• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN MASJID AGUNG H. ACHMAD BAKRIE DALAM MENINGKATKAN KEGIATAN KEAGAMAAN DI KABUPATEN ASAHAN KISARAN - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MANAJEMEN MASJID AGUNG H. ACHMAD BAKRIE DALAM MENINGKATKAN KEGIATAN KEAGAMAAN DI KABUPATEN ASAHAN KISARAN - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Achmad Bakri dalam meningkatkan kegiatan keagamaan di Kabupaten Asahan Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Masjid H. Achmad Bakri yang merupakan masjid terbesar di Kabupaten Asahan yang dikenal banyak memiliki kegiatan keagamaan namun masyarakat setempat kurang berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di H. Achmad Bakrie Agung. Masjid. Achmad Bakri dalam meningkatkan kegiatan keagamaan di Kabupaten Asahan, dalam imarah (kesejahteraan) yang dilaksanakan dengan kegiatan rutin dan kegiatan keagamaan di Masjid Agung H.

Masjid Agung H.Achmad Bakrie dapat dijadikan contoh dan acuan bagi masjid-masjid lain khususnya yang ada di Kabupaten Asahan, karena pengelolaan masjid yang diterapkan hampir mendekati kesempurnaan. Oleh karena itu, Masjid Agung H. Achmad Bakrie dapat dijadikan contoh dan acuan bagi masjid-masjid lain khususnya yang ada di Kabupaten Asahan, karena pengelolaan masjid yang digunakan hampir sempurna. Masjid merupakan tempat ibadah yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat, sehingga memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan Islam.

Dalam proses penyelenggaraan berbagai kegiatan keagamaan di masjid agar berjalan dengan baik tidak lepas dari unsur pengelola. Ahmad Bakri Kisaran menjadi daya tarik bagi pendatang yang sekedar berkunjung atau berlibur, Masjid BKM juga sering mengadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Isra Mi'raj, serta kegiatan keagamaan lainnya. Oleh karena itu peneliti disini tertarik untuk meneliti manajemen masjid di BKM, khususnya penerapan manajemen masjid dalam meningkatkan kegiatan keagamaan.

Kegiatan keagamaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia berdasarkan aturan/ajaran agama untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat4.

Tabel 2.1.   Kerangka Pikir ...........................................................................
Tabel 2.1. Kerangka Pikir ...........................................................................

PENDAHULUAN

Penegasan Penulisan

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

Kegunaan Penelitian

Sistematika Penulisan

PEMBAHASAN

Manajemen Masjid

Kegiatan keagamaan

Fungsi dan peranan kegiatan keagamaan

Manajemen masjid dan kegiatan keagamaan

Kerangka Pikir

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Sumber Data

Informan Penelitian

Taufan Gama Simatupang, MAP, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Asahan dan tokoh masyarakat, pembangunan gedung induk Masjidil Haram memakan waktu selama 4 tahun yaitu dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Taufan Gama Simatupang, MAP meresmikan penggunaan Masjid Raya dan bangunan induk. Gedung arena MTQ setelah pelaksanaan MTQ digunakan sebagai gedung Islamic Center. Pemkab Asahan kemudian melakukan penataan Masjid Raya dan lahan parkir pada tahun 2016 dan 2017.

Surya, B.Sc dan Taufiq Zainal Abidin, S.Sos, M.Si berencana melanjutkan proses pembangunan fasilitas Masjid Raya H. Menara ini nantinya akan menjadi objek wisata religi yang dapat mengundang lebih banyak orang untuk mengunjungi Masjid Raya H. Peran Ketua Umum dan Wakil Ketua adalah mengkoordinasikan dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh aspek fungsi Masjid Raya H.

Masjid harus mempunyai sarana dan prasarana yang menunjang segala aktivitas yang dilakukan di dalamnya, begitu pula dengan Masjid Raya H. Achmad Bakri yang mempunyai tiga tingkat, di lantai satu terdapat kamar kecil putri dan putra, toilet, aula BKM, sekretariat, dan seterusnya. lantai dua dan tiga terdapat tempat ibadah (sholat). ) Berikut Sarana dan Prasarana Masjid Raya H. Achmad Bakrie yang dilengkapi dengan puluhan kipas angin yang membuat ruangan selalu sejuk dan sejuk sehingga jamaah akan merasa nyaman untuk menunaikan segala salat dan menunaikan ibadah di Masjid Raya H. .

Achmad Bakrie juga memfasilitasi mukena wangi untuk jemaah wanita agar tertata rapi di lemari, menjadikan jemaah lebih syahdu dengan mukena wangi dan memudahkan jemaah yang tidak membawa mukena dalam perjalanan jauh agar bisa membawa mukena dari masjid ini , Masjid De Masjid Agung H. Achmad Bakrie sangat luas, arealnya ditanami pohon kurma dan tanahnya dilapisi batu bata sehingga menghiasi Masjid Agung H. Achmad Bakrie. Bagi masyarakat yang membutuhkan peti jenazah dapat diambil langsung di Masjid Raya H. Achmad Bakrie.

Achmad Bakrie menyediakan miniatur Ka'bah, bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Asahan maupun luar Asahan yang ingin melaksanakan pelatihan ibadah haji di Masjid Raya H. Achmad Bakrie, dan sarana dan prasarana pelaksanaan pelatihan ibadah haji disediakan oleh bagian BKM. H.56 Bahrum Nawar Tarigan, bagian idarah Masjid Agung H.achmad Bakrie, wawancara tanggal 10 Maret 2022 pukul 13.45.

Achmad Bakri letaknya cukup jauh dari masyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih untuk melaksanakan salat lima waktu di masjid sekitar rumahnya, namun pada saat salat Jumat atau kegiatan keagamaan lainnya, masjid besar ini sangat ramai dikunjungi baik oleh masyarakat Kabupaten Asahan maupun masyarakat. di luar Kabupaten Asahan. Dedi Kurniawan, dkk, Implementasi Pengelolaan Masjid Raya As-Salam Kota Lubuklinggau, Jurnal Manajemen Dakwah Vol.01 No.2 September 2021.

Teknik Pengumpulan Data

Validitas Data

Validitas adalah derajat keakuratan antara data yang terjadi pada objek penulisan dengan yang dilaporkan oleh penulis. Keyakinan adalah teknik yang digunakan penulis untuk memberikan tingkat keyakinan terhadap data yang diperoleh penulis. Seorang penulis harus memberikan gambaran yang jelas tentang lingkungan penulisan, sehingga menjamin transferabilitas dengan memperkaya deskripsi konteks dan fokus tulisan.

Kriteria ketergantungan adalah substansi eksitabilitas pada tulisan nonkualitatif, reliabilitas ditunjukkan dengan melakukan studi replika. Pengulangan penelitian dua kali atau lebih, jika dalam kondisi yang sama, maka reliabilitas dikatakan tercapai. Dalam hal ini penulis harus konsisten sepanjang proses penulisan agar memenuhi syarat yang sesuai dan dapat mempertanggungjawabkan segala kegiatannya.

Menentukan obyektif atau tidaknya suatu data tergantung pada kesepakatan beberapa orang mengenai pandangan, pendapat, dan pertemuan seseorang, namun apabila disepakati oleh beberapa orang maka data tersebut dikatakan obyektif.47. Dalam penulisan kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid jika tidak ada perbedaan antara apa yang dilaporkan penulis dengan apa yang sebenarnya terjadi pada objek yang diteliti. Istilah triangulasi dalam kegiatan menulis pada umumnya dipahami oleh sebagian kelompok hanya terdapat pada tulisan yang berkualitas sebagai teknik memvalidasi tulisan.

Triangulasi adalah informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, dilakukan pengecekan antara data wawancara dan data observasi serta dokumen yang berkaitan dengan fokus dan topik penulisan.48 Begitu pula dengan pemeriksaan data sebagai informan dan dilakukan triangulasi. Tujuan penggunaan metode triangulasi terutama untuk menggabungkan dua metode dalam satu penulisan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan satu metode penulisan. Triangulasi biasanya menggunakan cara-cara alami pada tingkat mikro, seperti menggunakan metode pengumpulan dan analisis data yang berbeda secara bersamaan dalam menulis, termasuk menggunakan informan sebagai alat untuk menguji validitas dan menganalisis hasil tulisan.

Asumsinya, informasi yang diperoleh penulis melalui observasi akan lebih akurat jika digunakan juga wawancara atau digunakan bukti dokumenter untuk mengoreksi keabsahan informasi yang diperoleh dengan kedua metode tersebut. Kedua, tujuannya adalah untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama, yang diperoleh dari pihak yang berbeda, sehingga terdapat kepastian tingkat kepercayaan terhadap data tersebut.49.

Teknik Alalisis Data

Masjid Agung dibangun 3 lantai, lantai 1 digunakan sebagai tempat kantor wudhu dan BPM serta kantor lembaga/organisasi Islam lainnya, lantai 2 dan 3 digunakan sebagai ruang sholat utama. Tugas sekretaris adalah bertanggung jawab terhadap seluruh aspek dokumen masjid dan administrasi masjid, seperti pengarsipan berkas, pendataan seluruh program kegiatan, pencatatan bagian-bagian penting isi rapat, surat menyurat dan terkait pembangunan struktur di Masjid Agung H. Tidak Itu saja , terkadang masyarakat yang memanfaatkan sarana atau fasilitas yang disediakan masjid seperti ibadah haji dll, mereka memberikan sedekah kepada pengurus masjid sebagai ucapan terima kasih dan semoga uang yang diberikan dapat digunakan untuk masjid besar ini.

Penggunaan atau penggunaan dana tidak tetap, baik harian maupun mingguan, seluruhnya untuk kegiatan rutin harian dan mingguan, termasuk kegiatan bulanan khususnya masalah kebersihan yang menjadi prioritas Masjid Raya H.

Gambar

Tabel 2.1.   Kerangka Pikir ...........................................................................
Table Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

pernyataan yang disampaikan oleh Tanhar Panggar Bessy selaku ketua takmir Masjid: “Dalam meningkatkan kegiatan keagamaan takmir Masjid telah membuat program untuk memakmurkan Masjid di