MAKALAH
TEKNIK PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PLTS
Dosen Pegampu Mata Kuliah : Musrady Mulyadi S.ST., M.T.
Disusun Oleh : KELOMPOK 4
Ninda Nurfadhilah 44219036 Nur Musyarrafah 44219037
Nurul Hidayah 44219038
Nurul Hijrawati 44219039
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022
i KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas makalah yang berjudul “Teknik Pemeliharaan dan Perawatan PLTS” ini bisa selesai pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah manajemen perawatan pembangkit. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang teknik pemeliharaan dan perawatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada bapak Musrady Mulyadi, S.ST., M.T.
selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen perawatan pembangkit serta kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini. Masih perlu perbaikan, segala kritik dan saran ataupun masukan senantiasa penyusun terima dengan baik untuk perbaikan penyusunan makalah kedepan. Semoga makalah yang telah tersusun ini dapat berguna bagi pembaca dan bisa menambah wawasan terkait dengan pengunaan komputer dalam sistem kendali.
Makassar, 8 Mei 2022
Tim penyusun
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …... i DAFTAR ISI …... ii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …... 1 B. Rumusan Masalah …... 2 C. Tujuan Makalah …... 2 BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Kerja PLTS ... 3 B. Komponen Utama PLTS . ... 4 C. Teknik Pemeliharaan dan Perawatan PLTS ... 8 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …... 20 B. Saran …... 20 DAFTAR PUSTAKA …... iii
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Salah satu bentuk energi yang banyak dipergunakan di dunia adalah energi listrik, sehingga dapat dikatakan bahwa listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Listrik dapat dibangkitkan melalui berbagai sumber energi yang berbeda baik menggunakan sumber energi fosil seperti minyak bumi, batubara, dan gas-alam maupun sumber energi terbarukan seperti matahari, hidro, angin, panas bumi dan biomassa.
Oleh karena berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, misalnya dari kecelakaan pusat listrik energi nuklir, polusi lingkungan sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar fosil dan kehabisan bahan bakar diwaktu mendatang, maka penggunaan sumber energi terbarukan sangat didorong pengembangannya.
Selain itu, secara geografis Indonesia terletak pada iklim khatulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai sumber energi surya yang melimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4,8 kWh/m2 perhari diseluruh wilayah (Solarex, 1996). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah indonesia mempunyai potensi yang besar dalam pemanfaatan energi cahaya matahari sebagai energi alternatif pembangkit energi listrik. Salah satu sumber energi alternatif tersebut adalah sel surya. Sumber energi ini efektif karena jumlahnya yang tidak terbatas dan ramah lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)?
2. Apa saja komponen utama Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)?
3. Bagaimana teknik pemeliharaan dan perawatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)?
2 C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
2. Untuk mengetahui komponen utama pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)?
3. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeliharaan dan perawatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)?
3 BAB II
PEMBAHASAN A. Prinsip Kerja PLTS
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan sistem yang memanfaaatkan energi foton dari matahari menjadi energi listrik. Berdasarkan lokasi pemasangan sistem PLTS dibagi menjadi dua jenis yaitu, sistem PLTS pola tersebar (distributed PV plant) dan sistem PLTS pola terpusat (centralized PV plant). Berdasarkan aplikasi dan konfigurasinya, secara garis besar PLTS diklasifikasika menjadi dua yaitu, sistem PLTS yang tidak terhubung jaringan (off-grid PV plant), atau yang lebih dikenal dengan sebutan PLTS berdiri sendiri (stand alone) dan sistem PLTS yang terhubung dengan jaringan (on- grid PV plant) atau lebih dikenal dengan sebutan PLTS grid-connected. Stand- alone digunakan untuk keperluan yang membutuhkan energi listrik akan tetapi akses ke jaringan listrik pusat tidak tersedia Seperti pada satelit ruang angkasa, signal box kereta api dan penerangan bagi para petani sedangkan Grid- connection system digunakan untuk menghubungkan PV ke jaringan listrik pusat. Apabila PLTS dalam penggunaanya digabung dengan jenis pembangkit listrik lain disebut sistem hybrid.
Konsep dasar PLTS system on grid diperlihatkan pada gambar. (Semiko.
2007)
Gambar 1. Blok Diagram PLTS On Grid
4
Ketika modul surya (photovoltaic) mendapat sinar matahari, maka pada terminal output modul surya tersebut menghasilkan tegangan listrik.
Tegangan tersebut disalurkan ke Inverter yang berfungsi mengubah tegangan arus searah (DC), dari modul surya menjadi tegangan arus bolak balik (AC).
Tegangan AC yang berasal dari inverter diteruskan ke transformator untuk dinaikan menjadi tegangan menengah.
Kemudian dari transformator tegangan dikirim kepusat-pesat beban, untuk diturunkan kembali menjadi tegangan rendah.
B. Komponen Utama PLTS
Komponen listrik tenaga surya adalah komponen-komponen yang digunakan untuk merakit sebuah pembangkit listrik tenaga surya baik dalam skala rumah tangga ataupun skala industri. Listrik tenaga surya merupakan suatu sumber energi listrik yang berasal dari matahari. Dengan teknologi fotosel, cahaya matahari dapat diubah menjadi energi listrik. Untuk dapat merubah cahaya matahari menjadi energi listrik diperlukan suatu alat yang disebut komponen. Komponen-komponen yang digunakan untuk merubah cahaya matahari menjadi energi listrik sangat berbeda dengan komponen- komponen yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik di berbagaipembangkit listrik pada umumnya, oleh karena itu komponen ini dinamakan komponen listrik tenaga surya.
Komponen listrik tenaga surya ini membentuk satu kesatuan yang terorganisasi sedemikian rupa sehingga dapat bekerja secara maksimal. Jika salah satu komponen tersebut rusak atau tidak dapat digunakan, maka proses perubahan energi cahaya menjadi energi listrik dapat terganggu. Komponen utama listrik tenaga surya, meliputi :
5 1. Sel atau modul Photovoltaic
Secara harfiah, photovoltaic berasal dari dua kata photo dan volt, yang mempunyai arti cahaya-listrik. Sel yang mengubah radiasi sinar matahari menjadi listrik disebut sebagai photovoltaic cell atau sel fotovoltaik, dan dikenal pula sebagai solar cell atau sel surya.
Secara sederhana prinsip kerja dari PV yaitu apabila suatu bahan semikonduktor misalnya bahan silikon yang permukaannya mempunyai tipe berbeda, yaitu: tipe p dan tipe n, diletakkan di bawah sinar matahari, maka bahan silikon tersebut akan melepaskan sejumlah kecil listrik yang biasa disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah pelepasan elektron dari permukaan metal yang disebabkan penumbukan cahaya. Efek ini merupakan proses dasar fisis dari fotovoltaik merubah energi cahaya menjadi listrik.
Cahaya matahari terdiri dari partikel-partikel yang disebut sebagai foton (photons) yang mempunyai sejumlah energi yang besarnya tergantung dari panjang gelombang pada solar spectrum.
Pada saat photon menumbuk sel fotovoltaik maka cahaya tersebut sebagian akan dipantulkan, diserap dan mungkin diteruskan (tergantung jenis sel). Cahaya yang diserap membangkitkan listrik. Pada saat terjadinya tumbukan, energi yang dikandung oleh photon ditransfer pada elektron yang terdapat pada atom sel fotovoltaik yang merupakan bahan semikonduktor.
Energi yang didapat dari photon, digunakan elektron untuk melepaskan diri dari ikatan normal bahan semikonduktor. setelah elektron melepaskan diri dari ikatannya, terbentuknya lubang atau hole pada bahan semikonduktor tersebut. Jika pada saat ini sel semikonduktor tersebut dihubungkan ke suatu rangkaian luar, maka elektron akan menyatu kembali dengan hole nya dan menciptakan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
Proses konversi dari radiasi matahari ke listrik terjadi secara langsung (tanpa adanya bagian yang bergerak) sebagaimana disajikan pada gambar
6 berikut. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh sel fotovoltaik berbasis silikon pada umumnya sekitar 0,5 Volt.
Gambar 2. Konversi radiasi sinar matahari menjadi energi listrik Untuk mendapatkan daya, dan/atau tegangan listrik yang diinginkan, sel surya dihubungkan secara seri, atau paralel, atau kombinasi seri-paralel kemudian dilaminasi dan diberi bingkai menjadi modul fotovoltaik. Agar sel atau modul dapat berumur panjang, rangkaian sel fotovoltaik tersebut pada umumnya dilindungi dengan suatu lapisan yang tahan cuaca dan radiasi matahari, terutama terhadap radiasi ultraviolet (UV). Secara skematis, struktur modul fotovoltaik adalah seperti disajikan pada gambar berikut
7 Gambar 3. Struktur konstruksi modul photovoltaic
Modul fotovoltaik merupakan komponen utama dari PLTS. Modul fotovoltaik yang telah tersedia secara komersial di pasaran umumnya merupakan rangkaian sel jenis monokristral, multi (poli) kristal, maupun amorfous berbasis silikon (Si).
2. Regulator
Regulator adalah panel pengendali atau pengatur atau Controller.
Controller ini biasanya terintegrasi dengan sebuah kotak terminal baterai.
Controller adalah perangkat elektronik yang umumnya berbentuk kotak yang berfungsi untuk mengatur aliran listrik dari panel surya ke baterai atau aki menuju ke perangkat elektronik yang ada di rumah.
Di dunia ini, hampir tidak mungkin ada suatu tempat yang mempunyai intensitas cahaya matahari stabil secara terus menerus sepanjang waktu.
Karena intensitas cahaya pada dasarnya akan terus berubah berdasarkan waktu, posisi matahari, cuaca, dan rancangan. Kondisi tersebut bisa membuat parameter listrik mengalami fluktuasi terus menerus. Alhasil, proses penyimpanan tenaga matahari pun menjadi ikut berfluktuasi. Hal ini bisa disiasati dengan adanya sistem kontrol panel pada pembangkit listrik tenaga surya, yang berfungsi untuk mengatur charging dan discharging baterai. Dengan sistem kontrol panel, maka besaran arus yang
8 diharapkan bisa dihasilkan secara stabil pada arus tertentu dan voltase tertentu.
3. Inverter
Inverter adalah seperangkat alat yang tersusun dari rangkaian- rangkaian komponen elektronika dimana fungsinya mengubah arus searah (Direct Curent disingkat DC) menjadi arus bolak-balik (Alternating Curent disingkat AC). Inverter ini dapat kita jumpai pada berbagai macam jenis paralatan elektronika. Tanpa alat ini arus DC yang dihasilkan oleh panel surya tidak akan dapat digunakan secara langsung oleh alat alat ekektronika yang umumnya membutuhkan arus AC sebagai pasokan daya utamanya.
4. Baterai
Baterai adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya sehinga bisa di gunakan kapan saja selama dibutuhkan. Tanpa baterai maka energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari saja karena tidak ada alat penyimpan energinya.
C. Teknik Pemeliharaan dan Perawatan PLTS
Pemeliharaan pada sistem PLTS dimaksudkan untuk keberlangsungan sistem pembangkit yang handal dan berkelanjutan. Pemeliharaan perlu dilakukan secara benar dan teratur.
Tabel 1. Cara dan tindakan pemeliharaan PLTS
No Jenis Kegiatan Langkah Pemeliharaan Modul Surya
1. Pemeriksaan kebersihan modul surya
melihat apakah pada modul surya terdapat debu,
Bersihkan permukaan modul surya dari debu dengan kemoceng atau kain berpermukaan halus.
9 dedaunan, sampah atau
kotoran yang menutupi permukaan modul surya
Jika kotoran sulit dibersihkan, gunakan sikat dan air bersih Catatan :
pembersihan menggunakan air jangan dilakukan saat siang hari (matahari sedang terik) untuk menghindari crack pada modul surya
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
manfaat pemeliharaan : menjaga keluaran energi dari modul surya tetap optimal 2. Pemeriksaan bayangan
modul surya Melihat apakah ada bayangan yang menutupi permukaan modul surya.
Bayangan dapat berasal dari tanaman atau bangunan sekitar.
Pangkas atau tebang pohon sampai tidak ada bayangan yang menutupi permukaan modul surya
10 Risiko bahaya: perhatikan agar ranting atau batang pohon yang ditebang tidak
menimpa modul surya atau pekerja 3. Pemeriksaan wilayah
modul surya
Periksa apakah wilayah modul surya bersih
Periksa apakah rumput di sekitar modul surya semakin tinggi
Potong rumput yang ada di bawah dan sekitar modul surya.
Bersihkan sampah yang ada di wilayah modul surya
Risiko bahaya: Hati -hati terhadap reptil berbisa yang mungkin ada.
manfaat pemeliharaan:
Mencegah bersarangnya binatang yang dapat merusak sistem kabel PLTS
Mencegah akar tanaman yang tumbuh merusak pondasi dan sistem kabel PLTS
Mencegah hewan pemakan rumput tertarik untuk masuk ke dalam area PLTS
11 4. Pemeriksaan kondisi
modul surya
Periksa apakah modul surya ada yang pecah, laminasi rusak (ada gelembung udara), perubahan warna sel
Periksa apakah ada hotspot pada modul surya
Periksa kabel-kabel di bawah modul surya apakah ada yang longgar, terkelupas dan terputus
Periksa apakah semua baut pada modul surya kencang dan tidak ada yang hilang
Matikan sistem PLTS sesuai prosedur;
Ganti modul surya yang rusak. Jika belum siap diganti, biarkan dan jangan dilepas dari array, karena untuk mempertahankan tegangan di array
Kencangkan kabel-kabel yang longgar, apabila ada kabel yang terkelupas tutup dengan isolasi listrik. Periksa secara hati -hati dan perhatikan kembali seperti awal.
Kencangkan baut yang longgar, ganti baut yang hilang.
Titik Pengaman Jaringan Jika terjadi kondisi gangguan pada saat ada cahaya matahari, matikan titik pengaman jaringan
terdekat yang ada di Panel Combiner, yaitu: MCB individual incoming dan/atau
outgoing.
12 Risiko bahaya: awas tegangan tinggi,
pastikan menggunakan peralatan keselamatan!
manfaat pemeliharaan : menjaga keluaran energi dari modul surya tetap optimal Solar charge controller/Inverter baterai
1. Pemeriksaan kebersihan ventilasi inverter/solar charge controller Periksa apakah ada ventilasi inverter dan charge controller yang tidak tertutup dan tidak bersih
Tutup ventilasi Inverter / Solar Charge Controller jika ada yang terbuka,
kemudian bersihkan secara rutin (bulanan) rongga-rongga ventilasi dari inverter dan charge controller agar tidak tersumbat.
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
manfaat pemeliharaan: menjaga agar temperatur/suhu perangkat tidak naik (tidak panas)
Pemeriksaan jalur kabel power dan kabel data
Jika terdapat celah, tutup dengan sealan manfaat pemeliharaan: Menjaga agar hewan tidak masuk ke dalam perangkat 2. Pencatatan Tegangan (V)
Solar Charge Controller/Inverter Baterai pada pagi hari
Pengukuran tegangan (V) secara langsung dengan menggunakan multi meter untuk mengukur tegangan yang dihasilkan
13 dan malam hari (antara
jam 7-8 pagi dan 18.30- 20.00)
Langkah pencatatan:
Tuliskan keadaan cuaca sekitar pada saat
pencatatan apakah Cuaca - Cerah = "C", Berawan = "B", Hujan
= "H" atau periksa nilai insulation/radiasi matahari di web browser sistem PLTS pada komputer/PC.
Lakukan pencatatan tegangan yang keluar dari setiap Solar Charge Controller/
Inverter baterai dari tampilan layar yang terdapat disetiap Solar Charge Controller/
Inverter baterai.
*catatan : Jika layar tampilan tidak ada, tidak terbaca atau sedang terganggu, lakukan pencatatan dengan melakukan pengukuran tegangan (V) langsung
masingmasing inverter melalui MCB yang terdapat di panel distribusi inverter
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
manfaat pemeliharaan: memonitor kinerja PLTS setiap hari
14 dengan menggunakan
clamp meter.
3. Periksa indikator discharging atau penggunaan beban menyala pada malam hari Lihat indikator pada tiap inverter baterai/ Solar Charge Controller, pastikan indikator penggunaan beban menyala
Pastikan Solar Charge Controller/
Inverter baterai, beroperasi dengan baik (lampu ORANYE atau MERAH tidak menyala)
4. Periksa Solar charge controller/Inverter baterai
Periksa apakah inverter masih beroperasi dengan baik (tidak ada tanda indikator merah atau oranye pada display).
Periksa kabel yang menuju Solar charge controller/Inverter baterai tidak ada yang terkelupas agar tidak mengurangi losses dari tegangan yang
dihasilkan
Jika inverter dengan merek tertentu tidak beroperasi normal, lihat buku manual yang dikeluarkan pabrikan untuk langkah penyelesaiannya.
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
Baterai
15 1. Pemeriksaan kebersihan
Periksa apakah ruang baterai berserta baterai dalam kondisi bersih
Jika membersihkan dari debu, gunakan kuas kering atau kemoceng
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan keselamatan!
2. Periksa kebocoran cairan pada baterai dan koneksi terminal
Periksa setiap baterai apakah terdapat kebocoran elektrolit
Periksa apakah terminal baterai terlindung bahan isolator, kencang, tidak berkarat dan tidak terjadi oksidasi (kerak putih)
Jika terdapat kebocoran dan ditemukan oksidasi (kerak putih) segera laporkan ke teknisi, dan hati-hati dengan cairannya
Jika tidak terlindung segera pasang isolator pada baterai dan kencangkan
Risiko bahaya: awas bahaya cairan kimia dan udara yang beracun akibat kebocoran pada baterai! Pastikan telah menggunakan alat pelindung diri seperti
sepatu safety dan masker.
3. Periksa Suhu Baterai
Periksa dengan alat ukur apakah suhu setiap baterai tidak ada yang menyimpang jauh dari baterai yang lain
Periksa suhu dan kelembaban di ruangan baterai dengan alat
Risiko bahaya: awas bahaya cairan kimia dan udara yang beracun akibat kebocoran pada baterai! Pastikan telah menggunakan alat pelindung diri seperti
sepatu safety dan masker.
16 ukur, apakah suhu
baterai melebihi 300C suhu dan kelembaban di luar ruangan
4. Pemeriksaan fisik baterai
Periksa apakah ada perubahan fisik baterai (gembung, retak, dll.)
Jika terjadi perubahan fisik baterai segera hubungi teknisi.
Combiner Box 1. Periksa kondisi combiner
box
Periksa apakah ada lubang, air ataupun sarang binatang pada combiner box
Periksa apakah kondisi MCB, sekering, dan proteksi tegangan surja pada combiner box dalam keadaan baik
Periksa apakah sambungan kabel di combiner box aman, kering dan bersih
Jika terdapat lubang pada combiner box, segera tutup menggunakan lem khusus sealent panel
Jika MCB atau sekering rusak segera ganti dengan jenis yang sama, tapi pastikan PLTS pada kondisi mati
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
Panel Distribusi AC dan DC
17 1. Pemeriksaan kebersihan
Periksa apakah ada serangga atau kotoran lainnya.
Bersihkan dengan hanya mengunakan kuas kering
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan 2. Pencatatan Panel
Distribusi AC
Catat energi keluaran dari Panel Distribusi AC (kWh) pada pagi hari jam (06.00- 07.00) Hitung selisih energi keluaran hari ini pada saat pengukuran pagi hari (kWh) dan satu hari sebelumnya (kWh)
Selisih energi keluaran hari ini didapat dengan mengurangkan nilai pencatatan kWh satu hari sebelumnya dengan nilai pencatatan kWh pada hari ini.
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
manfaat pemeliharaan: memonitor kinerja PLTS setiap hari
3. Periksa panel distribusi AC
Periksa semua MCB, sekering, tegangan proteksi surja, dan energi meter pada panel distribusi AC masih dalam keadaan baik.
Jika ada yang terbakar atau terkelupas segera perbaiki dengan isolasi listrik dan melakukan pergantian dengan jenis yang sama
18
Pastikan tidak ada komponen yang
terbakar atau terkelupas
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
4. Periksa panel distribusi DC
Periksa apakah semua MCB, atau sekering pada panel distribusi DC masih beroperasi
Pastikan tidak ada komponen yang
terbakar atau terkelupas
Jika ada yang terbakar atau terkelupas segera perbaiki dengan isolasi dan melakukan pergantian dengan jenis yang sama
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
Seluruh komponen 1. Pemeriksaan sistem
grounding
Periksa apakah semua sistem pembumian terpasang dengan baik
Periksa apakah setiap kabel pembumian berwarna kuning pada setiap peralatan elektrikal yang ada di area rumah pembangkit seperti inverter, solar charge controller, panel distribusi,
Sambungkan kabel pembumian yang tidak terpasang, kabel yang terkelupas segera diisolasi listrik
Risiko bahaya: awas tegangan tinggi, pastikan menggunakan peralatan
keselamatan!
19 combiner box dan
lainnya tidak ada terkelupas dan masih tersambung dengan baik dan terpusat ke bak kontrol.
20 BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebelum melakukan perarawatan pada PLTS hendaklah dilakukan pemeriksaan terhadap segala sesuatu (Komponen PLTS, Jaringan, Panel Tenaga) dan lain sebagainya dengan merujuk pada panduan pengoperasian, gambar instalasi, Peraturan Umum Instalasi Listrik.
2. Sebelum melakukan pemeliharaan, pengguna diharapkan telah memahami dasar-dasar kelistrikan, komponen-komponen PLTS dan Keselamatan Ketenagalistrikan.
3. Pemeliharaan PLTS distribusi terutama pada lintasan jaringan, perlu dilengkapi dengan alat-alat pengamanan agar PLTS bisa selamat/aman dari gangguan-gangguan yang timbul.
4. Pemeliharaan PLTS perlu persiapan pemikiran urutan kerja, alat-alat bantu, dan pengecekan–pengecekan seperti komponen-komponen PLTS tegangan keluaran.
B. Saran
Mengingat prospeknya yang sangat baik, perlu disusun kebijakan perundangan untuk mendukung pengembangan PLTS baik untuk PLTS mandiri maupun terintegrasi atau grid connected agar PLTS lebih berperan dalam sistem kelistrikan di Indonesia di masa mendatang.
iii DAFTAR PUSTAKA
Smiko. 2010. Professional Solar, Inverter & Led, Singapore. PT. ACM Technology.
Solarex, 1993, Everything You Always wanted to know about Solar Power, Villawood Sydney, N.S.W. Australia.
Tim PPPPTK BMTI. 2015. Pemasangan dan Pemeliharaan PLTS. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Indonesia.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2017. Panduan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS off-grid.