• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH UAS MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT DENGAN INTERNALISASI NILAI-NILAI ASMAUL HUSNA

N/A
N/A
Keysa Zafirah Ismail

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH UAS MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT DENGAN INTERNALISASI NILAI-NILAI ASMAUL HUSNA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH UAS

MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT DENGAN INTERNALISASI NILAI-NILAI ASMAUL HUSNA

Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Teosofi Dosen Mata Kuliah : Yulianto, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Keysa Zafirah Ismail (210606110028)

TEOSOFI KELAS D

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas UAS Teosofi sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula, shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.

Makalah Teosofi yang disusun ini berjudul “Mendekatkan Diri kepada Allah Swt dengan Internalisasi Nilai-Nilai Asmaul Husna”, makalah hadir untuk memenuhi tugas UAS Teosofi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yulianto, M.Pd.I selaku Dosen Mata Kuliah Teosofi telah memberikan tugas UAS ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada diri penulis yang telah menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami selaku mahasiswa. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.

Untuk itu penulis sangat terbuka atas kritik dan saran positif bagi Bapak sekalian.

Malang, 1 Juni 2022

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...……….………...i

KATA PENGANTAR………...……….………ii

DAFTAR ISI………...……….……….iii

BAB 1 PENDAHULUAN………...……….…………..1

1.1 Latar Belakang………...……….……….1

1.2 Rumusan Masalah………...……….………1

1.3 Tujuan………...……….…………..1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Internalisasi………... ….………...……….2

2.2 Nilai-nilai Asmaul Husna……..………..……...……….2

2.3 Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan Internalisasi Asmaul Husna………..……….6

2.3.1 Berdoa dengan Asmaul Husna………. ………..6

2.3.2 Manfaat mengamalkan Asmaul Husna………..……….7

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………...……….………..8

DAFTAR PUSTAKA……….…...………...9

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Proses moderrnisasi dalam kehidupan sehari-hari terus berjalan seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang secara pesat.

Dalal kehidupan sehari-hari yang serba modern tidak jarang manusia kehilangan arah, bahkan kehilangan eksistensi dirinya sebagai makhluk sosial. Akibatnya manusia hanya dibutakan oleh kenikmatan yang bersifat duniawi atau materialistik sehingga banyak mengesampingkan nilai-nilai mental spiritual yang telah diwariskan oleh Allah SWT kepada Nabi Adam AS sampai anak cucu dan keturunannya.

Pada saat ini kondisi masyarakat Indonesia menunjukan telah terjadi guncangan yang cukup memprihatinkan, nilai-nilai fundamental agama tidak lagi dijadikan landasan dalam bertindak, kasih sayang antara sesama makhluk ilahi diganti dengan rasa kebencian. Banyaknya kriminalitas di masyarakat indonesia seperti pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dll. Ditambah lagi dengan merosotnya moralitas anak bangsa yang banyak melanggar norma-norma agama dan norma sosial kemasyarakatan, seperti halnya mengkonsumsi narkotika, minum-minuman keras, tawuran pelajar, dan seks bebas.

Hal tersebut terjadi karena nilai-nilai agama tidak diamalkan secara utuh dan etika budaya cenderung diabaikan. Oleh karena itu perlu adanya tindakan kuratif dan preventif agar permasalahan moralitas dapat ditanggulangi. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan memahami Asmaul Husna. Dalam karya ini penulis ingin menjelaskan tentang gambaran bagimana seharusnya manusia mensifati sifat sifat Allah SWT yang terkandung dalam Asmaul Husna.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat diperoleh permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Apa pengertian dari internalisasi Asmaul Husna.

2. Bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara internalisasi Asmaul Husna.

1. 3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Mengetahui dan memahami internalisasi Asmaul Husna.

2. Mengetahui dan memahami cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan internalisasi Asmaul Husna.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Internalisasi

Internalisasi dalam ketentuan bahasa Indonesia akhriran-isasi mempunyai definisi proses, sehingga internalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses. Dalam kamus besar bahasa Indonesia internalisasi diartikan sebagai penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui pembinaan, bimbingan dan sebagainya.

Muhadjir sebagaimana yang dikutip oleh Titik Sunarti mengemukakan bahwa

“Internalisasi adalah interaksi yang memberi pengaruh pada penerimaan atau penolakan nilai, lebih memberi pengeruh pada kepribadian, fungsi evaluatif menjadi lebih dominan. Proses internalisasi dilakukan melalui lima jenjang yaitu menerima, menanggapi, memberi nilai, mengorganisasi nilai dan karakterisasi nilai”.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan internalisasi adalah suatu proses penanaman yang mendalam mengenai suatu nilai sehingga nilai tersebut dapat mengakar kuat dalam diri manusia dan senantiasa mengarahkan perilakunya pada koridor nilai tersebut. Perilaku-perilaku tersebut jika diterapkan secara berkelanjutan akan dapat membentuk kepribadian. Dalam proses internalisasi itu juga memungkinkan terjadinya evaluasi dalam diri individu untuk menerima atau menolak nilai tersebut 2.2 Nilai-Nilai Asmaul Husna

Kata al-Asmaul Husna terdiri dari dua kata, yaitu asma’ dan husna. Asma’

adalah jamak dari kata ism yang berarti nama. Kata ism juga satu akar dengan kata sumuw yang berarti tinggi. Sedangkan husna adalah bentuk mu’annats dari kata ahsan yang berarti baik. Dengan demikian dapat diartikan bahwa Asmaul Husna adalah nama- nama yang baik, mulia, dan agung. Sedangkan menurut istilah, asmaul husna adalah nama-nama terbaik yang disadarkan pada sifat-sifat Allah SWT. Namun, sifat-sifat tersebut bukanlah sifat makhluk-Nya karena Allah itu berbeda dan tidak serupa dengan makhluk-Nya. Sedangkan usaha yang dapat dilakukan manusia hanya mendekati atau menyerupai sifat-sifat Allah itu secara manusiawi. Sifat-sifat itu menunjukan kemahasempurnaan Allah yang terangkum dalam segala sifat yang terpuji dan terbaik.

Dan sifat-sifat itu menunjukan eksistensi (al-wujud) Allah ta’ala.

Sangat populer berbagai riwayat yang menyatakan bahwa jumlah Asmaul Husna adalah sembilan puluh sembilan.

Artinya :

Sesungguhnya Allah memiliki sembulan puluh sembilan nama – seratus kurang satu – siapa yang ‘Ahshaha (mengetahui/menghitung/memeliharanya) maka dia masuk ke surga. (H.R. Bukhari dan Muslim.

Para ulama yang merujuk kepada Alqur’an mempunyai hitungan yang berbeda- beda. Seperti diantaranya Ath Thabathaba’I dalam tafsir “al Mizan” mengumpulkan tidak kurang dari 127 nama, ibnu Barjam A; Andalusi dalam karyanya “Syareh al- Asma’ al-Husna” mengumpulkan sebanyak 132. Bahkan ada pula seorang ulama bermadzhab Maliki ia bernama Abukabar Ibnul Araby seperti yang dikutip oleh Ibnu Kasir, ia menyebutkan bahwa sebagian ulama telah menghimpun nama-nama Tuhan dari Alqur’an dan Sunnah sebanyak 100 nama, seperti antara lain Mutimmun Nurihii, Khairul Waaritsin, Khairul Maakirin. Dalam hal ini penulis membatasi diri untuk

(6)

menjelaskan nama-nama indah Allah itu sebatas nama-nama yang popular yakni asmaul husna yang berjumlah sembilan puluh sembilan nama Allah.

Sembilan puluh sembilan (99) nama itu yang urutannya sebagai berikut :

No. Nama Arab Indonesia

Allah الله Allah

1 Ar Rahman نمحرلا Yang Maha Pengasih 2 Ar Rahiim ميحرلا Yang Maha Penyayang

3 Al Malik كلملا Yang Maha Merajai/Memerintah 4 Al Quddus سودقلا Yang Maha Suci

5 As Salaam ملاسلا Yang Maha Memberi Kesejahteraan 6 Al Mu`min نمؤملا Yang Maha Memberi Keamanan 7 Al Muhaimin نميهملا Yang Maha Pemelihara

8 Al `Aziiz زيزعلا Yang Maha Perkasa

9 Al Jabbar رابجلا Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

10 Al Mutakabbir ربكتملا Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran 11 Al Khaliq قلاخلا Yang Maha Pencipta

12 Al Baari` ئرابلا Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)

13 Al Mushawwir روصملا Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya) 14 Al Ghaffaar رافغلا Yang Maha Pengampun

15 Al Qahhaar راهقلا Yang Maha Memaksa

16 Al Wahhaab باهولا Yang Maha Pemberi Karunia 17 Ar Razzaaq قازرلا Yang Maha Pemberi Rezeki 18 Al Fattaah حاتفلا Yang Maha Pembuka Rahmat

19 Al `Aliim ميلعلا Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu) 20 Al Qaabidh ضباقلا Yang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya) 21 Al Baasith طسابلا Yang Maha Melapangkan (makhluk-Nya) 22 Al Khaafidh ضفاخلا Yang Maha Merendahkan (makhluk-Nya) 23 Ar Raafi` عفارلا Yang Maha Meninggikan (makhluk-Nya) 24 Al Mu`izz زعملا Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya) 25 Al Mudzil لذملا Yang Maha Menghinakan (makhluk-Nya) 26 Al Samii` عيمسلا Yang Maha Mendengar

27 Al Bashiir ريصبلا Yang Maha Melihat

(7)

28 Al Hakam مكحلا Yang Maha Menetapkan 29 Al `Adl لدعلا Yang Maha Adil

30 Al Lathiif فيطللا Yang Maha Lembut 31 Al Khabiir ريبخلا Yang Maha Mengenal 32 Al Haliim ميلحلا Yang Maha Penyantun 33 Al `Azhiim ميظعلا Yang Maha Agung 34 Al Ghafuur روفغلا Yang Maha Pengampun

35 As Syakuur روكشلا Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai) 36 Al `Aliy ىلعلا Yang Maha Tinggi

37 Al Kabiir ريبكلا Yang Maha Besar 38 Al Hafizh ظيفحلا Yang Maha Memelihara

39 Al Muqiit تيقملا Yang Maha Pemberi Kecukupan 40 Al Hasiib بيسحلا Yang Maha Membuat Perhitungan 41 Al Jaliil ليلجلا Yang Maha Mulia

42 Al Kariim ميركلا Yang Maha Mulia 43 Ar Raqiib بيقرلا Yang Maha Mengawasi 44 Al Mujiib بيجملا Yang Maha Mengabulkan 45 Al Waasi` عساولا Yang Maha Luas

46 Al Hakiim ميكحلا Yang Maha Maka Bijaksana 47 Al Waduud دودولا Yang Maha Mengasihi 48 Al Majiid ديجملا Yang Maha Mulia

49 Al Baa`its ثعابلا Yang Maha Membangkitkan 50 As Syahiid ديهشلا Yang Maha Menyaksikan 51 Al Haqq قحلا Yang Maha Benar

52 Al Wakiil ليكولا Yang Maha Memelihara 53 Al Qawiyyu ىوقلا Yang Maha Kuat

54 Al Matiin نيتملا Yang Maha Kokoh 55 Al Waliyy ىلولا Yang Maha Melindungi 56 Al Hamiid ديمحلا Yang Maha Terpuji

57 Al Muhshii ىصحملا Yang Maha Mengkalkulasi 58 Al Mubdi` ئدبملا Yang Maha Memulai

59 Al Mu`iid ديعملا Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

(8)

60 Al Muhyii ىيحملا Yang Maha Menghidupkan 61 Al Mumiitu تيمملا Yang Maha Mematikan 62 Al Hayyu يحلا Yang Maha Hidup 63 Al Qayyuum مويقلا Yang Maha Mandiri 64 Al Waajid دجاولا Yang Maha Penemu 65 Al Maajid دجاملا Yang Maha Mulia 66 Al Wahiid دحاولا Yang Maha Tunggal 67 Al Ahad دحلاا Yang Maha Esa

68 As Shamad دمصلا Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta 69 Al Qaadir رداقلا Yang Maha Menentukan, Maha

Menyeimbangkan 70 Al Muqtadir ردتقملا Yang Maha Berkuasa 71 Al Muqaddim مدقملا Yang Maha Mendahulukan 72 Al Mu`akkhir رخؤملا Yang Maha Mengakhirkan 73 Al Awwal لولأا Yang Maha Awal

74 Al Aakhir رخلأا Yang Maha Akhir 75 Az Zhaahir رهاظلا Yang Maha Nyata 76 Al Baathin نطابلا Yang Maha Ghaib 77 Al Waali يلاولا Yang Maha Memerintah 78 Al Muta`aalii يلاعتملا Yang Maha Tinggi 79 Al Barri ربلا Yang Maha Penderma 80 At Tawwaab باوتلا Yang Maha Penerima Tobat 81 Al Muntaqim مقتنملا Yang Maha Pemberi Balasan 82 Al Afuww وفعلا Yang Maha Pemaaf

83 Ar Ra`uuf فوؤرلا Yang Maha Pengasuh 84 Malikul Mulk كلام

كلملا

Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta) 85 Dzul Jalaali

Wal Ikraam

وذ و للاجلا ماركلإا

Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

86 Al Muqsith طسقملا Yang Maha Pemberi Keadilan 87 Al Jamii` عماجلا Yang Maha Mengumpulkan 88 Al Ghaniyy ىنغلا Yang Maha Kaya

89 Al Mughnii ىنغملا Yang Maha Pemberi Kekayaan

(9)

90 Al Maani عناملا Yang Maha Mencegah

91 Ad Dhaar راضلا Yang Maha Penimpa Kemudharatan 92 An Nafii` عفانلا Yang Maha Memberi Manfaat

93 An Nuur رونلا Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)

94 Al Haadii ئداهلا Yang Maha Pemberi Petunjuk

95 Al Baadii عيدبلا Yang Indah Tidak Mempunyai Banding 96 Al Baaqii يقابلا Yang Maha Kekal

97 Al Waarits ثراولا Yang Maha Pewaris 98 Ar Rasyiid ديشرلا Yang Maha Pandai 99 As Shabuur روبصلا Yang Maha Sabar

2.3 Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan internalisasi Asmaul Husna 2.3.1 Berdoa dengan Asmaul Husna

Doa artinya permohonan, yaitu permintaan dari makhluk kepada al-khaliq atau penciptanya. Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan Allah dan termasuk makhluk yang lemah, manusia tidak akan bisa mengatasi semua persoalan atau masalah yang dihadapi dan juga tidak akan mampu memenuhi segala apa yang dibutuhkannya.

Oleh karena itulah manusia sangat perlu dan bahkan disuruh untuk berdoa kepada Allah SWT. Firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 55-56 :

ا ُدْعُوْا ُبْكُم ْ تَع َر ع ا َخ فُيْة ًُ اُنَّا ٗ ا َح َّبُّْ ل مَُُّّت دُيْنُ ا

Artinya : Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

ا ً ا ًُْتَّدُيْا فَّى َّا ُْ ُاا تُي م ت ص َّلَ حُهَّا ْا ُدْعُوا ً تَى ُد ة تَي ن ا ًُ ُنَّا ح نُلَ ْ َّهِ َحُُّ َّر ٌ َِّّ م مُفََّّْدُبْنُ ا

Artinya : Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.

Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.

Kemudian dijelaskan pula Allah menganjurkan untuk selalu berdzikir dan berdoa dengan nama-namaNya yang baik lagi agung. Seperti dalam firman Allah SWT :

َّه َّٰ ً ْاَت نُا ُاا فلُْدْبُ ا ْا ُدْعُوت ى ِت صَّم اً ْْ ُ ً مَُُُّّْ ا ن ًُْت َّبُنُّْ ُِ َّى سامََت نُا ا يُجْف ا ن ًُ ت ِّ

ا ُدْنت ا ن ُدْن نُي ُّ

Artinya : Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al- A’raf 180).

Para sahabat Rasulullah SAW mengamalkan Asmaul Husna dengan tiga cara, yaitu:

(10)

1. Hanya membaca salah satu dari 99 nama sesuai khasiat dan hajat yang akan dicapai;

2. Membaca dua atau lebih gabungan dari asmaul husna, dan;

3. Asmaul Husna dibaca seluruhnya mulai dari pertama sampai akhir.

Apabila akan mengamalkan asmaul husna, baik diamalkan dengan membaca secara keseluruhan maupun memilih salah satu atau gabungannya sesua dengan kebutuhannya maka dapat berdoa dengan menyebut asmaul husna dengan tata cara sebagai berikut :

a. Membaca asmaul husna alangkah baiknya dilakukan dalam keadaan suci b. Berniat ta’arub (mendekatkan) diri kepada Allah SWT

c. Sebelum membaca asmaul husna mulailah dengan membaca

Artinya : Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutui-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan baginya segala puji, diatas kekuasanNyalah segala kebajikan. Dan dia sangat berkuasa atas segalanya. Tidak ada Tuhan melainkan hanya Dia, yang memiliki nama-nama yang indah.

d. Kemudian bacalah asmaul husna secara keseluruhan atau hanya diambil sebagian saja.

e. Kemudian bacaan asmaul husna ditutup dengan bacaan :

Artinya :Mahasuci Tuhan yang memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang luhur. Mahasuci Dia dan Mahaluhur lah Dia dari perkataan orang-orang zalim dengan keluhuran yang sebesar- besarnya.

f. Setelah itu berdoalah sesuai dengan maksud yang diinginkan g. Pahami dan hayati arti asmaul husna yang dibaca

2.3.2 Manfaat mengamalkan Asmaul Husna

Mengamalkan asmaul husna secara keseluruhan memiliki faedah atau khasiat yang besar sekali karena disamping mendapat pahala, juga sekaligus akan memperoleh apa yang dicita-citakan sesuai dengan khasiat yang terkandung didalamnya. Seseorang yang senantiasa menghayati atau menginternalisasikan sifat- sifat Allah SWT akan memancarkan sifat-sifat terpuji dalam setiap perilakunya. Ia akan menjadi seorang yang mengasihi sebagai dorongan sifat ar-rahman, ia akan menjadi penyayang sesama manusia sebagai dorongan aplikasi dari sifat ar-rahim dan ia selalu memaknai sifat-sifat Allah SWT. Mengapa hal itu bisa terjadi ? Sebab, kehendak manusiawinya luluh (fana) dalam kehendak Tuhan. Sehingga, ia berada dalam kesatuan hati yang tak terpisahkan. Ia akan terus menerut menyelami lautan ketuhanan yang tak bertepi.

(11)

BAB III PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Internalisasi adalah suatu proses penanaman yang mendalam mengenai suatu

nilai sehingga nilai tersebut dapat mengakar kuat dalam diri manusia dan senantiasa mengarahkan perilakunya pada koridor nilai tersebut.

2. Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik, mulia, dan agung. Sedangkan menurut istilah, asmaul husna adalah nama-nama terbaik yang disadarkan pada sifat-sifat Allah SWT. Namun, sifat-sifat tersebut butkanlah sifat makhlukNya karena Allah itu berbeda dan tidak serupa dengan makhlukNya.

3. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan internalisasi Asmaul Husna dapat dilakukan dengan cara berdoa dengan Asmaul Husna.

4. Berdoa dengan Asmaul Husna secara keseluruhan memiliki faedah atau khasiat yang besar sekali karena disamping mendapat pahala, juga sekaligus akan memperoleh apa yang dicita-citakan sesuai dengan khasiat yang terkandung didalamnya.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim, Sulaiman & Abu Fawaz, Asmaul Husna Kedahsyatan Asmaul Husna dalam Meraih Kebahagiaan Hakiki, Bandung: Sygma Publising, 2009.

Abdul, H. Metode Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 17 Kota Palu, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim Vol.14 No.2,2016.

Abidin, Zainal, Pengamalan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari, Jakarta: PT. Pertja, 2001.

Qur’an Kemenag https://quran.kemenag.go.id/.

99 Asmaul Husna Latin Beserta Terjemahan Indonesia https://news.detik.com/berita/d- 4609433/99-asmaul-husna-latin-beserta-terjemahan-indonesia

Referensi

Dokumen terkait