MAKALAH
SIRAH NABAWIYAH
KEKHALIFAHAN ALI BIN ABI THALIB
Disusun oleh:
Asqar Quraisy
PROGRAM STUDI FAKULTAS UNIVERSITAS
2023
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generasi terbaik umat Islam adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para sahabat memiliki kemuliaan di sisi Allah Ta’ala. Mereka telah diberikan anugerah yang sangat besar.
Allah Ta’ala telah memilih mereka untuk menemani dan membantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menegakkan agama-Nya. Allah Ta’ala tidak mungkin salah dalam memilih sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
ِب ْوُُُلُق يِف َرَُُظَن َمُث ،ِهِتَلاَسِرِب ُهَثَعَتْباَف ِهِسْفَنِل ُهاَفَط ْصاَف ،ِداَبِعْلا ِبْوُلُق َرْيَخ َمَلَسَو ِهْيَلَع ُا ىَلَص ٍدَمَحُم َبْلَق َدَجَوَف ِداَبِعْلا ِبْوُلُق يِف َرَظَن َا َنِإ
َدُُْنِع َوُُُهَف اًن َُُسَح َنْوُمِلْسُمْلا ىَأَر اَمَف ،ِهِنْيِد ىَلَع َن ْوُلِتاَقُي ِهِيِبَن َءاَرَزُو ْمُهَلَعَجَف ِداَبِعْلا ِبْوُلُق َرْيَخ ِهِباَحْصَأ َبْوُلُق َدَجَوَف ،ٍدَمَحُم ِبْلَق َدْعَب ِداَبِعْلا ئئِيَس ِا َدْنِع َوُهَف اًئِيَس ا ْوَأَر اَمَو ، ئنَسَح ِا
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri- Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik.
Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” [Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, I/379, no. 3600. Syaikh Ahmad Syakir mengatakan bahwa sanadnya shohih.]
Para sahabat yang paling utama adalah kaum Muhajirin. Karena mereka telah berhijrah dan membantu Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam . Setelah itu kaum Anshar. Adapun yang paling utama diantara kaum Muhajirin adalah Khulafa Ar Rasyidin, mereka adalah Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ‘Utsman bin Affan radhiyallahu
‘anhu, ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.[1]
Salah satu diantara Khulafa Ar Rasyidin adalah ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Sepupu sekaligus menantu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Beliau adalah pembawa panji kehormatan dari Nabi pada saat perang Khaibar. ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu termasuk satu dari sepuluh sahabat yang mendapat jaminan masuk surga dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Bahkan Nabi shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda tentang dirinya,
يدعب يبن ل هنأ لإ ىسوم نم نوراه ةلزنمب ينم تنأ
“Kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa. Hanya tidak ada nabi setelahku”
(HR. Muslim no. 4418).
1.2 Rumusan Masalah
a. Biografi khalifah ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
b. Kiprah ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
c. Proses pengangkatan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sebagai Khulafa Ar Rasyidin.
d. Kebijakan-kebijakan yang muncul saat kekhalifahan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
e. Wafatnya ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Nasab
Nama beliau adalah ‘Ali bin Abi Thalib (‘Abdu Manaf) bin ‘Abdul Muththalib (Syaibah) bin Hasyim (‘Amr) bin ‘Abdi Manaf (Al-Mughirah) bin Qushai (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan.
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah Abu Al-Hasan dan Al-Husain dan juga diberi kunya Abu Turab, yang merupakan sepupu sekaligus menantu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.[2]
Ibu beliau adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai. ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu memiliki 3 saudara laki-laki, yaitu Thalib, ‘Aqil, dan Ja’far, serta 2 saudari perempuan Ummu Hani’ dan Jumanah. Keduanya adalah putri dari Fathimah binti Asad. [2]
Ayah beliau adalah Abu Thalib yang nama aslinya adalah Abdu Manaf. Abdu Manaf adalah paman kandung Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Ayah beliau sangat menyayangi Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, namun ia wafat dalam agama jahiliyah.[2]
2.2 Ciri-Ciri Fisik
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah seseorang yang berkulit sawo matang, berperawakan pendek, dan berjanggut lebat. Bola mata beliau besar dan berwarna kemerah-merahan, berperut besar serta berkepala botak. Kedua pundak dan dada beliau padat dan putih, memiliki bulu dada dan bahu yang lebat, berwajah tampan, memiliki susunan gigi yang bagus serta ringan langkah saat berjalan.[2]
2.3 Istri-Istri dan Anak-Anak
Istri pertama ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah Fathimah binti Muhammad shallallahu’alaihi wasallam yang dengannya dikaruniai 2 putra Al-Hasan dan Al-Husein. Ada yang mengatakan putra ketiga mereka bernama Muhasin namun meninggal dunia saat masih bayi.[2] Beliau juga dikaruniai 2 orang putri yaitu Zainab Al-Kubra dan Ummu Kaltsum Al-Kubra yang dinikahi oleh Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menikahi beberapa wanita setelah Fathimah radhiyallahu ‘anha meninggal dunia. Diantaranya ada yang wafat ketika beliau masih hidup dan ada yang diceraikan. Ketika beliau wafat, beliau meninggalkan 4 orang istri. Diantara istri-istri Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah Ummul Banin binti Hizam, Laila binti Mas’ud, Asma’ binti
‘Umais, Ummu Habib binti Rabi’ah, Ummu Sa’id, binti Urwah bin Mas’ud, Binti Umru’ul Qais bin Ady, Umamah binti Abil Ash, Khaulah binti Ja’far bin Qais.[2] Jumlah anak-anak kandung beliau secara keseluruhan adalah 14 putra dan 9 putri. [3-4]
2.3 Keislaman dan Kiprah
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu memeluk Islam pada usia 7 tahun, ada yang mengatakan 8 tahun dan ada juga yang mengatakan 10 tahun. Beliau termasuk dari kalangan anak-anak yang pertama kali masuk Islam, sebagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu adalah lelaki merdeka yang pertama kali masuk Islam, Khadijah binti Khuwailyd radhiyallahu ‘anha adalah wanita pertama yang masuk Islam. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengambil ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dari ayahnya saat penduduk Mekah tertimpa paceklik dan kelaparan dan masuk di bawah tanggungan beliau dari kecil.
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu ikut serta dalam berhijrah setelah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam keluar dari kotak Mekah. Beliau diberi tugas oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam untuk melunasi utang piutang dan barang -barang yang dititipkan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
1.
Al-Imam Abi Muhammad ‘Abdullah Ahmad bin Muhammad Ibn Qudamah Al Muqdasi. kitab “Lum’atul I’tiqaad (Al Haadi Ilaa Sabili Ar Rasyaad) Syarah Oleh : Syaikh Muhammad Shalih al ‘Ustaimin Judul Indonesia : “Jalan Kebenaran (Aqidah Ahlu Sunnah Waljama’ah) Alih bahasa : Andi Bastoni Penerbit : Pustaka Azzam cetakan I 1421 H / Juni 2000] hal 61
2. Al-Bidayah wa An-Nihayah. Cetakan Tahun 1436 H. Imam Abul Fida’ Isma’il bin
‘Umar bin Katsir Al-Qurasyi Ad-Dimasyqi (Ibnu Katsir). Tahqiq: Dr. ‘Abdullah bin
‘Abdul Muhsin At-Turkiy. Penerbit Dar ‘Alam Al-Kutub.
3.
Tarikh Ath-Thabari 5/155
4.
Ibnu Sa’ad 3/20
Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq: Dr. Jamal