• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH “RAGAM KESALAHAN BAHASA”

N/A
N/A
zerlyn lia

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH “RAGAM KESALAHAN BAHASA”"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“RAGAM KESALAHAN BAHASA”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Fajar Shiddiq Al-Fauzi (4005230049) Zahra Aulya Cinzano (4005230003)

Dosen Pengampu:

Dr. ROHAYATI, M.Pd

PROGRAM STUDI D3 OPTOMETRI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

DHARMA HUSADA BANDUNG

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan buku ini yang berjudul "Ragam Kesalahan Bahasa".

Makalah ini isusun untuk memberikan gambaran umum tentang ragam kesalahan bahasa yang sering terjadi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kesalahan bahasa dapat terjadi dalam berbagai ragam bahasa, baik ragam lisan maupun ragam tulis. Kesalahan bahasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor kebahasaan, faktor psikologis, dan faktor lingkungan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan buku ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesianya.

Bandung, 28 Desember 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….

KATA PENGANTAR……….

DAFTAR ISI………

BAB l PENDAHULUAN………

Rumusan Masalah………..

Tujuan Penulisan……….

BAB ll ISI………

Kesalahan Di Bidang Fonologi ………

Kesalahan Di bidang Morfologi………

Kesalahan Di Bidang Sintaksis………

Kesalahan Di Bidang Gramatikal………

Kesalahan Di Bidang Kosakata………

BAB lll PENUTUP………

Kesimpulan……….

.

Saran ……….

DAFTAR

PUSTAKA……….

(4)

BAB l

PENDAHULUAN

Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat inheren (melekat) dalam setiap pemakaiannya. Kesalahan berbahasa sering kita temui di lingkungan kita baik secara lisan maupun tulis. Kesalahan-kesalahan berbahasa ini menyebabkan gangguan terhadap peristiwa komunikasi dan dapat menyebabkan salah arti. Tentunya peristiwa ini bisa merugikan kita karena bisa jadi kita terlibat dalam masalah yang diakibatkan oleh salah paham bahasa.

Penguasaan bahasa yang baik dan benar merupakan hal yang penting dalam kegiatan berbahasa, agar dalam proses tersebut maksud yang ingin disampaikan dapat dimengerti dengan baik, kecuali dalam hal pemakaian bahasa secara khusus seperti dalam lawak, jenis iklan tertentu, serta dalam puisi. Dalam pemakaian bahasa secara khusus itu, kadang-kadang kesalahan berbahasa sengaja dibuat atau disadari oleh penutur untuk mencapai efek tertentu sepeti lucu, menarik perhatian dan mendorong berpikir lebih intens.

Sebagai warga negara Indonesia kita sebaiknya menghargai bahasa kita sendiri dengan cara memperbaiki atau mempelajari berbagai macam kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi, sehingga kita bisa mengerti bahasa Indonesia lebih dalam.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian kesalahan bahasa secara fonologis?

2. Apa pengertian kesalahan bahasa secara morfologis?

3. Apa pengertian kesalahan bahasa secara sintaksis?

4. Apa pengertian kesalahan bahasa secara gramatikal?

5. Apa pengertian kesalahan bahasa secara kosakata?

TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan pengertian kesalahan bahasa secara fonologis beserta dengan contohnya.

2. Menjelaskan pengertian kesalahan bahasa secara morfologis beserta dengan contohnya.

3. Menjelaskan pengertian kesalahan bahasa secara sintaksis beserta dengan contohnya.

4. Menjelaskan pengertian kesalahan bahasa secara gramatikal beserta dengan contohnya.

5. Menjelaskan pengertian kesalahan bahasa secara kosakata beserta dengan contohnya.

(5)

BAB ll ISI

Ada banyak jenis kesalahan bahasa berdasarkan struktur internal bahasa, seperti kesalahan fonologis, morfologis, sintaksis, gramatikal, dan kosakata. Masing-masing jenis kesalahan tersebut memiliki karakteristik dan aturan yang berbeda, namun kesalahan tersebut dapat mempengaruhi makna dan pemahaman kalimat. Oleh karena itu penting untuk selalu

memperhatikan struktur bahasa ketika menulis atau berbicara. Memahami kaidah tata bahasa dan penggunaan kata yang tepat dapat membantu pembaca atau pendengar memahami pesan yang disampaikan dengan jelas dan tepat.

KESALAHAN DI BIDANG FONOLOGI

Tarigan dan Suliastianingsih (1998) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi meliputi perubahan pengucapan fonem, penghilangan fonem, penambahan fonem, dan perubahan bunyi diftong menjadi bunyi tunggal atau fonem tunggal.

Fonem

Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna. Misalnya /h/

adalah fonem karena harus membedakan makna harus dan arus. /b/ dan /p/ juga adalah fonem karena bara dan para memiliki makna yang berbeda.

Perubahan pengucapan fonem

Perubahan fonem vokal a menjadi e

Baku Tidak baku

Akta Akte

Masjid Mesjid

Pedas Pedes

Penghilangan fonem

Penghilangan fonem e

Baku Tidak baku

Jenderal Jendral

(6)

Majelis Majlis

Terampil Trampil

Penambahan fonem

Penambahan fonem fonem /a/

Baku Tidak baku

Narkotik Narkotika

Rohaniwan Rohaniawan

Pembentukkan gabungan atau gugus konsonan dari fonem konsonan tunggal

Pembentukkan gabungan atau gugus konsonan /dh/

Baku Tidak baku

Weda Wedha

Pembentukkan gabungan atau gugus konsonan /ss/

Baku Tidak

baku Wasala

m

Wassala m

KESALAHAN DI BIDANG MORFOLOGI

Kesalahan morfologi adalah kesalahan yang disebabkan salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata (Tarigan, 1988:195).

Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologis sebagian besar berkaitan dengan bahasa tulis

Afiks

Afiks atau imbuhan adalah sesuatu yang ditambahkan ke dalam suatu kata. Afiks merupakan sebuah morfem terikat, artinya afiks tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus terikat dengan morfem lain.

(7)

1. Prefiks atau Awalan, contoh: me-, di-, ter-, ke-, se-, pe-, ber-; contoh dalam kata melihat, digambar, terbaru, dll.

Contoh kalimat yang salah menggunakan prefiks Aku akan bermakan sayur

Kata tersebut salah karena memakai afiks yang salah. Seharusnya afiks yang dipakai adalah me-

2. Infiks atau Sisipan, contoh: -el-, -er-, -em-; contoh dalam kata gelegar, gerigi dan gemetar.

Contoh kalimat yang salah menggunakan infiks Gergaji tersebut memiliki geligi yang tajam

Kata geligi memakai infiks -el sehingga kata tersebut menjadi salah. Seharusnya memakai infiks -er.

3. Sufiks atau Akhiran, contoh: -i, -kan, -an; contoh dalam kata tangani, suguhkan dan bacaan.

Contoh kalimat yang salah menggunakan sufiks Bacakan tersebut terdapat di novel karya Fajar Shiddiq Kata baca seharusnya mendapat sufiks -an

4. Konfiks atau gabungan, contoh: ke-an, me-kan, me-i, ber-an; contoh dalam kata kearifan, menangani dan bersalaman

Contoh kalimat yang salah memakai konfiks Zahra menangakan masalah besar di dhb

Seharusnya kata yang salah mendapat konfiks me-i KESALAHAN DI BIDANG SINTAKSIS

Dikutip dari buku Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia (2017) karya

Awalludin, sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antarkata untuk membentuk frasa, klausa, serta kalimat.

1. Kalimat Berstruktur tidak Baku

Saya sangat nyaman jika dia jadi jadi sosok kakakbuwat saya.

Kalimat tersebut terbukti kalimat berstruktur tidak baku . Kata jadi termasuk kata yang tidak baku atau tidak tepat, karena tidak ada proses afiksasi dan tidak dihadirkan prefiks meN- pada kata dasar jadi menjadi tidak gramatikal. Kata buwat pada kalimat (1) tidak gramatikal karena pilihan kata untuk melengkapi kalimat tersebut tidak tepat dan menjadi ketidakbakuan kata dalam kalimat. Oleh karena itu, bentuk benar data tersebut adalah.

(8)

Saya sangat nyaman jika dia menjadi sosok kakak buat saya.

2. Kalimat Ambigu

Dalam tahapan klasifikasi data kalimat ambigu terdapat bentuk kesalahan yang akan dipaparkan.

Kita harus pintar-pintar dalam memilih acara televisi yang kita lihat, jangan sampai kita terpengaruh oleh efek negatif dari acara televisi yang kita lihat.

Kalimat tersebut merupakan kalimat ambigu karena adanya penanda jamak penggunaan kata cukup satu penanda untuk menjelaskan, misalnya kata pintar-pintar dan kita lihat dan kata yang menujukkan subjek cukup ditulis satu penanda saja. Dalam kalimat penjelas harus disisipi kata hubung dan. Oleh karena itu, ke tiga data bentuk benar bentuk benarnya adalah,

Kita harus pintar dalam memilih acara televisi dan jangan sampai terpengaruh oleh efek negative dari acara yang kita lihat.

3. Kalimat Yang Tidak Jelas

Menaiki sepeda motor bersama teman-teman di Boyolali.

Kalimat tersebut tidak jelas maknanya karena ada unsur kata yang tidak baku pada penulisan kalimat tersebut dan tidak dihadirkan unsur S. Kata menaiki tidak baku, bentuk bakunya adalah mengendarai sebagai unsur P memiliki maksud yang berhubungan dengan sepeda motor atau kendaraan. Dan kata di Boyolali merupakan unsur keterangan tambahan namun maksud pada kalimat ini baru akan dilakukan proses perjalanan, jadi bentuk kongkretnya dihadirkan afiksasi ke-. Oleh karena itu, bentuk benar pada data tersebut sebagai berikut.

Saya bersama teman-teman ke Boyolali mengendarai sepeda motor.

4. Diksi Yang Tidak Tepat dalam Membentuk Kalimat (4) Aku mempunyai sebuah teman.

(5) Tinggi pas-pasan dan biasanya bersepeda vega.

Kalimat (4) pilihan kata yang digunakan tidak tepat dan masih menggunakan kata-kata tutur yang sering diucapkan saat berkomunikasi. Kata sebuah menyatakan jumlah atau numeralia, jadi pilihan kata tidak baku. Oleh karena itu, bentuk benar data sebagai berikut

Aku mempunyai seorang teman.

Kalimat (5) pilihan kata yang digunakan bersinomin dan terjadi kesamaan makna pada kata pas- pasan, berarti sederhana, nomal, dan biasa. Kata tinggi ditambah dengan partikel –nya.

Kalimat (5) pilihan kata yang digunakan bersinomin dan terjadi kesamaan makna, kata terdapat berarti memiliki, mempunyai, diperoleh, dan ditemukan. Kata dikelasku, seharusnya dipenggal karena menyatakan tempat. Oleh karena itu, bentuk benar ke dua data sebagai berikut.

Tingginya normal dan biasanya bersepeda Vega.

(9)

5. Kontaminasi Kalimat.

Perhatian banget ma muridnya.

Kalimat di atas tidak baku karena kata ma dan banget tidak ada dalam kaidah kebahasaan.

Kalimat tersebut jika diucapkan secara lisan dapat dipahami, namun jika ditulis kalimat tersebut tidak baku dan terjadi kerancuan atau tidak beraturan maknanya, kalimat dapat dinyatakan efektif harus berdiri unsur S dan P. Oleh karena itu, bentuk benar kalimat tersebut sebagai berikut.

Perhatian sekali dengan muridnya.

6. Koherensi

Seekor kancil tersebut sangat nakal sekali, tubuhnya kecil mungil.

Kalimat di atas tidak koheren karena hubungan seekor dengan tubuhnya tidak padu. Kata seekor kancil menyatakan unsur S dan seharusnya di depan S disisipi aspek kata untuk menjelaskan S, dengan menambahkan kata ada. Kata tersebut dan sekali sebaiknya dihilangkan diganti dengan kata yang, dan untuk memadukan sebuah kalimat agar efektif. Oleh karena itu, bentuk benar sebagai berikut.

Ada seekor kancil yang nakal dan tubuhnya kecil mungil.

7.Penggunaan Kata Mubazir

Dengan penuh pertanyaan ternyata dia adalah guru baru Bahasa Indonesia yang sementara menggantikan pak Yusuf.

(9) Setiap ingin tidur malam lampu kamarku selalu aku matikan agar aku nyaman tidurnya.

Penggunaan kata depan dari kalimat (8 ) menjadikan susunan kata yang diletakkan bertele-tele atau tidak hemat, lebih tepatnya menggunakan kata mubazir yang tidak diperlukan. Pada kata dengan tidak diperlukan dalam membentuk kalimat-kalimat tersebut. Karena kata depan atau frase menunjukan unsur penjelas dalam suatu kalimat yang ditulis. Jika kata tersebut masih diletakkan di awal kalimat sebagai pengganti S, maka akan menimbulkan kalimat menjadi tidak hemat. Oleh karena itu, dengan cara menghindari penggunaan kata depan yang tidak diperlukan sangat bermanfaat. Supaya kalimat menjadi lebih efektif dan mudah dipahami. Oleh karena itu, bentuk benar pada kalimat tersebut terjadi pada kalimat di antaranya sebagai berikut.

Dia adalah guru baru Bahasa Indonesia yang sementara menggantikan Pak Yusuf.

8. Kata Serapan yang Digunakan dalam Kalimat.

Klasifikasi data kata serapan yang digunakan dalam kalimat terdapat 1 data, pada bagian ini tidak terdapat klasifikasi lanjutan karena bentuk kesalahannya hanya teridentifikasi 1 data, di antaranya sebagai berikut.

Dari yang aku lihat anjingku memiliki bulu yang putih dan banyak.

(10)

Kalimat di atas teridentifikasi kata serapan yang digunakan dalam kalimat kurang tepat, kata dari yang adalah kata serapan yang tidak tepat. Oleh karena itu bentuk benar kalimat di atas sebagai berikut.

Aku lihat anjingku memiliki bulu yang banyak berwarna putih.

9. Logika kalimat

Jagalah kebersihan supaya kita nyaman dan tidak ada sarang penyakit.

Kalimat di atas tidak logis karena kata jagalah kurang tepat yang berarti menyuruh, kata tersebut menjadi logis dalam susunan kalimat jika diganti dengan menyisipi prefiks me- yang berarti menjaga atau benar-benar melakukan. Oleh karena itu, bentuk benar klasifikasi data lanjutan, di antaranya sebagai berikut.

Kita harus menjaga kebersihan supaya nyaman dan tidak ada sarang penyakit.

KESALAHAN DI BIDANG GRAMATIKAL

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gramatikal adalah sesuai dengan tata bahasa; menurut tata bahasa, Sedangkan makna gramatikal merupakan makna dasar yang sudah mendapat imbuhan, perubahan intonasi, pengulangan kata, hingga menjadi bentuk frasa.

Contoh kalimat yang memiliki kesalahan gramatikal : 1. Saya sudah makan sebelum satu jam.

Kalimat tersebut memiliki kesalahan gramatikal karena seharusnya digunakan "satu jam yang lalu" atau "satu jam sebelumnya" sebagai pengganti "sebelum satu jam." Jadi, kalimat yang benar grammaticalnya adalah: "Saya sudah makan satu jam yang lalu."

2. Kamu lebih baik fokus pada pekerjaanmu daripada menghabiskan waktu terlalu banyak di media sosial."

Kesalahan gramatikal: Kata "terlalu" seharusnya ditempatkan sebelum kata "banyak" agar kalimat menjadi gramatikal. Sehingga, kalimat yang benar grammaticalnya adalah: "Kamu lebih baik fokus pada pekerjaanmu daripada menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial.

KESALAHAN DI BIDANG KOSAKATA

Kosakata adalah kumpulan kata yang dimiliki oleh seseorang dalam bahasa tertentu.

Contoh kalimat yang memiliki kesalahan kosakata 1. Di dan Ke.

Contohnya: diambil dan di ambil; dikampus dan di kampus. Cukup ingat, kalau

menunjukkan nama tempat penulisannya dipisah. Di luar itu disambung, jadi yang benar:

diambil bukan di ambil, di kampus bukan dikampus.

2. Silakan. Banyak orang menuliskan kata”silahkan” Tentunya yang benar ialah tanpa memakai huruf “h”.

(11)

3. Terima kasih bukan terimakasih. Penulisannya dipisah.

4. Sontek. Sontek adalah tulisan baku dari contek. Ditambah imbuhan me tetap jadi

“menyontek”.

5. Daripada bukan dari pada.

BAB lll PENUTUP KESIMPULAN

Kesalahan berbahasa memang kerap terjadi pada kita, itu menandakan bahwa begitu banyak hal yang belum kita kuasai dalam bidang bahasa khususnya bahasa Indonesia.

Untuk menguasai suatu bahasa memanglah sulit sehingga wajar jika kita melakukan sebuah kesalahan dalam peristiwa berbahasa, tetapi alangkah baiknya jika kita mau memulai untuk memperbaikinya. .

Kesalahan bahasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

 Faktor kebahasaan, seperti kurangnya pengetahuan tentang kaidah tata bahasa baku.

 Faktor psikologis, seperti kurang percaya diri atau malas belajar.

 Faktor lingkungan, seperti pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing.

Kesalahan bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan bidang kebahasaan yang disalahgunakan, yaitu:

 Bidang fonologi, seperti kesalahan ejaan, kesalahan pelafalan, dan kesalahan intonasi.

 Bidang morfologi, seperti kesalahan pembentukan kata, kesalahan pembentukan kalimat, dan kesalahan penggunaan kata.

 Bidang sintaksis, seperti kesalahan struktur kalimat, kesalahan hubungan antarkalimat, dan kesalahan penggunaan tanda baca..

SARAN

Berikut adalah beberapa saran untuk menghindari kesalahan bahasa:

Pahami kaidah tata bahasa baku.

Latih kemampuan berbahasa secara rutin..

(12)

Bacalah karya tulis yang baik dan benar.

Mintalah bantuan orang lain untuk mengoreksi kesalahan bahasa Anda.

Dengan memahami dan menerapkan saran-saran di atas, Anda dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anda dan menghindari kesalahan bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

Kami menemukan dari referensidari buku sebagai berikut:

Tarigan dan Suliastianingsih (1998) (Tarigan, 1988:195).

Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia (2017) Buku KBBI

Dan kami meenemukan pada intrnet untuk referensi makalah kami yaitu:

https://www.academia.edu/39891936/.

Referensi

Dokumen terkait