• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN ORGANISASI INDIVIDU u

N/A
N/A
Alfa Elthon Mission Pelasula

Academic year: 2023

Membagikan "MANAJEMEN ORGANISASI INDIVIDU u"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN ORGANISASI UNDERSTANDING INDIVIDUAL

BEHAVIOUR

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2016

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar

Puji Syukur kami sampaikan kehadiran Tuhan berkat kemurahnya kami dapat menyelesaikan Makalah ini tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini membahas mengenai

“Understanding individual behaviour” dimana isinya nanti akan di jelaskan di dalam bab-bab selanjutnya.

Makalah ini kami buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar kami, Ibu Hani Sirine, SE.,MM dengan matakuliah Manajemen Organisasi.

Matakuliah ini merupakan fondasi dan bersifat penting dalam memahami perkembangan pemikiran dan praktik manajemen dalam organisasi .

B. Latar Belakang

Manusia adalah salah satu dimensi organisasi yang amat penting, merupakan salah satu faktor dan pendukung organisasi. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi, antara prson/individu dengan lingkungannya. Individu akan berbeda perilakunya satu sama lain, dan perilakunya ditentukan oleh masing-masing lingkungan yang memang berbeda. Organisasi yang juga merupakan suatu linkungan bagi individu mempunyai karakteristik pula, yang diwujudkan dalam susunan hirarki. Jikalau karakterristik individu berinterasi dengan karakteristik organisasi, maka akan terwujudlah perilaku individu dalam berorganisasi.

C. Rumusan Masalah

1. Apa itu kepribadian?

2. Apa saja perbedaan perilaku individu?

3. Bagaimana perilaku individu dalam orgnaisasi?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepribadian

Hubungan antara perilaku dengan kepribadian mungkin salah satu masalah paling rumit yang harus dipahami oleh para manajer. Kepribadian amat banyak dipengaruhi oleh faktor kebudayaan dan sosial. Tanpa mempersoalkan bagaimana orang mendefinisikan kepribadian, beberapa prinsip pada umumnya diterima oleh pra ahli psikologi. Prinsip-prinsip itu adalah :

1. Kepribadian adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi, apabila tidak, individu itu tidak mempunyai arti.

2. Kepribadian kelihatannya diorganisasi dalam pola tertentu. Pola ini sedikit banyak dapat diamati dan diukur.

3. Walaupun kepribadian mempunyai dasar biologi, tetpi perkembangan khususnya adalah hasil dari lingkungan sosial dan kebudayaan.

4. Kepribadian mempunyai bebagai jenis segi yang dangkal, seperti sikap untuk menjadi pemimpin tim, dan inti yang lebih dalam, seperti sentimen mengenai wewenang atau etika kerja.

5. Kepribadian mencangkup ciri-ciri umum dan khas. Setiap orang berbeda satu sama lain dalam beberapa hal, sedangkan dalam beberapa hal serupa.

Kelima gagasan ini tercakup dalam definisi kepribadian berikut ini :

“Kepribadian seseorang ialah seperngkat karakter yang relatif mantap, kecenderungan dan perangkai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Perangkat variabel ini menentukan persamaan dan perbedaan perilaku individu.”

Teori Kepribadian (Theories Of Personality)

Terdapat tiga pendekatan untuk memahami kepribadian, yaitu: pendekatan ciri, pendekatan psikodinamis, dan pendekatan humanistis.

(4)

1. Pendekatan Ciri (Trait Theories)

Seperti halnya anak-anak yang selalu mencari sebutan (lebel) untuk mengelompokan dunia, begitu jga dengan orang dewasa memberi nama dan mengelompokkan orang dengan ciri psikologis atau fisik mereka. Menurut Allport ahli teori ciri, ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan, sumber keunikan individu. Ciri didefinisikan sebagai kecenderungan yang dapat diduga, konsisten, dan khas. Menurut ahli psikologi, Cattell, selama beberapa dasawarsamempelajari ciri-ciri kepribadian. Ia telah menghimpun beberapa ukuran ciri melalui pengamatan perilaku individu, catatan sejarah, lehidupan orang-orang, kuesioner, dan tes objektif. Atas dasar penelitiannya, Cattell telah mengambil keputusan bahwa ada 16 ciri dasar yang melandasi perbedaan perilaku individu.

Riset yang dihasilkan dari pengembangan daftar pertanyaan 16 PF Cattell (Sixteen

Personalities Factor), digunakan untuk mengukur sejauhmana orang-orang memilki ciri-ciri tersebut. Di antara ciri-ciri yang dapar didefinisikan oleh Cattell adalah pendiam-ramah- tamah, praktis-imajinatif, santai-tegang, rendah hati-tegas. Ke 16 ciri Cattell tersebut dua kutub, yaitu masing-masing memiliki dua ekstrim (contoh santai-tegang).

2. Teori Psikodinamis (Psychodinamic Theories)

Psikoanalistis adalah bentuk karya Freud. Freud membagi pikiran manusia dalam tiga tingkatan, yaitu :

 Tingkat sadar (Conscious)

 Tingkat pra-sadar (Sub-Conscious)

 Tingkat tidak sadar (unconsciuos)

Freud memandang struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu:

ID, yang berfungsi sebagai sumber enerji dari kepribadian. ID dikendalikan oleh tingkat bawah sadar, dan terorientasi pada prinsip kesenangan individu yang bersangkutan.

EGO, beroprasi berdasarkan kenyataan. Bila dorongan id dirasakan oleh individu, maka keinginan itu baru diwujudkan oleh ego bilamana kenyataan memungkinkan.

(5)

SUPEREGO, yang erat kaitannya dengan moralitas. Peerwujudan keinginan yang dilakukan berdasarkan ego, ditimbang dulu oleh superego berdasarkan norma-norma/

aturan baik/ buruk.

3. Teori Humanistik (Humanistic Theories)

Pendekatan Carl Rogers atas pemahaman keprbadian adalah humanistis atau berpusat pada orang. Nasehatnya, kita harus mendengan apa yang orang katakan tentang diri mereka dan memperhatikan pandangan serta arti dari pengalaman orang-orang tersebut. Rogers berkeyakinan bahwa perangsang organisme manusia yang paling mendasar ialah menuju perwujudan diri, usaha keras yang konsisten untuk mewujudkan potensi yang melekat pada dirinya. Mungkin ada gunanya untuk dipertimbangkan, bagaimana masing-masing

pendekatan teoritis tersebut meningkatkan pemahaman kita tentang kepribadian. Teori ciri menyediakan suatu daftar yang menguraikan individu. Teori psikodinamis menyatukan ciri- ciri orang dan menjelaskan sifat dinamis dari perkembangan kepribadian. Teori humanis menekankan atas orangnya dan pentingnya perwujudan diri bagi kepribadian. Setiap pendekatan teoritis berusaha menerangkan sifat khas individu yang mempengaruhi pola perilakunya.

B. Perbedaan Perilaku Individu

Klasifikasi sebagai kemampuan dan keterampilan ,latar belakang da demografis .setiap kelompok variabel ini menjelaskanperbedaan individu dalam perilaku dan kerja .

1. Kemampuan dan Keterampilan

Beberapa pekerja, meskipun mempunyai motivasi yang tinggi, tidak mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk bekerja dengan baik, kemampuan dan keterampilan memainkan peran penting dalam perilaku dan kinerja individu. Sebuah kemampuan adalah sebuah trait (bawaan/dipelajari) yang mengijinkan seseorang mengerjakan mental/fisik.

Keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan denganseperti keterampilan berkomunikasi dengan jelas untuk tutjuan dan misi kelompok.

Manajer harus menentukan kemampuan mental yang mana dipersyaratkan untuk mengerjakan setiap pekerjaan dengan berhasil.para manajer berusaha mencocokan setiap kemampuan dan keterampilan seseorang dengan persyaratan kerja . proses mencocokan penting, sebab sejumlah kepeimpinan, motivasi atau sumberdaya organisasi dapat

(6)

membentuk perbdaan pada kemampuan atau keterampilan. Analisis Pekerjaan digunakan untuk meneliti kecocokan dari pekerjaan. Inilah proses mendefinisikan dan mempelajari pekerjaan dari sisi tugas dan perilaku, serta menjabarkan tanggung jawab, pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan dengan berhasil.

2. Ilmu Demografi

Klasifikasi paling penting dari demografi adalah”Jenis Kelamin” dan Ras .keragaman budaya , juga dapat mempengaruhi situasi kerja .

 Perbedaan jenis Kelamin/Gender

Dari saat kelahirannya, Pria dan Wanita diperlakukan secara berbeda, namun Pria dan Wanita adalah sama dalam hal kemampuan belajar, daya ingat,

kemampuan penalaran, kreativitas dan kecerdasan. Masih terdapat debat soal perbedaan pria dan wanita mengenai prestasi dalam pekerjaan, absensi dan tingkat pergantian. Dari debat ini, menghasilkan kesimpulan, tidak ada data pendukung yang menyatakan bahwa, pria dan wanita adalh pekerja yang lebih baik hanya dalam bidang absensi, perbedaan sering ditemukan, wanita memilki tingkat absensi yang lebih tinggi tetapi lebih memperhatikan pada anak-anak, orangtua dan

pasangan sakit ini disebabkan oleh peran mengasuh mereka.

 Keragaman Ras dan Budaya

Angkatan kerja sekarang tidaklah sama dengan angkatan kerja dahulu tenaga kerja sekarang lebih beragam dari sisi nilai, bahasa, ketermpialan, dan kesiapan dari sisi pendidikan. Keragaman adalah sebuah istilah yang digunakan untuk, menjelaskan variasi budaya, etnis dan Ras dalam sebuah Populasi kelompok sejak tenaga kerja yang lebih beragam masuk dalam organisasi akan mendasari

keputusan, resep dan teknik pada hasil penelitian laki-laki berkulit Putih .

Generalisasi yang salah, akan membuat anggapan yang tidak tepat, menghasilkan pemecahan yang tidak tepat, penerapan penghargaan, evaluasi kinerja, dan

program membangun Tim yang tidak tepat. hal yang sama berlaku, pada hasil studi

(7)

yang didasarkan pada minoritas juga tidak dapat digeneralisasikan pada kelompok minoritas.

Dengan makin cepat banyaknya latar belakang keberagaman dan budaya ditempat kerja, membawa perbedaan-perbedaa utama dalam nilai, etika kerja dan norma-norma perilaku. persoalan komunikasi ,ketidak pekaan dan pengabaian akan menjadi perhatian utama manajemen terdapat perbedaan dari bagaimana individu dari kebudayaan yang berbeda, bereaksi terhadap permintaan untuk bekerja lebih keras atau untuk memperbaiki produk yang cacat para Manajer harus belajar, bagaimana berurusan dengan perbedaan yang ditemukan pada tenaga kerja yang beragam menjadi penting mencocokan orang dengan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keterampilan, kinginan, nilai-niali dan prefensi mereka .

DAFTAR PUSTAKA

Herman Sofyandi, Iwa Garniwa.2007. Perilaku Organisasional. GRAHA ILMU. Yogyakarta Gibson, Ivancevich, Donnelly.1996. ORGANISASI. Edisi 8. Binarupa Aksara. Grogol, Jakarta.

Prof. Dr. Sondang P.Siagian. 1983. ORGANISASI KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ADMINISTRASI. PT GUNUNG AGUNG. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

“Efektivitas Konseling Individual Dengan Pendekatan Cognitive Behavior Theraphy (CBT) Untuk Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas VII B Di SMP Negeri 4 Alalak

It is unclear if this increased harm reflects differences in alcohol consumption between these socioeconomic groups, reverse causation ie, downward social selection for high-risk