• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA SIMBOL TRADISI KEDURAI APAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MAKNA SIMBOL TRADISI KEDURAI APAM "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Masalah Penelitian

Makna apa yang terkandung dalam lambang tradisi Kedurai Apam di Desa Bungin Pasir Lebar Kabupaten Lebong.

Batasan masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Dan masyarakat pun dapat mengambil pelajaran dan manfaat dari tradisi Kedurai Apam, berupa manfaat toleransi dalam beragama, sosial, budaya dan seni. Menambah wawasan budaya bagi warga Lebong khususnya dalam memahami tradisi Kedurai Apam sebagai sistem pemaknaan simbolik budaya.

Kajian Penelitian Terdahulu

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan prosesi tradisi tunggul tembakau di Desa Senden Selo Boyolali. Ketiga, apa nilai-nilai Islam yang terkandung dalam tradisi sengkure di Desa Tanjung Betuah, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur. 12 Merujuk pada tesis Ulan Purnama Syari, Nilai-Nilai Tradisional Islam Sengkure di Desa Tanjung Betuah, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur.

Sistematika Penulisan Skripsi

Dimana kesimpulan diambil dari semua intisari yang telah diteliti dan dibahas dalam penelitian ini, sedangkan saran berupa kritik yang membangun agar hasil penelitian ini menjadi lebih baik lagi.

KERANGKA TEORI

  • Macam-macam simbol
  • Fungsi simbol
  • Tradisi dan kebudayaan
  • Kebudayaan dalam pandangan beberapa tokoh
  • Kerangka Pemikiran

Manusia adalah makhluk berbudaya, dan kebudayaan manusia sarat dengan simbol, sehingga dapat dikatakan bahwa manusia sarat dengan simbolisme, yaitu sistem pemikiran atau pemahaman yang menekan atau mengikuti pola berdasarkan simbol. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa kandungan simbol-simbol yang ada pada budaya-budaya yang tersebar di wilayah Indonesia tidak hanya terbatas pada pemahaman makna yang tampak secara kasat mata, tetapi lebih dari itu dapat menjadikan simbol-simbol seseorang atau komunitas tertentu. sudut pandang, atau cara hidup dari simbol-simbol, yang mereka temukan di sekitar mereka. Dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme yang mereka anut, mereka menggunakan simbol-simbol sebagai cara untuk berkorban kepada dewa-dewa yang menguasai alam.

Fungsi konseptual, dapat dilihat pada tanda-tanda yang ada dalam bidang ilmu pengetahuan. Setiap suku di nusantara ini pasti memiliki budaya yang unik dan berbeda. Simbol tersebut meliputi bahasa dan benda yang menggambarkan latar belakang, maksud dan tujuan upacara serta berupa makanan pada saat upacara atau slametan yang disebut sajen 26 Kegiatan adat juga merupakan pewaris dari rangkaian adat dan tradisi.

Tradisi yang ada dalam masyarakat ini biasanya berhubungan antara aktivitas manusia dengan aktivitas lingkungan alam, antara individu atau mahluk, antara mahluk dengan Penguasa. , untuk hujan dan sebagainya agar kegiatan alam tersebut tidak mengganggu kegiatan manusia. Ada pula tradisi yang menghubungkan kegiatan manusia dengan kegiatan alam sehingga kegiatan alam tersebut membawa manfaat bagi kehidupan manusia. , rumah yang selalu membawa kebahagiaan, dan sebagainya. Bahasa simbol yang ada sebenarnya adalah bahasa simbol rasa syukur yang dilambangkan dengan ritual-ritual tertentu sebagai wujud rasa terima kasih mereka kepada Sang Pemberi Rezeki. Uraian di atas merupakan bentuk-bentuk tradisi yang ada di masyarakat yang menurut mereka berasal dari generasi ke generasi dari orang tuanya dan ditransmisikan secara lisan dalam bentuk cerita dan bukan tulisan yang dikodifikasi. Jadi setiap tradisi itu teratur dan berlanjut.

Padahal segala sesuatu dibentuk oleh perkembangan dan transmisi keyakinan manusia melalui simbol-simbol tertentu.

METODE PENELITIAN

Penjelasan judul penelitian

Seperti bahasa, tarian dan budaya lainnya. Salah satu kearifan lokal yang masih melekat di daerah Lebong adalah yang disebut dengan “Kedurai Apem”. Semelako, Bungin, Talang lek, & pedaro kembali. Dalam tradisi ini juga diyakini sebagai titik tolak dan momen sakral yang akan mempertemukan keempat desa tersebut. Dan yang ikut serta dalam pembuangan apam ini adalah ketua adat yang disebut Nurbaya, pengawas yang disebut kapli, tokoh masyarakat dan lainnya yang ingin menyaksikan sendiri proses pembuangan apam tersebut.

Seperti yang telah dijelaskan dalam rumusan masalah, penulis juga ingin mengetahui makna dari simbol-simbol dalam tradisi Apam ini. Oleh karena itu, jika digabungkan, makna simbol dari tradisi Kedurai Apam itu sendiri adalah mencari sesuatu.

Waktu dan lokasi penelitian

Subjek/informan

40 Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan mewawancarai orang-orang yang mengetahui tradisi Kedurai Apem yang dilakukan oleh masyarakat Semelako, Bungin, Talang leak dan Pungguk pedaro. Diharapkan penelitian dengan menggunakan teknik ini mampu mengumpulkan data yang benar atau benar Tokoh informan adalah seseorang yang ikut dalam prosesi Kedurai Apem, orang yang mengetahui tradisi Kedurai Apem, tokoh adat, tokoh suku, dll.

Mewawancarai seseorang yang dipercaya mengetahui atau menguasai informasi tentang obyek kajian penulis akan memudahkan penelitian nantinya dan memperoleh data yang akurat. Karena memahami teknik-teknik yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan memudahkan penulis untuk mengumpulkan informasi dan data yang benar-benar valid. Di sini, penulis akan mewawancarai tokoh adat: Nur Baya, kepala desa: Yuswan Edi, tokoh pemuda Lebong: Edo Krang Nio, dan anggota komunitas Tri terkait pemindahan monyet.

Sumber data

Teknik pengumpulan data

Teknik keabsahan data

46 Wawancara dengan seorang nenek nur-baya selaku tokoh adat yang melakukan tradisi kedurai apem pada tanggal 22 Januari 2021 di kediaman tempat tinggalnya. 47 Wawancara Nur Baya selaku tokoh adat yang melaksanakan tradisi kedurai apem pada 22 Januari 2021. 48 Wawancara Nur Baya selaku tokoh adat yang melaksanakan tradisi kedurai apem pada 22 Januari 2021.

52 Wawancara Nur Baya selaku tokoh adat yang melaksanakan tradisi kedurai apem pada 22 Januari 2021. 57 Wawancara Nur Baya selaku tokoh adat yang melaksanakan tradisi kedurai apem pada 22 Januari 2021. 63 Wawancara Nur Baya selaku tokoh adat pemimpin yang melakukan tradisi kedurai apem apem pada tanggal 22 Januari 2021.

65 Wawancara Nur Baya selaku tokoh adat yang melaksanakan tradisi kedurai apem pada 22 Januari 2021. 67 Wawancara Nur Baya selaku tokoh adat yang melaksanakan tradisi kedurai apem pada 22 Januari 2021. 68 Wawancara Nur Baya selaku tokoh adat yang melaksanakan tradisi kedurai apem apem pada tanggal 22 Januari 2021.

Agar makna tradisi kedurai apem di desa Bungin kecamatan Bingin Kuning kabupaten Lebong tidak hilang karena keberadaannya.

Validitas dan reabitas data

  • Teknik analisis data

Jadual penelitian

Karena makna simbol tradisi Kedurai Apem di Desa Bungin Kuning baru pertama kali dilakukan penelitian ini. Dengan banyaknya pertimbangan yang dilakukan oleh penulis maka penelitian tentang makna simbol dari tradisi Kedurai Apem di Desa Bungin Kuning akan dilakukan setelah seminar proposal ini selesai. Itulah sejarah singkat awal mula tradisi kedurai apem yang dilakukan di gosong (sabo) desa Bungin yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyangnya, yang dilakukan hingga saat ini dan akan terus diwariskan secara turun-temurun. turun temurun.

Pada masyarakat Bungin sendiri banyak adat dan tradisi yang masih melekat dalam kehidupan bermasyarakat, contohnya adat yang diteliti peneliti yaitu adat melempar apem/kedurai apem yang dilakukan oleh 4 desa yang dilakukan di desa Bungin. Setelah melakukan sevaf, apem yang telah terkumpul dibuang dan masyarakat/masyarakat yang ikut menyaksikan proses tradisi kedurai apem dapat mengambil apem yang telah dibuang sebelumnya dan membawanya pulang. Setelah pelemparan selesai, masyarakat dapat pulang dengan membawa hasil pelemparan yang diperoleh pada saat apem kedurai.

Dalam tradisi kedurai apem atau mbes apem di lokasi objek wisata Sabo terdapat tradisi atau adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun oleh empat desa yaitu Desa Bungin, Talang Leak, Pungguk Pedaro dan Semelako. Dalam hal ini peneliti menemui Nur Baya, ketua juru masak tradisi kedurai apem, dan beliau mengatakan, “Sejarah pemindahan apem ini sebenarnya dilakukan untuk memperingati tenggelamnya desa Trasmambang. nenek moyang mereka untuk mempraktekkan tradisi kedurai apem, untuk selalu mengingat apa yang terjadi pada nenek moyang mereka.

66 Wawancara dengan Tri sebagai salah satu anggota masyarakat yang setiap tahun berpartisipasi dalam pementasan tradisi kedurai apem yang dilakukan di bungin. Airnya diambil dari pancuran peziarah yang terletak di jalan sebelum menuju ke tempat diadakannya kedurai-apem adat. Hal tersebut bertujuan agar esensi atau nilai-nilai leluhur yang ada dalam tradisi kedurai apem di Pasir Lebar Bungin, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong tidak hilang termakan waktu, sehingga masyarakat setempat khususnya para pemuda setiap tahun membawa Tradisi kedurai apem tidak hanya sebagai acara tetapi juga hiburan yang dibawakan.

Tabel 4.1   demografi  Luas wilayah
Tabel 4.1 demografi Luas wilayah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosesi tradisi Kedurai Apam

Makna Simbol Dalam Tradisi Kedurai Apem

Padahal, sebenarnya dilakukan pada tanggal 1 Muharram, saat ini sebenarnya dari awal pelaksanaannya, dan mendapat pesan dari leluhur mereka ketika desa Trasmambang tenggelam. Pesan dari leluhur mereka bahwa ketika air telah surut adalah mengingat leluhur dengan menjaga kedurai melemparkan apem di area pasir yang luas dengan petunjuk ke pohon beringin bertanda kuning seperti yang di bawah, ada pohon sereh di bawahnya dan disana adalah pijakan kaki di sisi lain. Apam adalah sesajen atau makanan pokok yang penting sebagai makanan yang digunakan dalam tradisi kedurai apem, bahan dasarnya beras dan santan, yang diucapkan santen dalam bahasa Jawa.

Apem merupakan budaya Jawa yang memiliki kearifan lokal tersendiri karena nenek moyang mereka mempersembahkan Apem untuk menghormati leluhur (pitara). Pemanfaatan Apem Sesajen kepada Masyarakat Empat desa yang melakukan tradisi Kedurai Apam yang digunakan sebagai alat ritual merupakan cerminan identitas budaya yang telah berlangsung lama, sehingga sangat mungkin Apam merupakan jenis kue yang berasal dari dari Indonesia. Artinya sebenarnya anak dewa adalah 2 pasang anak yang tidak tahu arti bodoh dan jelas masih suci untuk diajak ikut apem kedurai ini.

Sawaf sendiri, artinya mengirim doa kepada makhluk di tempat itu (pasir luas) yang diyakini penduduk sebagai leluhur masyarakat, titisan harimau. Sebelum berdoa membaca surah alfatiha, dilanjutkan dengan doa tolak bala, dll. 67 Apalagi dijelaskan lagi oleh nenek Nurbaya. Batang-batang bambu ini dipercaya sebagai tempat minum bagi nenek moyang atau arwah nenek moyang.

Penggunaan kemenyan terjadi dalam tradisi kedurai apem, hal ini dijelaskan oleh Edo Karang Nio sendiri saat diwawancarai oleh peneliti: “Dupa digunakan dengan cara dibakar sebelum didoakan. Dari uraian dan analisis di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: Tradisi Kedurai Apam (Mbes Apem) dimulai dengan memasak apam oleh juru masak, kemudian menyiapkan bahan sawaf dan mengumpulkan apam yang digunakan oleh seluruh penduduk. empat desa yaitu desa Semelako, Bungin, Talang Leak, dan Pungguk Pedro. Makna simbol tradisi Apam kedurai di Desa Bungin Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong dapat dilihat oleh Apem sebagai simbol ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah penghidupan dan hasil panen yang baik.

Gambar 4.11  Anak dewa
Gambar 4.11 Anak dewa

PENUTUP

Penutup

Gambar

Tabel 4.1   demografi  Luas wilayah
Tabel 4.2  Jumlah Penduduk
Tabel 4.3  Pemeluk agama
Gambar 4.2: Anak dewa dalam prosesi Muang Apem 2020
+5

Referensi

Dokumen terkait

At the beginning of 2017, Malang City Tourism Office intensively conducted socialization with tourism industry players in Malang City 165 about halal tourism.27 The development of halal