Oleh:
I Gusti Lanang Wahyu Artha (201031005) Putu Krisna Nanda Amelia Putri (201031012)
Vera Chintya (201031013)
PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR 2023
ASSESSMENT I. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. D
b. Umur : 65 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Gg. Nakula, Bebalang, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali e. Pekerjaan : Pensiunan pekerja kantoran
f. Agama : Hindu
g. No. RM : 121
II. Pemeriksaan Subjektif a. Keluhan Utama (KU)
b.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
c.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) & Penyakit Penyerta (RPP)
Kedua tungkai sulit digerakkan, nyeri dan kaku pada daerah punggung, serta kesulitan untuk berjalan atau berlari.
Tn. D merupakan seorang pensiunan pekerja kantoran yang berusia 65 tahun. Tn. D datang ke fisioterapi dengan keluhan merasakan lemah pada ekstremitas bawah kedua sisi dan kesulitan untuk berjalan sehingga sulit dalam melakukan aktivitas sehari hari. Sebelumnya Tn. D didiagnosa fraktur kompresi T12 mild (21%) dengan SCI Asia D akibat terjatuh di kamar mandi dengan posisi duduk 1 bulan yang lalu. Tn. D telah memperoleh penanganan ortopedi dan diharuskan memakai lumbo ortotic.
Tn. D dirujuk ke fisioterapis untuk menjalani terapi.
Tidak ada
d.
Riwayat Kesehatan Keluarga
e.
Riwayat Sosial Ekonomi
III. Pemeriksaan Objektif a. Vital Sign
Absolut Tambahan*
TD : 128/80 mmHg Saturasi Oksien : 97%
HR : 77x/menit Kesadaran : Compos Mentis
RR : 18x/menit Berat badan: 72 kg
Suhu : 36,7ºC Tinggi badan: 176 cm
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Statis Pasien datang menggunakan lumbo orthose
Pasien kesulitan untuk berdiri tanpa berpegangan
Tidak ditemukannya tanda-tanda inflamasi Inspeksi Dinamis Pasien kesulitan untuk berjalan
Pasien menggunakan alat bantu tripod untuk berjalan
Pasien dibantu keluarga saat berjalan
Pola gait diplegic gait
Palpasi Pasien merasakan adanya nyeri tekan pada area Tidak ada
Pasien adalah seorang pensiunan pegawai kantoran yang rutin menjalankan hobi bersepedanya.
punggung bawah Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Pemeriksaa n
Hasil Aktif
Sendi Gerakan ROM Nyeri
Hip sinistra
Fleksi Ekstensi Adduksi Abduksi
Terbatas Terbatas Terbatas Terbatas
- - - - Hip
Dextra
Fleksi Ekstensi Adduksi Abduksi
Terbatas Terbatas Terbatas Terbatas
- - - - Knee
Sinistra
Fleksi Ekstensi
Terbatas Terbatas
- - Knee
Dextra
Fleksi Ekstensi
Terbatas Terbatas
- - Ankle
Sinistra
Plantar Fleksi Dorsofleksi
Inversi Eversi
Terbatas Terbatas Terbatas Terbatas
- - - - Ankle
Dextra
Plantar Fleksi Dorsofleksi
Inversi Eversi
Terbatas Terbatas Terbatas Terbatas
- - - - Interpretasi :
Terjadi penurunan/ keterbatasan lingkup gerak sendi gerak aktif pada ekstremitas bawah kedua sisi dan pasien tidak merasakan nyeri.
Pasif
Sendi Gerakan ROM Nyeri Endfeel Hip
sinistra
Fleksi Ekstensi Adduksi Abduksi
Full Full Full Full
- - - -
elastic elastic elastic elastic
Hip Dextra
Fleksi Ekstensi Adduksi Abduksi
Full Full Full Full
- - - -
elastic elastic elastic elastic Knee
Sinistra
Fleksi Ekstensi
Full Full
- -
soft hard Knee
Dextra
Fleksi Ekstensi
Full Full
- -
soft hard Ankle
Sinistra
Plantar Fleksi Dorsofleksi
Inversi Eversi
Full Full Full Full
- - - -
hard elastic elastic hard Ankle
Dextra
Plantar Fleksi Dorsofleksi
Inversi Eversi
Full Full Full Full
- - -
hard elastic elastic hard Interpretasi :
Pasif ROM pasien normal pada kedua sisi ekstremitas bawah tanpa adanya nyeri dengan endfeel normal.
Isometrik Sendi Gerakan Nyeri Tahanan
Hip sinistra
Fleksi Ekstensi Adduksi Abduksi
- - - -
minimal minimal minimal minimal Hip
Dextra
Fleksi Ekstensi Adduksi Abduksi
- - - -
minimal minimal minimal minimal Knee
Sinistra
Fleksi Ekstensi
- -
minimal minimal Knee
Dextra
Fleksi Ekstensi
- -
minimal minimal Ankle
Sinistra
Plantar Fleksi Dorsofleksi
Inversi
- - -
minimal minimal minimal
Eversi - minimal Ankle
Dextra
Plantar Fleksi Dorsofleksi
Inversi Eversi
- - - -
minimal minimal minimal minimal Interpretasi :
Pasien tidak mampu melawan tahanan maksimal yang diberikan terapis pada kedua sisi ekstremitas bawah dan hanya dapat melawan tahanan minimal dengan tanpa adanya nyeri.
Pengukuran Pengukura
n
Alat Ukur Hasil
Kekuatan Otot
MMT (Manual Muscle Testing)
Regio
Otot Nilai
(kiri)
Nilai (kanan)
Hip Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Adductor 4 4
Abductor 4 4
Knee Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Ankle Dorsi fleksor 3 3
Plantar fleksor 3 3
Inversor 3 3
Eversor 3 3
Kterangan
Terdapat penurunan kekuatan otot pada extremitas bawah kedua sisi dengan nilai MMT berkisaran 3-4
Lingkup gerak sendi
Goneomet
er ROM aktif
Bidang Regio Dekstra Sinistra
Sagital Hip S=10°-0°-85° S= 10°-0°-85°
Knee S=00-00-900 S= 00-00-900 Ankle S=200-00-100 S=200-00-100 Frontal Hip F=250-00-150 F=250-00-150 ankle F=100-00-150 F=100-00-150 Keterangan
Hasil pengukuran ROM menunjukan penurunan linkup gerak sendi aktif, sedangkan linkup gerak sendi pasif normal pada
kedua sisi ekstremitas bawah
Nyeri NRS
(Numerik Pain Rating Scale)
Jenis nyeri Hasil
Nyeri Diam 2/10
Nyeri Tekan 5/10
Nyeri Gerak 7/10
Keterangan
Pengukuran nyeri dilakukan pada area punggung yang dibagi menjadi nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak. Didapatkan hasil pasien mengalami nyeri diam ringan serta nyeri sedang saat diberikan tekanan dan saat melakukan gerakan.
Pemeriksa an ADL (activity daily living)
Index barthel
Aktivitas Indikator skor Skor Makan 0: tidak dapat melakukan sendiri 10
5: memerlukan bantuan dalam beberapa hal
10: mandiri
Mandi 0: tidak dapat melakukan sendiri 0 5: mandiri
Kebersihan diri 0: memerlukan bantuan 5 5: mandiri
Berpakaian 0: tidak dapat melakukan sendiri 5 5: memerlukan bantuan minimal
ROM pasif
Bidang Regio Dekstra Sinistra
Sagital Hip S=200-00-1200 S=300-00-1200 Knee S=00-00-1350 S=00-00-1300 Ankle S=500-00-200 S=300-00-200 Frontal Hip F=450-00-300 F=470-00-330 Ankle F=200-00-350 F=200-00-350
10: dapat dilakukan sendiri Defekasi 0: tidak dapat mengontrol (perlu
diberikan enema)
10 5: kadang terjadi kecelakaan
10: Mampu mengontrol BAB Miksi 0: tidak mampu mengontrol urine
dan menggunakan kateter
10 5: kadang terjadi kecelakaan
10: Mampu mengontrol BAK
Penggunaan toilet 0: tidak dapat melakukan sendiri 5 5: memerlukan bantuan
10: mandiri Transfer/ambulas
i
0: tidak dapat melakukan, tidak ada keseimbangan
15 5: dibantu 1 atau 2 orang dan bisa
duduk
10: perlu bantuan minimal (lisan atau fisik)
15: mandiri
Mobilisasi 0: tidak dapat berjalan 10 5: memerlukan kursi roda
10: berjalan dengan bantuan 1 orang
15: mandiri Naik dan turun
tangga
0: tidak dapat melakukan sendiri 5 5: perlu bantuan
10:mandiri
Total 65
Interpretasi:
0-20 dependen total 21-40 dependen berat 41-60 dependen sedang 61-90 dependen ringan 91-100 independen/mandiri
Pemeriksaan ADL dengan Indeks Barthel mendapatkan hasil pasien dependen ringan.
c. Algoritma Pemeriksaan
Kondisi yang terjadi karena adanya kerusakan pada spinal cord yang memblokir komunikasi antara otak dengan tubuh baik secara komplit atau sebagian.
Spinal Cord Injury
Kedua tungkai sulit digerakkan, nyeri dan kaku pada daerah punggung, serta kesulitan untuk berjalan atau berlari.
Anamnesis
Tn. D merupakan seorang pensiunan pekerja kantoran yang berusia 65 tahun. Tn. D datang ke fisioterapi dengan keluhan merasakan lemah pada ekstremitas bawah kedua sisi dan kesulitan untuk berjalan sehingga sulit dalam melakukan aktivitas sehari hari. Sebelumnya Tn. D didiagnosa fraktur kompresi T12 mild (21%) dengan AIS Asia D akibat terjatuh di kamar mandi dengan posisi duduk 1 bulan yang lalu. Tn. D telah memperoleh penanganan ortopedi dan diharuskan memakai lumbo ortotic. Tn. D dirujuk ke Fisioterapis untuk menjalani terapi.
Vital Sign
TD : 128/80mmHg
HR : 77 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,70C
Saturasi Oksien : 97%
Kesadaran : compos mentis
TB: 172 cm
BB: 76 kg
Inspeksi statis:
• Pasien datang menggunakan lumbo orthose
• Pasien kesulitan untuk berdiri tanpa berpegangan
• Tidak ditemukannya tanda-tanda inflamasi Inspeksi dinamis:
• Pasien kesulitan untuk berjalan
• Pasien menggunakan alat bantu tripod untuk berjalan
• Pasien dibantu keluarga saat berjalan
• Pola gait diplegic gait Inspeksi dinamis
dan statis
Pemeriksaan fisik
Palpasi
Pasien merasakan adanya nyeri tekan pada area punggung bawah.
Aktif : Terjadi penurunan/ keterbatasan lingkup gerak sendi gerak aktif pada ekstremitas bawah kedua sisi dan pasien tidak merasakan nyeri.
Pasif : Pasif ROM pasien normal pada kedua sisi ekstremitas bawah tanpa adanya nyeri dengan endfeel normal.
Isometrik : Pasien tidak mampu melawan tahanan maksimal yang diberikan terapis pada kedua sisi ekstremitas bawah dan hanya dapat melawan tahanan minimal dengan tanpa adanya nyeri.
Pemeriksaan Fungsi Gerak
Dasar Pemeriksaan Umum
Pengukuran
Pemeriksaan Penunjang
MRI
Nyeri dengan NRS Kekuatan otot dengan MMT ROM dengan Goniometer
ADL dengan Indeks Barthel
Diagnosa
Nyeri pada area pinggang bawah serta terganggunya kemampuan berjalan dan activity daily living akibat fraktur kompresi T12 mild
IV. Pemeriksaan Penunjang Jenis
Pemeriksaan Foto Kesan
MRI Hasil pemeriksaan MRI (Magnetic
Resonance Imaging) memperlihatkan fraktur kompresi dengan tingkat mild pada T12.
DIAGNOSIS ICF Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
II.
Activity Limitation
III. Participation of Restriction
IV. Contextual Factor a. Personal Factor Body structure :
- Structure of lower extremity (s750)
- Structure related to movement unspecified (s799) - Gait pattern function (b770)
Body function :
- Additional musculoskletal structures related to movement (s770)
- Neuromusculoskeletal and movement-related functions, other specified (b798)
- Muscle functions (b730-b789) - Movement functions (b750-b789) - Structure of lower extremity (s750)
- Moving object with lower extremities (d435) - Walking (d450)
- Moving around (d455) - Squatting (d4101) - Running (d4552)
- Hobbies (d9204)
Pasien memahami intruksi yang diberikan oleh fisioterapis, selain itu pasien memiliki motivasi yang tinggu untuk bisa melakukan aktifitasnya dengan normal kembali.
b. Environmental Factor
Diagnosis Fisioterapi
PROGNOSIS I. Quo ad vitam
II.
Quo
ad sanam
III. Quo ad cosmeticam
IV. Quo ad Functionam
PLANNING
I. Jangka Pendek
Fasilitator :
- Support and relationship of immediate family (e310)
Adanya dukungan dari keluarga pasien yang selalu menyemangati dan memotivasi agas pasien segera pulih.
- Healt profesionals (e355)
Mendapatkan penanganan medis yang baik dan profesional.
Barrier :
- Education and training services (e5850)
Kurangnya pemahaman akan penanganan cedera yang baik bagi pasien
Nyeri pada area pinggang bawah serta terganggunya kemampuan berjalan dan activity daily living akibat fraktur kompresi T12 mild.
Bonam Bonam
Bonam
Bonam
1. Mengurangi nyeri serta spasme pada punggung pasien 2. Meningkatkan kekuatan otot-otot tungkai
3. Meningkatkan LGS tungkai bawah 4. Memperbaiki pola jalan
II. Jangka Panjang
III. Clinical Reasoning
1. Meneruskan program jangka pendek 2. Meningkatkan aktivitas fisik
3. Meningkatkan kualitas fungsional dari activity daily living pasien.
Infrared dan TENS Nyeri
Keterbatasan gerak area pinggang
Ketegangan otot area pinggang
Imobilisasi dan pemakaian Ortosis
Penurunan kekuatan otot dan keterbatasan
ROM Kelemahan otot ekstremitas bawah
Strenghtening exercise dan Rom exercise
Fungsi mototrik terganggu
Lesi pada saraf di T12 dan dibawahnya Spinal cord injury Inkomplit ASIA D
Fraktur kompresi T12 Mild
Trauma karena terjatuh pada posisi duduk
INTERVENSI I. Tabel Intervensi
Intervensi Metode Pelaksanaan Dosis Evidence Based ROM Exercise Aktif ROM exercise
yaitu latihan dengan cara menggerakan suatu segmen pada
tubuh dimana
kekuatannya berasal kontraksi otot. Fungsi gerakan aktif adalah untuk menjaga sifat- sifat fisiologis otot,sendi dan jaringan lunak serta untuk memperlancar aliran darah.
Dilakukan 2-3 kali dalam seminggu, dengan waktu 10-15 menit
Kisner Carolyn and Lynn Colby, 1996;
Therapeutic Exercise Foundations and Tecniques; Third Edition, F A Davis Company,
Philadelphia, Hal 25 – 57.
Strengthening exercise
Towel stretch :
Px diminta untuk duduk dengan lutut ekstensi, lalu tx menggunakan alat bantu (handuk/
resistance band) dan tx meletakan pada telapak kaki px lalu menarik menggunakan tangan untuk stretching gastrocnemius
Heels slide:
Px diminta untuk menggunakan tangan/
handuk untuk menarik tumit sejauh mungkin kearah tubuh.
Quadricep setting exc:
Pasien dapat posisi duduk/tidur dengan kedua tungkai lurus, kemudian letakkan
Tahanan 10 detik, dengan 10x repetisi, 3 set
Reider, Bruce ; Provencher, Matthew
& Davies, George J.
2015. Orthopaedic Rehabilitation of the Athlete : Getting Back in the Game.
F : 8 Repetisi I : 2-3 set T : 2x/sehari T : Aktif Assisted
“Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Stroke
Hemiparese Sinistra
handuk yang digulung di bawah lutut, minta pasien untuk menekan handuk tersebut kearah bawah.
Bridging :
Posisi pasien terlentang dengan lutut ditekuk, kedua lutut ditekuk dan kedua lengan lurus di
samping tubuh,
kemudian angkat panggul ke atas
Sepeda statis :
Pasien mengayuh sepeda statis dengan peningkatan resistensi yang progresif
Dilakukan 2-3 kali dalam seminggu, waktu 10-15 menit dengan intensitas ringan sampai sedang
Dengan Modalitas Stimulasi Taktil Dan Pelvic Tilting Untuk Meningkatkan Keseimbangan.”
Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan Dan Teknologi 3(2):17–24.
doi:
10.52674/jkikt.v3i2.49 .
Prasetya, A., &
Roepajadi, J. (2022).
PENGARUH
LATIHAN SEPEDA STATIS DALAM PENANGANAN PASCA CEDERA LUTUT PADA ATLET
SEPAKBOLA. Jurnal Kesehatan Olahraga, 10(04), 13-18.
TENS Pasien posisi tidur terlentang kemudian pad diletakkan pada area punggung bawah
F : 35 Hz dan 50 Hz
I : Sesuai toleransi pasien T : 20 menit T : Dua Channel
Broto, W., Busalim, F., Prasetsyowati, A., &
Suryaningsih, N.
(2019). Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro
Volume 4 Tahun 2019 Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 4 Tahun 2019. 4, 341–
346.
Infrared Pasien dengan posisi tidur terlentang, lalu posisikan infrared tegak lurus dengan area pungguang bawah
F : 3x/1minggu I : Sesuai toleransi pasien T : 10-15 menit/sesi T : 30-45 cm
Widyaningsih, Dewi Ayu Datu, and Isnaini Herawati. 2022.
“Peran Fisioterapi Dalam Meningkatkan Kemampuan
Fungsionalpada Kasus Post Stroke
Hemiparrese Dextra E.
C Non Hemoragik (Case Study).” Journal of Innovation Research and Knowledge 2(3):797–804.
II. Edukasi
Edukasi Evidence Based - pasien diminta untuk tetap melibatkan anggota gerak
yang kelemahan dalam melakukan aktivitas sehari- hari
- pasien diminta untuk tidak terlalu banyak berpikir yang dapat memicu kenaikan tekanan darah
- Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakit pasien, misalnya pentingnya meminum obat teratur dan menghindari jatuh.
Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikis menjadi maksimal
Luklukaningsih, Zuyina.
2009. Sinopsis
Fisioterapi untuk Terapi Latihan. Surakarta:
Mcress
III. Home Program
Edukasi Evidence Based
• ROM exercise, pasien dapat mengulangi kembali latihan ROM yang telah di lakuakan sebelumnya bersama disioterapis di rumah.
• Strenghtening exercise seperti towel streach, heel slide, quadrisep setting dan bridging juga dapat dilakukan di rumah sebagai home program
Reider, Bruce ; Provencher, Matthew & Davies, George J.
2015. Orthopaedic
Rehabilitation of the Athlete : Getting Back in the Game.
“Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Stroke Hemiparese Sinistra Dengan Modalitas Stimulasi Taktil Dan Pelvic Tilting Untuk Meningkatkan
Keseimbangan.” Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan Dan
Teknologi 3(2):17–24. doi:
10.52674/jkikt.v3i2.49
EVALUASI
Pengukuran Alat Ukur Hasil Kekuatan
Otot
MMT (Manual Muscle Testing)
Regio
Otot Nilai
(kiri)
Nilai (kanan)
Hip Fleksor 5 5
Ekstensor 5 5
Adductor 5 5
Abductor 5 5
Knee Fleksor 5 5
Ekstensor 5 5
Ankle Dorsi fleksor 5 5
Plantar fleksor 5 5
Inversor 5 5
Eversor 5 5
Lingkup gerak sendi
Goneomete
r ROM aktif
Bidang Regio Dekstra Sinistra
Sagital Hip S=200-00-1200 S=300-00-1200 Knee S=00-00-1350 S=00-00-1300 Ankle S=500-00-200 S=300-00-200 Frontal Hip F=450-00-300 F=470-00-330 ankle F=200-00-350 F=200-00-350
Nyeri NRS
(Numerik Pain Rating Scale)
Jenis nyeri Hasil
Nyeri Diam 0/10
Nyeri Tekan 1/10
Nyeri Gerak 2/10
Pemeriksaa n ADL (activity daily living)
Index barthel
Aktivitas Indikator skor Skor Makan 0: tidak dapat melakukan sendiri 10
5: memerlukan bantuan dalam ROM pasif
Bidang Regio Dekstra Sinistra
Sagital Hip S=200-00-1200 S=300-00-1200 Knee S=00-00-1350 S=00-00-1300 Ankle S=500-00-200 S=300-00-200 Frontal Hip F=450-00-300 F=470-00-330 Ankle F=200-00-350 F=200-00-350
beberapa hal 10: mandiri
Mandi 0: tidak dapat melakukan sendiri 5 5: mandiri
Kebersihan diri 0: memerlukan bantuan 5 5: mandiri
Berpakaian 0: tidak dapat melakukan sendiri 10 5: memerlukan bantuan minimal
10: dapat dilakukan sendiri Defekasi 0: tidak dapat mengontrol (perlu
diberikan enema)
10 5: kadang terjadi kecelakaan
10: Mampu mengontrol BAB Miksi 0: tidak mampu mengontrol urine
dan menggunakan kateter
10 5: kadang terjadi kecelakaan
10: Mampu mengontrol BAK
Penggunaan toilet 0: tidak dapat melakukan sendiri 10 5: memerlukan bantuan
10: mandiri
Transfer/ambulasi 0: tidak dapat melakukan, tidak ada keseimbangan
15 5: dibantu 1 atau 2 orang dan bisa
duduk
10: perlu bantuan minimal (lisan atau fisik)
15: mandiri
Mobilisasi 0: tidak dapat berjalan 15 5: memerlukan kursi roda
10: berjalan dengan bantuan 1 orang
15: mandiri Naik dan turun
tangga
0: tidak dapat melakukan sendiri 10 5: perlu bantuan
10:mandiri
Total 100
Interpretasi:
0-20 dependen total 21-40 dependen berat 41-60 dependen sedang 61-90 dependen ringan 91-100 independen/mandiri
DOUMENTASI