• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEORI TATA KELOLA PERUSAHAAN

N/A
N/A
Ni Komang Ayu Indriyani

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH TEORI TATA KELOLA PERUSAHAAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TEORI TATA KELOLA PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH : Nama : Ni Komang Ayu Indriyani NPM : 2216051011

Kelas : Ganjil

DOSEN PENGAMPU : Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2023/2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " TEORI YANG DIGUNAKAN UNTUK TATA KELOLA PERUSAHAAN" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Good Corporate Governance.

Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Teori Tata Kelola Perusahaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc. selaku dosen mata kuliah Good Corporate Governance.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

.

Bandar Lampung,

03 September 2023.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB 1...4

PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan...5

BAB 2...6

PEMBAHASAN...6

2.1 Pengertian Tata Kelola Perusahaan...6

2.2 Teori yang digunakan untuk Tata Kelola Perusahaan...6

BAB 3...11

PENUTUP...11

3.1 Kesimpulan...11

DAFTAR PUSTAKA...12

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep tata kelola perusahaan memiliki cakupan yang luas, termasuk dalam bidang bisnis kegiatannya mencakup akuntabilitas manjerial, struktur dewan, hak-hak direksi dan pemegang saham. Persoalan tata kelola ini dimulai sejak perusahaan berdiri dan konsepnya telah ada selama berabad-abad, namun namanya belum jelas sampai pada tahun 1960an. Hingga pada tahun 1970, konsep Tata Kelola Perusahaan pun juga masih membingungkan, namun dalam waktu 25 tahun sistem ini mendapat banyak daya tarik dan hingga kini topik tata kelola perusahaan banyak diperdebatkan dalam dunia bisnis dan juga lingkungan sastra (Cheffins, 2011). Pada tahun 1976, konsep “Tata Kelola Perusahaan” muncul pertama kali di lingkungan bisnis pada saat Securities and Exchange Commision (SEC) memutuskan jika setiap korporeasi memiliki komite audit di mana terdiri dari seluruh dewan direksi independent (Cheffins, 2011).

Konsep Tata Kelola Perusahaan pertama kali digunakaan di Amerika Serikat, dengan keseimbangan antara kekuatan dan kepentingan menjadi hal utama yang didiskusikan.

Dan pada tahun 1980an berfokus pada penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan, fokus pertama prinsip tersebut adalah terhadap dewan direksi, di mana mereka diberi lebih besar hak dan wewenang dalam urusan tata kelola. Prinsip-prinsip ini awalnya dikritik oleh sebagian besar otoritas hukum dan pakar ekonomi, namun kemudian disetujui dan diterbitkan pada tahun 1994 (Khan, 2011). Setelah skandal keuangan besar tahun 2002 yang terjadi pada organisasi besar seperti Enron dan WorldCom, minat terhadap Tata Kelola Perusahaan jauh lebih besar (Ali, 2018). Perhatian beralih ke Tata Kelola Perusahaan di lingkungan akademik dan profesional. Akibat dari skandal perusahaan yang yang terkenal tersebut, pemerintah telah membuat banyak kemajuan dan badan khusus memperkuat pengawasan pada kinerja perusahaan oleh lembaga eksternal seperti Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat. OECD adalah organisasi pertama yang mengusulkan prinsip-prinsip internasional tata kelola perusahaan, diterbitkan pada Mei 1999 dan direvisi pada tahun 2004 dan 2014. Prinsip- prinsip OECD memberikan panduan tentang praktik tata kelola perusahaan tanpa

(5)

memberikan beban kewajiban apa pun kepada organisasi anggota. Prinsip ini berfokus terhadap pemisahan kepemilikan dan kendali.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa pengertian Tata Kelola Perusahaan menurut para ahli?

B. Apa saja teori-teori yang digunakan Tata Kelola Perusahaan?

1.3 Tujuan

A. Untuk mengetahui pengertian Tata Kelola Perusahaan menurut para ahli B. Untuk mengetahui teori-teori yang digunakan untuk Tata Kelola Perusahaan

(6)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tata Kelola Perusahaan

Secara umum, tata kelola perusahaan mengacu pada sistem yang melaluinyam perusahaan diarahkan dan dikendalikan (Cadbury Report , 1992). Definisi ini menekankan bahwa semua pemangku kepentingan bertanggung jawab untuk menyelaraskan kepentingan mereka secara efektif dan lancar. Mekanisme tata kelola perusahaan diciptakan untuk melindungi kepentingan investor, pemegang saham, dan seluruh pemangku kepentingan (Yusoff & Alhaji, 2014). Menurut laporan Cadbury (1992), tata kelola perusahaan menggambarkan tanggung jawab dan kewajiban dewan direksi berhasil memimpin suatu organisasi dengan sukses.

Istilah tata kelola perusahaan pertama kali digunakan di Amerika Serikat, di mana keseimbangan antara kekuatan dan kepentingan menjadi topik utama dalam diskusi. Setelah Perang Dunia Kedua, Amerika Serikat mengalami pertumbuhan ekonomi besar, mekanisme tata kelola perusahaan dibentuk untuk melindungi kepentingan para investor, pemegang saham, dan semua pemangku kepentingan. Tata kelola perusahaan berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh dewan perusahaan dan bagaimana mereka menetapkan nilai-nilai perusahaan, dan harus dibedakan dari manajemen operasional sehari-hari perusahaan oleh eksekutif penuh waktu (Gyamerah dan Agyei, 2016).

2.2 Teori yang digunakan untuk Tata Kelola Perusahaan

Terdapat banyak teori tata kelola perusahaan yang menjawab tantangan tata kelola perusahaan dari waktu ke waktu. Teori-teori tata kelola perusahaan penting untuk dipelajari ketika menyoroti hubungan variabel tata kelola perusahaan dengan struktur modal perusahaan. Teori tata kelola perusahaan bukanlah hal baru dalam operasi bisnis tradisional meskipun banyak bisnis dan organisasi melakukan praktiknya secara sadar dan tidak sadar.

Berikut adalah teori-teori Tata Kelola Perusahaan : 1. Teori Keagenan

Teori keagenan mendefinisikan hubungan antara pemegang saham perusahaan dan agen (seperti manajer perusahaan). Menurut teori ini, para pemimpin bisnis menyewa agen

(7)

untuk melakukan pekerjaan tersebut. Prinsipal memberikan wewenang pengelolaan perusahaan kepada direktur atau manajer yang merupakan wakil pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan agen untuk bertindak dan mengambil keputusan demi kepentingan terbaik prinsipal. Sebaliknya, agen tidak perlu mengambil keputusan demi kepentingan terbaik prinsipal. Agen mungkin menyerah pada kepentingan pribadi, perilaku oportunistik, dan gagal memenuhi harapan pemimpin.

Teori keagenan berawal pada teori ekonomi yang dikemukakan oleh Adam Smith (1776). Pemisahan kepemilikan dan pengendalian pertama kali dibahas oleh Adam Smith, mengusulkan bahwa seorang manajer yang mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan tidak akan memiliki kepentingan dalam bisnis karena akan menginvestasikan uangnya sendiri dan menunjukkan beberapa kelalaian (Smithdkk., 1977). Kemudian teori keagenan dikembangkan lebih lanjut oleh Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai kontrak antara pemilik dan manajemen. Hal ini berdasarkan pada konflik kepentingan yang melekat antara agen dan prinsipal (Fama & Jensen, 1983). Secara umum, teori agensi berfokus pada perilaku oportunis manajer di mana mereka mencoba untuk menempatkan kepentingan mereka terlebih dahulu dengan mengorbankan kepentingan pemegang saham.

Akibatnya, biaya untuk mengatasi masalah agensi meningkat karena di bawah mekanisme tata kelola perusahaan, beberapa tindakan perlu diambil oleh dewan direksi seperti pembentukan berbagai komite (Yusoff & Alhaji, 2014). Teori ini dianggap sebagai dasar fundamental untuk semua teori terkait tata kelola perusahaan. Teori ini berfokus pada sifat hubungan kontraktual antara pemegang saham dan manajemen.

2. Teori Penata Layanan

Teori ini dikembangkan oleh Donaldson dan Davis (1991) dan Donaldson dan Davis (1993). Bertentangan dengan teori agensi, teori stewardship menyajikan perspektif manajemen berbeda, jika seorang manajer dianggap sebagai steward bertindak demi kepentingan terbaik pemegang saham (Chrisman, 2019). Landasan teori penatalayanan

(8)

didasarkan pada psikologi dan sosiologi. Teori ini berasumsi bahwa manajer akan selalu bekerja demi kepentingan terbaik perusahaan, mereka akan melindungi dan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Kesuksesan Perusahaan secara ketat mengatur keterlibatan manajemen dan kapan kekayaan pemegang saham akan dimaksimalkan, direksi juga akan mendapatkan keuntungan dalam hal imbalan (Abdullah & Benediktus, 2009;

Klepczarek, 2017; Yusoff dan Alhaji, 2014). chillemans dan Bjurstrom, 2020). Teori ini menjelaskan hubungan positif antara pemegang saham dan manajer merupakan salah satu persyaratan praktik tata kelola perusahaan yang baik bagus. Penekanan utama teori manajemen adalah memahami bagaimana manajer dapat termotivasi untuk berkontribusi menuju pencapaian tujuan bisnis. Jadi teori berdasarkan penyesuaian kepentingan pengelola (agen) dan pemegang saham (utama) (Chrisman, 2019).

Lebih jauh lagi, teori ini menyatakan bahwa terdapat tujuan dan aspirasi non- keuangan yang dapat memotivasi banyak orang dalam manajemen sehingga pemilik berusaha memberdayakan para manajer untuk memaksimalkan penciptaan kekayaan perusahaan. Ini bertentangan dengan teori keagenan dimana manajer menjalankan kendali atas perusahaan dengan melaporkan laporannya sekali dalam sebulan atau setiap triwulan bila diperlukan. Oleh karena itu, keberadaan dewan direksi, komite audit, dan auditor internal serta pejabat kepatuhan perusahaan sangatlah penting.

3. Teori Pemangku Kepentingan

Teori pemangku kepentingan merupakan perpanjangan lebih lanjut dari teori keagenan. Teori keagenan mempunyai ruang lingkup yang terbatas karena hanya menentukan kepentingan pemegang saham. Teori pemangku kepentingan menegaskan bahwa perusahaan harus menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan, bukan hanya pemegang saham (Freeman et al., 1984). Namun cakupan teori pemangku kepentingan dinilai lebih luas karena mencakup peran tata kelola perusahaan (Yusoff & Alhaji, 2014). Teori ini didasarkan pada keyakinan bahwa manajer harus bekerja demi kepentingan terbaik seluruh pemangku

(9)

kepentingan dan dewan harus mengawasi kinerja manajer. Ide teori ini diperluas pada situasi saat ini dimana perusahaan harus mempertimbangkan kepentingan seluruh pemangku kepentingan manfaat (Schmid, 2006).

Teori ini berfokus pada pengambilan keputusan manajerial dan kepentingan seluruh pemangku kepentingan mempunyai nilai intrinsik, dan tidak ada kepentingan yang diasumsikan mendominasi kepentingan lainnya. Teori ini didasarkan pada keyakinan bahwa manajer harus bekerja demi kepentingan terbaik seluruh pemangku kepentingan dan dewan direksi harus memantau kinerja manajer dan perusahaan berupaya meningkatkan dan menyeimbangkan kepentingan beberapa pemangku kepentingan sedemikian rupa sehingga setiap pemangku kepentingan menerima sejumlah kompensasi.

4. Teori Ketergantungan Sumber Daya

Teori ketergantungan sumber daya ini dikembangkan oleh Pfeffer dan Salancik pada tahun 1978. Teori ketergantungan sumber daya adalah studi tentang bagaimana sumber daya lingkungan eksternal organisasi mempengaruhi perilaku organisasi. Teori Ketergantungan Sumber Daya berfokus pada peran dewan direksi dalam menyediakan akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan perusahaan. Teori ketergantungan sumber daya menyoroti peran dewan direksi yang mereka mainkan dalam memperoleh dan mengamankan sumber daya penting perusahaan melalui keterkaitannya dengan lingkungan eksternal. Dengan demikian, dewan direksi membawa berbagai jenis sumber daya seperti keterampilan, informasi, bahan mentah, dan menggunakan keahlian mereka untuk menghubungkan bisnis dengan sumber daya tersebut.

(10)

5. Teori Biaya Transaksi

Teori biaya transaksi. Hennart et al (2010) menyatakan bahwa teori biaya transaksi mencoba menjelaskan mengapa perusahaan ada, dan mengapa perusahaan memperluas atau mengeluarkan aktivitas ke dan dari lingkungan eksternal. Terdapat biaya yang terkait dengan setiap kontrak dengan pihak eksternal; biaya tersebut disebut biaya transaksi.

Teori biaya transaksi mengandaikan bahwa perusahaan berusaha meminimalkan biaya pertukaran sumber daya dengan lingkungan, dan perusahaan berusaha meminimalkan biaya birokrasi pertukaran dalam perusahaan. Berpendapat bahwa perusahaan mempertimbangkan biaya pertukaran sumber daya dengan lingkungan, dibandingkan dengan biaya birokrasi dalam melakukan aktivitas internal dan juga menawarkan atau memberikan tender kepada teman atau pemilik bisnis dan menaikkan harga.

6. Teori Politik

Teori politik membawa pendekatan untuk mengembangkan dukungan suara dari pemegang saham, bukan dengan membeli kekuatan suara. Hal ini menyoroti alokasi kekuasaan perusahaan, keuntungan dan hak istimewa ditentukan melalui bantuan pemerintah.

7. Teori Pemegang Saham

Konsep “nilai pemegang saham yang tercerahkan” dimasukkan dalam Tinjauan Hukum Perusahaan Inggris baru-baru ini yang secara eksplisit menolak gagasan pluralisme yang mana sebuah perusahaan diharuskan untuk melayani kepentingan yang lebih luas dari sekedar kepentingan pemegang sahamnya. Teori tersebut paling baik dikemukakan oleh Pichet (2011). mencatat bahwa kerangka teoritis baru ini, memberikan kewajiban pertama bagi anggota dewan untuk selalu membela kepentingan sosial jangka panjang perusahaan.

(11)

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Penerapan dan pemahaman tentang tata Kelola perusahaan sangatlah penting yang dapat menciptakan lapangan bermain yang kondusif dalam menegakkan etika perusahaan dalam operasional bisnis. Oleh karena itu, tata kelola perusahaan tanggung jawab dan tugas dewan direksi organisasi untuk memimpin organisasi dengan sukses. Memimpin organisasi sampai sukses tidak mudah dan pasti ada tantangan yang perlu dikelola dengan baik, untuk itu tata kelola perusahaan memiliki banyak teori yang dapat dipakai mengatasi tantangan dari waktu ke waktu. Dan pada makalah ini menjelaskan tentang teori-teori dalam studi sistem tata kelola perusahaan. Teori-teori ini memberikan dasar pemahaman pembaca yang sangat relevan saat mengkaji perusahaan. Oleh karena itu, kebutuhan untuk mendalami dan mengkaji teori-teori tata kelola perusahaan selalu diperlukan untuk mengkaji perkembangan bidang kajian.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

(PDF) review of Corporate Governance Theories-Researchgate. Tersedia di:https://www.researchgate.net/publication/365311196_Review_of_Corporate_Governance_

Theories (Di akses: 05 September 2023).

Tyari, P. (2018). Theories of Corporate Governance: Agency, Stewardship etc - Paper Tyari.

Diakses:5September2023,Darihttps://papertyari.com/generalawareness/management/theories- corporate-governance-agency-stewardship-etc/

An overview of the corporate governance theories in current business setting. (2023).

Retrieved 5 September 2023, from https://www.linkedin.com/pulse/overview-corporate- governance-theories-current.

Referensi

Dokumen terkait