• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mangkujayan Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Mangkujayan Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

Bagaimana cara seorang guru menciptakan pengelolaan kelas atau pengelolaan kelas yang efektif sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan? Pengelolaan kelas merupakan masalah perilaku yang kompleks dan digunakan oleh guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Tindakan pengelolaan kelas merupakan tindakan yang dilakukan guru untuk menyediakan kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang efektif.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Dengan hasil kajian ini, diharap dapat dijadikan pertimbangan kepada pihak institusi dalam mengorak langkah sama ada sikap atau tindakan untuk lebih kreatif dan lebih bersemangat dalam meningkatkan keberkesanan pengajaran dan pembelajaran khususnya dalam pengurusan kelas.

Sistematika Pembahasan

Landasan Teori 1. Pengelolaan Kelas

Kedisiplinan Siswa a. Pengertian Disiplin

Menurut kamus, kata “disiplin” mempunyai beberapa arti yaitu kedisiplinan, ketertiban. 28 Dalam pengertian yang lebih luas, disiplin mencakup segala jenis pengaruh yang membantu siswa untuk memahami dan beradaptasi terhadap tuntutan lingkungannya dan juga penting dalam hal tata cara penyelesaian tuntutan tersebut.Siswa hendaknya mau menunjukkan lingkungannya.29. Disiplin adalah keadaan tertib orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi dan dengan senang hati menaati peraturan yang ada.30. Pengertian disiplin belajar adalah ketaatan seseorang dalam menghargai dan menghargai waktu, tanggung jawab yang diberikan baik tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan oleh lembaga/organisasi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Ketika seorang siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, maka ia tidak lepas dari peraturan dan ketentuan yang berlaku di sekolahnya, dan setiap siswa diwajibkan untuk tidak berperilaku sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di sekolahnya. Ketaatan dan ketaatan siswa terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku di sekolahnya disebut dengan disiplin siswa. Namun demikian, beberapa permasalahan masih akan muncul dan diperlukan strategi pembangunan karakter untuk memperbaiki permasalahan tersebut.34.

Ketika seorang siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, maka ia tidak lepas dari peraturan atau ketentuan yang berlaku di sekolahnya, dan setiap siswa harus berperilaku sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di sekolahnya. Untuk meningkatkan konsep diri, guru disarankan untuk bersikap empati, menerima, hangat dan terbuka sehingga siswa dapat mengeksplorasi pikiran dan perasaannya dalam menyelesaikan masalah. Pertama: Aturan mempunyai nilai pendidikan, karena mengenalkan anak pada perilaku yang disetujui oleh anggota kelompok.

Ketiga: Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, dan tidak adanya penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut4.

Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Kedisiplinan Siswa

Dalam hal kedisiplinan, seorang guru harus mentaati berbagai peraturan perundang-undangan secara konsisten berdasarkan kesadaran profesional karena bertugas untuk mendisiplinkan siswa di sekolah terutama dalam hal pembelajaran. Tugas guru dalam pembelajaran tidak sebatas memberikan materi pembelajaran saja, namun lebih dari itu guru harus membentuk kompetensi pribadi siswa. Oleh karena itu, guru harus memantau perilaku siswa terutama pada jam pelajaran agar tidak terjadi perilaku tidak disiplin.

Oleh karena itu, guru harus mampu menjadi pembimbing, teladan, pengawas dan pengontrol seluruh perilaku siswa.41.

Telaah Pustaka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kakak Lutfia Hanim Mufida dengan judul “Hubungan pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V MI Patihan Wetan tahun pelajaran 2011-2012”. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengelolaan kelas yaitu pada kategori baik dengan frekuensi sebanyak 5 responden (13,89%), pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 25 responden (69,44%) dan pada kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 25 responden (69,44%). dari 6 responden. Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V MI Ma'arif Patihan Wetan adalah cukup. Hal ini dibuktikan dengan hasil hasil belajar yaitu pada kategori baik dengan frekuensi sebanyak 3 responden (8,33%), pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 25 responden (69,44%), dan pada kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 8 responden Pada taraf signifikan 5% terbukti terdapat hubungan antara pengelolaan kelas dengan hasil belajar IPA siswa kelas V MI Ma'arif Patihan Wetan dengan Φo = 0,334 dan Φt = 0,325, sehingga Φo > Φt sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Dan pada taraf signifikansi 1% terbukti tidak terdapat hubungan antara pengelolaan kelas dengan prestasi belajar IPA siswa kelas V MI Ma'arif Patihan Wetan dengan Φo = 0,334 dan Φt = 0,418, sehingga Φo< Φt berarti Ha adalah ditolak dan Ho diterima. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Nuryani berjudul “Studi korelasi lingkungan keluarga dan kedisiplinan siswa kelas V MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012”. Kesimpulan: (1) Lingkungan keluarga siswa kelas 5 MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012 mempunyai hasil lebih dari 28 dengan frekuensi 9 persen, 30% dalam kategori baik, hasil antara 23-28 dengan frekuensi 15 persentase 50% dalam kategori sedang dan hasil kurang dari 23 frekuensi 6 persen 20% dalam kategori buruk.

43Wiwin Nuryani, Studi Korelasi Lingkungan Keluarga Dan Disiplin Siswa Kelas V Min Lengkong Sukorejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Pertama antara pengelolaan kelas dengan hasil belajar, kedua antara lingkungan keluarga dengan kedisiplinan siswa, dan ketiga antara pengasuhan orang tua dengan kedisiplinan siswa. Sedangkan penelitian yang akan saya teliti adalah tentang manajemen kelas dengan kedisiplinan siswa dalam arti kedisiplinan dalam belajar.

44 Rulik Febrianasari, Kajian Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Disiplin Siswa Kelas IV SDN 1 Penyerangan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo STAIN Ponorogo Tahun Ajaran 2011).

Kerangka Berpikir

Pengajuan Hipotesis

Rancangan Penelitian

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi.50 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah cara yang peneliti gunakan untuk memperoleh sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan menerapkan sampling jenuh, yaitu: teknik pengambilan sampel apabila seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel.51 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SDN Mangkujayan 4 Ponorogo yang berjumlah 26 orang.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen sebagai alat pengumpulan data harus benar-benar dirancang untuk menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Data yang tidak benar atau tidak menggambarkan data empiris dapat menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang dibuat/dibuat peneliti bisa saja salah. 53 Alat pengumpulan data merupakan tahapan yang sangat penting yang sangat perlu dipahami oleh peneliti. Angket dibagikan kepada 25 siswa kelas VA SDN Mangkujayan 4 Ponorgo untuk diuji validitas dan reliabilitasnya.

Teknik Pengumpulan Data

Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya item pertanyaan dalam kuesioner.

Teknik Analisis Data 1. Pra Penelitian

Analisis Hasil penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data untuk setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. diajukan. Setelah dihitung mean dan standar deviasinya, ditemukan hasilnya, kemudian dilakukan pengelompokan dengan menggunakan rumus: Mx + 1. SD dikatakan baik, Mx - SD dikatakan buruk, dan antara Mx+SD sampai Mx- SD dikatakan cukup. Hasilnya dinyatakan dalam persentase dengan rumus : P = f/n x 100%.65.

Korelasi product moment atau korelasi product moment merupakan suatu teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel. Teknik korelasi ini dikembangkan oleh Karl Person dan akhirnya disebut dengan teknik korelasi person.66 Teknik analisis product moment digunakan dalam penelitian ini karena datanya disajikan.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Berdiri dan Letak Geografis SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo
  • Letak geografis SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo
  • Visi, Misi dan Tujuan SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo a. Visi Sekolah
  • Data Murid SD Negeri 4 Mangkujayan Tahun Pelajaran 2015-2016 Jumlah murid di SD Negeri 4 Mangkujayan setiap tahun mengalami
  • Struktur Organisasi SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo

Maka sekitar tahun 1987 nama Sekolah Rakyat (SR) Mangkujayan diubah menjadi SD Negeri IV Mangkujayan. Dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan kerjasama yang baik antara beberapa pihak, SD Negeri 4 Mangkujayan mengalami perkembangan yang pesat. Lokasi SD Negeri 4 Mangkujayan membuat SD Negeri 4 Mangkujayan mudah dijangkau oleh siswa.

Data siswa SD Negeri 4 Mangkujayan tahun ajaran 2015-2016. Jumlah siswa SD Negeri 4 Mangkujayan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Jumlah siswa SD Negeri 4 Mangkujayan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun ajaran 2015-2016, siswa SD Negeri 4 Mangkujayan terdiri dari 12 kelompok belajar, dengan jumlah siswa sebanyak 313 orang, rinciannya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 101. Struktur organisasi SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo Merupakan suatu garis lurus atau umum Hal ini disebut dengan sistem linier, dimana kekuasaan, tanggung jawab, komando dan wewenang berasal dari satu orang yaitu pemimpin, yang kemudian mengalir kepada bawahan.

Deskripsi Data

Data Tentang Pengelolaan Kelas di Kelas V SDN Mangkujayan 4 Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016

Data Tentang Kedisiplinan Siswa Kelas V SDN 4 Mangkujayan Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016

Hasil kedisiplinan siswa kelas V SDN Mangkujayan 4 Ponorogo dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 13 halaman 106.

Analisis Data (Pengajuan Hipotesis)

  • Analisis data tentang pengelolaan kelas di kelas V SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo
  • Analisis data tentang Kedisiplinan Siswa Kelas V di SDN Mangkujayan 4 Ponorogo
  • Analisis Korelasi Pengelolaan Kelas dengan Kedisiplinan Siswa
  • Pembahasan dan interpretasi a. Pengelolaan Kelas

Perhitungan untuk mencari mean dan deviasi standar. pengelolaan kelas pada kelas VB di SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo. Dan skor antara Mx – 1.SD hingga Mx+1.SD sudah cukup untuk berkendara kelas V. Dari taraf tersebut terlihat bahwa yang menyatakan pengelolaan kelas pada kelas V SDN Mangkujayan 4 Ponorogo berada pada kategori baik dengan frekuensi 2 responden (7,70%), pada kategori cukup dengan frekuensi banyak dan pada kategori kurang. kategori.

Secara umum dapat dikatakan pengelolaan kelas pada kelas VB SDN Mangkujayan 4 Ponorogo sudah cukup karena dalam kategorisasi disebutkan persentasenya sebesar 69,2%. Ha rxy ≠ 0 (ada hubungan positif antara pengelolaan kelas dengan kedisiplinan siswa kelas V SDN Mangkujayan 4 Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 Langkah 2: Siapkan tabel perhitungan. Berdasarkan tabel 4.6, analisis kategori pengelolaan kelas untuk kelas V siswa SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo berkisar lebih dari 52 dengan kategori baik dengan frekuensi 2 responden (7,70%), antara 46-52 dengan kategori cukup dengan frekuensi 18 responden (69,2%) dan nilai kurang. dari 46 pada kategori miskin dengan frekuensi sebanyak 6 responden (69%).

Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas V di SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo sudah memadai dengan skor berkisar antara 46 sampai dengan 52. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas V di SD Negeri 4 Mangkujayan Ponorogo sudah memadai dengan hasil yang memuaskan. berkisar antara 51 sampai dengan 57. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengelolaan kelas erat kaitannya dengan kedisiplinan siswa.

Korelasi positif artinya hubungan tersebut bersifat sepihak, semakin tinggi pengelolaan kelas maka semakin tinggi kedisiplinan siswa.

Kesimpulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan kedisiplinan siswa kelas V SDN 4 Mangkujayan Ponorogo pada taraf 5% ro=0,421 dan rt=0,388.

Saran

Masalah Karakter: Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian yang Baik, Integritas, dan Kebajikan Penting Lainnya. Lutfia Hanim Mufida, Korelasi pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas V MI Patihan Wetan tahun ajaran STAIN Ponorogo, 2012), 84. Rulik Febrianasari, Kajian korelasi pola asuh orang tua dengan kedisiplinan siswa Kelas IV SDN 1 Kecamatan Serang Sukorejo, Kabupaten Ponorogo tahun ajaran 2010 -2011.

Referensi

Dokumen terkait