• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)MASALAH DEFISIT NUTRISI DI DESA KRAPYAKREJO KOTA PASURUAN Oleh: LULUK ILMAKNUN NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)MASALAH DEFISIT NUTRISI DI DESA KRAPYAKREJO KOTA PASURUAN Oleh: LULUK ILMAKNUN NIM"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Prevalensi penyakit diabetes melitus di Provinsi Jawa Timur menempati urutan kesepuluh yaitu 6,8%, dimana prevalensi di kota Pasuruan mencapai 8%. Berdasarkan studi penelitian di Desa Krapyakrejo Kota Pasuruan pada bulan Februari sampai Maret 2020 terdapat 4 orang penderita diabetes melitus dengan masalah defisit gizi.

Rumusan Masalah

Konseling kepada pasien dan keluarga pasien dimaksudkan untuk memastikan bahwa keluarga pasien mendapat informasi yang baik sehingga kebiasaan akan berubah dan dapat membantu keluarga pasien yang mengalami penyakit mengidentifikasi masalah yang paling mendesak, membangun rasa saling percaya dan dengan demikian memperbaiki kebiasaan keluarga. memecahkan masalah kesehatan dan memenuhi kebutuhan. Pasien sebenarnya tidak mengurangi reaksi positif atau kekhawatiran terhadap masalah salah satu anggota keluarganya.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Dapat menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami defisit nutrisi pada klien diabetes melitus. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan asuhan keperawatan defisit nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II.

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Data ini diperoleh langsung dari pelanggan yang sangat berperan penting dalam pengisian data riwayat kesehatan pelanggan saat ini. Data sekunder yang peneliti peroleh adalah data keluarga klien atau orang terdekatnya dan hasil pemeriksaan terakhir klien.

Sistematika Penulisan

Faktual : Ditandai dengan diagnosa keperawatan karena Pak G mengatakan pihak keluarga mengetahui penyakit Diabetes Mellitus namun tidak mengetahui penyebab penurunan berat badannya. Hal ini disebabkan karena pelayanan kesehatan terdekat tidak pernah memberikan anjuran tentang cara meningkatkan asupan makanan yang tepat bagi penderita diabetes melitus.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Diabetes Mellitus

  • Definisi
  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Tanda dan Gejala
  • Klasifikasi
  • Manifestasi Klinis
  • Pathway
  • Komplikasi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Penatalaksanaan

Diabetes Mellitus dapat didefinisikan sebagai individu yang mengeluarkan urin dalam jumlah besar yang mengandung kadar glukosa tinggi. Diabetes mellitus melibatkan kekurangan insulin yang disebabkan oleh rusaknya sel beta di pankreas akibat proses autoimun.

Gambar  2.1  (Sumber : Wachidah, 2018) Autoimun, Idiopati,
Gambar 2.1 (Sumber : Wachidah, 2018) Autoimun, Idiopati,

Konsep Defisit Nutrisi

  • Faktor yang Mempengaruhi Defisit Nutrisi
  • Penatalaksanaan Defisit Nutrisi

Cara menentukan kebutuhan kalori pasien DM adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal, yaitu idealnya 25-30 kalori/kg/bb. Penderita DM perlu mengetahui dan memahami jenis makanan apa yang boleh dimakan secara bebas, makanan mana yang harus dibatasi, dan makanan mana yang harus dibatasi secara ketat (Almatsier, 2011). Makanan yang dianjurkan adalah yang mengandung sumber karbohidrat kompleks (seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi, dan sagu), serta protein tanpa lemak (seperti ikan, ayam tanpa kulit, tempe, tahu, dan kacang-kacangan). dan sumber lemak dalam jumlah terbatas, yaitu makanan yang diolah dengan cara dipanggang, dikukus, direbus, dan dibakar.

Makanan yang harus dihindari adalah makanan yang mengandung karbohidrat sederhana (seperti gula pasir, gula jawa, susu kental manis, minuman kemasan manis, es krim, kue manis, dodol), tinggi kolesterol, lemak trans dan lemak jenuh (misalnya kue kering) . , makanan siap saji, gorengan) dan tinggi natrium (seperti ikan asin, telur asin dan makanan kaleng) (Almatsier, 2011). Hal ini diperbolehkan apabila penggunaan pangan pengganti mempunyai kandungan gizi yang sama dengan pangan penggantinya (Suyono Meal scheduler.

Tabel 2.1 Jadwal makan penderita DM
Tabel 2.1 Jadwal makan penderita DM

Konsep Keluarga

  • Pengertian
  • Tipe Keluarga
  • Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
  • Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
  • Level Pencegahan Perawatan Keluarga
  • Tugas Keluarga

Setiap anggota keluarga mungkin mempunyai hubungan kekerabatan atau tidak, atau mungkin selalu tinggal di bawah satu atap atau tidak. Jaringan keluarga luas: terdiri dari dua atau lebih keluarga inti atau kerabat belum menikah yang tinggal berdekatan dalam suatu wilayah geografis. Fungsi pelayanan kesehatan keluarga adalah fungsi keluarga dalam melindungi keselamatan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin terpenuhinya kebutuhan perkembangan jasmani, mental, dan rohani, dengan cara membina dan merawat anggota keluarga serta mengatasi kondisi sakit setiap keluarga. mengakui. anggota.

Fungsi psikologis yang tercermin dari cara keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, menciptakan dan meningkatkan perhatian di antara anggota keluarga. pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan pemberian jati diri keluarga. g) Fungsi pendidikan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI adalah memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang diperoleh melalui perkawinan anak, terus memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang tua suami istri yang lanjut usia dan sakit, membantu anak memandikan, memelihara. komunikasi, memperluas hubungan kekeluargaan antara orang tua dan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah anak keluar.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa
  • Intervensi
  • Implementasi
  • Evaluasi

Data ini menjelaskan agama yang dianut setiap anggota keluarga serta aturan agama yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan. Data ini menjelaskan tentang pendapatan keluarga dan anggota keluarga yang bekerja, kebutuhan sehari-hari dan aset atau barang yang dimiliki keluarga. Data tersebut menjelaskan tugas-tugas dalam tahap perkembangan keluarga yang saat ini belum terpenuhi dan mengapa tugas tersebut tidak terpenuhi.

Data ini menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat, kapasitas keluarga, dukungan kesehatan keluarga dan masyarakat sekitar, dan lain-lain. Data ini menjelaskan bagaimana perjuangan anggota keluarga dalam keluarga dan komunitas yang terbagi dalam peran formal dan informal.

Tabel 2.4 Cara menentukan diagnosa prioritas keluarga
Tabel 2.4 Cara menentukan diagnosa prioritas keluarga

Kerangka Masalah

Kegiatan rekreasi keluarga Pasien mengatakan waktu liburan biasanya dihabiskan dengan menonton TV bersama seluruh keluarga. G belum memenuhi tugas perkembangan sesuai tahap perkembangan Riwayat kesehatan keluarga saat ini Keluarga pasien mengatakan pasien sudah. Mobilitas geografis keluarga Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak terbiasa berpindah-pindah karena sudah mempunyai tempat tinggal tetap.

Strategi coping yang digunakan pasien menyatakan bahwa ia harus selalu mendapat pengobatan secara teratur dan memilih makanan sesuai anjuran dokter. Dari data subjektif didapatkan: 1) pasien mengatakan nafsu makannya meningkat, mengetahui makanan yang baik dikonsumsi dan dihindari, serta mengetahui asupan gizi yang benar dan mulai membiasakan diri menjalani diet diabetes melitus, 2) pasien mengatakan mampu membuat menu diet diabetes melitus.

Gambar 2.2   Kerangka Masalah
Gambar 2.2 Kerangka Masalah

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

  • Identitas
  • Komposisi Keluarga
  • Genogram
  • Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
  • Data Lingkungan
  • Struktur Keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Stress dan Koping Keluarga
  • Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
  • Harapan Keluarga

Karakteristik Tetangga dan Masyarakat Pasien mengatakan bahwa hubungan seluruh anggota keluarga dengan masyarakat sekitar cukup baik; Saat melakukan aktivitas yang mereka lakukan bersama, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat. Pasien mengatakan tidak ada acara kumpul-kumpul khusus dan biasanya hanya bertemu pada waktu-waktu tertentu saja, seperti Syukuran di rumah saudara atau tetangga dengan ditemani anaknya. Fungsi ekonomi: Pasien mengatakan bahwa pendapatan bulanannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan, dan papan.

Fungsi sosialisasi Pasien mengatakan bahwa dia dan . Keluarganya sering bercanda dengan tetangga sekitar rumahnya. Data subyektif yang diperoleh: 1) Pasien mengatakan rasa lelahnya mulai berkurang, 2) Pasien mengatakan sudah bisa berjalan cukup jauh dan berjalan sedikit cepat, 3) Pasien mengatakan harus mulai melakukan aktivitas yang mampu dilakukannya. dan harus istirahat setelahnya.

Gambar 3.1 Genogram
Gambar 3.1 Genogram

Analisa Data

Skoring

Diagnosa Keperawatan

Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tindakan Keperawatan

Catatan Perkembangan

Evaluasi Keperawatan

PEMBAHASAN

Pengkajian

Penilaian merupakan tahap awal yang penulis lakukan pada tanggal 8-10. Maret 2021 pada pasien Tn. G, 52 tahun, Muslim, bekerja sebagai tukang kayu, alamat di Desa Krapyakrejo Kota Pasuruan. Data diperoleh dengan menggunakan format penilaian dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terhadap klien dan keluarganya (istri klien), observasi dan pemeriksaan fisik klien. Menurut data yang diperoleh penulis dari Bapak.

Namun pada tahap pengkajian ditemukan gap antara teori dengan fakta yang ada yaitu pasien tidak mengalami penurunan nafsu makan karena hasil pengkajian Pak G menyatakan nafsu makannya meningkat dan merasa mudah kenyang setelah makan. Tuan G mengidap penyakit diabetes melitus dengan defisit nutrisi yang mengakibatkan pasien tampak lemas, sering merasa haus dan kenyang segera setelah makan, serta penurunan berat badan sehingga menimbulkan masalah defisit nutrisi.

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan

Kecuali gap yang disebutkan di atas, semua intervensi secara teori mendukung terapi Pak G, namun penulis hanya memilih beberapa intervensi sesuai dengan keluhan Pak G. Fakta yang ditemukan pada Pak. Merekomendasikan untuk melakukan aktivitas secara bertahap, 6) Ajarkan strategi coping untuk mengurangi kelelahan, 7) Bekerjasamalah dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan. Intervensi menurut teori adalah: 1) Identifikasi fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan, 2) Pantau kelelahan fisik dan emosional, 3) Pantau lokalisasi dan ketidaknyamanan saat beraktivitas, 4) Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif, 5) Merekomendasikan untuk melakukan aktivitas dalam tahapannya, 6) Ajarkan strategi coping untuk mengurangi kelelahan, 7) Bekerja sama dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan (SIKI, 2018).

Setelah membandingkan tinjauan kasus dan teori, ditemukan kesenjangan teoritis yaitu kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan mengingat intervensi yang dilakukan hanya antara penulis dan keluarga. Kecuali gap yang disebutkan di atas, semua intervensi secara teori mendukung terapi Pak G, namun penulis hanya memilih beberapa intervensi sesuai dengan keluhan Pak G.

Pelaksanaan

Implementasi keperawatan merupakan suatu perilaku atau aktivitas tertentu yang dilakukan perawat untuk melaksanakan intervensi keperawatan. Perawat memantau efektivitas intervensi yang dilakukan, sekaligus menilai kemajuan pasien dalam mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan (Dinarti et al, 2013). Setelah membandingkan tinjauan dan teori yang ada, tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan kasus dan teori.

Hal ini dikarenakan menurut teori pelaksanaan pengkajian kasus bersifat berurutan sehingga mencegah terjadinya kerancuan urutan pada saat pelaksanaan intervensi keperawatan pada Tn.

Evaluasi

Setelah melakukan observasi dan pelaksanaan asuhan keluarga langsung pada pasien kasus diabetes melitus di Kelurahan Krapyakrejo Kota Pasuruan, maka penulis dapat menarik kesimpulan serta saran yang dapat berguna untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus. Berdasarkan hasil uraian yang diuraikan mengenai asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. Diharapkan dapat menambah dan mengembangkan sumber perpustakaan sehingga terdapat teori-teori yang dapat diterapkan dan dapat memberikan wadah peningkatan ilmu pengetahuan serta sebagai referensi mengenai ilmu keperawatan khususnya dalam hal ini yaitu asuhan keperawatan yang berkualitas pada keluarga penderita diabetes. melitus dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terkini.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana keperawatan secara optimal sehingga pelayanan tidak memakan waktu terlalu lama. Meningkatkan pengetahuan dan sebagai komponen keperawatan keluarga, meningkatkan komunikasi terapeutik dengan keluarga dan memberikan edukasi tentang kesehatan khususnya diabetes.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Keluarga diharapkan lebih memberikan dukungan karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan klien dan berperan sebagai pengawas dalam kepatuhan terhadap program pengobatan dan sebagai pendidik mengenai perawatan klien dalam upaya penatalaksanaan penyakitnya. Dukungan dalam keluarga juga sangat penting berupa terlaksananya fungsi keluarga dalam pelayanan kesehatan yang meliputi lima tugas kesehatan keluarga (pengenalan, pengambilan keputusan, perawatan, modifikasi dan pemanfaatan fasilitas kesehatan), klien juga diharapkan mampu mematuhi program pengobatan dan menjalaninya. Tenaga kesehatan di Puskesmas diharapkan dapat lebih meningkatkan sumber daya manusia tenaga kesehatan, serta menjaga hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dengan klien.

Diharapkan penulis dapat mengubah atau meningkatkan frekuensi dukungan dari caregiver, pendidikan kesehatan dan juga memberikan informasi yang dapat mempengaruhi klien dalam mengendalikan penyakit diabetes melitusnya.

Gambar

Gambar  2.1  (Sumber : Wachidah, 2018) Autoimun, Idiopati,
Tabel  2.2  Jurnal  bahan  makanan  sehari  menurut  standar  Diet  Diabetes  Mellitus (dalam satuan penukar)
Tabel 2.1 Jadwal makan penderita DM
Tabel 2.3 Jenis Diet Diabetes Mellitus berdasarkan kandungan energi,  protein, lemak dan karbohidrat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan KIE pada ibu tentang cara mengurangi sakit pinggang yaitu dengan tidak melakukan pekerjaan berat, tidak menggunakan sandal atau sepatu berhak tinggi dan melakukan kompres air