• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Kontekstual dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia:Pendekatan Psikopragmatik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Makna Kontekstual dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia:Pendekatan Psikopragmatik"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitians

Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah makna kontekstual seperti apa yang terdapat dalam novel Surga yang Tak Terlewatkan karya Asma Nadia. Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang bahasa dan sastra Indonesia, khususnya dalam analisis novel dengan tinjauan makna kontekstual. Bagi para pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para siswa dan guru khususnya program studi bahasa dan sastra Indonesia untuk mengkaji dan mengkaji novel.

KAJIAN PUSTAKA

  • Penelitian Relevan
  • Karya sastra
  • Novel
  • Pendekatan Psikopragmatik
  • Makna Kontekstual
  • Kerangka Pikir

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Lindri Agustiani (2015) dengan judul Makna Kontekstual Kata dalam Wacana pada Rubrik Berita Utama Koran Lombok Post dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di SMP/SMA, Berbasis Op Based on hasil analisis yang dilakukan peneliti menemukan bentuk-bentuk kata dengan makna dasar kontekstual yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain penelitian Dewi Anjar Asrianti (2018), media yang digunakan adalah media periklanan dan makna kontekstual yang lebih menarik perhatian konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Dan penelitian Lindri Agustin (2015) lebih fokus pada makna kontekstual dari prinsip dasar pembelajaran bahasa. Ini adalah bentuk sastra yang dijelaskan dalam bahasa yang bebas dan panjang, dan disajikan dalam dialog atau monolog.

Makna kontekstual adalah makna suatu kata atau gabungan kata atau suatu ujaran dalam konteks, sesuai konteks penggunaannya. Menurut Aminuddin, makna kontekstual adalah makna yang timbul akibat adanya hubungan antara konteks dan hubungan keduanya. Seseorang harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman mengenai acuan yang diacu oleh ujaran tersebut dan keselarasan hubungan antara ujaran tersebut. dan konteks di baliknya. Makna kontekstual adalah makna yang didasarkan pada hubungan antara ujaran dengan situasi pemakai ujaran.

Menurut Pateda, makna kontekstual adalah makna situasional, makna yang muncul sebagai akibat adanya hubungan antara ujaran dan konteks. Konteks yang dimaksud di sini adalah: (i) konteks pribadi, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara, usia pembicara atau pendengar, (ii) konteks situasional, misalnya situasi aman, situasi bising, (iii) konteks sasaran, misalnya situasi. mempertanyakan, mengharapkan sesuatu, (iv) konteks, apakah pembicara formal atau tidak (v) konteks suasana hati pembicara/pendengar, misalnya takut, senang, marah, (vi) konteks waktu, misalnya pada malam hari, setelah matahari terbenam, ( vii) konteks tempat, apakah itu tempat di sekolah, di alun-alun, di depan bioskop, (viii) konteks subjek yang dimaksud dengan apa yang menjadi fokus pembicaraan, (ix) konteks tempat perlengkapan berbicara/mendengarkan, bagi pembicara/pendengar, (x) konteks kebahasaan, artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Menurut Pateda, makna kontekstual adalah makna situasional yang timbul akibat adanya hubungan antara ujaran dengan konteks.

Menurut Pateda, makna kontekstual adalah makna situasional yang muncul sebagai akibat adanya hubungan antara ujaran dan konteks. Konteks yang dimaksud di sini adalah: (i) konteks orangnya, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan jenis kelamin, jabatan, pembicara, usia pembicara atau pendengar, (ii) konteks situasi, misalnya situasi aman, a situasi bising, (iii) konteks tujuan, misalnya bertanya, mengharapkan sesuatu, (iv) konteks formal/apakah pembicara tidak ada (v) konteks suasana hati pembicara/pendengar, misalnya takut, senang, kesal, ( vi) konteks waktu, misalnya malam hari, setelah matahari terbenam, (vii) konteks tempat, yaitu tempat di sekolah, di pasar, di depan bioskop, (viii) konteks objek, artinya apa yang menjadi fokus dari peristiwa tersebut. percakapan, (ix) konteks perlengkapan berbicara/mendengarkan bagi pembicara/pendengar, (x) konteks kebahasaan, artinya sesuai dengan kaidah kebahasaan yang digunakan kedua belah pihak, dan (xi) konteks kebahasaan, yaitu bahasa yang digunakan menjadi Makna kontekstual yaitu makna suatu kata atau gabungan kata atau ungkapan dalam konteks penggunaannya.

METODE PENELITIAN

Defenisi Istilah

Prosa merupakan karya sastra yang berbentuk tulisan bebas dan tidak terikat oleh berbagai kaidah dalam penulisan seperti rima, diksi, ritme, dan sebagainya. Novel adalah suatu karya prosa berbentuk cerita yang menceritakan suatu peristiwa luar biasa dan kehidupan orang-orang (tokoh cerita) dan kejadian tersebut menimbulkan konflik, pertikaian yang mengalihkan persoalan dari takdirnya. Novel Surga yang Tak Dirindukan merupakan novel karya Asma Nadia yang menceritakan kisah cinta segitiga antara Arini, Pras dan Mei Ros.

Arini dan Pras pertama kali bertemu di sebuah masjid, tak lama kemudian mereka menikah dan dikaruniai 3 orang anak. Pertemuan pertama Pras dan Mei Ros terjadi di jalan raya, saat itu mobil Mei Ros mengalami kecelakaan dan Pras membantunya. Kajian pragmatik merupakan kajian untuk melihat aspek psikologi berdasarkan maksud yang tersirat dalam tindak tutur yang disampaikan penutur dalam berbagai konteks tutur yang disampaikan novelis melalui karyanya.

Data dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data

Teknik membaca yang digunakan dalam penelitian adalah membaca teks novel Surga Yang Tak Gemis karya Asma Nadia. Teknik pencatatan merupakan tindak lanjut dari teknik membaca, hasil pengumpulan data yang diperoleh berupa hasil makna kontekstual dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia: Pendekatan Psikopragmatik.

Teknik Analisis Data

Teknik Keabsahan Data

Hasil penelitian

Hal ini merupakan bentuk persepsi terhadap implikasi yang disampaikan oleh pengarang novel melalui karya-karyanya. Prosa merupakan salah satu bentuk seni sastra yang digambarkan dengan menggunakan bahasa bebas dan cenderung tidak terikat oleh irama, diksi, rima, intonasi, kaidah, dan lain-lain. Penelitian ini fokus pada makna kontekstual dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dan hasil analisis data, ketujuh makna kontekstual yang dikaji peneliti adalah makna kontekstual berdasarkan orang, makna kontekstual berdasarkan situasi, makna kontekstual berdasarkan objek, makna kontekstual berdasarkan suasana hati, makna kontekstual berdasarkan waktu, dan makna kontekstual berdasarkan suasana hati. berdasarkan makna kontekstual. , makna kontekstual berdasarkan tempat, makna kontekstual berdasarkan kesamaan kebahasaan. Berdasarkan tabel di atas makna kontekstual dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, diketahui bahwa makna kontekstual berdasarkan orang dan makna kontekstual berdasarkan suasana hati paling dominan dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. . Karena novel ini berkisah tentang perselingkuhan, otomatis makna kontekstual yang paling sering digunakan menceritakan tentang kesedihan yang dialami tokoh utama yaitu Arina, Pras, dan Mei Ros.

Makna kontekstual berdasarkan orangnya, makna kontekstual berdasarkan orangnya berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara, usia pembicara/pendengar, latar belakang sosial ekonomi pembicara atau pendengar. Sedangkan makna kontekstual berdasarkan objek, yaitu makna kontekstual yang mengacu pada fokus pembicaraan dalam novel, misalnya menanyakan atau mengharapkan sesuatu. Sedangkan makna kontekstual berdasarkan suasana hati biasanya menceritakan tentang suasana hati yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerita, biasanya meliputi perasaan takut, gembira, atau merasa kesal.

Sedangkan makna kontekstual berdasarkan tempat, makna kontekstual berdasarkan tempat biasanya digambarkan dalam cerita: tempat apa. Kemudian makna kontekstual yang terakhir didasarkan pada kesamaan bahasa, yaitu apakah bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Pembahasan

  • Makna kontekstual orangan
  • Makna kontekstual situasi
  • Makna kontekstual objek
  • Makna kontekstual suasana hati
  • Makna kontekstual waktu
  • Makna kontektual tempat
  • Makna kontekstual kesamaan bahasa

Kutipan ini merupakan kutipan kedua dari lima makna kontekstual berdasarkan orang-orang dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Kutipan ini merupakan makna kelima dari lima kontekstual berdasarkan tokoh dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Kutipan ini merupakan makna kontekstual kedua dari empat makna kontekstual berdasarkan situasi dalam novel Surga Yang Tak Gemist karya Asma Nadia.

Kutipan ini merupakan petunjuk keempat dari empat makna kontekstual berdasarkan situasi yang terdapat dalam novel Langit Yang Tak Absen karya Asma Nadia. Kutipan di atas merupakan data pertama dari dua makna kontekstual berdasarkan objek yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Humbur karya Asma Nadia. Kutipan ini merupakan petunjuk kedua dari dua petunjuk kontekstual berdasarkan objek yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Humbur karya Asma Nadia.

Kutipan ini merupakan data pertama dari sembilan makna kontekstual berdasarkan suasana hati, yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Permata karya Asma Nadia. Kutipan ini merupakan kutipan kedua dari sembilan makna kontekstual berdasarkan suasana hati dari novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Kutipan ini merupakan ketujuh dari sembilan makna kontekstual berdasarkan suasana hati dalam novel Surga Yang Tak Gemist karya Asma Nadia.

Kutipan ini merupakan informasi kesembilan dari sembilan makna kontekstual berbasis mood yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Kutipan ini merupakan kutipan kedua dari dua makna kontekstual berbasis waktu yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Terlewatkan karya Asme Nadia. Kutipan tersebut merupakan indikasi pertama dari tiga makna kontekstual berbasis tempat yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia.

PENUTUP

Saran

Asma Nadia mempunyai seorang kakak perempuan yang juga seorang penulis bernama Helvy Tiana Rosa dan seorang adik perempuan bernama Aeron Tomino. Asma Nadia diketahui pernah bersekolah di SMA Budi Utomo. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Putus kuliah tak membuat Asma Nadia putus asa; dia terus melatih hobinya menulis.

Asma Nadia juga berhasil meraih penghargaan dari Mizan Award berkat keberhasilan dua karyanya masuk dalam antologi cerpen terbaik Majalah Aninda. Selain itu, Asma Nadia juga aktif bepergian dalam dan luar negeri sebagai pengajar di berbagai acara. Pada tahun 2009, Asma Nadia bahkan berkeliling Eropa sebagai artis seminar di beberapa kota seperti Jenewa, Berlin, Roma, Manchester dan Newcastle.

Dari yayasan inilah ia kemudian mendirikan Rumah Baca Asma Nadia yang tersebar di seluruh Indonesia yang fokus pada anak-anak yatim dan dhuafa. Karya Buku Asma Nadia, Assalamualaikum Beijing, Surga Yang Tak Dirindukan, Salon Kepribadian, Derai Sunyi, novel pemenang Penghargaan Dewan Sastra Asia Tenggara (Mastera), Preh (A Waiting), naskah drama bilingual terbitan Jakarta Dewan Kesenian, Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen peraih Pena Award, Rembulan di Mata Ibu (2001), novel peraih Anugerah Adikarya IKAPI sebagai buku anak terbaik nasional dan masih banyak lagi buku karya Asma Nadia. Wanita tersebut bernama Mei Ros, ia mempunyai perbedaan pendapat dengan Arini. Arini percaya pada dongeng sedangkan Mei Ros sebaliknya.

Setelah sampai di rumah Mei Ros, Arini memberanikan diri mengetuk pintu dan menemui Mei Ros.

Gambar novel surga yang takdirindukan karya Asma Nadia
Gambar novel surga yang takdirindukan karya Asma Nadia

Gambar

Gambar novel surga yang takdirindukan karya Asma Nadia

Referensi