• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pendidikan Pancasila: Refleksi

N/A
N/A
20-110 Bryan Siahaan

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Pendidikan Pancasila: Refleksi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

REFLEKSI

Nama : Claudya Adelia Hidayat

NIM : 230405107

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Kelas : 57

Prodi : Teknik Kimia Fakultas : Teknik

Dosen : Drs. Edi Sumarno, M. Hum

(2)
(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ... 4

2.1 Mata Kuliah Wajib Kurikulum... 4

2.2 Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan... 4

BAB III HASIL REFLEKSI ... 5

3.1 Pengetahuan ... 5

3.2 Cara Pandang ... 5

3.3 Perubahan Perilaku ... 6

3.4 Keterampilan Komunikasi ... 6

3.5 Substansi Mata Kuliah Sesuai dengan Karakter Bintang USU ... .6

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...8

4.1 Simpulan ... 8

4.2 Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA... 10

i

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan prilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter. Di dalam dunia pendidikan sejumlah mata pelajaran dapat membentuk karakter bangsa, salah satu diantaranya adalah mata pelajaran PPKn atau Pendidikan Pancasila. Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan diseluruh jenjang pendidikan, mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Karakteristik dari mata pelajaran Pendidikan Pancasila adalah sebagai pendidikan nilai dan moral.

PPKn merupakan matapelajaran yang sarat isi dengan nilai-nilai pancasila untuk membentuk kepribadian. PPKn tidak cukup hanya sampai pada penghafalan, melainkan PPKn diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dalam bentuk perbuatan, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila bukan untuk dihafal melainkan untuk dipraktekan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu pembelajaran PPKn perlu mengutamakan perilaku. Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini PPKn sangatlah penting dalam mewujudkan pribadi bangsa yang berkualitas. Dan PPKn haruslah mampu menumbuhkan kemandirian. Sehingga peserta didik dapat tumbuh sebagai manusia yang berkualitas dalam keidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan Pancasila mengajarkan tentang moral yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Selain itu karakter jujur secara spesifik dicantumkan dalam silabus pada kompetensi inti yang kedua, yakni menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.

(5)

Dari kompetensi inti dalam silabus tersebut, maka kompetensi dasarnya terdiri dari:

1. Menunjukkan sikap gotong royong sebagai bentuk penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Secara teori, semangat gotong royong ini termuat dalam materi Integrasi Nasional, yakni penyatuan wilayah dan warga negara Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika dari segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan dalam praktiknya di kelas, sikap gotong royong siswa terimplementasikan dalam bentuk menjaga kebersihan kelas, maka disusunlah jadwal piket harian sehingga semua siswa mendapat giliran yang sama dalam menjaga kebersihan kelas. Dengan kebiasaan piket ini, maka siswa akan bersikap jujur jika kedapatan kelasnya dalam kondisi kotor.

2. Bersikap peduli terhadap penerapan ketentuan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan.

Secara teori, peduli terhadap konstutusi terdapat pada materi Undang-Undang Dasar 1945. Dalam materi tersebut, siswa diajarkan mulai dari sejarah pembentukan Undang- Undang dasar sampai dengan amandemennya. Sedangkan dalam praktiknya di sekolah, siswa diharuskan mentaati peraturan atau tata tertib sekolah, seperti datang tepat waktu, memakai seragam yang sudah ditentukan sesuai harinya, tidak berambut gondrong, dan lain-lain. Kepatuhan terhadap tata tertib sekolah mencerminkan bahwa siswa sudah berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

3. Bersikap peduli terhadap lembaga-lembaga di sekolah sebagai cerminan dari lembaga-lembaga negara.

Secara teori, kompetensi dasar ini termuat dalam materi Lembaga Negara dan fungsinya seperti

badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Demikian juga dalam praktiknya, siswa dituntut untuk

mengetahui organigram sekolah atau struktur organisasinya dimulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan tenaga kependidikan lainnya.

Tidak hanya sekedar mengetahui orang-orangnya saja, akan tetapi harus mengetahui tugas dan fungsi masing-masing jabatan tersebut.

4. Bersikap peduli terhadap hubungan pemerintah pusat dan daerah yang harmonis di daerah setempat.

Secara teori, hal ini terdapat pada materi otonomi daerah yang membahas kebijakan pusat dalam hal ini pemerintah Indonesia, dan kebijakan daerah berupa peraturan gubernur atau tingkatan di bawahnya. Secara praktik, siswa juga melaksanakan hal yang sama di dalam kelasnya dengan pembentukan ketua kelas, wakilnya, sekretaris, bendahara, dan staf lainnya. Dengan demikian siswa tidak hanya belajar teorinya saja tetapi dibarengi dengan praktik langsung sehingga materi yang disampaikan guru dapat

(6)

5. Menunjukkan sikap kerjasama dalam rangka mewujudkan komitmen integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Ini sama dengan kompetensi dasar pertama tentang sikap gotong royong sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Penerapan Bhineka Tunggal Ika di kelas terimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari siswa, contohnya dalam penentuan anggota kelompok dengan tidak pilih-pilih berdasarkan jenis kelamin maupun kemampuan akademiknya.

Pembagian anggota kelompok dilaksanakan secara Random.

1.2. Tujuan

 Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

 Menjelaskan Pengertian Pendidikan Pancasila

 Menjelaskan Pengetahuan tentang Pendidikan Pancasila

 Memberikan feedback LIDA dalam sistem pembelajaran MKWK

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mata Kuliah Wajib Kurikulum

Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) merupakan kelompok mata kuliah yang dibentuk untuk menyiapkan karakter mahasiswa di perguruan tinggi cetak generasi unggul.Sehingga mahasiswa bisa mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan zaman. Pentingnya MKWK sebagai dasar pondasi untuk menciptakan manusia yang unggul sudah sangat disiapkan oleh Kemendikbud. Lecutan MKWK ini dinilai mampu mengembangkan potensi diri mahasiswa untuk mencetak generasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Namun, tak meninggalkan budaya dan nilai-nilai kebangsaan.

2.2 Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila adalah sistem pendidikan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda Indonesia . Pancasila dianggap sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, sehingga penting bagi setiap warga negara untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Pancasila meliputi berbagai aspek seperti nilai-nilai moral, kecakapan hidup, budaya, dan pengetahuan agama.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangat penting untuk menciptakan warga negara yang memiliki kesadaran akan nilai-nilai Pancasila , serta mampu berperan dalam kehidupan sosial dan politik yang baik. Dalam pendidikan kewarganegaraan, peserta didik diajarkan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, sejarah perjuangan bangsa, serta cara-cara untuk mempertahankan keutuhan negara. Sementara itu, pendidikan Pancasila sangat penting untuk membangun karakter dan moral peserta didik, serta mengajarkan tentang nilai- nilai luhur bangsa Indonesia, seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan.

Dengan rutin mendapatkan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , diharapkan generasi muda akan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki rasa cinta tanah air, dan siap untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.

(8)

BAB III HASIL REFLEKSI

3.1 Pengetahuan

Dari hasil pembelajaran MKWK Pendidikan Pancasila, saya bisa mendapatkan banyak pengetahuan tentang beberapa materi yang disampaikan tersebut. Dengan materi ini, mereka semua bisa menambah wawasan saya dan belajar lebih banyak tentang pendidikan Pancasila. Menambah pengetahuan yang sebelumnya minim. Selain itu, MKWK Pendidikan Pancasila dapat dilihat memeiliki peran dan kontribusi penting bagi mahasiswa sebagai masa depan negara, yang diharapkan dapat memajukan negara dan mencapai tujuan bangsa Indonesia. Melalui pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, masyarakat juga memperoleh kesadaran untuk menjaga keutuhan negara dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Sejatinya, pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi hal yang sangat penting dalam pembangunan generasi muda yang berkarakter baik , tangguh, dan memiliki kesadaran serta tanggung jawab yang tinggi terhadap bangsa dan negara. Maka dari itu, pada proyek MKWK kali ini saya memilih topik

“Perundungan (Bullying)”.

3.2 Cara Pandang

Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting karena kita diarahkan untuk menanamkan rasa nasionalisme dan nilai nilai moral bangsa bagi pelajar mulai sejak dini. Pendidikan Kewarganegaraan ini menjadi patokan dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak sebagai warga negara. Dengan pendidikan kewarganegaraan ini para generasi muda diharapkan memiliki kesadaran penuh akan demokrasi dan HAM. Dengan bekal keadaran ini, mereka akan memberikan kontribusi yang berarti dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa, seperti konflik dan kekerasan yang terjadi dalam Masyarakat Indonesia, dengan cara-cara yang damai dan cerdas.

Selain itu, saya semakin sadar akan perbedaan dan ciri-ciri sesuatu. Pemikiran menjadi lebih terbuka melalui mata kuliah pendidikan Pancasila. Kemampuan ini memungkinkan saya untuk mempertimbangkan perspektif lebih berhati=hati, berempati dengan orang lain,

5

(9)

membangun tanggung jawab dalam diri saya, dan melihat konflik dari perspektif yang berbeda.

3.3 Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku yang saya alami selama proses pembelajaran adalah menjadi lebih fokus, bertanggung jawab terhadap tugas, bersosialisasi saat berdiskusi kelompok, mengerjakan tugas proyek video, dan berani mengemukakan pendapat, menyatakan dan berani tampil sendiri di depan orang lain. Perubahan yang saya alami tersebut memberikan bayak sekali efek positif untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dan meningkatkan kualitas diri sendiri.

3.4 Keterampilan Komunikasi

Perkuliahan dengan mata kuliah Pendidikan Pancasila ini, meningkatkan keterampilan saya dalam berkomunikasi dengan baik dan benar terhadap lawan bicara saya. Materi – materi yang diberikan oleh dosen pengampu sangat berperan dalam perkembangan keterampilan komunikasi saya. Seperti, kapan waktu yang tepat untuk kita berbicara dan kapan waktunya kita dapat memberikan pendapat. Saya juga menjadi lebih berani dalam berbicara serta memaparkan materi di depan banyak orang saat presentasi.

3.5 Subtansi mata kuliah sesuai dengan karakter BINTANG Universitas Sumatera Utara

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat menjadi landasan bagi mahasiswa dalam mewujudkan karakter BINTANG Universitas Sumatera Utara yang antara lain, yaitu :

1. Beriman

Hal ini dapat dilihat ketika memasuki perkuliahan melalui zoom, kita selalu mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa lewat doa karena berkatnya kita dapat berkumpul di zoom tersebut untuk melakukan perkuliahan.

2. Inovatif

Sifat inovatif pada perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat dikembangkan

(10)

ketika mahasiswa diberikan tugas. Dibutuhkan jawaban – jawaban inovatif, tidak

meniru secara keseluruhan dari satu sumber. Sifat Inovatif pada mahasiswa juga tercermin ketika para mahasiswa diberikan tugas proyek mkwk. Berbagai bentuk proyek pun akhirnya tercipta dari hasil inovatif mereka

3. Arif dan Tangguh

Sikap tangguh dan arif pada mahasiswa juga didapat karena tugas ataupun latihan – latihan yang diberikan kepada mahasiswa. Mereka juga harus memiliki sikap tanggungjawab atas apa yang dikerjakan. Bersikap bijakasana dalam berpikir dan bertindak segala sesuatu. Dengan adanya beberapa tugas yang diberikan, dapat memperkuat mental mahasiswa tersebut sehingga dapat bersaing kelak dimasa depan.

6

7

(11)

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan

Pendidikan Pancasila Sangat Penting Membentuk Karakter Mahasiswa.

Pendidikan Pancasila yang bersifat fundamental dan memiliki visi dan misi pendidikan Pancasila secara umum yaitu misi untuk membentuk pendidikan moral bangsa, menjadi warga negara yang memiliki tingkat cerdas yang tinggi, sebagai negara demokratis, dan pastinya berakhlak mulia, secara tetap serta melestarikan dan mengembangkan impian negara demokrasi dan sebagai membangun suatu karakter anak bangsa. Sehingga visi dari pendidikan Kewarganegaraan yaitu mewujudkan langkah pendidikan yang terencana pada pengembangan kemampuan sendiri dan menjadi warga Negara indonesia yang cerdas akan ilmu, partisipatif sebagai warga negara indonesia, dan bertanggung jawab atas negaranya.

MKWK merupakan kelompok mata kuliah yang dibentuk untuk menyiapkan karakter mahasiswa di perguruan tinggi cetak generasi unggul. Sehingga mahasiswa bisa mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan zaman. Pentingnya MKWK sebagai dasar pondasi untuk menciptakan manusia yang unggul sudah sangat disiapkan oleh Kemendikbud. Lecutan MKWK ini dinilai mampu mengembangkan potensi diri mahasiswa untuk mencetak generasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Namun, tak meninggalkan budaya dan nilai- nilai kebangsaan 10 aspek nilai-nilai karakter yakni meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air.

8

(12)

Dari hasil refleksi kegiatan MKWK Pendidikan Pancasila ini banyak sekali yang saya dapatkan, seperti ilmu pengetahuan dari pemaparan materi yang sudah dijelaskan selama 1 semester, diantarnya :

1. Menambah pengetahuan 2. Merubah cara pandang

3. Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air 4. Memeprbaiki perilaku kewarganegaraan

5. Melatih ketrampilan komunikasi secara tatap muka maupun tidak Selain itu, terdapat pula keuntungan terhadap diri sendiri sebagai seorang

mahasiswa/mahasiswi di negara Indonesia agar dapat menjadi generasi emas dan penerus bangsa serta dapat membanggakan negara Indonesia. Demikianlah yang dapat saya

sampaikan dari hasil refleksi laporan kegiatan pembelajaran MKWK dan laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan Pancasila.

4.2 Saran

Semoga dengan dibuatnya Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah wajib kurikulum dalam perguruan tinggi, semua mahasiswa dapat lebih mengenal nilai nilai karakter yakni meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, memghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggungjawab.

9

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Nurgiansah, T. H. (2021). Pendidikan Pancasila sebagai upaya membentuk karakter jujur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(1), 33-41.

Fauzi, F. Y., Arianto, I., & Solihatin, E. (2013). Peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam upaya pembentukan karakter peserta didik. Jurnal PPKn UNJ Online, 1(2), 1-15.

https://www.catatanfakta.com/edukasi/8098892254/pengertian-pendidikan-pancasila-dan- kewarganegaran

10

(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait