• Tidak ada hasil yang ditemukan

Marital Satisfaction of Indonesian Search and Rescue (SAR) Rescuers:

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Marital Satisfaction of Indonesian Search and Rescue (SAR) Rescuers: "

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Kerentanan penyelamat Search and Rescue (SAR) terhadap tingkat tekanan psikologis yang lebih tinggi akibat pekerjaan mereka menimbulkan tantangan bagi penyelamat Search and Rescue (SAR) dalam mencapai kepuasan pernikahan. Kerentanan para rescuer Search and Rescue (SAR) untuk mengalami tekanan psikologis yang lebih tinggi akibat dampak dari profesinya akan menjadi tantangan tersendiri bagi para rescuer Search and Rescue (SAR) untuk mencapai kepuasan pernikahan. Hipotesis: Distres psikologis dan faktor koping dyadic berkontribusi signifikan terhadap kepuasan pernikahan penyelamat Search and Rescue (SAR).

Hipotesis: Faktor tekanan psikologists and dyadic coping berkontribusi secara signifikan terhadap kpuasan pernikahan pada Search and Rescue (SAR) rescuer. The selection of Search and Rescue (SAR) rescuers in the first phase (quantitative) was carried out through targeted sampling, selecting those considered representative of the phenomena studied (Creswell, 2012). Both Search and Rescue (SAR) rescuers were selected based on their respective marital satisfaction score categories (high and low), their psychological distress category level (good and severe), and their dyadic coping score categories (high and low).

Dua orang penyelamat Search and Rescue (SAR) dipilih berdasarkan kategori skor kepuasan perkawinan (tinggi dan rendah), kategori tingkat tekanan psikologis (baik dan berat), dan kategori skor coping dyadic (tinggi dan rendah). . Pengisian kuesioner secara kolektif mengikutsertakan seluruh penyelamat Jakarta Search and Rescue (SAR) yang memenuhi kriteria penelitian (n = 33).

Results

From the list of participants, two were selected who were willing to participate in an online interview. After the interview, the authors conducted a thematic analysis of the data and drew conclusions based on the findings. Once the results of the data analysis of both data sources (quantitative and qualitative) were obtained, the authors then combined the findings of both data to draw the main conclusions to answer the research problem and present the valuable findings from the study that was conducted.

Hasil

In the dyadic coping factor, 18.2% of search and rescue (SAR) rescue personnel fell in the low category and 21.2% are in the high category. The most important factor in the handling of handling, as much as 18.2% Search and Rescue (SAR) rescuer achieved a category of 21.2%. Psychological distress was included in Model 1, as it is predicted to be a risk factor affecting the marital satisfaction of Search and Rescue (SAR) rescuers, and dyadic coping will subsequently be conducted once the psychological distress is experienced.

Dalam penelitian ini, tekanan psikologis yang dialami oleh personel pencarian dan penyelamatan (SAR) tampaknya lebih berkontribusi daripada koping dyadic dalam memahami kepuasan pernikahan. Stres psikologis dimasukkan dalam Model 1 dengan mempertimbangkan bahwa stres psikologis merupakan faktor risiko bagi penyelamat Search and Rescue (SAR) yang diharapkan berdampak pada kepuasan perkawinan penyelamat Search and Rescue (SAR), dan kemudian dyadic coping dilakukan setelah stres psikologis yang dialami. Dengan demikian, dalam penelitian ini, stres psikologis yang dialami oleh penyelamat Search and Rescue (SAR) dapat dinilai berkontribusi lebih dari sekedar dyadic coping terhadap pemahaman kepuasan pernikahan.

Hasil wawancara dengan personel Search and Rescue (SAR) rescue mengungkapkan bahwa tekanan psikologis dialami akibat beban kerja dan tugas tambahan. Penambahan tugas dan beban kerja yang berlebihan juga dirasa lebih memakan waktu dan mental dibandingkan dengan tugas utamanya sebagai search and rescue (SAR) rescuer. Dalam menjalankan profesinya sebagai Search and Rescue (SAR) rescuer, hasil wawancara dengan kedua partisipan menunjukkan bahwa tekanan psikologis yang mereka alami diakibatkan oleh beban kerja dan tugas tambahan yang mereka miliki.

Meski dihadapkan pada berbagai situasi ekstrim selama operasi Search and Rescue (SAR), kedua peserta tidak melihat hal tersebut sebagai sumber kesusahan. Penjelasan di atas menginterpretasikan tekanan psikologis yang dialami oleh para penyelamat Search and Rescue (SAR) berasal dari tekanan terkait pekerjaan (misalnya: jam kerja yang panjang, jam kerja yang tidak dapat diprediksi, beban dan tugas tambahan yang sering tumpang tindih, dan kurangnya penghargaan dari pimpinan). . Tekanan psikologis yang dialami juga mengarah pada perilaku negatif yang dilakukan dalam pernikahan dan merembet ke pernikahan kedua Search and Rescue (SAR) penyelamat, seringkali menimbulkan ketegangan dan konflik dalam pernikahan.

Gambaran tekanan psikologis yang dialami ini juga dapat membatasi kemampuan seorang penyelamat Search and Rescue (SAR) untuk dapat terhubung dengan pasangannya melalui aktivitas yang dapat menjaga kedekatan, seperti menghambat penggunaan waktu luang dan waktu berkualitas dengan pasangan. Hasil wawancara mengenai dyadic coping pada sampel rescuer Search and Rescue (SAR) juga menemukan kasus tersendiri yang mungkin belum ditemukan terkait pernikahan di profesi lain. Hasil wawancara dengan kedua rescuer Search and Rescue (SAR) tersebut memperlihatkan bagaimana keduanya membagi waktu antara menjalankan profesinya dan waktu bersama pasangannya.

Discussion and Conclusion

Through these reports, although experiences of psychological distress in both participants appeared to be similar, their accounts of marital satisfaction nevertheless appeared to contrast. In short, Participant 2 was able to have a sense of marital satisfaction by using free time and spending quality time with the spouse, by handling marital conflicts constructively, through openness in communication, and by being able to trust and value each other. Whereas for Participant 1, the experience of mental distress appeared to limit their efforts to use leisure time and spend quality time with their spouse and inhibit their efforts to constructively engage in conflict resolution.

For Participant 1, conflicts not managed constructively, difficulties in openness with the spouse, and significant limitations on quality time with the spouse may lead them to report marital dissatisfaction.

Diskusi dan Simpulan

The Search and Rescue (SAR) rescuer is only at the beginning, at the beginning of search and rescue. This illustrates that in high-risk occupations, including Search and Rescue (SAR) rescuers, negative dyadic coping (such as distancing behavior and the silent treatment) is more likely to occur in moments of high distress, making rescuers of Search and Rescue (SAR). have insufficient personal resources to channel through positive dyadic coping. The presence of negative dyadic coping in this study's sample of Search and Rescue (SAR) rescuers may help suppress marital tension and reduce the risk of marital conflict in the short term.

Interpretasi ini dapat menggambarkan bahwa dalam pekerjaan berisiko tinggi seperti paramedis pencarian dan penyelamatan (SAR), koping dyadic negatif (seperti diam atau menjaga jarak) lebih mungkin terjadi ketika tekanan yang dialami menjadi terlalu tinggi, sehingga pencarian dan penyelamatan paramedis untuk menyelamatkan (SAR) tidak cukup bahwa mereka memiliki sumber daya pribadi yang dapat diarahkan untuk menciptakan koping diadik yang positif. Adanya koping dyadic negatif oleh paramedis Search and Rescue (SAR) dalam penelitian ini dapat membantu mengurangi ketegangan perkawinan dan mengurangi risiko konflik perkawinan dalam jangka pendek. Pada saat penelitian ini dilakukan, relatif sedikit penelitian yang mengkaji dyadic coping dalam kepuasan pernikahan dalam konteks emergency first responder, khususnya search and rescue (SAR) responder.

Second, this study did not include personality characteristics of Search and Rescue (SAR) rescuers in the analysis. Finally, this study did not include the spouse or wives of each Search and Rescue (SAR) rescuer in analysis, either in the first phase (quantitative) or the second phase (qualitative). Future studies could include the spouses of Search and Rescue (SAR) rescuers to get a more comprehensive description of marital satisfaction experiences of Search and Rescue (SAR) rescuers, especially by considering the dyadic effect.

Kajian Search and Rescue (SAR) rescuer, khususnya yang membahas tentang kepuasan pernikahan, masih sedikit. Keempat, penelitian ini tidak melibatkan pasangan atau istri dari rescuer Search and Rescue (SAR), baik pada tahap pertama (kuantitatif) maupun tahap kedua (kualitatif). Kajian Search and Rescue (SAR) rescuer yang khusus membahas kepuasan pernikahan masih sangat terbatas.

Studi lebih lanjut juga dapat meneliti intervensi terkait kepuasan pernikahan pada penyelamat Search and Rescue (SAR). Studi ini menunjukkan bahwa dukungan atau layanan psikologis untuk kehidupan pernikahan para penyelamat Search and Rescue (SAR) sangat dibutuhkan. Studi selanjutnya juga dapat melakukan studi intervensi mengenai kepuasan pernikahan pada penyelamat Search and Rescue (SAR).

The facility where search and rescue (SAR) workers are employed can help by facilitating and providing the dissemination of information and education about mental health issues, routine individual or group therapy, and the facilitation of marital or premarital counseling. Such services can help create a more supportive and supportive environment to reduce the psychological distress that Search and Rescue (SAR) rescuers experience, and thus can help lead to higher marital satisfaction. The results of the study also serve as initial information to develop intervention programs or psychoeducation for Search and Rescue (SAR) rescuers or to involve their spouses in relevant areas.

Badan SAR Search and Rescue (SAR) dapat membantu dengan memfasilitasi penyebaran informasi dan edukasi mengenai gangguan jiwa, konseling individu atau kelompok secara berkala, dan memfasilitasi konseling pernikahan atau konseling persiapan pernikahan. Layanan ini dapat membantu menumbuhkan lingkungan yang lebih mendukung dan membantu mengurangi tekanan psikologis yang dialami oleh penyelamat Search and Rescue (SAR), membantu mengarah pada kepuasan pernikahan yang lebih baik. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi awal untuk merancang program intervensi atau psikoedukasi bagi para penyelamat Search and Rescue (SAR) atau dengan melibatkan pasangannya di daerah yang paling membutuhkannya.

You watch a baby die and you're not doing well: 'A case study of stress and coping strategies in volunteer medical workers. The relationship between quality of life and marital satisfaction among nurses at the Social Security Hospital in Zahedan. Work stress of firefighters and the (un)intended consequences of relationship quality with spouses and firefighter friends.

Effects of daily workload on subsequent behavior during marital interaction: The roles of social withdrawal and spousal support.

Referensi

Dokumen terkait

This study examines public trust in implementing good governance in terms of accountability, responsiveness, transparency, and information technology of the