MAKALAH
TINDAKAN PENCEGAHAN BULLYING DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengantar Sosiologi
Dosen Pengarah: Drs. Husein Oh, M. Si.
Disusun oleh:
Isna Silviana 223516516281 No. 48 Shena Firanti Desfiani 223507516042 No. 35 Muhammad Zaki Adha 223516516278 No. 45 Keysa Maharani 223507516022 No.19 Andhika Pangestu 223516516284 No. 51
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL
2022
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengarah Bapak Drs Husein Oh, M.Si. mata kuliah Pengantar Sosiologi yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang telah setia membantu dalam mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang “Tindakan Pencegahan Bullying Di Lingkungan Pendidikan”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Jakarta, 21 Desember 2022
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan Masalah ... 1
BAB 2 ... 2
KAJIAN PUSTAKA ... 2
2.1 Pendapat Para Ahli Mengenai Bullying ... 2
BAB III ... 4
PEMBAHASAN ... 4
3.1 Faktor Terjadinya Bullying di Lingkungan Pendidikan ... 4
3.2 Ciri-Ciri Korban Dari Kasus Pembullyan di Lingkungan Pendidikan ... 5
3.3 Upaya atau Tindakan Penanggulangan Bullying di Lingkungan Pendidikan ... 6
BAB IV ... 8
KESIMPULAN ... 8
4.1 Kesimpulan ... 8
DAFTAR PUSTAKA ... 9
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Bullying merupakan masalah lama yang tidak pernah usai dan selalu menjadi topik pembicaraan yang selalu hangat. Bullying terkadang dianggap remeh oleh sebagian banyak orang karena hanya korban saja yang mendapat imbasnya sedangkan pelaku merasa senang atas tindakan nya. Sehingga masalah ini tidak boleh dianggap sepele oleh kita semua, bahkan akibat dari bullying dapat merenggut nyawa seseorang. Sekarang saatnya dibutuhkan pemahaman terhadap bahayanya Bullying oleh berbagai pihak yang harusnya dapat bertanggung jawab.
Bullying seakan akan menjadi tradisi dalam institusi pendidikan negara kita sehingga dapat membentuk pola masalah serta korban seperti apa yang terkena imbasnya.
Walaupun Bullying juga dapat dilakukan secara tidak langsung atau melalui media social namun efeknya sama seperti tindakan yang dilakukan secara langsung. Maka dari itu baik tindakan Bullying dilakukan secara langsung maupun tidak langsung akan menyebabkan dampak yang sama secara mental. Mereka yang menjadi korban biasanya memiliki kekurangan secara fisik maupun psikis, sehingga korban dapat diejek atau dikucilkan dari teman-teman nya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab Bullying di lingkungan pendidikan?
2. Upaya atau tindakan penanggulangan bullying di lingkungan pendidikan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui faktor dari pelaku pembullyan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri korban dari kasus pembullyan di lingkungan pendidikan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui upaya penanggulangan bullying secara preventif.
4. Mahasiswa dapat mengetahui upaya penanggulangan secara represif.
2
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendapat Para Ahli Mengenai Bullying
Bullying berasal dari bahasa Inggris, yang asal katanya bully jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti menggertak atau mengganggu. Menurut Olweus, bullying merupakan suatu perilaku negatif berulang yang bermaksud menyebabkan ketidaksenangan atau menyakitkan oleh orang lain, baik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak mampu melawannya. Sedangkan menurut Black dan Jackson (2007, dalam Margaretha 2010) Bullying merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang di dalamnya terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan, adanya ketidakseimbangan kekuatan baik secara fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, maupun status sosial, serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak terhadap anak lain.
Sementara itu Elliot (2005) mendefinisikan bullying sebagai tindakan yang dilakukan seseorang secara sengaja membuat orang lain takut atau terancam. Menurut American Psychiatric Association (APA) bullying adalah perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi yaitu:
a. Perilaku negatif yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan.
b. Perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu.
c. Adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat.
Menurut Coloroso, bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun emosional.
Rigby menyatakan, bullying merupakan perilaku agresi yang dilakukan secara berulang- ulang dan terus menerus, terdapat kekuatan yang tidak seimbang antara pelaku dan korbannya.
Bullying menyebabkan korban merasa takut, terancam atau setidak - tidaknya tidak bahagia. Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan
3 secara psikologis maupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang. Djuwita, (2005 : 8) menjelaskan bahwa pelaku bullying atau yang biasa disebut bully bisa dari seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah tak berdaya, dan selalu merasa terancam oleh bully.
Menurut Olweus karekteristik dari para korban bullying (victims) adalah korban merupakan individu yang pasif, cemas, lemah, kurang percaya diri, kurang popular dan memiliki harga diri yang rendah. Korban tipikal bullying juga bisanya adalah anak-anak atau remaja yang pencemas, yang secara sosial menarik diri, terkucil dari kelompok sebayanya dan secara fisik lebih lemah dibandingkan kebanyakan teman sebayanya.
Sedangkan pelaku bullying biasanya kuat, dominan dan asertif dan biasanya pelaku juga memperlihatkan perilaku agresif terhadap orang tua, guru, dan orang-orang dewasa lainnya. Sedangkan menurut Olweus pelaku bullying biasanya kuat, agresif, impulsive, menunjukan kebutuhan atau keinginan untuk mendominasi dan memperlihatkan kekerasan.
Menurut Murphy, karakteristik tertentu yang khas pada korban bullying adalah penampilan mereka yang berbeda atau memiliki kebiasaan yang berbeda dalam berperilaku sehari-hari. Sebagian korban “dipilih” karena ukuran mereka yang berbeda. Mereka dianggap secara fisik lebih kecil dari kebanyakan anak, lebih tinggi dari kebanyakan anak, atau mengalami kelebihan berat badan.
4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Faktor Terjadinya Bullying di Lingkungan Pendidikan
Tindakan bullying bukanlah sebuah fenomena yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Bullying merupakan sebuah permasalahan yang akibatnya wajib ditanggung oleh seluruh pihak. Baik itu sang pelaku, korban, maupun melihat aksi tersebut. Hasil riset menampilkan kalau satu dari 3 anak di seluruh dunia mengaku sempat hadapi bullying.
Bullying kerap terjalin di dalam dunia pendidikan. Begitu juga kebalikannya satu dari 3 anak mengaku sempat melaksanakan aksi bullying pada kawannya. Bullying itu aksi yang disengaja oleh sang pelaku pada korbannya bukan suatu kelalaian memanglah betul- betul disengaja Aksi itu terjalin berulang- ulang, bullying tidak sempat dicoba secara acak ataupun hanya sekali saja. Bullying pula didasari perbandingan power yang mencolok.
Jadi, perkelahian di antara anak yang lebih kurang balance dari segi dimensi raga ataupun umur bukan menggambarkan permasalahan bullying. Dalam bullying sang pelaku betul- betul terletak di atas angin dari korbannya.
Berikut ini adalah faktor apa saja yang membuat seorang anak menjadi pelaku pembullyan.
1. Peneliti mengatakan aspek pemicu terbentuknya sikap bullying dari aspek keluarga ialah pelaku bullying yang umumnya berasal dari keluarga yang bermasalah, semacam orang tua yang kerap menghukum anaknya secara kelewatan, suasana rumah yang penuh stress, agresi serta permusuhan.
2. Hasil penelitian juga mengungkapkan aspek keluarga yang besar dalam menimbulkan bullying ialah keluarga yang tidak harmonis, peraturan rumah yang sangat ketat pola asuh orangtua yang otoriter serta orang tua yang kerap bertengkar membuat anak melampiaskan di luar rumah. Orang tua yang kerap menghukum anak kelewatan, pertengkaran orang tua membuat anak meniru terhadap temannya.
3. Hasil observasi juga mengatakan jika bullying dari aspek sekolah dapat diakibatkan sebab minimnya tanggung jawab guru selaku pendidik dan lemahnya pengawasan
5 dari guru pula dapat membuat siswa gampang melaksanakan aksi bullying pada temannya pada saat proses pendidikan.
4. Hal ini juga disebabkan adanya aspek pemicu terbentuknya sikap bullying dari aspek teman sebaya ialah diakibatkan sebab pada disaat berinteraksi di sekolah ataupun di area dekat rumah, kadang kala membuat anak terdorong untuk melakukan tindakan bullying.
Perihal ini cocok dengan hasil riset, kalau aspek pemicu terbentuknya sikap bullying dari aspek teman sebaya ialah sebanyak 73, 4% teman memakai perkata agresif terhadap sesama. Perihal ini bisa diakibatkan sudah bercampurnya bermacam berbagai kepribadian serta wilayah dari siswa di sekolah. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa bullying juga memiliki beberapa jenis, seperti:
A. Bullying secara Verbal
Sikap ini bisa berbentuk julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan- pernyataan yang bernuansa ajakan intim ataupun pelecehan intim, terror, surat- surat yang mengintimidasi, tuduhan- tuduhan yang tidak benar kasak- kusuk yang keji dan keliru, gosip serta sebagainya.
B. Bullying secara Fisik
Yang tercantum dalam tipe ini yakni memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, serta mengganggu dan menghancurkan beberapa barang kepunyaan anak yang tertindas. Kendati bullyingjenis ini merupakan yang paling tampak dan gampang untuk diidentifikasi, tetapi kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain.
3.2 Ciri-Ciri Korban Dari Kasus Pembullyan di Lingkungan Pendidikan
1. Periset mengatakan terdapatnya kesamaan ciri karakter dari korban bullying antara lain kalau umumnya korban pemalu, mempunyai bentuk tubuh badan yang lebih kecil dari teman yang lain, serta pula bertabiat pencemas.
2. Korban bullying merupakan anak yang suka menyendiri, sensitive, sangat berjaga- jaga, pemalu serta pendiam. Mereka mempunyai kecenderungan guna risau, takut, serta memiliki harga diri yang rendah.
6 3. Periset lain pula berkata kalau profil karakter korban bullying merupakan:
pendiam, pemalu, kerap menyendiri, susah membiasakan diri dengan area sekitar sehingga memiliki sedikit sahabat, dalam mengalami bermacam persoalan.
Korban bullying umumnya kerap merasa takut, penakut, serta kurang memiliki rasa keyakinan diri. Tidak hanya itu, korban umumnya seseorang yang memiliki intelegensi yang rendah sehingga susah menekuni hal- hal yang baru. Sebaliknya karakter pelakon bullying antara lain, kurang mempunyai atensi terhadap orang lain, cenderung mengendalikan serta memahami area, tidak mementingkan ketentuan serta tuntutan sosial yang berlaku, kurang bisa mengendalikan emosi, berlagak kaku, keras kepala serta tidak ramah terhadap kawan.
3.3 Upaya atau Tindakan Penanggulangan Bullying di Lingkungan Pendidikan
Bullying merupakan sebuah perilaku untuk menyakiti hari orang lain yang menyebabkan penderitaan dan mengganggu perdamaian. Tindakan bullying di lingkungan pendidikan saat ini menjadi perhatian besar bagi orang tua dan pendidik. Tindakan bullying di sekolah menjadi sebuah ironi di lingkungan pendidikan karena sekolah menjadi sebuah tempat untuk belajar dan sebagai tempat mengembangkan sebuah kepribadian seorang anak. Hal ini menjadikan anak takut pergi ke sekolah jika adanya sebuah tindakan bullying di sekolah.Upaya pencegahan bullying di lingkungan pendidikan memerlukan koordinasi antara orang tua, anak, sekolah, pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan psikologi untuk segera menemukan solusi terbaik untuk bullying Dalam hal ini ada pun tindakan penanggulangan bullying di lingkungan pendidikan,yaitu :
A. Tindakan Preventif
Preventif adalah tindakan mengurangi atau mencegah kemungkinan terjadinya kejadian yang merugikan di masa yang akan datang. Contohnya :
1. Memberikan edukasi tentang bahaya bullying terhadap murid,guru,dan orang tua.
2. Membuat sebuah kegiatan disekolah yang melatih kebersamaan terhadap semua murid agar tidak ada bullying contohnya gotong royong.
3. Menjauhi tindakan yang berbau bullying seperti tawuran ataupun berkelahi.
7 B. Tindakan Represif
Upaya Represif juga dapat diartikan sebagai suatu konseptional yang dihadapi setelah terjadnya kejahatan. Penanggulangan dengan usaha Represif adalah untuk menangani atau menindak para pelaku tindak pidana sesuai dengan perbuatan yang dilakukan serta menunjukkan untuk memperbaiki nya kembali agar mereka sadar bahwa perbuatan yang dilakukan tersebut adalah perbuatan melanggar hukum dan merugikan masyarakat, sehingga tidak mengulanginya dan orang lain juga tidak akan melakukannya mengingat sangsinya sangat berat. Contohnya :
1. Pelaku bullying disekolah diberikan hukuman oleh guru pembimbing.
2. Guru memberikan sebuah nasihat atau bimbingan kepada pelaku bullying agar tidak terjadi bullying yang berkelanjutan.
3. Memberikan dukungan terhadap korban bullying agar tidak takut darang kesekolah.
4. Melawan semua suatu tindakan bullying.
8
BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa adanya tindakan kasus bullying di lingkungan pendidikan. Peneliti berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor apa saja yang membuat seseorang menjadi seorang pelaku pembullyan, peneliti juga memaparkan jenis- jenis kasus pembullyan yang sering terjadi, dan ciri-ciri dari dari kehidupan yang dialami oleh korban pembullyan. Peneliti juga memberikan penjelasan tentang upaya pencegahan serta sanksi hukuman untuk para pelaku pembullyan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Amin, M.M. (1970) Pengaruh bullying TERHADAP Perilaku Belajar Pai Siswa Kelas XI SMK Bishri Syansuri Denanyar Jombang, Etheses IAIN Kediri. Available at:
http://etheses.iainkediri.ac.id/1824/ (Accessed: December 17, 2022).
fh.unmul.ac.id (2022, 20 Agustus). Upaya preventif penanggulangan bullying di sekolah. Di akses 19 Desember 2022, dari https://fh.unmul.ac.id/article/read/08-08-2022-upaya-preventif- penanggulangan-bullying-di-
sekolah#:~:text=Secara%20umum%20upaya%20preventif%20mengatasi,lingkungan%20 di%20rumah%20dan%20lainnya.
Herawati, N., & Deharnita, D. (2019). Gambaran faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku bullying pada anak. NERS Jurnal Keperawatan, 15(1), 60-66.
Hertinjung, W. S., & Karyani, U. (2015). Profil pelaku dan korban bullying di sekolah dasar.
Kurniawan, D.E. and Pranowo, T.A. (2018) Bimbingan Kelompok Dengan Teknik sosiodrama sebagai Upaya Mengatasi perilaku bullying di sekolah, Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan. Available at: https://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt/article/view/235/159#
(Accessed: December 17, 2022).
Muzdalifah, M. (2020). BULLYING. AL-MAHYRA (Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Keilmuan), 1(1), 50-65.
Paul Ricardo, “Upaya penanggulangan kriminologi” Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 6 No.III Desember 2010 : 232
Priyatna, A. (2013). Lets end bullying. Elex Media Komputindo.