MAKALAH LAS TIG
Tugas Mata Kuliah Teknologi Proses Fabrikasi yang Dibina oleh Drs. Nelvi Erizon, M.Pd.
Oleh:
Giffar Edlan Trama 22067041
SESI 202410670099
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2024/2025
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, utusan dan manusia pilihan-Nya. Dengan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung penulis terutama kepada Drs. Nelvi Erizon,M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknologi Proses Fabrikasi.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang Las TIG. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak, tidak hanya bagi penulis tetapi juga untuk orang lain. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis juga dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun guna untuk memperbaiki setiap kekurangan dari makalah ini.
Padang, 19 Oktober 2024
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...2
C. Tujuan... 2
BAB II PEMBAHASAN... 3
A. Konsep Las TIG...3
B. Kelebihan Dan Kekurangan Dari Metode Las TIG...4
C. Jenis-Jenis Jalur Las TIG...5
BAB III PENUTUP... 7
A. Kesimpulan...7
B. Saran... 7
DAFTAR PUSTAKA...8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Las TIG (Tungsten Inert Gas Welding), yang juga dikenal sebagai GTAW (Gas Tungsten Arc Welding), merupakan salah satu metode pengelasan yang telah berkembang pesat sejak diperkenalkan pada tahun 1930-an. Metode ini awalnya dirancang untuk
memenuhi kebutuhan industri pesawat terbang, terutama untuk pengelasan logam yang sulit seperti aluminium dan magnesium. Las TIG menggunakan elektroda tungsten non-
consumable untuk menghasilkan busur listrik yang memanaskan logam hingga suhu leleh.
Dalam proses ini, gas inert seperti argon atau helium digunakan untuk melindungi area las dari kontaminasi, mencegah oksidasi, dan memastikan kualitas sambungan yang tinggi.
Salah satu keunggulan utama las TIG adalah kemampuannya untuk menghasilkan sambungan berkualitas tinggi dan estetis. Metode ini memungkinkan pengelasan berbagai jenis logam, termasuk baja karbon, baja tahan karat, dan logam non-ferrous seperti tembaga dan titanium. Karena las TIG memberikan kontrol yang baik atas busur dan bahan pengisi, teknik ini sangat ideal untuk aplikasi yang memerlukan presisi dan ketahanan. Hasil las TIG biasanya bebas dari percikan (spatter-free), menghasilkan sambungan yang halus dan rapi, sehingga banyak digunakan dalam industri otomotif, aerospace, dan fabrikasi yang
memerlukan standar tinggi.
Namun, las TIG juga memiliki keterbatasan. Proses pengelasan ini memerlukan keterampilan tinggi dari operator, yang harus dapat mengatur busur dan bahan pengisi dengan tepat. Kecepatan pengelasan TIG cenderung lebih lambat dibandingkan metode lain seperti las MIG, yang dapat menjadi kendala dalam produksi massal. Selain itu, peralatan las TIG lebih mahal dan kompleks, memerlukan sumber daya yang stabil serta gas pelindung yang tepat untuk memastikan hasil yang optimal. Meskipun demikian, keunggulan las TIG dalam menghasilkan sambungan berkualitas tinggi menjadikannya pilihan utama dalam banyak aplikasi industri.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa konsep las TIG?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode las TIG dibandingkan dengan metode pengelasan lainnya?
3. Apa jenis-jenis jalur las TIG?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka didperoleh tujuan:
1. Mengetahui konsep las TIG.
2. Menganalisis kelebihan dan kekurangan las TIG.
3. Mengidentifikasi jenis-jenis jalur las TIG.
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Las TIG
Konsep las TIG (Tungsten Inert Gas Welding) berfokus pada penggunaan elektroda tungsten non-consumable untuk menghasilkan busur listrik yang memanaskan logam dasar hingga titik leleh. Proses ini melibatkan gas pelindung inert, seperti argon atau helium, yang berfungsi melindungi area las dari kontaminasi udara dan oksidasi, sehingga menghasilkan sambungan yang berkualitas tinggi dan estetis.
Las TIG dapat digunakan untuk berbagai jenis logam, termasuk baja, aluminium, dan magnesium, dan dikenal karena kemampuannya dalam pengelasan presisi, memungkinkan kontrol yang baik atas busur dan penambahan bahan pengisi jika diperlukan. Meskipun metode ini menawarkan hasil yang bersih dan bebas dari percikan, las TIG memerlukan keterampilan tinggi dari operator dan kecepatan pengelasan yang lebih lambat dibandingkan dengan metode lain seperti las MIG.
Selain itu, peralatan las TIG lebih mahal dan kompleks, memerlukan sumber daya yang stabil dan gas pelindung untuk menghasilkan sambungan yang optimal.
Meskipun demikian, keunggulan dalam menghasilkan sambungan berkualitas tinggi menjadikan las TIG pilihan utama dalam banyak aplikasi industri, terutama dalam sektor otomotif dan aerospace.
B. Kelebihan Dan Kekurangan Dari Metode Las TIG
Kelebihan las TIG
1. Kualitas Sambungan Tinggi: Las TIG menghasilkan sambungan yang bersih, halus, dan bebas dari percikan (spatter-free), sehingga sangat ideal untuk aplikasi yang memerlukan hasil estetis dan kualitas tinggi.
2. Kemampuan Mengelas Berbagai Logam: Proses ini dapat digunakan untuk berbagai jenis logam, termasuk baja karbon, baja tahan karat, aluminium, magnesium, tembaga, dan titanium, menjadikannya serbaguna untuk banyak aplikasi industri.
3. Kontrol yang Baik: Las TIG memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap suhu dan aliran bahan pengisi, sehingga operator dapat menyesuaikan proses dengan kebutuhan spesifik dari setiap proyek.
4. Tidak Menghasilkan Kontaminasi: Dengan penggunaan gas pelindung inert, las TIG menghindari oksidasi pada logam yang dilas, sehingga menghasilkan sambungan yang lebih kuat dan tahan terhadap korosi.
5. Cocok untuk Pengelasan Presisi: Las TIG sangat efektif untuk pekerjaan pengelasan yang memerlukan ketepatan tinggi, seperti pada industri otomotif dan aerospace, di mana keandalan sambungan sangat penting.
Kekurangan Las TIG
1. Keterampilan Tinggi Diperlukan: Proses ini memerlukan tingkat keterampilan tinggi dari operator untuk mengatur busur listrik dan pengisian bahan, sehingga kurang cocok untuk pemula tanpa pelatihan yang memadai.
2. Kecepatan Pengelasan Lebih Lambat: Las TIG cenderung memiliki kecepatan pengelasan yang lebih lambat dibandingkan metode lain seperti las MIG, yang dapat menjadi kendala dalam produksi massal.
3. Peralatan Mahal dan Kompleks: Peralatan untuk las TIG lebih mahal dan lebih rumit dibandingkan dengan metode pengelasan lainnya, dan memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif.
4. Pembatasan pada Ketebalan Logam: Meskipun las TIG dapat digunakan pada
berbagai logam, metode ini kurang efektif untuk pengelasan logam yang sangat tebal, di mana penetrasi yang lebih dalam diperlukan.
5. Memerlukan Gas Pelindung: Penggunaan gas pelindung yang tepat sangat penting untuk keberhasilan proses ini, yang menambah kompleksitas dan biaya operasional.
C. Jenis-Jenis Jalur Las TIG
Dalam proses pengelasan, terdapat beberapa jenis jalur las yang dapat diterapkan tergantung pada posisi dan kebutuhan proyek. Berikut adalah beberapa jenis jalur las yang umum:
· Las Tumpul (Butt Joint):
Jalur ini melibatkan dua potongan logam yang disusun sejajar dan saling bertemu pada permukaan datar. Cocok untuk pengelasan logam dengan ketebalan yang sama dan memberikan sambungan yang kuat serta efektif untuk berbagai aplikasi.
· Las Sudut (Fillet Joint):
Pada jenis sambungan ini, dua potongan logam disusun membentuk sudut, biasanya 90 derajat. Las sudut sering digunakan pada konstruksi rangka dan struktur yang membutuhkan kekuatan tambahan di sudut.
· Las Tumpang (Lap Joint):
Melibatkan dua potongan logam yang ditumpangkan satu di atas yang lain, biasanya digunakan pada logam tipis. Jenis ini memberikan area kontak yang lebih luas dan meningkatkan kekuatan sambungan.
· Las Tepi (Edge Joint):
Dua potongan logam disusun berdekatan di sepanjang tepi untuk memperkuat sambungan. Digunakan pada aplikasi di mana sambungan harus lebih rapi dan mengurangi bobot tambahan pada logam.
· Las Sambungan Ujung (Corner Joint):
Dalam sambungan ini, dua potongan logam disusun di sudut, membentuk sudut siku- siku. Umumnya digunakan dalam pembuatan struktur berbentuk kotak atau bingkai, seperti pada rak atau bingkai mesin.
· Las Tumpul dengan Persiapan (Bevel Butt Joint):
Melibatkan dua potongan logam yang dipotong dengan sudut bevel sebelum disatukan. Sambungan ini memberikan penetrasi yang lebih baik dan ideal untuk logam tebal, karena meningkatkan kekuatan sambungan.
· Las Plug (Plug Joint):
Diterapkan pada logam yang memiliki lubang yang dibuat sebelumnya, di mana logam pengisi ditempatkan di dalam lubang tersebut dan dilas. Sering digunakan dalam sambungan yang memerlukan penguatan tambahan di titik tertentu.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Las TIG (Tungsten Inert Gas Welding) adalah metode pengelasan yang mengandalkan elektroda tungsten non-consumable dan gas pelindung inert untuk menghasilkan sambungan logam yang berkualitas tinggi dan estetis. Proses ini menawarkan banyak keunggulan, seperti kemampuan untuk mengelas berbagai jenis logam, menghasilkan sambungan bebas dari oksidasi dan kontaminasi, serta memberikan kontrol yang baik atas suhu dan bahan pengisi.
Meskipun demikian, las TIG juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti kecepatan pengelasan yang lebih lambat, kebutuhan akan keterampilan tinggi dari operator, dan biaya peralatan yang relatif mahal. Dengan kualitas sambungan yang superior, las TIG tetap menjadi pilihan utama dalam industri yang memerlukan ketelitian dan kekuatan, seperti otomotif, aerospace, dan fabrikasi.
B. Saran
Penulis berharap semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan penulis pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas penulis selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Alfianto, D. (2018). Teknik Pengelasan: Teori dan Praktik Pengelasan Logam. Jakarta:
Penerbit Andi.
Handoko, S. (2020). Pengantar Teknologi Pengelasan. Bandung: Pustaka Setia.
Millar, J., & Myers, R. (2015). Welding Principles and Applications. Boston: Cengage Learning.
Tim Pustaka Teknik. (2017). Dasar-Dasar Pengelasan Gas dan Listrik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Singh, R. (2016). Introduction to Basic Manufacturing Processes and Workshop Technology.
New Delhi: New Age International.
Syahrir, A. (2019). “Analisis Proses Las TIG pada Logam Aluminium.” Jurnal Teknik Mesin, 7(2), 45-53.
Stauffer, R. M. (2013). Gas Tungsten Arc Welding Handbook. New York: Industrial Press.