• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Teknologi Hasil Perikanan

N/A
N/A
Luthfia Tsaqifaisha A.

Academic year: 2023

Membagikan "Makalah Teknologi Hasil Perikanan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Teknik Pengolahan Ikan untuk Meningkatkan Keawetan dengan Metode Penggaraman

Disusun oleh:

Ivannov Muhammad Rizqi Andriyanto NIM. 26060123140076

Teknologi Hasil Perikanan Universitas Diponegoro

Semarang

2023

(2)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah (Rossa & Nurlaela, 2018). Ikan merupakan bahan pangan hewani yang kaya gizi, sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Ikan banyak mengandung unsur organik dan anorganik, yang berguna bagi manusia. Namun ikan juga cepat mengalami proses pembusukan setelah ditangkap dan mati. Setelah ikan mati, terjadi perubahan-perubahan baik secara biologis, fisik, maupun kimia. Semua proses perubahan tersebut akan mengarah kepada pembusukan, sehingga perlu adanya upaya penanganan atau pengawetan ikan agar proses pembusukan tersebut dapat dihindari. Berbagai cara pengawetan dan pengolahan dilakukan untuk mencegah proses pembusukan agar sebagian besar produksi ikan hasil tangkapan maupun budidaya dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai tambah. Nilai tambah adalah pertambahan nilai yang terjadi karena suatu komoditas telah mengalami proses pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan dalam suatu proses produksi. Pengawetan atau pengolahan hasil-hasil perikanan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk hasil perikanan. Pengawetan dan pengolahan bertujuan untuk mempertahankan kualitas ikan selama mungkin dengan cara menghambat atau menghentikan aktivitas mikroorganisme penyebab kebusukan. Namun telah kita ketahui bahwa ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (membusuk).

Proses pembusukan pada ikan dapat disebabkan terutama oleh aktivitas enzim yang terdapat di dalam tubuh ikan sendiri, dan aktivitas mikroorganisme. Kelemahan yang dimiliki oleh ikan telah dirasakan sangat menghambat usaha pemasaran hasil perikanan dan tidak jarang menimbulkan kerugian besar, terutama saat produksi ikan melimpah. Oleh karena itu, agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, maka perlu dijaga kondisinya. Pengawetan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi. Usaha dalam melakukan pengawetan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya, penggaraman, pemindangan, pengeringan, dan pengasapan (Irianto & Giyatmi, 2009).

(3)

Dalam meningkatkan pengawetan pada ikan memerlukan metode yang tepat, efektif dan efisien. Maka dari itu, dalam penulisan ini mengambil judul “Prinsip Pengolahan Ikan untuk Meningkatkan Keawetan dengan Metode Penggaraman”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja teknik pengolahan yang dapat dilakukan pada ikan?

2. Bagaimana proses pengawetan dengan metode penggaraman pada ikan?

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dalam pengawetan dengan metode penggaraman pada pengolahan hasil perikanan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui teknik pengolahan yang dapat dilakukan pada ikan

2. Mengetahui proses pengawetan dengan metode penggaraman pada ikan

3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam pengawetan dengan metode penggaraman pada pengolahan hasil perikanan

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teknik Pengolahan yang dapat dilakukan pada Ikan

Produk olahan hasil perikanan meliputi produk olahan tradisional dan produk olahan modern. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, pengolahan ikan didominasi oleh pengolahan ikan secara tradisional, yaitu sekitar 43-46% (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2006). Prosentase ikan yang diolah secara tradisional relatif lebih tinggi, karena cita rasa yang dihasilkan dengan cara tradisional lebih disukai oleh masyarakat serta harga yang relatif lebih murah.

Pengawetan adalah suatu teknik atau tindakan yang digunakan oleh manusia pada bahan pangan sedemikian rupa, sehingga bahan tersebut tidak mudah rusak. Teknik pengawetan dalam pengolahan hasil perikanan sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan produk perikanan. Berikut adalah beberapa teknik pengawetan dalam pengolahan hasil perikanan yang dapat dilakukan (Sahubawa & Ustadi, 2022):

a. Pengeringan: Teknik pengeringan dengan cahaya matahari menguapkan air dalam tubuh ikan sehingga menurunkan kadar air pada ikan.

b. Penggaraman: Teknik penggaraman mengangkat air dari dalam tubuh ikan secara osmosis sehingga mengurangi kadar air pada ikan dan mencegah pertumbuhan bakteri penyebab pembusukan.

c. Pengasapan: Teknik pengasapan dilakukan dengan mengasapi ikan dengan asap kayu sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang khas pada ikan serta mencegah pertumbuhan bakteri penyebab pembusukan.

d. Pembekuan: Teknik pembekuan dilakukan dengan cara menurunkan suhu ikan di bawah titik beku sehingga menghentikan aktivitas mikroorganisme dan enzim pada ikan.

e. Pengalengan ikan: Teknik pengalengan ikan dilakukan dengan cara memasukkan ikan ke dalam kaleng dan diproses dengan cara pemanasan sehingga menghasilkan produk ikan yang tahan lama.

f. Pemindangan: Teknik pemindangan ikan merupakan upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang menggunakan teknik penggaraman dan pengasapan.

Teknik pengawetan dalam pengolahan hasil perikanan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti garam, asap kayu, dan rempah-rempah, atau menggunakan teknologi modern seperti mesin pengolahan, mesin pengemas, dan mesin

(5)

pendingin. Selain itu, penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan juga dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk perikanan.

2.2 Proses Pengawetan dengan Metode Penggaraman pada Ikan

Penggaraman merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mengawetkan produk hasil perikanan dengan menggunakan garam (NaCl). Pada proses penggaraman, pengawetan dilakukan dengan cara mengurangi kadar air dalam tubuh ikan dan dalam tubuh bakteri sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang lagi.

Istilah penggaraman juga sering disebut pengasinan. Teknologi penggaraman biasanya tidak digunakan sebagai metode pengawetan tunggal, tetapi masih dilanjutkan dengan proses pengawetan lain seperti pengeringan ataupun dengan perebusan. Proses lanjutan ini akan menghasilkan tiga macam produk ikan asin yang berbeda, yaitu: ikan asin basah, ikan asin kering dan ikan asin rebus (ikan pindang).

Ada beberapa alasan mengapa metode penggaraman merupakan metode pengawetan ikan yang banyak dilakukan, antara lain (Budiman, 2004):

a. Teknik penggaraman merupakan teknik yang sederhana dan dapat dilakukan oleh semua orang.

b. Teknik penggaraman merupakan teknik yang murah dilihat dari segi biaya produksi.

c. Hasil olahan penggaraman yang dikombinasikan dengan pengeringan mempunyai daya awet/daya tahan yang lama dan tidak memerlukan perlakuan khusus sehingga pemasarannya sangat luas.

d. Produk ikan asin harganya murah sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Proses penggaraman merupakan cara pengawetan ikan dengan menggunakan garam sebagai media pengawet. Jenis garam yang digunakan adalah garam dapur yang berbentuk kristal maupun larutan. Melalui penggaraman, aktivitas mikroorganisme terutama bakteri akan terhambat, sehingga ikan menjadi awet dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Selama proses penggaraman, terjadi proses penetrasi garam ke dalam tubuh ikan.

Sebaliknya, cairan dalam tubuh ikan akan keluar karena adanya perbedaan konsentrasi.

Setelah terjadi persamaan konsentrasi garam antara tubuh ikan dan lingkungannya, maka pada saat itu terjadi pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan protein

(6)

(denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat dagingnya berubah.

Mekanisme cara pengawetan ikan dengan garam adalah sebagai berikut:

a. Garam menyerap air dari dalam tubuh ikan melalui proses osmosis. Kandungan air dalam tubuh ikan berkurang. Kekurangan air di dalam tubuh ikan sebagai media untuk pertumbuhan bakteri menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh bakteri terganggu.

b. Garam juga menyerap air dari dalam tubuh bakteri sehingga bakteri akan mengalami plasmolisis (pemisahan inti plasma) sehingga bakteri akan mati.

Metode penggaraman dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu (Budiman, 2004):

a. Metode penggaraman kering (dry salting)

Metode penggaraman kering merupakan metode penggaraman yang menggunakan kristal garam yang dicampurkan dengan ikan. Penggaraman kering dilakukan dengan menaburkan garam kristal pada lapisan ikan yang disusun rapi. Setiap lapisan ikan diselingi dengan lapisan garam. Dalam proses penggaraman ini, cairan tubuh ikan akan diserap oleh kristal garam yang mengakibatkan kristal garam mencair sehingga terbentuk larutan garam pekat. Larutan garam pekat inilah yang akan merendam seluruh lapisan ikan.

b. Penggaraman basah (wet salting)

Pada metode penggaraman basah garam yang digunakan dalam bentuk larutan (30 - 35%). Ikan yang akan digarami dimasukkan ke dalam wadah yang telah diisi larutan garam pekat. Bagian atas wadah ditutup dan diberi pemberat agar semua ikan terendam. Lama perendaman tergantung ketebalan dan derajat keasinan yang diinginkan. Larutan garam akan menghisap cairan dan ion-ion garam masuk ke dalam tubuh ikan.

c. Penggaraman kering tanpa kedap air (kench salting)

Metode penggaraman ini hampir sama dengan penggaraman dry salting yaitu menggunakan garam kristal. Hanya saja, pada metode ini tidak menggunakan wadah penyimpanan yang kedap air. Proses penggaraman dilakukan langsung di atas dek kapal/lantai atau dapat juga dilakukan di dalam wadah berupa keranjang yang tidak kedap air. Ikan dicampur dengan kristal garam, larutan air yang terbentuk dibiarkan mengalir dan terbuang. Pada metode ini terdapat beberapa kelemahan, yaitu garam yang diperlukan lebih banyak dan proses penggaraman yang terjadi berlangsung lambat.

(7)

2.3 Kekurangan dan Kelebihan dalam Pengawetan dengan Metode Penggaraman pada Pengolahan Hasil Perikanan

Metode pengawetan dengan penggaraman adalah salah satu teknik tradisional yang digunakan dalam pengolahan hasil perikanan. Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan:

Kelebihan Pengawetan dengan Metode Penggaraman (Budiman, 2004):

1. Pertahankan Kualitas Produk: Penggaraman efektif dalam mempertahankan kualitas produk perikanan. Garam mengurangi kadar air dalam ikan, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan bakteri yang merusak.

2. Umur Simpan yang Panjang: Produk hasil penggaraman memiliki umur simpan yang panjang jika disimpan dalam kondisi yang tepat. Ini membuatnya cocok untuk distribusi dan penyimpanan jangka panjang.

3. Penggunaan Bahan Sederhana: Garam adalah bahan yang murah dan tersedia secara luas. Oleh karena itu, metode penggaraman relatif murah dalam hal bahan baku.

4. Pemanfaatan Rasa Gurih: Penggaraman memberikan rasa gurih pada ikan yang diinginkan oleh banyak konsumen. Produk seperti ikan asin sangat populer di berbagai budaya.

Kekurangan Pengawetan dengan Metode Penggaraman (Budiman, 2004):

1. Kandungan Garam yang Tinggi: Metode penggaraman dapat menghasilkan produk dengan kandungan garam yang sangat tinggi. Ini bisa menjadi masalah bagi individu yang harus membatasi asupan garam dalam diet mereka.

2. Kandungan Nutrisi Berkurang: Kandungan nutrisi, seperti vitamin dan mineral, dalam ikan dapat berkurang akibat pengawetan dengan garam, terutama jika pengawetan berlangsung lama.

3. Proses yang Memerlukan Waktu: Penggaraman memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pengawetan lainnya seperti pembekuan. Proses ini memerlukan kesabaran dan pemantauan yang cermat.

4. Penyimpanan yang Tidak Fleksibel: Produk hasil penggaraman harus disimpan dalam kondisi yang kering dan terlindung dari kelembaban. Ini membuat penyimpanan dan transportasi lebih sulit dibandingkan dengan produk beku.

(8)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas, yaitu dalam pengolahan yang dapat dilakukan untuk hasil perikanan ada berbagai macam teknik. Salah satu teknik yang sering digunakan hingga saat ini adalah teknik pengawetan dengan cara penggaraman.

Dalam melakukan teknik penggaraman, ada beberapa metode yang dapat dilakukan, seperti dry salting, wet salting, dan kench salting. Metode yang sampai saat ini efektif adalah metode penggaraman kering (dry salting). Metode penggaraman ini memiliki keunggulan dalam kualitas produk, umur simpan yang panjang, dan bahan yang digunakan sederhana. Namun, kelemahan yang ditimbulkan, yaitu memiliki kadar garam yang sangat tinggi, kandungan nutrisi pada ikan dapat berkurang, waktu proses yang lama dan penyimpanan yang tidak fleksibel.

3.2 Saran

Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode pengolahan hasil perikanan karena sangat mempengaruhi dalam hasil produk yang berkualitas.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, H., & Giyatmi, S. (2009). Dasar Pengolahan Ikan. Prinsip Dasar Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, 1-53.

Rossa, I., & Nurlaela, L. (2018). KEAMANAN PANGAN IKAN ASIN DI DESA LABUHAN KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN . e-journal Boga, 147- 155.

Sahubawa, L., & Ustadi. (2022). Teknologi Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Budiman, M. S. (2004). Teknik Penggaraman dan Pengeringan. Jakarta: Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan kuasa-nya yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan bathin kepada diri kami, sehingga setelah