• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MANAJEMEN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 3 "

Copied!
131
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Oleh karena itu peneliti mengangkat tema yang bertajuk “Pengelolaan kurikulum kemandirian belajar dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMA Negeri 3 Ponorogo”. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik juga menjadi landasan penerapan kurikulum belajar mandiri ini.

Fokus Penelitian

Kualitas pembelajaran ditentukan oleh kelancaran kurikulum mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Dengan pengelolaan kurikulum yang baik diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam meningkatkan mutu pengajaran di sekolah.

Rumusan Masalah

Perubahan kurikulum yang terus berkembang menjadikan SMA Negeri 3 Ponorogo sebagai salah satu pendorong perubahan tersebut, karena SMA Negeri 3 Ponorogo merupakan sekolah yang berprestasi dan mempunyai sumber daya manusia yang unggul.

Tujuan Penelitian

Penjelasan dan Analisis Perencanaan Kurikulum Pembelajaran Mandiri Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMA Negeri 3 Ponorogo. Penjelasan dan Analisis Evaluasi Kurikulum Belajar Mandiri Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMA Negeri 3 Ponorogo.

Manfaat Penelitian

Dengan diterapkannya rencana belajar mandiri diharapkan SMA Negeri 3 Ponorogo mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti sehubungan dengan evaluasi kurikulum belajar mandiri di SMA Negeri 3 Ponorogo.

Sistematika Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Manajemen Kurikulum
  • Mutu Pembelajaran

Merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dikuasai siswa pada setiap tahapannya, mulai dari tahap dasar di PAUD. 31 Standar Kurikulum dan Badan Pengkajian Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Pedoman Pembelajaran dan Penilaian Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar siswa dengan kriteria untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kesiapan dan pelaksanaan kurikulum akan berdampak pada keberhasilan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai peserta didik.

Bagi siswa, penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran, karena setiap strategi dirancang untuk memudahkan proses pembelajaran bagi siswa ke arah peningkatan kualitas pembelajaran.

Tabel 2. 1 Dimensi Perbaikan Kualitas Pembelajaran  Dimensi Perbaikan
Tabel 2. 1 Dimensi Perbaikan Kualitas Pembelajaran Dimensi Perbaikan

Kajian Penelitian Terdahulu

Sedangkan perbedaannya terletak pada jenis kurikulumnya yang ketat, pada penelitian Ana Khoiriyah hanya mengulas kurikulum 2013, sedangkan pada penelitian yang sedang dilakukan peneliti yaitu kurikulum 2013 dan kurikulum mandiri. Penerapan muatan lokal Kitab Kuning telah sesuai dengan kurikulum RPP yang direncanakan semula. Evaluasi implementasi kurikulum muatan lokal masih mempunyai kendala, kendala tersebut berasal dari guru dan siswa dalam pembelajaran.

Kesepakatannya terletak pada objek yang diteliti yaitu manajemen kurikulum dan ruang lingkupnya yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam penelitian Masluhuddin menyelidiki kurikulum muatan lokal, sedangkan peneliti dalam penelitian ini menyelidiki kurikulum pendidikan sekolah formal. Kholilur Rohman jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran dan Prestasi Akademik Sisaw Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Evaluasi penerapan kurikulum diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.47 Terdapat perbedaan dan persamaan penelitian Masluhuddin dengan penelitian yang diteliti peneliti. Persamaannya terletak pada objek yang diteliti yaitu manajemen kurikulum dan ruang lingkupnya yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta pembentukan tim khusus pelaksanaan kurikulum. Kholilur, Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Dan Prestasi Akademik Sisaw Di Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo Malang, Skripsi.

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Magang
  • Data dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan Penelitian
  • Tahap Penelitian

Hal ini sesuai dengan pernyataan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 22 Maret 2023 di ruang kepala sekolah SMA Negeri 3. Di SMA Negeri 3 Ponorogo terdapat tim kurikulum yang bertugas merencanakan dan mengkaji perencanaan kurikulum mandiri. Adanya mekanisme penilaian kurikulum belajar mandiri selanjutnya diperjelas melalui hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Maret 2023 di ruang boks SMA Negeri 3 Ponorogo me.

Dengan demikian, dari hasil wawancara yang didukung dokumentasi dan observasi, maka proses evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan kurikulum merdeka belajar di SMA Negeri 3 Ponorogo dilakukan secara formatif dan sumatif. Proses perencanaan kurikulum belajar mandiri yang dilakukan di SMA Negeri 3 Ponorogo melibatkan seluruh pemangku kepentingan seperti kepala sekolah, guru, wakil kepala sekolah dan komite sekolah. Dalam penerapan kurikulum belajar mandiri, SMA Negeri 3 Ponorogo menggunakan modul ajar sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Penerapan kurikulum belajar mandiri dalam peningkatan mutu pembelajaran di SMA Negeri 3 Ponorogo mempunyai prosedur yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap awal, pengembangan, siap dan lanjutan. Evaluasi kurikulum belajar mandiri dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Negeri 3 Ponorogo dilakukan melalui pembelajaran di SMA Negeri 3 Ponorogo yang dilaksanakan secara formatif dan sumatif. Di SMA Negeri 3 Ponorogo evaluasi yang digunakan sudah baik, hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada informan.

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Menurut Miles, Huberman dan Saldana Data
Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Menurut Miles, Huberman dan Saldana Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Latar Penelitian

  • Sejarah SMA Ngeri 3 Ponorogo
  • Letak Geografis SMA Negeri 3 Ponorogo
  • Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 3 Ponorogo
  • Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Ponorogo
  • Guru dan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 3 Ponorogo
  • Siswa SMA Negeri 3 Ponorogo
  • Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Ponorogo
  • Prestasi SMA Negeri 3 Ponorogo

Pada hari Senin ketiga bulan Juli 1989, kegiatan belajar mengajar dimulai di SMA Negeri 3 Ponorogo. Seiring dengan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar siswa kelas 2 dan 3 SPG Negeri, ditampilkan pula kurikulum di SMA Negeri 3 Ponorogo. Pada tahun 1990/1991, siswa kelas 1 SMA Negeri 3 Ponorogo yang naik ke kelas 2 mulai diseleksi untuk masuk kelas utama.

Badan Akreditasi Nasional yang berkedudukan di Surabaya menilai SMA Negeri 3 Ponorogo melalui surat (sertifikat) pada tanggal 21 Oktober 2009 yang menyatakan bahwa SMA Negeri 3 Ponorogo berada pada posisi (peringkat) A. Lahan tersebut ditempati untuk kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 3 Ponorogo. merupakan tanah milik SPG Ponorogo. Dari data dokumentasi yang diperoleh peneliti, guru dan staf pengajar di SMA Negeri 3 Ponorogo berjumlah 98 orang.

Berikut ini adalah data sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 3 Ponorogo berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh peneliti: 66. SMA Negeri 3 Ponorogo tidak hanya meraih prestasi tingkat nasional namun juga tingkat internasional. Banyaknya prestasi yang diraih mampu menarik minat siswa untuk belajar di SMA Negeri 3 Ponorogo.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Ponorogo
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Ponorogo

Deskripsi data

  • Perencanaan Kurikulum Merdeka Belajar dalam Peningkatan
  • Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar dalam Peningkatan
  • Evaluasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Peningkatan

Di SMA Negeri 3 Ponorogo, prosedur perencanaan kurikulum mandiri diawali dengan pengunggahan dokumen ke halaman atau aplikasi yang ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Teknologi. Pernyataan ketiga informan mengenai referensi yang digunakan dalam perencanaan kurikulum Merdeka Belajar juga didukung dengan dokumentasi pada lampiran 11/D yang diperoleh peneliti.83. Tata cara pelaksanaan kurikulum belajar mandiri adalah sesuai dengan alur pembelajaran di PMM pada tahap awal.

Implementasi kurikulum belajar mandiri sebenarnya terdiri dari empat tahap yaitu tahap awal, berkembang, siap dan lanjutan. Ya, dalam komposisi pembelajaran pada kurikulum belajar mandiri menggunakan modul ajar sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Penggunaan modul ajar dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum belajar mandiri juga didukung oleh hasil observasi pada nomor lampiran yang dilakukan peneliti selama penelitian.93.

Tidak hanya strategi, dalam implementasi kurikulum merdeka belajar juga terdapat model yang digunakan dalam proses pembelajaran. Adanya model penerapan kurikulum belajar mandiri yang disampaikan oleh Bapak. Sasmito Pribadi, M.Pd., turut disorot. Namun dalam penerapan kurikulum merdeka belajar juga terdapat kendala yaitu kurangnya sumber belajar yang digunakan.

Dengan demikian, dari hasil wawancara kepada ketiga informan dapat disimpulkan bahwa penilaian yang dilakukan dalam kurikulum belajar mandiri terdiri dari penilaian formatif dan sumatif. Kurikulum merdeka belajar ini juga akan diterapkan di seluruh lembaga pendidikan di Indonesia pada tahun depan.

Gambar 4.2 Perencanaan Kurikulum Merdeka belajar dalam  Peningkatan Mutu Pembelajaran di SMA Negeri 3 Ponorogo  2
Gambar 4.2 Perencanaan Kurikulum Merdeka belajar dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di SMA Negeri 3 Ponorogo 2

Pembahasan

Inklusi ini merupakan bentuk kerjasama yang berlangsung dalam pencapaian tujuan dan kelancaran pelaksanaan kurikulum merdeka belajar. Dari hasil penelitian dalam pemaparan yang dilakukan peneliti, proses implementasi kurikulum self-directed learning yang dilaksanakan di GMA Negeri 3 Ponorogo, dimana pelaksanaannya dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap awal, pengembangan, persiapan dan lanjutan. Hal ini sejalan dengan pedoman penerapan kurikulum belajar mandiri yang tertuang dalam Pedoman Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum Belajar Mandiri yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Penggunaan modul pembelajaran ini juga sesuai dengan pedoman dalam Petunjuk dan Pedoman Penilaian Kurikulum Belajar Merdeka yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Dalam pelaksanaannya tentu juga terdapat kendala, dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdapat kendala yang terjadi dalam penerapan kurikulum belajar mandiri di SMA Negeri 3 Ponorogo yaitu terkait dengan kurangnya sumber belajar. yang dijadikan acuan dalam proses pembelajaran. Perencanaan kurikulum belajar mandiri untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Ponorogo dimulai pada awal tahun ajaran baru 2021/2022 tepatnya pada bulan Juni 2022 dengan mendatangkan narasumber dari SMA Negeri 4 Sidoharjo.

Penilaian atau dalam sistem belajar mandiri disebut penilaian, yaitu penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran dengan penekanan pada evaluasi diri. Bagi pihak sekolah, penerapan pengelolaan rencana belajar mandiri harus lebih ditingkatkan agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan lebih maksimal. Seluruh stackholder perlu mempelajari lebih lanjut pelaksanaan rencana belajar mandiri karena merupakan kurikulum baru.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tahapan atau prosedur yang dilakukan meliputi penyiapan berkas, sumber daya manusia dan juga sarana dan prasarana. Dalam proses perencanaan, dokumen perencanaan memuat hasil pembelajaran yang ingin dicapai, tujuan pembelajaran dan juga rencana pembelajaran. Gunakan modul pembelajaran yang disesuaikan dengan materi masing-masing guru sebagai acuan dalam menyusun RPP.

Strategi mana yang akan digunakan tergantung pada masing-masing pendidik, namun yang terpenting adalah ia menggunakan ilmu yang diperoleh dan juga menyelaraskan pola pikirnya. Metode pengajarannya adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan juga mempersingkat perkuliahan sehingga siswa bebas mengemukakan pendapat dan mencari informasi sendiri. Sedangkan penilaian atau penilaian sumatif menekankan pada pemahaman melalui tugas, ujian tengah semester, dan juga ujian akhir semester.

Sedangkan untuk tindak lanjutnya diharapkan ada pengembangan, sehingga kurikulum merdeka belajar menjadi pedoman yang baik yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan siswa yang lebih aktif dan berkarakter Pancasila sebagai pedoman hidup. dan dasar negara Indonesia.

Saran

Alfiatu, Solikah, Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah Unggulan: Multisite Study di MI Darul Muta'alimin Patianrowo Nganjuk, MI Muhammadiyah 1 Pare dan SD Katolik Frateran 1 Kota Kediri. Pengelolaan kurikulum untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan prestasi akademik Sisaw di Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo Malang. Listiana, Yhesa Rooselia, Dampak Globalisasi Terhadap Karakter Siswa dan Mutu Pendidikan di Indonesia, Jurnal Pendidikan Tambusai 5.1, 2021.

Rosyad, Rifqi Abdul, Kualifikasi Pimpinan Lembaga Pendidikan Islam Formal, Non Formal dan Informal, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr 6.1, 2017.

Referensi

Dokumen terkait