• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KELAS PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTSN 1 LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MANAJEMEN KELAS PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTSN 1 LAMPUNG TIMUR"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan manajemen kelas bagi pendidik pada mata pelajaran aqid akhlak di MTsN 1 Lampung Timur. Data primer diperoleh langsung dari responden mengenai pengelolaan kelas bagi pendidik, sedangkan data sekunder berupa teori dan data pendukung lainnya diperoleh dari literatur, dokumentasi, dan monografi sekolah. Semua data tersebut menjadi bahan gambaran pengelolaan kelas bagi pendidik di MTsN 1 Lampung Timur.

Dalam pengelolaan kelas, pendidik menetapkan program pengelolaan kelas yang akan dilaksanakan di ruang kelas masing-masing. Tentunya ada penilaian pengelolaan kelas pada tahun berikutnya akan lebih baik lagi. Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas nikmat, rahmat dan hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “MANAJEMEN KELAS PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTSN 1 LAMPUNG TIMUR” bagaimana. syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

PENDAHULUAN

  • Manajemen Kelas
  • Mata Pelajaran Aqidah Ahlak
  • Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lampung Timur
  • Latar Belakang Masalah
    • Sub Fokus Penelitian
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitan
  • Signifikansi Penelitian 1. Signifikansi Teoritis
    • Signifikansi Praktis
  • Metode Penelitian
    • Pendekatan dan Prosedur Penelitian
    • Desain Penelitian
    • Partisipan dan Tempat Penelitian
    • Prosedur Penelitian Data
    • Prosedur Analisis Data

Alasan penulis memilih judul tersebut karena penulis melihat pentingnya pengelolaan kelas bagi seorang guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kondusif dan inovatif khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, mengajarkan bagaimana berperilaku yang baik dan benar sebagai guru. murid. Selain itu penulis memilih objek penelitian di MTsN 1 Lampung Timur karena untuk mengetahui manajemen kelas pada mata pelajaran aqidah akhlak yang dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat memperkuat minat penulis untuk melakukan penelitian di MTsN 1 Lampung Timur karena para pendidik di sekolah tersebut telah melakukan beberapa tindakan pengelolaan kelas.

Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan suasana yang menyenangkan di dalam kelas sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Penelitian penulis fokus pada pengelolaan kelas pada mata kuliah Aqidah Akhlak di MTsN 1 Lampung Timur. Bagaimana pendidik memanfaatkan perilaku positif terhadap siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTsN 1 Lampung Timur.

Bagaimana cara dosen mengontrol perhatian siswa pada topik Aqidah Akhlak di MTsN 1 Lampung Timur. Penelitian ini untuk mengetahui peran dosen dalam mengendalikan perhatian siswa di MTsN 1 Lampung Timur. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru manajemen kelas pada mata pelajaran aqidah moral di MTsN 1 Batanghari Lampung Timur.

Bagi siswa dengan penelitian ini diharapkan dapat membangun kepribadian yang lebih baik dan memiliki kesadaran diri untuk berperan sebagai siswa teladan di MTsN 1 Lampung Timur dengan hasil peran pendidik dalam pengelolaan kelas. Bagi peneliti, peneliti dapat mengetahui pelaksanaan pengembangan wawasan peran pendidik dalam pengelolaan kelas mulai dari proses pengembangan wawasan hingga evaluasi. Apabila proses pengumpulan data telah dilakukan maka data yang diperoleh harus diolah melalui analisis.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang memadukan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.

KAJIAN TEORI

Tujuan Manajemen Kelas

Menurut Sudirman dkk, tujuan pengelolaan kelas adalah untuk menyediakan fasilitas bagi berbagai kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual kelas. Fasilitas yang disediakan memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja, menciptakan suasana sosial yang memberi kesenangan, suasana disiplin, pengembangan intelektual dan emosional, serta sikap dan penghargaan. Tujuan pengelolaan kelas menurut Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana dikutip oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia adalah sebagai berikut:

Terwujudnya situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan siswa mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin. Menyediakan dan menata fasilitas dan perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa di dalam kelas22. Mempromosikan dan membimbing peserta didik sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan karakteristik individu.

Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab individu atas perilakunya dan perlunya pengendalian diri. Bantulah siswa mengenali perilaku yang konsisten dengan peraturan kelas dan mengenali apakah teguran guru merupakan peringatan dan bukan kemarahan. Pengetahuan tentang kebutuhan siswa dan kemampuan untuk memberikan instruksi yang jelas kepada siswa.

Memiliki strategi perbaikan yang lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam kaitannya dengan masalah perilaku siswa yang muncul di kelas. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan kondisi kelas menjadi lingkungan belajar yang kondusif, efektif dan menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Fungsi Manajemen dalam Kelas

4) Memelihara dan memantau berbagai kegiatan di kelas agar sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini guru membimbing, mengarahkan, memotivasi dan membimbing peserta didik agar terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran. 24 Muldiyana Nugraha, “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Pembelajaran,” Tarbawi: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan, 2018, https://doi.org/10.32678/tarbawi.v4i01.1769. . dicatat di dalam kelas.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa. Sedangkan faktor eksternal siswa berkaitan dengan masalah lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dalam kelas dan lain sebagainya. Untuk meminimalisir masalah gangguan dalam pengelolaan atau pengendalian kelas, dapat digunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas.

Menurut Martinis Yamin dan Maisa, ada beberapa prinsip pengelolaan kelas, antara lain: kehangatan dan semangat, tantangan, variasi, fleksibilitas, penekanan pada hal-hal positif dan menanamkan disiplin diri. Guru telah menjalankan prinsip-prinsip pengelolaan kelas dengan baik, termasuk guru yang bersikap hangat, antusias, fleksibel, disiplin dan menekankan hal-hal positif. Dalam hal menciptakan hubungan interpersonal yang positif di kelas, para pendidik juga telah melakukannya dengan baik.

Selama pembelajaran, para pendidik juga menjalankan tugasnya dengan cukup baik dalam mengurangi perilaku mengganggu siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutirman yang mengatakan bahwa “guru harus mampu mengendalikan perilaku siswa di kelas agar proses pembelajaran tidak berlangsung efektif karena banyak perilaku siswa yang mengganggu”.

Proses Manajemen Kelas

Area dimana banyak siswa berkumpul dan area yang selalu digunakan dapat menjadi tempat gangguan dan kekacauan. Area lalu lintas tinggi meliputi area kerja kelompok, tempat sampah, tempat penyimpanan bahan ajar, stasiun komputer, serta meja siswa dan guru. Keberhasilan guru dalam melakukan monitoring akan tergantung pada kemampuan guru dalam melihat seluruh siswa sepanjang waktu.

Jika guru atau siswa harus berhenti untuk menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan, guru berisiko kehilangan perhatian dan keterlibatan siswa, serta waktu belajar dan proses belajar mengajar. Saat merencanakan posisi guru dan siswa untuk presentasi dan diskusi seluruh kelas, pastikan pengaturan tempat duduk memungkinkan siswa melihat layar OHP atau papan tulis tanpa harus menggerakkan kursi, memutar meja, atau menjulurkan leher. Kelas yang dikelola secara efektif adalah kelas yang berjalan lancar, dengan sedikit kebingungan dan penundaan, serta memaksimalkan kesempatan belajar siswa.

Memiliki prosedur untuk mengelola pekerjaan siswa dapat membantu guru menciptakan dasar yang adil dan terdokumentasi untuk penilaian siswa dan memungkinkan pemberian umpan balik secara teratur kepada siswa. Prosedur ini juga memungkinkan siswa untuk menerapkan keterampilan dan tanggung jawab organisasi pribadinya.32 7. Perilaku bermasalah siswa harus segera diatasi untuk mencegah perilaku tersebut terus berkembang dan menyebar.

Aspek penataan ruang belajar, berkaitan dengan penataan tempat duduk siswa, guru telah berusaha melakukan penataan tempat duduk siswa dengan cukup baik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Novan Ardy Wiyani bahwa “tempat duduk siswa hendaknya baik, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, tidak terlalu berat dan sesuai dengan postur tubuh siswa”.

Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Pendekatan selektif disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pendekatan yang dapat menciptakan suasana aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan di dalam kelas.

Berbagai Pendekatan, Teknik Disiplin dan Kontrol Kelas

  • Pembinaan Disiplin Peserta Didik

Pendekatan ini juga mengartikan manajemen kelas sebagai suatu proses untuk mengendalikan perilaku siswa. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa perencanaan dan pelaksanaan pendidikan akan mencegah munculnya masalah perilaku pada peserta didik dan menyelesaikan masalah tersebut jika tidak dapat dicegah. Pendekatan ini merekomendasikan perilaku guru dalam mengajar untuk mencegah atau menghentikan perilaku buruk siswa.

Pendekatan perubahan perilaku (behavior change) Seperti namanya, manajemen kelas diartikan sebagai proses perubahan perilaku siswa. Peran guru adalah mengembangkan perilaku baik pada siswa dan mencegah perilaku buruk. Perkembangan siswa adalah mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin sesuai dengan tujuan sekolah.

Pembinaan terhadap peserta didik dilakukan sedemikian rupa agar anak memperoleh berbagai pengalaman belajar untuk menjamin kehidupannya di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting bagi sekolah untuk mendorong mereka agar lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka belajar, sehingga diharapkan dapat tercipta kondisi dimana siswa akan lebih terorganisir dan lebih peduli terhadap tugas-tugas belajarnya. Kehadiran peserta didik di sekolah/madrasah sangatlah penting, karena proses pendidikan yang berlangsung memerlukan kerjasama langsung antara pendidik dan peserta didik.

Yang dimaksud dengan kehadiran peserta didik di sekolah/madrasah (hadir di sekolah) adalah kehadiran dan keikutsertaan peserta didik secara jasmani dan rohani dalam kegiatan sekolah/madrasah pada jam efektif di sekolah/madrasah. Pembentukan karakter peserta didik agar mampu bersaing, beretika, bermoral, santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

Penelitian Relevan

Pengelolaan kelas dimanfaatkan oleh pendidik sebagai pembelajaran dalam pengelolaan kelas yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran akhlak. Persamaan dalam penelitian ini adalah melakukan penelitian tentang manajemen kelas pada mata pelajaran akhlak dan manajemen kelas bagi para pendidik agar dapat mengelola kelas dengan baik. A Erwinsyah, Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektivitas Proses Belajar Mengajar, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol.5 No.2 Agustus 2017 Amilda, Manajemen Kelas Humanis, Jurnal Idaroh, Vol.1 No.1, Juni 2017 Asti Faticha Nurjanah , Nur Karimah, Aghita Wahyuningsih, Pengurus Peserta.

Referensi

Dokumen terkait

Wenn der werte Leser, oder die werte Leserin, also jemals eine etwas ungew¨ohnliche Verteilung fitten muss (etwa eine zero-inflated Poisson- oder eine Dirichlet-Verteilung), dann