• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAQASHID SYARIAH DI BALIK PERINTAH JILBAB (Studi Pemikiran Tafsir Thahir Ibn ‘Asyur dalam Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MAQASHID SYARIAH DI BALIK PERINTAH JILBAB (Studi Pemikiran Tafsir Thahir Ibn ‘Asyur dalam Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penyelidikan ini akan meneroka tafsiran ayat-ayat berkaitan hijab melalui pendekatan Maqasid Syariah dalam Tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir oleh Ibn Asyur. Alasan memilih tafsir sebagai kajian penyelidikan adalah terutamanya kerana Ibn Asyur adalah seorang pengulas yang sangat prolifik. Tambahan pula, dalam mentafsir ayat al-Quran berkaitan hukum, Ibn Asyur menggunakan pendekatan pengajian al-maqasid.

Ibn Asyur menganalisis kewujudan maslahat dalam setiap penerapan syariat Islam dalam al-Quran iaitu melihat penyebutan sifat al-Quran sebagai panduan terbaik. Kelebihan penelitian ini bukan sahaja kajian pendapat Ibn Asyur tentang hijab melalui tafsirannya. Sebaliknya, maksud dan tujuan Ibn Ashur dalam mentafsir ayat-ayat hijab adalah berdasarkan Maqasid Syariah sebagaimana yang dihuraikan dalam bukunya Maqasid Syariah al-Islamiyah.

Dengan menggunakan metode Tafsir bir Ra’yi dan bil Ma’tsur dengan penekanan pada aspek lughawi pada setiap penggalan ayatnya, pemikiran Ibnu Asiur dalam Tafsir semakin membuktikan bahwa kontekstualitas penafsiran pemikiran semacam ini menjadikan otentisitasnya. Al-Qur'an. lebih jelas. Dari latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui pemikiran Ibnu Asyur dalam kitab tafsir al-Tahrir Wa At-Tanwir dengan judul : “Maqashid Syariah Dibalik Perintah Hijab (Kajian Pemikiran Tahir Ibnu Asyur dalam Tafsir At-Tahrir Wa At - Tanwir)".

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Dapat menyumbangkan sastera dan buah fikiran kepada semua pihak untuk menambah khazanah ilmiah dalam bidang tafsir.

Definisi Istilah

Untuk memberikan gambaran subjektivitas mufasir dalam kitab At-Tahrir wa At-Tanwir serta landasan maqasid syari'ah tentang perintah hijab dalam Al-Qur'an. Kata hijab berasal dari bahasa Arab (بابلج) yang berarti kerudung, kerudung, tirai, sekat atau sekat.14 Hijab adalah pakaian muslim panjang yang menutupi seluruh tubuh kecuali tangan, kaki dan wajah, biasanya dikenakan oleh wanita muslim. . Yang dimaksud dengan ayat hijab adalah ayat Al-Qur'an yang secara khusus menjelaskan tentang hijab atau jilbab.

Nama lengkapnya adalah Muhammad al-Tahir bin Muhammad al-Tahrir bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Asy-Syadzili bin Abd Al-Qadir Ibnu Asyur. Ibnu Asyur lahir di kota Al-Marasyi, Tunisia pada bulan Jumadil al-Ula tahun 1298 H. Pendidikan awalnya ia peroleh dari orang tuanya dan dari seluruh keluarganya, baik langsung maupun tidak langsung.

Kitab Tafsir At-Tahrir wa at-Tanwir diawali dengan pendahuluan yang ditulis oleh penulisnya sendiri, Ibnu Asyur. Bukan sekedar mengumpulkan perkataan ulama-ulama terdahulu, melainkan memperoleh penjelasan-penjelasan yang berasal dari hasil pengetahuan sendiri yang lebih rinci dan komprehensif dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an.17.

Metode Penelitian

Menurut Sugiono, ada dua jenis penelitian bila melihat sumber data yang digunakan, yaitu: 21. Sumber data primer, yaitu sumber data yang secara langsung memberikan data kepada peneliti tentang ayat-ayat hijab. Data primer dalam penelitian ini adalah karya-karya yang ditulis langsung oleh tokoh-tokoh yang diteliti.

Sebelum peneliti menjelaskan teknik pengumpulan data pada penelitian ini, perlu diketahui bahwa penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Dokumen ini dapat berupa data yang dikumpulkan dari beberapa tulisan, gambar atau karya monumental. 22 Dokumen yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data berupa buku, artikel, majalah, jurnal atau karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan judul yang diangkat. peneliti primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis isi yaitu analisis terhadap seluruh isi yang diteliti sehingga menghasilkan hipotesis baru.

Analisis isi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan menafsirkan isi, gagasan atau gagasan Ibnu Asyur, yang kemudian dianalisis dalam konteks penafsiran ayat-ayat hijab. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data. Hal ini dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber.

Sistematika Pembahasan

Kemudian peneliti melakukan interpretasi untuk mengetahui ruang lingkup pemikiran Ibnu Assyur tentang konsep hijab, mempelajari analisis ayat Alquran dalam kitabnya At-Tahrir wa At-Tanwir. Triangulasi adalah suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data, dengan menggunakan sesuatu selain data untuk keperluan audit atau untuk perbandingan dengan data. Ada empat jenis triangulasi sebagai teknik penelitian dengan menggunakan sumber, metode, peneliti dan teori.24.

Dengan adanya keabsahan data tersebut, maka peneliti menyederhanakan data dan memperbaikinya secara kebahasaan dan sistematis, sehingga ketika melaporkan hasil penelitiannya tidak ada keraguan mengenai keabsahannya. Bab pertama berisi pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penulisan, kelebihan menulis, pengertian istilah metode penelitian dan sistematika penulisan. Kajian teori berisi tentang gambaran umum mengenai pengertian hijab, pandangan para ulama tentang hijab, syarat-syarat berhijab, fungsi hijab dan teori tafsir (pengertian tafsir, metode tafsir dan gaya tafsir). penafsiran).

Bab ketiga berisi tentang biografi Ibnu Asyur, memuat riwayat hidupnya, karya-karya dan tafsirnya serta metodologi penafsirannya. Bab keempat berisi temuan dan analisis data, serta pembahasan mengenai tafsir ayat-ayat hijab dalam kitab At-Tahrir wa At-Tanwir, nilai-nilai maqashid syariah hijab dan relevansi pemikiran Ibnu Asyur dengan kenyataan. hijab saat ini.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Penelitian Terdahulu

Dengan menggunakan metode deskriptif komparatif, Maslan membandingkan pendapat Yusuf Al-Qardlawi dengan Muhammad Said Al-Asymawi. Riki Solpan, 2009, Perspektif Hijab Muslimah Karya Abul A'la Al-Maududi dan Yusuf Al-Qardlawi, UIN Sunan Kalijaga: Fakultas Syariah, Jurusan Perbandingan Agama. Hijab dalam Pandangan Yusuf Al-Qordlawi dan Muhammad Said Al-Asymawi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009), iv.

Yusuf Al-Qardlawi berpendapat bahwa wajah dan telapak tangan bukanlah aurat sehingga boleh dibuka.28. Persamaan penelitian kali ini dengan penelitian yang telah dibahas di atas adalah adanya kesamaan kajian penelitian yaitu sama-sama mengkaji tentang hijab, baik diukur dari pendapat para tokohnya maupun tidak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode penelitiannya, metode penelitian yang akan diteliti adalah penelitian.

Bedanya pada penelitian ini adalah metode penelitiannya merupakan metode induktif yang menggabungkan dua representasi tokoh, sedangkan penelitian yang akan kami lakukan bersifat eksplanatori. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan kita kaji adalah sama dengan literatur dan perdebatan tentang jilbab.

Kajian Teori

مقاصد التجارية الإسلامية، أ. سلول عن النظام الاجتماعي في الإسلام، 4. تفسير التحرير والتنوير.

Karya Ibnu Asyur

Metodologi Tafsir Ibnu Asyur

MAQASHID SYARIAH DIBALIK PERINTAH JILBAB PERSPEKTIF

Maqhasid Syari’ah Ibn Asyur

Tafsir Ayat-ayat jilbab menurut Ibnu Asyur dalam kitab At-Tahrir

Maqhasid syariah di balik perintah jilbab perspektif ibn asyur

Relevansi Penafsiran Ibn Asyur dalam kitab At-Tahrir Wa

Banyak sekali wanita yang justru tampil berlebihan, dengan mengenakan berbagai macam aksesoris, mengenakan pakaian yang menutupi badan (ketat), pakaian yang terbuat dari bahan tipis (transparan), selendang pendek dan tidak menutupi bagian tubuh yang termasuk aurat. 167. Jilbab yang dikenakan saat ini mempunyai ciri fesyen yang lebih kuat dibandingkan dengan jilbab yang dikenakan wanita pada zaman dahulu. Mungkin para wanita yang belum tahu mungkin mengira ini hanyalah hiasan untuk mempercantik syalnya saja.

Jika kita mencermati beberapa pemaparan tentang realitas hijab saat ini dan pentingnya bagi pemikiran Ibnu Asjur dalam kitab At-Tahrir Wa At-Tanwir, pertama; dalam menafsirkan surat Al-Ahzab ayat 59 dan surat An-Nur ayat 31 bahwa perintah atau kewajiban berhijab bagi wanita muslim adalah mutlak. Pandangan Ibnu Asyur dalam tafsirnya seperti yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa sangat penting untuk memperbaiki dinamika perkembangan tren hijab saat ini. Alasan mendasarnya, Ibnu Asyur menyatakan bahwa kriteria hijab adalah mencapai dada, sehingga tidak terlihat sedikit pun lekuk tubuh atau bagian yang dapat mengundang syahwat.

Demi menjaga kestabilan sosial dalam Maqasidh Shari'ah yang ditawarkan oleh Ibn Asyur, para Jilbab (wanita yang berhijab hari ini) kembali membuka mata untuk mempelajari cara memakai tudung yang betul. Perintah berhijab dalam maqasid syariah Ibn Ashur adalah maslahat yang menjadi hak pelengkap iaitu maslahat pelengkap bagi tertib kehidupan umat agar dapat hidup aman dan tenteram. Pandangan Ibn Asyur dalam tafsiran konteks semasa hijab amat relevan untuk mengkritik realiti hijab masa kini.

Al-Munawwar Said Agil Husin, Al-Qur'an; Membangun Tradisi Ketuhanan yang Sejati, (Jakarta: Ciputat Press, 2002). Dasar Pemikiran Al-Qur'an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat Bandung: Mizan Media Utama. Penjelasan ayat hijab dalam kitab Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir dan Maqashid Syariah untuk perintah hijab karya Ibnu Asyur.

1 Bagaimana tafsir ayat jilbab menurut Ibnu Asyur dalam kitab At-Tahrir wa at-Tanwir. 3 Bagaimana relevansi pemikiran Ibnu Asyur dalam Kitab At-Tahrir Wa At-Tanwir dengan realitas hijab masa kini. IAIN Jember, Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora, Fakultas Ilmu Al-Quran dan Tafsir Angkatan 2012-Sekarang.

PENUTUP

Kesimpulan

Tafsir ayat hijab antara lain Surat An-Nur ayat 31 dan ayat 60 serta Surat Al-Ahzab ayat 53 dan ayat 59 yang berhubungan dengan hukum hijab, Perintah Allah melalui Nabi untuk menyampaikan rezeki kepada wanita muslimah berupa “Yudnina alaihinna min jalabibihinna (apalagi membentangkan jilbab hingga menutupi badan), perintah kewajiban berjilbab dimulai dari istri-istri Nabi, kemudian pada wanita muslim pada umumnya.

Saran-saran

Referensi

Dokumen terkait