• Tidak ada hasil yang ditemukan

marhata-hata: sastra lisan pada tradisi mulak ari

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "marhata-hata: sastra lisan pada tradisi mulak ari"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MARHATA-HATA: SASTRA LISAN PADA TRADISI MULAK ARI DI NAGARI RABI JONGGOR KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

ARTIKEL ILMIAH

HARI SANDI NPM 11080208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)
(3)
(4)

MARHATA-HATA: SASTRA LISAN PADA TRADISI MULAK ARI DI NAGARI RABI JONGGOR KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh:

, ,

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Email: Sandhy.gokilz@yahoo.co.i d

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk menjaga dan melestarikan tradisi Mulak Ari yang merupakan bagian dari sastra lisan Mandailing, khususnya di Jorong Paroman Bondar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Pembahasan penelitian ini adalah Marhata-hata dalam Mulak Ari pada upacara pernikahan di Jorong Paroman Bondar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan struktur tradisi lisan Mulak Ari Kedua, mendeskripsikan suntingan teks dan terjemahan Marhata-hata pada upacara pernikahan. Ketiga, mendeskripsikan struktur teks Marhata-hata sastra lisan pada tradisi Marhata-hata. Keempat mendeskripsikan fungsi teks Marhata-hata pada tradisi Mulak Ari.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

Data dikumpulkan dengan melakukan observasi, studi pustaka, wawancara, perekaman, dan pencatatan. Analisis data dilakukan dengan cara mentranskripsikan data ke dalam bahasa tulis, yaitu bahasa Mandailing, menyunting teks menjadi bentuk puisi, mentransliterasikan ke dalam bahasa Indonesia, menganalisis data untuk menemukan struktur dan fungsi dalam Mulak Ari berdasarkan teori-teori yang relevan, menulis kesimpulan, dan menulis laporan.

Beberapa hasil penelitian tentang Mulak Ari pada upacara pernikahan, yaitu: (1) struktur sastra lisan pada tradisi Mulak Ari; (2) suntingan dan terjemahan teks Marhata-hata.; (3) struktur teks Marhata-hata pada tradisi lisan pada tradisi Mulak Ari; dan (4) fungsi teks Marhata-hata di Jorong Paroman Bondar. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi didaktif, fungsi estetis, fungsi moral, dan fungsi religi.

Kata Kunci: Marhata-hata, Mulak Ari, tradisi lisan dan sastra lisan

(5)

MARHATA-HATA: SASTRA LISAN PADA TRADISI MULAK ARI DI NAGARI RABI JONGGOR KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh:

, ,

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Email: Sandhy.gokilz@yahoo.co.id

ABSTRACT

Background of this research is an effort to keep and preserve Mulak Ari which is part of spoken literatureof Mandailing, especially at Jorong Paroman Bondar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, and Provinsi Sumatera Barat. The discussion of this research is to analyze Marhata-hata in Mulak Ari on wedding party at Jorong Paroman Bondar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. The purpose of this research first to describe the structure of Mulak Ari.

Second is to describe the translation and editing of Marhata-hata on wedding party. Third to describe the structure ofMarhata-hatatext inMulak Aritradition. Fourth to describe the function of Marhata-hata on Mulak Ari tradition.

Design of this research was qualitative with descriptive analysis. The data was collected by doing observation, library study, interview, recording and note taking. The data was analyzed by transcripting the recording into written form, it was bahasa Mandailing, editing the text into poetry, translated it into bahasa Indonesia, analyzing the data to find the structure and the function on Mulak Ari based on relevant theory, writing conclussion, and writting report.

Some result of Mulak Ari on wedding party first is the structure of spoken literatureon Mulak Ari tradition. Second istranslation and editing of Marhata-hatatext. Third is structure of Marhata-hata on Mulak Ari tradition and; fourth isthe function of Marhata-hata atJorong Paroman Bondar, as follow: didactive function , esthetic function, moral function, and religious function, the the function of Marhata-hata: on Mulak Ari tradition at Jorong Paroman Bondar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

Keywords: Marhata-hata, Mulak Ari, sastra lisan and tradition

(6)

A. PENDAHULUAN

Upacara perkawinan merupakan salah satu pelaksanaan adat istiadat yang penting di dalam masyarakat Indonesia. Perkawinan bagi masyarakat Indonesia memunyai tujuan yang sama secara keseluruhan, yaitu untuk mendapatkan generasi penerus (anak), meningkatkan status, pemenuhan kebutuhan materi, tuntunan agama, dan yang sangat penting sekali adalah menjalin ikatan kekerabatan tertentu.

Masyarakat Mandailing yang berdiam di Nagari Rabi Jonggor memiliki berbagai jenis tradisi yang menjadi bagian dari upacara perkawinan, yaitu Marsapa Boru, Mangalap Boru, dan Mulak Ari. Mulak Ari dapat diterjemahkan sebagai “Hari Pulang”, yakni kunjungan mempelai perempuan bersama suaminya ke rumah keluarga asal mempelai perempuan untuk pertama kali setelah terjadi perkawinan. Pada kebudayaan suku bangsa Mandailing, setelah terjadi pernikahan, mempelai perempuan akan tinggal menetap bersama keluarga besar mempelai laki-laki. Sebelum benar menetap, untuk selanjutnya, beberapa hari sesudah pernikahan, kedua mempelai bersama keluarga besar mempelai laki-laki berkunjung untuk mempererat tali silaturahmi.

Atmazaki (2007:133) menyatakan bahwa sastra lisan adalah karya sastra yang disampaikan secara lisan dari mulut seorang pencerita atau penyair kepada seseorang atau sekelompok orang. Dundes (dalam Endraswara, 2009:235) menyatakan bahwa folklor adalah tradisi rakyat. Istilah tradisi juga meliputi sastra lisan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sastra lisan itu adalah tradisi rakyat. Sastra rakyat memiliki sifat turun-temurun bahkan jika dilacak, genre sastra lisan di perdesaan cakupannya amat luas. Sastra lisan disampaikan secara lisan dari mulut seorang pencerita atau penyair kepada seseorang atau sekelompok ora Sastra dari segi medianya dibagi menjadi tiga, yaitu sastra lisan, tulisan, dan cetak.

Amir (2013:75) menyatakan bahwa secara harfiah satra lisan merupakan sastra yang disampaikan secara lisan. Sastra lisan dibawakan dan disampaikan oleh seniman sastra lisan.

Khusus tentang teks bahasanya, sastra lisan digubah dalam bahasa khalayaknya dengan ragam sastra. Ragam sastra itu dikenal oleh penampil dan khalayak. Oleh karena itu, penampil mengubah teksnya seperti ragam yang mereka kenal bersama. Menurut Djamaris (2002:4), sastra lisan adalah sastra yang disampaikan dari mulut ke mulut. Cerita dihafalkan oleh tukang cerita (tukang kaba), kemudian dilagukan atau didendangkan oleh tukang kaba kepada pendengarnya. Menurut Taum (2011:21—22) sastra lisan merupakan sekelompok teks yang disebarkan dan turun-temurun secara lisan yang secara instrinsik mengandung sarana-sarana kesusastraan dan memiliki efek estetik dalam kaitannya konteks dengan moral ataupun kultur dari sekelompok masyarakat tertentu.

Sastra lisan juga dimiliki oleh masyarakat Paroman Bondar, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Salah satu jenis sastra lisan yang masih ada sampai sekarang adalah tradisi Marhata-hata. Marhata-hata adalah tradisi yang dilakukan masyarakat Paroman Bondar untuk mempererat silatur rahmi antar keluarga pihak pengantin laki- laki dan pengantin keluarga perempuan.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur penuturan, mendiskripsikan bentuk suntingan teks, mendiskripsikan struktur teks dan mendiskripsikan fungsi sastra lisan pada tradisi Mulak Ari di Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

(7)

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ‘field research’ dan merupakan penelitian kualitatif. Semi (2008:23) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara empiris. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23, 24, dan 25 Juli 2015 bertempat di Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat. Target dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur penuturan, mendeskripsikan bentuk suntingan teks, mendeskripsikan struktur teks, dan mendeskripsikan fungsi sastra lisan pada Mulak Ari. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut: (1) mentranskripsikan data rekam menjadi tertulis;

(2) mentranliterasikan data dari bahasa Mandailing ke dalam bahasa Indonesia; (3) melakukan penganalisisan struktur, suntingan, struktur Marhata-hata, dan fungsi Marhata-hata.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan wawancara dilakukan pada tanggal 23, 24, dan 25 Juli 2015 di rumah masing-masing informan, diperoleh teks Marhata-hata pada tradisi Mulak Ari, seperti di bawah ini:

Suntingan dan Terjemahan Marhata-hata pada Tradsi Mulak Ari.

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh...

Marima hita ucapkon

Puji sukur tu ke hadirat ni Allah Swt Yang selalu melimpahkon rahmat Tu ita sasudena

Di samping ni i dilehen ma Kesempatan diari sadarion Ita juguk di bagason

Baen adong maksud dohot tujuan

Kemudian salawat beriring salam Ita kirimkon doa

Untuk nabi besar Muhammad SAW

Namarupa doa ollohummasolli ala Muhammad Waala ali Muhammad

Olo, ami ucapkon tu parkulaan Dijia matongan goarna mon honu Bahasao toli ari nadung salpui Madung tarjadi pernikahan munu

On ma ro ami manopotkon koum tubagason On ma maksudna goarana

Pajuguk hata nidaganak

Artina, onma bonang putih munu

Dohot anak nikahanggi nami Sian boru ni parserean Namamolus hatobangan Malaksanaon sunnah ni nabi Dalam na on artina golarna Baen dung sah ita jujurkon

(8)

Ima artina dinikahkon angka mora dohot parangkatna Tontu songonime

Baen hita adat Mandailing,sidung artina salose Pajujurkon artina golarna

Madung tolu ari tolu borgin, artina golarna Dibagas ni tudung-tudung goarna

Baen on ma kahanggi ni parserean Tutu goarna di ro nihamion Malungun mada tu simatobangna Dalam ni on ma ro ni hamionna

Manopotkon parhulaan nami

Namaksudna pasomba lungun ma goarna Tuparkulaan nami

Dalam na on songoni ma golarna

Nadung salpui, naro nami golarna

Maksud nami golarna sandokon tobang-tobang Datang tampak muka

Pulang tampak punggung

Di arroro ni amion, artina golarna Giot pajuguk tobang-tobang goarna Di bagasaon dohot parangkat angka mora Anso artina golarna tobang ma palaho i

Ima di zaman sannarion, olo mantong Ami aropkon tu tobang-tobang nami Tulobi angka mora, olo artina golarna Dihombangkon burangir di jolo angka mora

Jia ma hatana Hata mangido izin Goarna tu angka mora Baen ami artina golarnaon Nagiot marsuo golarna Dohot hata parkulaan nami

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Terjemahan teks Marhata-hata pada tradisi Mulak Ari dalam Upacara Pernikahan di Jorong Paroman Bondar

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh...

Marilah kita ucapkan

Puji sukur ke hadirat Allah Swts Yang selalu melimpahkan rahmat Kepada kita semua

Selain itu diberikan Kesempatan pada hari ini Kita duduk bersama di rumah ini Karena ada maksud dan tujuanya

(9)

Kemudian salawat beriring salamnya Mari kita kirimkan doa

Untuk nabi besar Muhammad SAW

Yang berupa doa Allahumsalli ala Muhammad waalaali Muhammad Iya kami ucapkan kepada orang tua

Dimana maksudnya Tiga hari yang telah berlalu Telah terjadi pernikahan Inilah maksudnya

Mendudukkan kata anak-anak Artinya inilah anak gadis kami Bersama anak saudara kami Dari keluarga laki-laki

Yang telah melangkah ke hari tua Melaksanakan sunah nabi Inilah maksudnya

Karena telah kita menuakan membeli

Itulah artinya dinikahkan oleh orang adat dan perangkatnya Tentu begitulah tujuanya

Karena kita adat Mandailing, setelah selesai artinya Memberikan barang artinya

Setelah tiga hari tiga malam Di rumah orang tua laki-laki

Karena itulah sepupu dari anak gadis kami Harapan kami sangat besar

Karena sudah rindu pada orang tuanya Itulah maksud dari kedatangan kami Menemui dari orang tua perempuan

Maksudnya adalah menghilangkan rasa rindu Kepada orang tuanya

Karena begitulah kiranya namanya

Yang telah berlalu, kedatangan kami namanya Maksud kami seperti kata orang-orang tua Datang terlihat wajahnya

Pergi terlihat punggungnya

Maksud dari kedatangan kami namanya Karena ingin mengumpulkan orang-orang tua Terlebih lagi pada raja yang kami hormati semuanya Dan disediakan sirih di hadapan raja

Yang mana maksud dari kedatangan kami Untuk minta izin kepada

Itulah maksudnya kepada raja karena kami maksudnya Ingin bertemu namanya

Asalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

(10)

Dari suntingan teks Marhata-hata pada tradisi Mulak Ari dapat dianalisis yaitu

“bagaimanakah struktur penuturan pada tradisi Mulak Ari”, “bagaimanakah bentuk suntingan dan terjemahan teks Marhata-hata pada tradisi Mulak Ari”, “bagaimanakah struktur teks Marhata- hata pada tradisi Mulak Ari” dan “bagaimanakah fungsi teks Marhata-hata pada tradisi Mulak Ari di Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Struktur Teks Marhata-hata. Struktur fisik adalah medium untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair melalui bahasa. Pada penelitian ini terdapat struktur fisik pantun terdiri dari: (1) diksi; (2) imaji; (3) kata kongkret; (4) bahasa figuratif; dan (5) rima dan ritma. Fungsi Teks Marhata-hataMulak Ari dalam upacara pernikahan memiliki fungsi. Fungsi Mulak Ari dalam upacara pernikahan meliputi, fungsi didaktif, fungsi didaktis, fungsi estetis, fungsi moral, dan fungsi religi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai fungsi yang terdapat dalam Mulak Ari tersebut.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Beberapa simpulan yang merupakan temuan pada penelitian tentang sastra lisan Marhata- hata pada tradisi Mulak Ari pada upacara pernikahan masyarakat Mandailing di Jorong Paroman Bondar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut. Sastra lisan Mulak Ari dalam upacara pernikahan dituturkan di Jorong Paroman Bondar. Marhata-hata dituturkan oleh pemuka adat (hatobangon).

Mulak Ari merupakan bagian akhir dari rangkaian upacara yang dilaksanakan di rumah pengantin perempuan dan dihadiri oleh kedua pengantin, seluruh keluarga yang melakukan pesta, pemuka adat, dan undangan.

Suntingan teks berbentuk puisi lama yang disertai dengan terjemahannya. Ketiga, Marhata-hata sebagai puisi yang mempunyai struktur fisik dan batin. Struktur fisik terdiri dari: (1) diksi; (2) imaji; (3) kata kongret; (4) bahasa figuratif; dan (5) rima dan ritma. Struktur batin tersebut terdiri dari: (1) tema; (2) nada; (3) suasana; (4) perasaan; dan (5) amanat. Keempat, Mulak Ari memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi didaktif, fungsi moral, dan fungsi agama.

Berkaitan dengan penelitian mengenai Marhat-hata pada tradisi Mulak Ari sastra lisan Mandailing di Jorong Paroman Bondar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Beberapa saran yang berkaitan dengan simpulan penelitian adalah sebagai berikut.Kepada guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang mengajar di SMA agar memperkenalkan sastra lebih luas lagi, baik dari media penyampaian yang terdiri atas sastra lisan maupun sastra tulis serta jenis-jenis sastra lisan beserta contohnya.

Memperkenalkan sastra sejak dini kepada siswa dapat menanamkan nilai-nilai pelajaran yang terdapat di dalamya.Kepada masyarakat, baik generasi tua maupun generasi muda di Jorong Paroman Bondar, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat agar terus menjaga dan melestarikan Marhata-hata pada tradisi Mulak Ari dalam berbagai upacara. Jika tidak dilestarikan, nilai-nilai yang terdapat di dalamnya akan hilang .Bagi mahasiswa lainya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam pembahasan yang relevan.

KEPUSTAKAAN

Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Obor Indonesia.

Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Yusuf, Yusri, dkk. 2001. Struktur dan Pungsi Mantra Bahasa Aceh. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Referensi

Dokumen terkait

Madrasah memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa. Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Paraman Ampalu Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat pada mulanya adalah