• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDEKATAN TEOLOGI DALAM STUDI ISLAM

N/A
N/A
Cileunyi Tactical

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PENDEKATAN TEOLOGI DALAM STUDI ISLAM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDEKATAN TEOLOGI DALAM STUDI ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metodologi Studi Islam Dosen Pengampu: Bapak Solihin M.Ag.

Disusun Oleh:

Rahim Al-Fikri Ekaputra 1231030201

Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

2023/2024

(2)

i KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunia- nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah Metodologi Studi Islam yang insyaallah tepat pada waktunya.

Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Solihin, M.Ag sebagai dosen pengampu mata kuliah Metodologi Studi Islam yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin, kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format yang telah ditentukan.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Mu- dah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, 14 Desember 2023

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan Penulisan Makalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Pendekatan Teologi Studi Islam ... 3

B. Pendekatan Teologi ... 3

C. Ciri-ciri Pendekatan Teologi ... 4

1. Loyalitas Terhadap Diri Sendiri... 4

2. Komitmen ... 4

3. Dedikasi ... 4

BAB III PENUTUP ... 5

A. A.Kesimpulan ... 5

Daftar Pustaka ... 5

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Agama sering dipahami sebagai sumber gambaran-gambaran yang sesungguhnya ten- tang dunia ini, sebab agama diyakini berasal dari wahyu yang diturunkan untuk semua manu- sia. Namun, dewasa ini, agama kerap kali dikritik karena tidak dapat mengakomodir segala kebutuhan manusia, bahkan agama dianggap sebagai sesuatu yang “menakutkan”, karena berangkat dari sanalah tumbuh berbagai macam konflik, pertentangan yang terus menelan korban. Kemudian sebagai tanggapan atas kritik itu, orang mulai mempertanyakan kembali dan mencari hubungan yang paling otentik antara agama dengan masalah-masalah kehidupan sosial budaya kemasyarakatan yang berlaku sekarang.

Apa yang menjadi kritik terhadap agama adalah bahwa agama, tepatnya pemikiran- pemikiran keagamaannya terlalu menitik beratkan pada struktur-struktur logis argumen tekstual (normative). Ini berarti mengabaikan segala sesuatu yang membuat agama dihayati secara semestinya. Struktur logis tidak pernah berhubungan dengan tema-tema yang menyangkut tradisi, kehidupan sosial dan kenyataan-kenyataan yang ada di masyarakat.

Melihat kenyataan semacam ini, maka diperlukan rekonstruksi pemikiran keagamaan, khususnya yang berkaitan dengan pendekatan-pendekatan teologis yang selama ini cenderung normative, tekstual dan “melangit”, sehingga tidak bisa terjamah oleh manusia. Oleh karena itu diperlukan pendekatan-pendekatan teologis yang kontekstual, sehingga dapat dinikmati oleh manusia dan tidak bertentangan dengan kehidupan sosial budaya masyarakat yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendekatan teologi studi Islam?

2. Mengapa diperlukan pendekatan teologi dalam Islam?

3. Bagaimana penerapan teologi dalam studi Islam?

(5)

2 C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui pendekatan teologi dalam Islam

2. Mengetahui perlunya pendekatan teologi dalam Islam 3. Mengetahui penerapan teologi dalam Islam

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Teologi Studi Islam

Teologi secara leksikal terdiri dari dua kata, yaitu “theos” yang berarti Tuhan dan “Logos”

yang berarti Ilmu.1 Jadi teologi adalah ilmu tentang Tuhan atau ketuhanan. Secara terminologi, teologi adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan dan segala sesuatu yang terkait dengannya,2 juga membahas hubungan Tuhan dengan manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan.3

Dalam istilah lain ajaran dasar itu disebut dengan Ushuluddin, Aqoid, Aqidah, juga Kalam dan oleh sebab itu Teolog dalam Islam memang diberi nama mutakallimin, yaitu ahli debat yang pintar memakai kata-kata.

Menurut Amin Abdullah, Teologi ialah suatu ilmu yang membahas tentang keyakinan, yaitu sesuatu yang sangat fundamental dalam kehidupan bergama, yakni suatu ilmu penge- tahuan yang paling otoritatif, dimana semua hasil penelitian dan pemikiran harus sesuai dengan alur pemikiran teologis, dan jika terjadi perselisihan, maka pandangan keagamaan yang harus dimenangkan.4

B. Pendekatan Teologi

Pendekatan teologis ini selanjutnya erat kaitannya dengan pendekatan normatif, yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Dalam pendekatan teologis ini agama dilihat sebagai suatu kebenaran mutlak dari Tuhan, tidak ada kekuarangan sedikit pun dan tampak bersikap ideal. Dalam kaitan ini agama tampil sangat prima dengan seperangkat cirinya yang khas. Untuk agama Islam misalnya, secara normatif pasti benar, menjunjung nilai- nilai luhur. Untuk bidang sosial, agama tampil menawarkan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, kejujuran, kesetiakawanan, tolong menolong, tenggang rasa, persamaan derajat dan sebagainya.5

1 Jaya. Hanafi, A, Pengantar Theology Islam. Cet. V. (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), hlm. 11.

2 Ya’kub Hamzah, Filsafat Agama Titik Temu Akal dengan Wahyu, (Jakarta: Pedoman Ilmu 1991), hlm. 10.

3 Amsal Bachtiar, Filsafat Agama, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997), hlm. 18.

4 Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 10.

5 Muhammad Abed al-Jabiri, Nalar Filsafat dan Teologi Islam: Upaya Membentengi Pengetahuan dan Memper- tahankan Kebebasan Berkehendak, terj.Aksin Wijaya, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2003), hlm. 22.

(7)

4

Pendekatan teologis dalam memahami agama secara harfiah atau pemahaman yang menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. Demikian pula paham yang dituduh keliru, sesat, dan kafir itu pun menuduh kepada lawannya sebagai yang sesat dan kafir. Dalam keadaan demikian, maka terjadilah proses saling mengkafirkan, salah menyalahkan dan seterusnya. Dengan demikian, antara satu aliran dan aliran lainnya tidak terbuka dialog atau saling menghargai. Yang ada hanyalah ketertutupan , sehingga yang terjadi adalah pemisahan dan terkotak-kotak.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pendekatan teologi semata-mata tidak dapat memecahkan masalah esensial pluralitas agama saat sekarang ini. Terlebih-lebih lagi kenya-taan demikian harus ditambahkan bahwa doktrin teologi, pada dasarnya memang tidak pernah berdiri sendiri, terlepas dari jaringan institusi atau kelembagaan sosial kemasyarakatan yang mendukung keberadaannya. Antara lain berfung-si untuk mengawetkan ajaran agama dan juga berfungsi sebagai pembentukan karakter pemeluknya dalam rangka membangun masyarakat ideal menurut pesan dasar agama. Tetapi, ketika tradisi agama secara sosiologis mengalami pengentalan, maka bisa jadi spirit agama yang "hanif’ lalu terkubur oleh simbol- simbol yang diciptakan dan dibakukan oleh para peme-luk agama itu sendiri. Pada taraf ini sangat mungkin orang lalu tergelincir menganut dan meyakini agama yang mereka buat sendiri, bukan lagi agama yang asli, meskipun yang bersangkutan tidak menyadari.

C. Ciri-Ciri Pendekatan Teologi

Sebagai sebuah bentuk pendekatan, Pendekatan teologis normatif mempunyai ciri- ciri yang malekat, yakni:

1. Loyalitas terhadap diri sendiri

Yang dimaksud loyalitas terhadap diri sendiri adalah bahwa kebenaran keagaaman dimaknai dengan kebenaran sebagaimana dipahami oleh dirinya sendiri.

2. Komitmen

Pendekatan teologis normatif menghasilkan orang-orang yang berkomitment tinggi terhadap kepercayaan. Seseorang yang telah meyakini kebenaran yang diyakini siap

“berjuang” mempertahankan keyakinannya itu, siap berkorban, siap menghadapi tantangan dari pihak-pihak lain yang mencoba menyerang kebenaran yang telah mereka yakini secara mutlak.

(8)

5 3. Dedikasi

Secara umum, pendekatan teologis normatif menggunakan cara berpikir deduktif yaitu cara berpikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak adanya, karena ajaran yang berasal dari tuhan sudah pasti benar, sehingga tidak perlu dipertanyakan lebih dahulu melainkan dimulai dari keyakinan yang selanjutnya diperkuat dengan dalil- dalil dan argumentasi.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan teologis berarti pendekatan kewahyuan atau pendekatan keyakinan peneliti itu sendiri. pendekatan seperti ini biasanya dilakukan dalam penelitian suatu agama un- tuk kepentingan agama yang diyakini peneliti tersebut untuk menambah pembenaran keyakinan terhadap agama yang dipeluknya itu. Sikap eksklusifisme (ketertutupan) te- ologis dalam memandang perbedaan dan pluralitas agama sebagaimana tersebut di atas tidak saja merugikan bagi agama lain,tetapi juga merugikan diri sendiri karena sikap semacam itu sesungguhnya mempersempit masuknya kebenaran-kebenaran baru yang bisa membuat hidup ini lebih lapang dan lebih kaya dengan nuansa.

Pendekatan normatif erat kaitannya dengan pendekatan teologis.pendekatan normatif yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

Amsal Bachtiar, Filsafat Agama. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Jaya. Hanafi, A, Pengantar Theology Islam. Cet. V. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989.

Nata Abdullah, Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Prees, 2012.

Ya’kub Hamzah, Filsafat Agama Titik Temu Akal dengan Wahyu. Jakarta: Pedoman Ilmu 1991.

Referensi

Dokumen terkait