• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arista Jaya Makassar belum menerapkan pengakuan pendapatan yang telah diterapkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Arista Jaya Makassar belum menerapkan pengakuan pendapatan yang telah diterapkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 281 281

PENERAPAN PENGAKUAN PENDAPATAN ATAS PENJUALAN BANGUNAN RUMAH BERDASARKAN PSAK N0. 44 PADA PT. ARISTA JAYA MAKASSAR

Muh. Jabir, Ibrahim Hafied, Syarifuddin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

jabirmuh31@gmail.com, ibrahimhafid77@gmail.com, syarif0707@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengakuan pendapatan atas penjualan banguna rumah pada P.T Arista Jaya Makassar telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.44. Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana penulis menganalisis kesesuaian penerapan akuntansi pengakuan pendapatan pada P.T. Arista JayaMakassar dengan teori dari PSAK No. 44.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Arista Jaya Makassar belum menerapkan pengakuan pendapatan yang telah diterapkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 44. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan metode yang digunakan Oleh perusahaan dan PSAK No.44 dan dilihat dari pennyajian laporan keuangan terjadi ketidak wajaran karena dalam laporan neraca tidak sesuai dengan PSAK No. 44

Kata kunci: Pengakuan Pendapatan, PSAK No. 44

PENDAHULUAN

Pendapatan adalah suatu elemen penting dalam laporan keuangan perusahaan, karena pendapatan akan mendorong kegiatan dan mendukung kelangsungan hidup serta pertumbuhan kegiatan usaha perusahaan. Para akuntan dan pembaca laporan keuangan telah sekian lama memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan yang berpengaruh pada perhitungan rugi-laba, karenanya akuntansi melalui laporan laba rugi dituntut memberikan informasi yang baik dan akurat mengenai hasil usaha perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu, adanya masalah seperti pengukuran, pelaporan, pengakuan sering menjadi kendala untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Santoso (2010:26) dalam Sri Mulyaningsih (2016) Pendapatan merupakan pemasukan atau peningkatan aktivitas suatu perusahaan atau penyelesaian kewajiban perusahaan atau campuran keduanya selama satu periode tertentu akibat penyerahan atau pembuatan suatu produk, pelayanan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang berkesinambungan.

Pengakuan pendapatan menjadi permasalahan dalam menentukan pendapatan.

Pengakuan pendapatan merupakan saat dimana transaksi harus diakui sebagai pendapatan perusahaan, sedangkan pengukuran pendapatan adalah berapa besar jumlah pendapatan yang seharusnya diaklui dalam setiap transaksi yang terjadi pada suatu periode tertentu. Organisasi yang berkembang saat ini memiliki dua sifat yaitu mencari laba (profit) yang bertujuan utama untuk menghasilkan laba maksimal. Disamping itu juga organisasi yang bersifat non profit bertujuan utama bukan sekedar mencari laba saja tetapi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui jasa yang yang diberikan.

Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual pada masing-masing pelanggan. Selain perusahaan manufaktur perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba yaitu perusahaan dagang perusahaan ini juga menjual produk kepelanggang, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual.

Perusahaan yang juga menghasilkan laba dari pengoperasian perusahaan adalah perusahaan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata. Di dalam setiap organisasi yang bertujuan mencari laba, secara terus menerus akan mengeluarkan sejumlah laporan keuangan

(2)

Penerapan Pengakuan Pendapatan Atas Penjualan Bangunan

yang mengikhtisarkan operasinya untuk waktu tertentu dan rincian dari posisi harta dan hutang organisasi pada saat tertentu. Dari sudut pandang teori akuntansi saja, berbagai sumenarik dan perdebatan ilmiah dapat lahir berkaitan dengan beberapa hal tentang pendapatan. Secara umum terdapat tiga segi dari pendapatan yang selalu terbuka dan menarik untuk dikaji, yaitu (1) sifat dari komponen pendapatan; (2) pengukuran pendapatan; dan (3) saat pengakuan pendapatan.

Kelangsungan hidup suatu usaha tidak lepas dari kemampuannya dalam hal perolehan pendapatan. Pengakuan pendapatan merupakan salah satu hal penting bagi sebuah perusahaan tidak terkecuali, disebabkan karena pengakuan pendapatan adalah salah satu informasi yang dipakai untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan.

Mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), pengakuan pendapatan menggunakan dua metode, yaitu metode Cash Basic dan Acrual Basic. Metode Cash Basic mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi yang ditandai adanya penerimaan pendapatan, sedangkan Acrual Basic mengakui pendapatan jika terjadi transaksi walaupun pendapatan tersebut belum diterima.

Hal lain PT Arista Jaya sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Developer, dengan skala usaha yang besar, tentu saja berpeluang besar menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan pendapatannya ( dalam konteks pemaparan diatas), sehingga penelitian yang lebih mendalam dan spesifik tentang hal tersebut menjadi menarik dan relevan.

Yang menjadi persoalan, apakah pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh PT.

Arista Jaya sudah berjalan dengan metode pengakuan pendapatan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.44)?

Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis mengambil Judul: Penerapan Pengakuan Pendapatan Atas Penjualan Bangunan Rumah Berdasarkan PSAK No.44 Pada PT. Arista Jaya Makassar.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang telah diajukan dalam proposal skripsi ini adalah“ Bagaimana Metode Pengakuan Pendapatan atas Penjualan Bangunan Rumah yang diterapkan oleh PT. Arista Jaya

terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.44?”.

Adapun tujuan yang ingin tercapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah pengakuan pendapatan atas penjualan bangunan rumah pada PT. Arista Jaya telah diterapkan secara optimal atau belum.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Diana (2017) dalam Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (2014), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahan selama suatu periode bila arus msuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Menurut Karyawati, G. (2013) dalam Naincy, W. T. (2013) pendapatan di definisikan sebagai aliran atau peningkatan nilai asset atau penurunan nilai uang atau kombinasi keduanya yang tejadi karena aktivitas perusahaan yang menjadi pendapatan adalah sejumlah peningkatan/penurunan atau aliran asset dalam suatu periode. Menurut Munandar, M (2004) dalam Hanifa, S. (2013) memberikan pengertian pendapatan revenue adalah adalah sauatu pertambahan asset yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s equity, tetapi bukannya menimbulkan, dan bukan pula merupakan pertambahan asset yang disebabkan bertambahnya liabilitas. Peneliti menarik kesimpulan dari pengertian pendapatan diatas, bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto atau bertambahnya nilai asset perusahaan dari kegiatan atau aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Anastasia Diana Dan Lilis Setiawati. (2017) bahwa pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas bertambahnya asset dari kegiatan perusahaan.

Menurut Riahi, et al dalam galih Chandra Kirana dan Andi Chandra (2017) Menyatakan Bahwa “pengukuran memiliki arti pemberian angka-angka kepada atau objek atau

(3)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 281-290 283 kejadian-kejadian menurut aturan-aturan tertentu.

Menurut Asri (2016) bahwa Hasil Penelitiannya Dapat Disimpulkan Bahwa Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan KPRI Setia Kawan Telah Sesuai Dengan PSAK No. 23 Tentang Pendapatan Karena Dapat Diukur dengan andal.

Menurut Rahayu (2018) Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada Perusahaan Mideast Tour and Travel menggunakan Metode cash Basic

Menurut Suwardjono (2014:362) dalam Ika ari Pratiwi, (2016) Bahwa pengakuan adalh pencatatan jumlah rupiah secara resmi kedalam system akuntansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statement keuangan.

Pengakuan pendapatan atas penjualan bangunan rumah, ruko, dan bangunan sejenis lainnya beserta kaveling tanahnya, terbagi menjadi tiga:

1. Metode Akrual Penuh (Full-accrual method) Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beseerta kaveling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

a. Proses penjualan telah selesai b. Harga jual akan tertagih

c. Tagihan penjualan tidak akan bersifat subordinasi dimasa depan terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli, dan

d. Penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

Selanjutnya, pengakuan pendapatan atas penjualan kaveling tanah tanpa bangunan diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (Full-acrual method)pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.

b. Harga jual akan tertagih ,Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain

yang akan diperoleh pembeli dimasa depan.

c. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kaveling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kaveling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas- fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beliatau ketentuan peraturan peruundang-undangan, dan d. Hanya kaveling tanah saja yang di jual,

tanda diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan diatas kaveling tanah tersebut.

Namun, kondisi keterlibatan penjual dan pendirian bangunan dapat dilihat dari persyaratan dalam pengikatan jual beli, yaitu apakah penjual dipersyaratkan untuk terlibat atau bertanggung jawab atas pendirian bangunan.

2. Metode Deposit

Metode akuntansi ini digunakan apabila suatu transaksi realestat tidak memenuhi criteria pengakuan laba dengan metode akrual penuh dan pengakuan pendapatan ditangguhkan sampai seluruh criteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

3. Metode Persentase Penyelesaian (percentage-of-completion method)

Metode akuntansi ini digunakan apabila penyelesaian suatu aktivitas pengembangan real estat lebih dari satu periode akuntansi.

Dengan metode persentase penyelesaian, jumlah pendapatan, beban, dan pendapatan yang duiakui pada setiap periode akuntansi dutentukan sesuai dengan tingkat (persentase) penyelesaian dari unit bangunan.

Pengakuan pendapatan dengan dasar persentase penyelesaian memberikan informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan karena jumlah pendapatan diakui secara proporsional dengan jumlah beban untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

Tingkat penyelesaian suatu aktifitas pengembang real estat dapat ditentukan dengan berbagai metode. Perusahaan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal hasil aktivitas pengembangan

(4)

Penerapan Pengakuan Pendapatan Atas Penjualan Bangunan

real estat yang dapat berupa.

a. Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan b. Proporsi (dalam persentase) aktivitas

pengembangan real estat yang telah dilaksanakan sampai suatu tanggal tertentu terhadaptotal aktivitas pengembangan real estat yang harus dilaksanakan, atu

c. Proprsi biaya yang terjadi hingga tanggal tertentu terhadap etimasi total biaya aktivitas pengembangan real estat.

Syarifuddin (2019) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan Keuangan juga bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan yang terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara:

1. Fakta yang telah dicatat (recorded fact) 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di

dalam akuntansi.

3. Pendapatan Pribadi (personal judgment).

Unsur-unsur pendapatan yang dimaksud adalah asal daripada pendapatan itu diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi:

1. Pendapatan hasil produksi barang atau jasa 2. Imbalan yang diterima atas penggunaan

aktiva atau sumber-sumber ekonomis perusahaan oleh pihak lain.

3. Penjualan aktiva diluar barang dagangan merupakan unsur-unsur pendapatan lain-lain suatu perusahaan.

Pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

1. Pendapatan operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan.Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.

2. Pendapatan Non Operasional

Pendapatan yang diperoleh perusahan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan.

Penjualan bangunan rumah, Ruko dan Bangunan Sejarah Lainnya Beserta Kaveling Tanahnya.

1. Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta kaveling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

a. Proses penjualan telah selesai.

b. Harga jual akan tertagih.

c. Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi dimasa depan terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli.

d. Penjual telah mengendalikan resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

2. Pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh dilakukan atas seluruh nilai jual dengan cara sebagai berikut.

a. Piutang bersih didiskontokan kenilai sekarang dengan menggunakan tingkat bunga yang sesuai, yang tidak boleh lebih rendah dari tingkat bunga yang diperjanjikan dipengikatan atau perjanjian jual beli. Diskonto tidak dilakukan bila umur sisa tagihan kurang dari 12 bulan.

b. Dibuat penyisihan untuk piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih.

c. Apabila penjual merencanakan untuk memberikan potongan harga jual atau memperjanjikan hal demikian dalam pengikatan atau perjanjian jual beli sebagai insentif bagi pembeli untuk melunasi utangnya lebih awal, jumlahnya potongan harga yang diperkirakan akan diambil pembeli harus ditaksir dan dibukukan pada saat penjualan. Potongan harga yang diberikan secara seketika atau tanpa rencana dibebankan ke laba rugi pada periode pemberiannya.

3. Proses penjualan dianggap telah selesai apabila pengikatan jual beli atas perjanjian jual beli telah berlaku, yaitu apabila pengikatan atau perjanjian tersebut telah

(5)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 281-290 285 ditanda tangani oleh kedua belah pihak telah memenuhi persyaratan yang tercantum dalam pengikatan atau perjanjian jual beli agar pengikatan atau perjanjian tersebut berlaku.

4. Harga jual dianggap akan tertagih apabila jumlah pembayaran oleh pembeli telah memadai, yaitu apabila jumlah pembayaran oleh pembeli setidaknya telah mencapai 20%

dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.

5. Tagihan penjual bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli dimasa depan bila penjual mengizinkan pembeli untuk menggunakan aset real estat yang dijualnya tersebut sebagai hipotek pertama dan tagihannya subordinasi terhadap hak penagih terhadap hipotek tersebut.

6. Penjual dianggap telah mengalihkan terhadap pembeli seluruh resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan, apabila penjual tidak lagi terlibat dengan unit bangunan yang dijual, dan unit bangunan tersebut telah siap ditempati atau digunakan.

7. Dalam Transaksi penjualan real estat, pembeli mumgkin diberi kesempatan mencicil tanpa dikenakan bunga. Apabila masa cicilan lebih dari 12 bulan, maka pendapatan penjualan harus diakui hanya sebesar nilai kini dengan mengakui pedapatan bunga yang masih akan diterima.

Pengakuan Laba Apabila Metode Akrual Penuh Tidak Terpenuhi Real estate PSAK 44 1. Apabila suatu transaksi real estat tidak

memenuhi kriteria pengakuan laba dengan metode akrual penuh sebagai mana diatur dalam paragraf 06, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

2. Penerapan metode deposit adalah sebagai berikut:

a. Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran oleh pembeli dibukukan sebagai uang muka.

b. Piutang dari transaksi penjualan unit real estat tidak diakui.

c. Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga

dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estate, tersebut walaupun kewajiban tersebut telah dialihkan ke pembeli.

d. Khusus untuk unit real estat sebagaimana disebutkan dalam paragraph 28, penyusutan atas unit real estat tersebut tetap diakui oleh penjual.

3. Dalam hal penjualan telah mengalihkan utang yang terikat pada unit real estat yang dijual, seangkan transaksi tersebut belum memenuhi persyaratan pengakuan pendapatan, utang tersebut tidak boleh dikurangkan dari nilai tercatat unit real estat yang bersangkutan. Pencicilan atau pelunasan oleh pembeli atas utang unit real estat yang telah dialihkan kepada pembeli telah dibukukan sebagai uang muka dengan mengurangi saldo utang yang bersangkutan.

Penjual harus melakukan pengungkapan bahwa unit tersebut telah terikat pada peningkatan atau perjanjian jual beli.

4. Apabila perjanjian jual beli dibatalkan tanpa adanya keharusan pembayaran kembali uang muka yang telah diterima oleh penjual, maka uang muka tersebut diakui sebagai pendapatan pada saat pembatalan. Pada saat uang muka atas penjualan unit real estat diakui sebagai penjualan, komponen bunga dari uang muka tersebut harus diakui sebagai penndapatan bunga.

Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK 21)

1. Pejanjian adalah kontrak kontruksi.

a. Jika perjanjian temasuk dalam ruang lingkup PSAK 34 (revsi 2010) kontrak kontruksi dan hasilnya dapat diestimasi secara andal, maka entitas mengakui pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian aktivitas kontrak sesuai dengan PSAK 34 (revisi 2010).

b. Perjanian mungkin tidak meenuhi definisi konrak kontruksi dan perjanjian tersebut termasuk dalam ruang lingkup PSAK 23 (revisi 2010) pendapatan dalam hal ini, entitas menentukan apakah perjanjian tersebut adalah perjanjian penyediaan jasa atau perjanjian penjualan barang.

2. Perjanjian adalah perjanjian penyediaan jasa Jika entitas tidak disyaratkan untuk memperoleh dan memsok material

(6)

Penerapan Pengakuan Pendapatan Atas Penjualan Bangunan

konstruksi, maka perjanjian mungkinhanya perjanjian untuk menyediakan jasa sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010) pendapatan dalam kasus tersebut, jika kriteria dalam PSAK 23 paragraf 19 terpenuhi, PSAK 23 mensyaratkan bahwa pendapatan diakui dengan merujik pada tingkat penyelesaian transaksi dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Persyaratan PSAK 34 (revisi 2010) kontrak kontruksi umumnya dapat diterapan untuk mengakui pendapatan dan beban terkait dari transaksi tersebut (PSAK 23) (revisi 2010) paragraph 19).

3. Perjanjian adalah perjanjian barag

a. Jika entitas disyaratkan untuk menyediaan jasa bersamaan dengan matrial kostruksi dalam rangka meenuhi kewajiban kontraktual untuk menyerahkan real estat kepada pembeli, maka perjanjian adalah perjanjian untuk enjual barang dan kriteria untuk pengakuan pendapatan diatr dalam PSAK 23 (revisi 2010) pndapatan paragraph 13.

b. Entitas mungkin mengalihkan kepada pembeli pendapatan dan manfaat dan risiko signifikan kepemilikan pekerjaan dalam proses saat ini sebagai konstruksi berjalan. Dalam kasus tersebut, jika seluruh kriteria dalam PSAK 23 (revisi 2010) pendapatan terpenuhi secara berkelanjutan sebagai konstrusi berjalan, maka entitas mengakui pedapatan dengan merujuk pada tingkat penyelesaian transaksi dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Persyratan PSAK 34 (revisi 2010) kontrak kontruksi umumnya dapat diterapkan untuk mengakui pendapatan dan beban terkait dari transaksi terseut.

4. Pengungkapan

a. Jika entitas mengakui pendapatan menggunakan metode persentase penyelesaiann untuk perjanian yang memenuhi kriteria PSAK 23 (revisi 2010): pendapatan paragraph 13 secara berkelanjutan sebagai konstruksi berjalan (lihat paragraph 17) ata entitas mengunkapkan

1) Bagaimana entitas menentukan perjanjian yang memenuhi seluruh kriteria dalam PSAK 23 (revisi 2010)

paragraph 13 secara berkelanjutan sebagai konstruksi berjalan.

2) Jumlah pendapatan yang timbul dar perjanjian tersebut pada periode . 3) Metode yang digunakanuntuk

menentukan tahap penyelesaian dari perjanjian yang sedang berjalan b. Untuk perjanjian yang dijelaskan pargraf

20 yang masih berjalan pada akhir periode pelaporan, entitas juga mengungkapkan:

1) Jumlah agregat biaya yang terjadi dan laba yang diakui (dikurangi rugi yang terjadi pada tanggal pelaporan.

2) Jumlah uang muka yang diterima.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di PT Arisat Jaya Makassar yang bergerak dibidang usaha Developer yaitu penjualan rumah, dimana penjualan adalah sumber pendapatan utama dari perusahaan tersebut, danberkantor pusat di Jln, Tun Abdul Razak Perumahan Bumi Aroepala Ruko 10-12 Sunggu Minasa Gowa. Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan kurang lebih 2 Bulan.

Sumber data yaitu: 1) Data Primer adalah data asli yang dikumpulkan secara khusus yang diperoleh atau diambil langsung dari objek penelitian yaitu PT. Arista Jaya yang disampaikan secara lisan tentang gambaran dan kondisI perusahaan oleh pemimpin dan kepala bagian akuntansi. 2) Data sekunder karena terdapatnya bukti pekerjaan dan masa pelaksanan proyek, catatan prestasi dan cara pembayaran atau laporan perhitungan pendapatan yang telah didokumentasikan oleh perusahaan.

Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) studi kepustakaan, dan 4) dokumentasi.

Dalam usaha mencari dan mengumpulkan data untuk penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik analisis sebagai berikut: 1) Pengakuan pendapatan dengan cara membandingkan pengakuan pendapatan yang

(7)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 281-290 287 diterapkan oleh PT. Arista Jaya dengan pernyataan standar akuntansi No. 44. 2) Pengakuan pendapatan dengan cara membandingkan pengukuran pendapatan PT.

Arista Jaya dengan pernyataan standar akuntansi keuangan No.44 3) Metode pengakuan dan pengukuran pendapatan terdiri dari dua metode yaitu: a) Ada dua metode yang digunaka nyaitu:

i) Acrual basis yaitu pendapatan diakui pada periode terjadinya transaksi pendapatan. ii) Cash basis pendapatan dan beban hanya diperhitungkan berdasarkan pengeluaran kas. b) Pengakuan pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima perusahaan dan jumlah uang yang diterima dari konsumen dikurangi biaya-biaya.

4) Pengakuan dan pengukuran pendapatan, Apakah sesuai dengan PSAK No. 44.

Definisi operasional adalah definisi istilah-istilah kunci untuk mempertegas, memberikan arah, dan mengindari kesalah pahaman, ataupun istilah-istilah yang peneliti anggap penting untuk didefinisikan yaitu: 1) Pendapatan adalah suatu elemen penting dalam laporan keuangan perusahaan, karena pendapatan akan mendorong kegiatan dan mendukung kelangsungan hidup serta pertumbuhan kegiatan usaha perusahaan. 2) Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi kedalam system akuntansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam ststemen keuangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengakuan Pendapatan Perusahaan PT.

Arista Jaya

Pendapatan adalah peningkatan aktiva yang timbul dari hasil penjualan bangunan rumah yang dilakukan oleh perusahan PT. Arista Jaya selama satu periode. Pendapatan PT.

Arisata Jaya berasal dari Aktivitas Pengembangan Real Estat dengan penjualan bangunan rumah yang terjadi pada tahun 2017-218, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Pendapatan PT. Arista Jaya

Sumber: data diolah (2019)

2. Pengakuan Biaya Perusahaan PT. Arista Jaya

Adapun biaya yang dikeluarkan perusahaan yaitu antara lain:

Tabel 2. Daftar Biaya PT. Arista Jaya

Sumber: Data diolah (2019)

3. Metode Pengakuan Pendapatan Dan Beban PT. Arista Jaya

Cash Basis adalah proses pencatatan transaksi akuntansi dimana transaksi dicatata pada saat menerima kas atau pada saat mengeluarka kas. Pada cash basis pendapatan baru diakui pada saat kas/uang telah dikeluarkan untuk membayar beban tesebut.

Perusahaan PT. Arista Jaya dalam pengakuan pendapatannya menggunakan metode Cass Basics yaitu tidak mengakui adanya piutang.

Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak Nusur S,E yang diungkapkan melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis pada hari Senin 05 Agustus 2019 (pukul 13:00-13:30 WITA):

Rp.57,459,926,366.00 Rp. 52,144,127,677.00 8

Jumlah Pendapatan No

1 2

3

5

6

9 4

7

pendapatan proyek

lain Rp.27,470,181.00 Rp.15,003,000.00 pendapatan jasa

giro Rp.93,145,769.00 Rp. 78,490,321.00 Raskita Pangkep Rp.11,399,883,000.00 Rp. 2,034,950,000.00

Devisi Pabrik Rp.4,139,701,400.00 Rp. 2,860,400,500.00 Grand Sulawesi

Sengkang - Rp. 8,754,790,627.00

Grand Sulawesi

Mamuju - Rp. 2,450,648,229.00

Grand Sulawesi

Mandai Rp.6,761,858,016.00 Rp. 7,565,450,000.00 Grand Sulawesi

BontoMarannu Rp.21,893,485,000.00 Rp. 19,594,210,000.00

jenis pendapatan 2017 2018

Grand Sulawesi

Pare-pare Rp.13,144,383,000.00 Rp. 8,790,185,000.00

NO JENIS BIAYA 2017 2018

1 BIAYA POKOK PENDAPATAN Rp.32,949,001,699.00 Rp.34,018,957,536.00

2 BIAYA UMUM DAN ADM Rp.1,793,110,653.00 Rp.3,556,242,649.00

3 BIAYA PEMASARAN Rp.49,241,500.00 Rp.510,721,250.00

Rp.34,791,353,852.00 Rp.38,085,921,435.00 JUMLAH

(8)

Penerapan Pengakuan Pendapatan Atas Penjualan Bangunan

“Perusahaan PT. Arista Jaya melakukan pengakuan pendapatan dengan metode Cass Basics, dimana pendapatan baru dicatat jika uang diterima secara langsung”

Berdasarkan Tabel 1. bahwa pendapatan PT. Arista Jaya lebih tinggi ditahun 2017 sebesar Rp. 57,459,926,366.00 dibanding ditahun 2018 sebesar Rp. 52,144,127,677.00 1. Grand Sulawsi Pare-pare pada tahun 2017

telah memperoleh pendapatan sebesar Rp.13.144.383.000 dan pada tahun 2018 pendapatannya yang diperoleh sebesar Rp.8.790.185.000.berarti dari perbandingan diatas pendapatan yang diperoleh lebih tinggi ditahun 2017 dibandingkan ditahun 2018 2. Grand Sulawesi Mandai pada tahun 2017

telah memperoleh pendapatan sebesar Rp.

6.761.858.016 dan pada tahun 2018 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

7.565.450.000. Berarti dari perbandingan dari segi pendapatan masing masing lebih tinggi ditahun 2018 dibandingkan ditahun 2107.

3. Grand Sulawesi Bontomarannu, pada tahun 2017 pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar Rp.21.893.485.00 dan pada tahun 2018 perusahaan telah memperoleh pendapatan sebesar 19.594.210.000. Berarti pendapatan ditahun 2017 lebih besar disbanding pendapatan di tahun 2018.

4. Grand Sulawesi Sengkang, pendapatan yang diperoleh perusahaan hanya memperoleh ditahun 2018 sebesar Rp.8.754. 790.627 karena ditahun 2017 perumahan grand Sulawesi sengkang belum ada kegiatan penjualannya.

5. Grand Sulawesi Mamuju, Pendapatan yang diperoleh perusahan hanya memperoleh ditahun 2018 sebesar Rp.2.450.648.229 karena ditahun 2017 perumahan ini belum mengadakan kegiatan penjualannya.

6. Raskita Pangkep, pada tahun 2017 pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan adalah sebesar Rp.11.399.883.000 dan pada tahun 2018 telah memperoleh pendapatan sebesar Rp.2.034.950.000. Berarti dari perbandingan diatas pendapatan yang diperoleh lebih besar ditahun 2017 dibanding ditahun 2018.

Berdasarkan Tabel 1. bahwa pendapatan PT. Arista Jaya lebih tinggi ditahun 2017 yaitu

Rp. 57,459,926,366.00 dibanding ditahun 2018 sebesar Rp. 52,144,127,677.00

Berdasarkan hasil penelitian diatas yang dilakukan oleh peneliti bahwa perusahaan PT.

Ariista Jaya dalam mengakui pendapatannya adalah perusahaan menggunakan metode cash Basis karena perusahaan tidak mengakui adanya piutang dan Dimana metode cash basis adalah proses pencatatan transaksi akuntansi dimana transsaksi dicatat pada saat menerima kas atau pada saat mengeluarkan kas. Pada cash basis pendapatan baru diakui pada saat kas atau uang sudah diterima. sedangkan menrut PSAK 44 dalam pengakuan pendapatannya mengunakan beberapa metode yakni: metode accrual penuh, metode deposit dan metode persentase penyelesaian.

Adapun perbedaan pengakuan pendapatan antara perusahaan PT. Arista Jaya dengan PSAK 44 adalah sebagai berikut:

1. Menurut Psak No. 44

PSAK 44 dalam mengakui pendapatannya adalah menggunakan metode akrual penuh apabila seluruh kriteria-kriteria terpenuhi:

a. Proses penjualan telah selesai b. Harga Jual akan tertagih

c. Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi dimasa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli

d. Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan unit bagunan kepada pembeli melalui suatu trasaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut .

2. Pengakuan Pendapatan dengan metode akrual penuh dilakukan atas seluruh nilai jual dengan cara sebagai berikut.

a. Piutang bersih didiskontokan kenilai sekarang dengan menggunakan tingkat bunga yang sesuai, yang tidak boleh lebih rendah dari tingkat bunga yang diperjanjikan dipengikatan atau perjanjian jual beli. Diskonto tidak dilakukan bila umur sisa tagihan kurang dari 12 bulan.

b. Dibuat penyisihan untuk piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih.

c. Apabila penjual merencanakan untuk memberikan potongan harga jual atau

(9)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 281-290 289 memperjanjikan hal demikian dalam pengikatan atau perjanjian jual beli sebagai insentif bagi pembeli untuk melunasi utangnya lebih awal, jumlahnya potongan harga yang diperkirakan akan diambil pembeli harus ditaksir dan dibukukan pada saat penjualan. Potongan harga yang diberikan secara seketika atau tanpa rencana dibebankan ke laba rugi pada periode pemberiannya.

3. Menurut Perusahaan PT. Arista Jaya

Perusahaan PT. Arista Jaya dalam mengakui pendapatannya adalah perusahaan langsung mengakui pendapatannya dbidang usaha perdagangan computer dan perlengkapannya berdasarkan saat penyerahan barang, pendapatan bunga diakui atas dasar waktu pokok dari tingkat bunga yang berlaku, dan langsung mengakui pendapatan kas masuk dari pelanggang. Adapun metode yang digunakan dalam mengakui pendapatannya, perusahaan PT. Arista Jaya menggunakan metode cash basis karena perusahaan tidak mengakui adanya piutang dalam laporan neraca. Untuk lebih jelasya dapat dilihat pada tabel laporan neraca sebagai berikut:

Tabel 3. Neraca

Sumber: Data diolah (2019)

Berdasarkan perbandingan pengakuan pendapatan diatas yang digunakan oleh Perusahaan PT. Arista Jaya berbeda dengan apa yang diterapkan PSAK 44. Perusahaan Arista Jaya menggunakan metode cash basis sedangkan PSAK 44 meggunakan metode akrual penuh berarti dalam metode yang diterapkan PSAK 44 belum diterapkan atau belum sesuai dalam perusahaan PT. Arista Jaya

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan bahwa perusahan PT. Arista Jaya belum menggunakan atau menerapkan PSAK 44 dalam mengakui pendapatannya karena PSAK 44 menggunakan metode akrual penuh dan metode persentase penyelesaian sedangkan menurut perusahaan dalam mengakui pendapatannya perusahaan menggunakan metode cash basis, dan langsung mengakui kas masuk dari pelanggang dan tidak mengakui adanya piutang dalam laporan neraca. Perusahaan PT. Arista Jaya dalam membuat jurnal untuk mengakui pendapatannya adalah kas pada pendapatan.

Adapun Saran dari penulis untuk Perusahaan yaitu: 1) Perusahaan seharusnya memperhatikan metode yang digunakan dalam mengakui pendapatannya apakah telah sesuai dengan metode yang ada pada PSAK 44. 2) Manajer seharusnya menggunakan metode akrual penuh dan metode persentase penyeleaian dalam mengakui pendapatannya. 3) Manager seharusnya menggunakan metode persentase penyelesaian dalam mengakui pendapatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Asri, W,R (2016). Analisis Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Berdasarkan PSAK No. 23 Pada Koperasi Pegawai republik Indonesia (KPRI) Setia Kawan:

Jurnal Riset Edisi V Unibos Makassar April 2016Vol, 4 No.008 (2016).

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2014) Akuntansi Aktivitas Pengembang Real estat Graha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2010) Perjanjian

Kewajiban dan

Ekueitas 2017 2018

Kewajiban jangka pendek Hutang usaha

Hutang Pajak Rp. 1.781,200,900 Rp. 165,205,000 Hutang bank Rp. 5,036,872,095 Rp. 3,565,649,750 Hutang pemegang

saham

Rp.16,750,993,490

Rp. 23,255,948,683

Jumlah kewajiban Rp. 2,605,038,581 -

Rp. 26,174,105,066 Rp. 26,986,803,433 Kewajiban

Jangka Panjang

Ekuitas Modal saham Modal dasar telah ditempatkan dan disetor penuh 3.000 lembar per lembar saham pada 31 desember 2018 dan 1000 lembar saham dengan nominal Rp. 1000.000 per lembar saham per31 desember 2017

Rp. 3.000.000.000 Rp. 3.000.000.000

Saldo laba Rp. 58,044,399,575 Rp. 68,536,956,067 Jumlah Ekuitas Rp. 61,044,399,575 Rp. 71,536,956,067 Total Kewajiban

Dan Ekuitas Rp. 87,218,504,640 Rp. 98,523,759,500

(10)

Penerapan Pengakuan Pendapatan Atas Penjualan Bangunan

Konstruksi Real Estat, Graha Akuntan, Jl.

Sindanglaya No.1, menteng Jakarta 10310.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2014) Pencabutan PSAK 44 :Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat. Graha Akuntan, Jl. Sindanglaya No.1 Menteng, Jakarta 10310.

Diana, A.,Dan Setiawati, L. (2017) Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: Andi.

Hanifa, S. (2013) Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada PT.

Timmurama Di Makassar.

Kirana, C, G, dan Chandra, A (2017) Analisis Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Berdasarkan PSAK No.23 Pada PT. Bakti Grahasta Mandiri: Jurnal Ilmiah Aukuntansi dan Ekonomi Vol.1. N0.2 Maret 2017.

http://ejurnal.lppm.usni.ac.id/scholar.goog le.co.id

Mulyaningsih, S (2016) Analisis Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Berdasarkan PSAK No. 23 Pada PT.

Mensa Bina Sukses Medan.

Naincy, W. T. (2013) Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada hotel Bouluevard Makassar.

http://e-

journal.reponsitory.uma.ac.id/scholar.goo gle.co.id

Pratiwi, A, I, Yuliandari, S, W., dan Muslih M (2016) Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Kontrak Jangka Panjang Terhadap Laporan Laba Rugi Perusahaan Konsrtuksi (studiKasusPada PT.Langgeng Prima Trireka): Jurnal e- proceeding of management : Vol. 3, No.3 Desember 2016.

Rahayu, P, R., Dan Alfian, N. (2018) AnalisisPengakuan Pendapatan Dan Beban Serta Pengaruh Terhadap Laporan Keuangan Pada Perusahaan Mideast Tour And Travel Pamekasan: jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.3 N.

1 Mei 2018. Rahma, L., (2015) Audit Penjualan Real Estat pada KSO AB.Depok

http://e-

journal.unira.ac.id/scholar.google.co.id

Syarifuddin, (2019). Analisis Rasio Laporan Arus Kas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Karya Mandiri Surya Sejahtera Makassar: Jurnal Akmen.

https://e-jurnal.stienobel-

indonesia.ac.id/index.php/akmen/article/vi ew/668.

Yulianto, H. (2019). Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah.. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung pandang.

Referensi

Dokumen terkait

Students were given a questionnaire to identify their attitude towards school from five perspectives: students' self-perception from an academic point of view, students' attitude