan karunianya yang mana atas kehendak Dia-lah yang senantiasa memberikan kepada kita hidayah serta kesehatan dan terkhusus kepada penulis sehingga makalah Manajemen Ternak Potong ini dapat diselesaikan.

Makalah ini adalah makalah mata kuliah Manajemen Ternak Potong yang disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini, telah melibatkan banyak pihak yang telah meluangkan waktunya memberikan bantuan, saran serta informasi-informasi yang penulis perlukan. Maka dari itu penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Akhirnya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari dosen dan semua pihak yang tentunya bersifat membangun sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya dapat diselesaikan dengan lebih baik lagi. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih.

Samata, 5 Desember 2023

Kelompok IV

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

A. Latar Belakang...4

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penulisan...5

BAB II...6

PEMBAHASAN...6

A. Penerapan Biosecurity...6

B. Penerapan Sanitasi Kandang...8

C. Vaksinasi...10

D. Pencegahan dan Penanganan Kesehatan...11

KESIMPULAN...13

DAFTAR PUSTAKA...14

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha peternakan sapi potong. Penyakit yang menyerang ternak diketahui dapat menurunkan pembentukan daging serta produktivitas ternak karena gangguan penyerapan nutrisi. Gangguan kesehatan hewan dapat merugikan peternak yang disebabkan oleh kematian ternak, biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan, penurunan produksi, serta turunnya efisiensi pakan. Kerugian tersebut menunjukkan bahwa tata laksana kesehatan ternak penting diterapkan dalam usaha peternakan

Umumnya peternak di Indonesia masih peternak skala kecil dimana dalam proses pemeliharaan ternak masih metode tradisional sehinggap belum terlalu memperhatikan mengenai manajemen kesehatan ternak. Manajemen kesehatan hewan berhubungan erat dengan usaha pencegahan infeksi dari agen-agen infeksi melalui upaya menjaga biosekurity dengan menjaga higienitas dan sanitasi kandang, manajemen pakan yang baik, dan peningkatan daya tahan tubuh ternak melalui pemberian obat cacing dan multivitamin (Nuraini et al., 2020).

Tingkat pengetahuan dan pemahaman peternak merupakan aspek penting dalam manajemen pemeliharaan ternak, namun demikian masih banyak peternak yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan beternak yang mumpuni sehingga mempengaruhi dalam pola pikirnya. Selain itu, peningkatan pengetahuan

(5)

peternak mengenai berbagai penyakit strategis dan zoonosis juga perlu dilakukan untuk membantu peternak dalam mengenali penyakit-penyakit yang berbahaya serta meningkatkan kesadaran peternak dalam melaksanakan manajemen kesehatan (Nuraini et al., 2022).

Berdasarkan uraian diatas maka ditulislah makalah ini sebagai salah sebagai salah satu sumber informasi mengenai bagaimana manajemen kesehatan sapi potong, sehingga dapat menjadi pedoman bagi masyarakat dalam memelihara sapi potong.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana sistem manajemen kesehatan sapi potong meliputi, biosecurity, sanitasi dan vaksinasi?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalaha untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen kesehatan sapi potong meliputi, biosecurity, sanitasi dan vaksinasi.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Penerapan Biosecurity

Biosecurity merupakan suatu konsep yang mempengaruhi suksesnya

system produksi ternak khususnya dalam mengurangi resiko dan konsekuensi masuknya penyakit menular dan tidak menular. Jika kegiatan biosecurity dilaksanakan secara baik dan benar maka produktivitas ternak, efisiensi ekonomi dan produksi akan tercapai. Sebagai bagian dari sistem manajemen maka biosecurity sangat penting khususnya untuk mencegah penyakit. Ada beberapa hal

yang harus dilakukan dalam penerapan biosecurity yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan Isolasi/Pemisahan

Isolasi merupakan suatu tindakan untuk mencegah kontak diantara hewan pada suatu area atau lingkungan. Tindakan yang paling penting dalam pengendalian penyakit adalah meminimalkan pergerakan dan kontak dengan hewan yang baru datang. Tindakan lain adalah memisahkan hewan yang sakit dengan yang sehat, memisahkan ternak berdasarkan kelompok umur atau kelompok produksi, pemisahan hewan yang lama dengan yang baru.

2. Melakukan Desinfeksi

Desinfeksi adalah proses perusakan, pembasmian, atau penghambatan pertumbuhan mikroba yang bisa menyebabkan penyakit atau masalah lainnya.

Desinfektan senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan.

(7)

Desinfektan yang baik adalah (1) tidak toksik terhadap hewan dan manusia (2) tidak meninggalkan warna dan bau (3) tidak korosif. Tindakan yang dapat dilakukan adalah desinfeksi secara teratur kandang, peralatan dan kendaraan serta menjaga kebersihan pekerja (mencuci tangan, mencuci kaki, mencuci sepatu, dll).

Cara mendesinfektan adalah hilangkan bahan-bahan biologis dan semprotkan desinfektan.

3. Mengendalikan lalu lintas hewan

Pengendalian lalu lintas, meliputi pengendalian lalu lintas manusia, hewan, bahan/peralatan dan kendaraan masuk dan keluar area peternakan. Terhadap semua yang dilalullintaskan harus dilakukan desinfeksi

4. Mengendalikan hewan dan hama

Penting dilakukan pengendalian terhadap hama seperti rodensia (tikus) atau serangga yang dapat menjadi vektor penyebaran penyakit, serta jauhkan dari hewan-hewan lain seperti anjing/kucing dan lain-lain

5. Mengubur hewan yang mati

Hewan yang mati akan meningkatkan agen penyakit dikandang sehingga perlu tindakan pencegahan seperti :

 Keluakan segera dari kandang ke lubang kubur yang di gali sedalam 2 meter agar tidak di dali oleh hewan liar /buas dan lubang kubur di tambah kapur.

 Mencuci tangan dan kaki setelah proses penguburan bangkai hewan.

(8)

D. Penerapan Sanitasi Kandang

Sanitasi (dalam hal ini sanitasi kandang sapi potong) merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya meliputi kebersihan kandang dan lingkungan. Program sanitasi yang baik dalam kandang tentu akan menjamin kesehatan hewan ternak.

Kondisi kandang dan juga lingkungan kandang yang bersih tentu akan menjadikan kesehatan ternak maupun peternak lebih terjamin dengan baik. Sejalan dengan hal tersebut, intensitas kebersihan kandang juga dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, sehingga upaya untuk menjaga kebersihan kandang nantinya tidak menimbulkan hal yang buruk terhadap kondisi kandang, misalnya aroma yang tidak sedap dan kelembaban di sekitar lingkungan kandang.

Sanitasi dapat didefinisikan pula sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit. Jika ditinjau dari segi upaya peningkatan produktifitas ternak, sanitasi merupakan salah satu upaya yang digunakan dalam hal menjaga dan mempertahankan tingkat kesehatan hewan, sehingga kestabilan produksi hewan ternak dapat terjaga dan terkontrol dengan baik. Upaya sanitasi terhadap ternak dapat dilakukan dengan menggunakan tindakan preventif, sehingga ternak-ternak yang ada diharapkan akan terhindar dari gangguan microorganisme yang menyebabkan timbulnya penyakit. Kegiatan sanitasi dilakukan guna menjaga kebersihan kandang, kebersihan ternak, kebersihan lingkungan, serta kebersihan peternak itu sendiri juga menuturkan bahwa dalam hal melaksanakan sanitasi yang baik dan benar dalam suatu usaha

(9)

peternakan, maka hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang.

b. Sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar.

c. Saluran air pembuangan kotoran harus terletak jauh dari kandang.

d. Tempat pembuangan kotoran harus terletak jauh dari kandang.

e. Kebersihan lantai kandang harus dijaga dari feses sapi.

f. Kebersihan sapi harus dijaga dengan cara memandikan secara teratur.

g. Peralatan yang digunakan harus bersih dari kotoran.

Terdapat beberapa jenis sanitasi, kaitannya dengan program kesehatan hewan dalam kandang. Pertama yaitu sanitasi kandang, dimana sanitasi kandang merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya meliputi kebersihan kandang serta kebersihan lingkungan sekitar kandang. Kondisi kandang serta lingkungan yang bersih, maka kesehatan ternak maupun kesehatan pemiliknya akan terjamin.

Tingkat kebersihan kandang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga jika sudah sesuai dengan kebutuhan kandang maka tidak akan menimbulkan lingkungan yang bau dan lembab, karena sudah presisi dengan jumlah atau proprosi yang dibutuhkan. Berkaitan dengan program sanitasi kandang yang baik, pembuatan kandang harus mempertimbangkan beberapa aspek, diantaranya yaitu pemilihan lokasi dan letak bangunan, kontruksi, serta bahan dan perlengkapan yang digunakan.

Manajemen pengelolaan limbah ternak juga harus diperhatikan, jika limbah tidak dikelola dengan bijak maka tentu akan mnyebabkan terganggunya kesehatan terbak, hal ini karena limbah ternak diproduksi setiap hari oleh ternak,

(10)

sehingga perlu penanganan secara kontinue. Sejalan dengan hal tersebut, menjabarkan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan sanitasi kandang kaitannya dengan perawatan sapi potong, diantaranya yaitu: melakukan kebersihan kandang secara rutin, melakukan penanganan limbah secara efisien, menentukan arah dan posisi kandang.

E. Vaksinasi

Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau sudah dimatikan dengan prosedur tertentu, digunakan untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh, sehingga tubuh dapat menahan serangan penyakit. Vaksinasi adalah usaha pengebalan hewan dengan menggunakan vaksin yang merupakan pertahanan ke dua setelah tubuh itu sendiri, dalam upaya mengendalikan dan memberantas wabah penyakit.

Tujuan vaksinasi dilakukan dengan tujuan untuk memicu respon tubuh ternak, dengan memasukkan agen penyebab penyakit dengan dosis tertentu, yang diharapkan mampu merangsang reaksi kekebalan yang akan meningkatkan sistem kekebalan hewan/ternak untuk bereaksi secara cepat dan efektif terhadap penyakit yang mungkin menyerang ternak di lapangan. Vaksinasi dirancang untuk mencegah penyakit yang akan datang dan tidak berarti mencegah terjadinya infeksi.

Salah satu cara untuk melakukan pengendalian terhadap penyakit adalah dengan melakukan upaya pencegahan penyakit diantaranya dengan melakukan vaksinasi yang merupakan suatu upaya mengurangi interaksi antara organisme penyebab penyakit dengan tubuh hewan sampai pada tingkat hanya memicu

(11)

pembentukan antibodi (kekebalan tubuh, karena jumlah agen penyakit telah dikurangi atau dimatikan, oleh sebab hospes telah terlindungi dan atau infeksi pada tubuh hewan dapat dicegah.

F. Pencegahan dan Penanganan Kesehatan

Penanganan kesehatan hewan bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan medis pada ternak yang sakit sehingga ternak yang sakit dapat ditangani sesuai dengan gejala klinis yang timbul. Penangan kesehatan hewan dilakukan saat ditemukan adanya kelainan atau gejala klinis yang terlihat pada hewan setelah dilakukan pengontrolan rutin.

1. Pemeriksaan Klinis

Ternak yang terlihat menunjukkan adanya gejala klinis maka akan dilakukan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan klinis tersebut dilakukan sebelum pengobatan. Pemeriksaan klinis dapat dilakukan di dalam dan di luar kandang.

Pemeriksaan klinis meliputi:

 Pengukuran suhu tubuh melalui rektum dengan cara memasukkan thermometer

kedalam rectum dan dibiarkan selama 3 menit kemudian dibaca suhunya.

 Pengukuran pulsus dilakukan dengan menggunakan stetoskop.

 Pengukuran frekuensi pernafasan dan lapang paru-paru untuk mengetahui

apakah frekuensi pernafasan hewan normal atau tidak.

 Palpasi dilakukan dengan sentuhan atau rabaan pada bagian yang akan diperiksa apakah normal atau tidak.

(12)

2. Pengobatan

Pengobatan dilakukan apabila telah ditemukan ternak yang di diagnosa sakit berdasarkan pengamatan harian. Pengobatan ternak dilakukan sesuai diagnose yang ditentukan, dengan dosis obat yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan ternak tersebut. Ternak yang sakit diistirahatkan di kandang karantina hingga dinyatakan sehat oleh bagian kesehatan hewan.

3. Pemberian Vitamin

Pemberian vitamin pada ternak dilakukan secara rutin sebulan sekali.

Vitamin yang diberikan antara lain adalah vitamin A, D, dan E. Pemberian vitamin dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan ternak sehingga produktivitasnya terjaga.

(13)

BAB III KESIMPULAN

Penerapan manajemen kesehatan dalam peternakan sapi potong sangat penting diterapkan. Mulai dari penerapan biosecurity kandang untuk mengurangi resiko dan konsekuensi masuknya penyakit menular dan tidak menular, dengan melakukan disinfektan, pemisahan antara hewan yang sakit dan yang sehat, mengendalikan lalu lintas ternak dan mengubur ternak jika ada yang mati.

Kemudian menerapkan sanitasi kandang kegiatan yang di dalamnya meliputi kebersihan kandang dan lingkungan. Program sanitasi yang baik dalam kandang tentu akan menjamin kesehatan hewan ternak. Kondisi kandang dan juga lingkungan kandang yang bersih tentu akan menjadikan kesehatan ternak maupun peternak lebih terjamin dengan baik. Serta menerapkan vaksinasi pada ternak untuk upaya mengurangi interaksi antara organisme penyebab penyakit dengan tubuh hewan sampai pada tingkat hanya memicu pembentukan antibodi dan memberikan suplemen vitamin kepada ternak untuk menjaga kondisi kesehatan ternak sehingga produktivitasnya terjaga.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, R., Wibowo, T. A., & Untari, D. S. (2021). Manajemen Pemberian Pakan Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur. Journal Open Science and Technology, 1(2), 190-195.

Nuraini, Dian Meididewi. (2020). Peningkatan kapasitas tata laksana kesehatan ternak sapi potong di Pelemrejo, Andong, Boyolali. PRIMA: Journal of Community Empowering and Services 4 (2) 102-108.

Nikmah, R. A. L. (2022). Penerapan Biosekuriti Dan Sanitasi Perkandangan Sapi Potong Di UD. Ternak Sapi Sumber Jaya, Lamongan–Jawa Timur.

Wijayathi, N. P. W. (2021). Ta: Manajemen Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Sapi Brahman Di Pt. Karunia Alam Sentosa Abadi (Kasa) Lampung Tengah (Doctoral Dissertation, Politeknik Negeri Lampung).

Prasetya, A. N. G. G. A. (2011). Manajemen pemeliharaan sapi potong pada peternakan rakyat di sekitar kebun percobaan rambatan BPTP Sumatera Barat. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi Dan Teknologi Peternakan.

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soeprapto, I. H. (2010). Cara tepat penggemukan sapi potong. AgroMedia.

Kristiana, M. A. (2022). Ta: Manajemen Sanitasi Kandang Sapi Potong Di Pt.

Indo Prima Beef (Ii), Desa Lempuyang Bandar, Lampung Tengah (Doctoral Dissertation, Politeknik Negeri Lampung).

Referensi

Dokumen terkait

Sir, i want to know that my degree Food Technology is equivalent to Food Science and Nomenclature of Food Science, If the applicant is not satisfied With the information, you may file

xii Institut Teknologi Nasional DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Karakteristik Resin SHCP 2668 CM-M ..... xiii Institut Teknologi Nasional DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1