• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maksudnya, penelitian akan menggambarkan bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar mengidentifikasi bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Maksudnya, penelitian akan menggambarkan bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar mengidentifikasi bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

Artinya, penelitian ini akan mendeskripsikan bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia. Kemampuan siswa mengidentifikasi bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia merupakan kemampuan siswa dalam menentukan bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 19 Makassar yang berjumlah 380 orang yang terbagi dalam sembilan kelas, sampel penelitian ini adalah 31 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terlihat bahwa 16 siswa (51,55%) yang mendapat nilai 7,0 ke atas dikategorikan mampu mengidentifikasi bentuk infleksi kalimat bahasa Indonesia, sedangkan 15 siswa yang mendapat nilai di bawah 6,9 (48,32%) dikategorikan tidak. . mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk infleksi kalimat bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dikategorikan hampir sepenuhnya mampu mengidentifikasi bentuk kalimat majemuk bahasa Indonesia, karena jumlah siswa yang mendapat nilai 7,0 ke atas tidak mencapai jumlah kriteria yang ditentukan yaitu 85. penulis kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kepala sekolah, guru dan seluruh staf SMP Negeri 19 Makassar yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis untuk mengumpulkan data penelitian. Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Peserta Didik IV. kelas di lobi SD Negeri 291, Kabupaten Bulukumba. Skripsi: Unismuh Makassar.

Tabel hasil perolehan 37
Tabel hasil perolehan 37

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Interjeksi atau seruan merupakan bagian dari kategori kata perintah yang cukup menarik untuk dipelajari, menurut penulis interjeksi sering menjadi kendala bagi siswa dalam menulis atau berbicara. Oleh karena itu, masalah interjeksi ini diangkat dalam bentuk karya ilmiah dan diharapkan dapat mengungkap permasalahan interjeksi dalam bahasa Indonesia. Penulis memilih siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar sebagai daerah atau lokasi penelitian dengan beberapa pertimbangan.

Diantaranya ada siswa yang duduk di bangku SMP cenderung menggunakan ragam bahasa Indonesia yang semakin meningkat. Selain itu, siswa tersebut sering melakukan penyimpangan bahasa yang secara tidak langsung mempengaruhi penulisan formal writing. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk pasteurisasi dalam kalimat bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

  • Penelitian yang Relevan
  • Menulis
  • Kalimat
  • Kata dan Makna dalam Interjeksi
  • Kata Tugas
  • Klasifiksi Kata Tugas
  • Jenis-jenis interjeksi

Jika tidak ada kata yang dapat digunakan sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut, berarti topik tersebut tidak ada. Dalam interaksi komunikasi, kata-kata dirangkai menjadi satu kesatuan yang lebih besar berdasarkan kaidah sintaksis yang terdapat dalam suatu bahasa, namun yang terpenting dari rangkaian kata di atas adalah makna dibalik kata yang digunakan. Kata-kata seperti "pakaian" yang dikenakan oleh pikiran kita. Setiap kata harus memiliki jiwa, dan setiap penutur sebagai anggota masyarakat harus mengetahui “jiwa” dari setiap kata sehingga ia dapat menggerakkan orang lain dengan “jiwa” dari kata yang digunakannya.

Ketika seorang penutur suatu bahasa menyadari bahwa kata-kata adalah alat untuk menyampaikan gagasan, maka itu berarti semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak gagasan yang dikuasainya dan semakin dipahaminya. Penugasan kata hanya memiliki makna gramatikal dan tidak memiliki arti dalam arti leksikal Makna atau makna penugasan kata tidak ditentukan oleh kata itu sendiri, tetapi oleh hubungannya dengan kata lain dalam frasa atau kalimat. Kata wajib seperti dan atau ke baru akan memiliki arti jika dirangkai dengan kata lain menjadi, misalnya ayah dan ibu yang pergi ke pasar.

Ciri lain dari kata perintah adalah hampir semua kata perintah tidak dapat berubah bentuk. Dengan memasukkan objek yang dapat melakukan berbagai aktivitas atau perhitungan, saya juga menerima kata yang menyertainya, yaitu komputer. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa kata tugas adalah kata atau gabungan kata yang tugas utamanya adalah menjadikan kata lain berperan dalam kalimat.

Moeliono menjelaskan bahwa kata penugasan dapat dibagi menjadi tujuh kelompok sesuai dengan perannya dalam frase kalimat. Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk merangkai berbagai satuan bahasa yang digunakan dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan, yaitu kata sambung digunakan sebagai penghubung antar satuan dalam wacana tulis sesuai dengan kebutuhan pemakai bahasa. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kata sambung adalah kata-kata yang dapat menghubungkan atau menggabungkan ide atau gagasan dalam tulisan.

Interjeksi atau interjeksi adalah kata yang mengungkapkan perasaan hati manusia. Untuk meningkatkan perasaan hati, kejutan dan jijik. Pengguna bahasa menggunakan kata-kata tertentu di samping kalimat yang mengandung makna utama yang dimaksud. Kelompok kata perintah yang terakhir sebenarnya merupakan bentuk kritik, karena selalu muncul pada kata sebelumnya. Tugas-tugas yang disebutkan dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang berperan penting dalam menyampaikan pesan atau gagasan.

Interjection atau kata seru adalah jenis penetapan kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan pembicara. Misalnya untuk mengungkapkan betapa indahnya alam di sekitar kita, jangan katakan,.. indahnya pemandangan gunung”, kata oh dan mengungkapkan perasaan.

Gambar 2.1Hubungan kata dengan benda/konsep (Arsyad, 1998: 83)
Gambar 2.1Hubungan kata dengan benda/konsep (Arsyad, 1998: 83)

Kerangka Pikir

Kata seru yang digunakan dalam percakapan dapat diidentifikasi dengan melihat kata-kata yang digunakan oleh pembicara.

Hipotesis

Variabel dan Desain Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Populasi dan Sampel

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas tertulis.Melalui tes tertulis, peneliti dapat menilai kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk infleksi dalam kalimat bahasa Indonesia. Penerapan tes ini dilakukan secara tertulis dengan membagikan sampel kepada siswa (responden) yang telah ditentukan sebelumnya. Artinya, dengan cara ini hasil yang dicapai siswa sampel disajikan dalam bentuk bilangan yang memiliki rentang nilai 1-10.

Dalam penelitian, penulis mengacu pada prinsip belajar tuntas, sesuai dengan prinsip tersebut digunakan standar evaluasi mutlak dalam evaluasi ini, dengan Criterion Reference Evaluation. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan berupa tes tertulis merupakan bentuk tes tertulis kemampuan siswa kelas VIII SMP 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk infleksi dalam kalimat bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini peneliti menentukan cara mengolah hasil tes dengan mengubah hasil mentah menjadi hasil akhir dengan cara sebagai berikut.

Banyaknya soal yang harus dijawab oleh siswa adalah 20 digit, setiap soal yang benar mendapat skor satu. Standar kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia didasarkan pada kurikulum 1994 bahwa jika seorang siswa mencapai nilai 7,0 ke atas maka dianggap mampu minimal 85%. Mengidentifikasi bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia.

Penyajian Hasil Analisis Data

Perolehan skor sampel merupakan salah satu indikator yang menunjukkan variasi tingkat kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk kalimat seru dalam bahasa Indonesia. Variasi skor yang diperoleh pada tabel tersebut dapat digunakan sebagai gambaran variasi tingkat kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia. Dari uraian data pada tabel tersebut terlihat bahwa hasil tes siswa sampel kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar mengidentifikasi bentuk-bentuk interjeksi kalimat bahasa Indonesia.

Untuk mengetahui secara jelas tingkat kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk kalimat interjeksi bahasa Indonesia, akan diuraikan peringkat hasil tes siswa sampel berdasarkan perolehan skor yang dicapai dengan skor tertinggi hingga peringkat ke skor terendah yang dicapai oleh siswa sampel. Pemeringkatan hasil tes kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia. Uraian data pada tabel di atas secara jelas menunjukkan hasil tes siswa sampel terhadap kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar mengidentifikasi bentuk-bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia.

Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk infleksi kalimat bahasa Indonesia. Perolehan skor terendah diperoleh siswa di bawah 14 tahun atau dengan skor di bawah 7,0, yang menunjukkan bahwa di antara siswa sampel masih terdapat siswa yang keterampilannya memerlukan perhatian, dorongan atau semangat dari sekolah, guru, orang tua, dan lingkungan.

Tabel  4.3.  Peringkat  Hasil  Tes  Kemampuan  Siswa  Kelas  VIII  SMP Negeri  19 Makassar  dalam  Mengidentifikasi  Bentuk Interjeksi  Kalimat  Bahasa Indonesia
Tabel 4.3. Peringkat Hasil Tes Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam Mengidentifikasi Bentuk Interjeksi Kalimat Bahasa Indonesia

Pembahasan

Dari uraian tabel tersebut dapat dilihat dengan jelas distribusi frekuensi, skor dan skor tes kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia. Dari tabel tersebut terlihat bahwa skor tertinggi adalah 17 dengan skor 8,5 untuk 1 siswa dengan persentase 3,22%, kemudian skor 16 dengan skor 8,0 untuk 2 siswa dengan persentase 6,45%, skor sebesar 15 dengan nilai 7,5 sebanyak 3 siswa dengan persentase 9,68%, skor 14 dengan nilai 7,0 sebanyak 10 orang dengan persentase 32,2%, skor 13 med. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 16 siswa yang mendapat nilai 7,0 ke atas dengan persentase 51,55% dikategorikan mampu mengidentifikasi bentuk interjeksi kalimat bahasa Indonesia, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 6,9 sebanyak 15 siswa dengan persentase 48.32 % dikategorikan tidak mampu mengidentifikasi bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia.

Hasil tingkat kemahiran siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk interjeksi dalam kalimat bahasa Indonesia. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa 16 siswa (51,55%) yang mendapat nilai 7,0 ke atas dikategorikan mampu mengidentifikasi bentuk interjeksi bahasa Indonesia, sedangkan 15 siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,9 (48,32%) adalah dikategorikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dikategorikan hampir sepenuhnya mampu mengenal bentuk kalimat bahasa Indonesia, karena jumlah siswa yang mendapat nilai 7,0 ke atas belum memenuhi kriteria angka yang ditetapkan yaitu 85 .

Tabel  4.4  Distribusi  Frekuensi  dan  Nilai  Sampel  Kemampuan  Siswa  kelas  VIII SMP  Negeri  19  Makassar dalam  Mengidentifikasi  Bentuk  Interjeksi Kalimat Bahasa Indonesia
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Nilai Sampel Kemampuan Siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Makassar dalam Mengidentifikasi Bentuk Interjeksi Kalimat Bahasa Indonesia

Simpulan

Saran

Disarankan kepada peneliti lain dari jurusan pendidikan bahasa Indonesia untuk mempelajari lebih lanjut tentang penggunaan kata seru dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Gambar

Tabel hasil perolehan 37
Gambar 2.1Hubungan kata dengan benda/konsep (Arsyad, 1998: 83)
Tabel  4.2.  Hasil  Perolehan  Skor  dan  Nilai  Kemampuan  Siswa  Kelas  VIII  SMP Negeri  19  Makassar dalam  Mengidentifikasi  Bentuk  Interjeksi Kalimat Bahasa Indonesia
Tabel  4.3.  Peringkat  Hasil  Tes  Kemampuan  Siswa  Kelas  VIII  SMP Negeri  19 Makassar  dalam  Mengidentifikasi  Bentuk Interjeksi  Kalimat  Bahasa Indonesia
+3

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan Setelah melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan berbicara komunikatif siswa menggunakan kode sederhana bahasa Inggris pada siswa kelas VIII B SMP