• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE KAISA DALAM MENINGKATKAN HAFALAN SURAH AL-IKHLAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Penelitian Tindakan Kelas di TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin)

N/A
N/A
Donney Syah

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE KAISA DALAM MENINGKATKAN HAFALAN SURAH AL-IKHLAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Penelitian Tindakan Kelas di TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

Perkembangan nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini terjadi pada beberapa ciri dan ciri yaitu verbal, ritualistik dan imitatif. Ketiga proses penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini saat ini menghadapi tantangan besar, mulai dari media hingga lingkungan tempat anak tumbuh. Salah satu satuan pendidikan yang bernuansa umum namun memuat pengajaran Al-Qur’an dalam upaya pengembangan nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di wilayah Kisaran adalah TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin.

Tantangan dalam pengembangan nilai-nilai keagamaan pada anak di TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin berasal dari orang tua dan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, pengembangan nilai-nilai anak usia dini pada siswa TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin di lingkungan rumah kurang optimal. Faktor lingkungan juga menjadi tantangan dalam penerapan nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin.

Oleh karena itu, pengembangan nilai-nilai keagamaan di TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin sangat serius. Pengembangan nilai-nilai keagamaan di TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin dilakukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang fokus pada bidang agama, akhlak, ritual ibadah dan cerita.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal yang telah dijelaskan peneliti diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang metode hafalan pada anak usia dini dengan judul Penerapan Metode Kaisa Dalam Meningkatkan Hafalan Surat Al Ikhlas Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Annur Al Mahat TK Tahfiz Assobirin Kisaran.” .

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kajian Pustaka

Penelitian ini dapat memberikan data dan pengetahuan bagi pimpinan sekolah untuk lebih memahami perannya dalam pembentukan dan pengembangan nilai-nilai agama pada anak usia dini. Skripsi yang ditulis oleh Cucu Susianti berjudul PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2016 dengan judul “Efektivitas Metode Talaqqi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Quran Anak Usia Dini”. Penelitian diatas berbeda dengan yang dilakukan oleh penulis, yang membedakan penelitian ini adalah dari batasan hafalan surah yang dituju.

Yang dilakukan peneliti adalah fokus pada metode-metode yang akan digunakan untuk meningkatkan hafalan surat-surat pendek.

Manfaat Penelitian

Metodologi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu bagian dari strategi penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivis, oleh karena itu bentuk analisisnya khas yaitu bersifat siklik dan tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tindakan kelas untuk memudahkan siswa dalam menghafal surah pendek dengan mudah.

Sistematika Penulisan

KAJIAN TEORI

Anak Usia Dini

Oleh karena itu, metode menghafal Al-Quran bagi anak usia dini yang diwajibkan adalah metode yang menyenangkan sehingga membuat mereka tertarik dan berkesan. Anak yang mempunyai teman yang suka menghafal Al-Quran maka akan suka pula menghafal Al-Quran. Selain faktor-faktor tersebut di atas, Nurkhaeriyah menyatakan bahwa faktor pendukung menghafal Al-Qur'an adalah usia siswa, kecerdasan siswa, tujuan menghafal, minat menghafal Al-Qur'an dan waktu menghafal.

Guru jangan membebani mereka dengan tugas-tugas yang memberatkan karena akan menimbulkan kebosanan dan kelelahan dalam menghafal Al-Qur’an. Cara-cara tersebut diterapkan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam belajar dan menghafal Al-Qur’an serta mempengaruhi perilaku seseorang agar berperilaku lebih baik. Menghafal Al-Qur'an sangat berbeda dengan menghafal kamus atau buku, untuk menghafal Al-Qur'an harus membacanya dengan benar dan lancar mengucapkannya.

Dalam hal ini penulis memberikan indikator menghafal Al-Qur’an dengan metode kaisa yang meliputi kelancaran hafalan, kelancaran membaca, dan ketepatan bacaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan mampu menghafal Al-Qur’an dengan metode Kaisa apabila ia dapat lancar membacanya disertai kelancaran dan pengetahuan tajwidnya. Bahwa metode Taisir adalah menghafal Al-Qur'an dengan menggunakan metode campuran dalam proses menghafalnya, yang dimaksud dengan menghafal Al-Qur'an disertai dengan mempelajari tata letak mushaf Al-Qur'an.

Metode Kaisa merupakan suatu cara menghafal Al-Qur'an yang bertujuan untuk menghafal dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an beserta maknanya melalui gerakan-gerakan atau kinestetik yang disesuaikan dengan makna setiap ayatnya, agar anak lebih mudah memahami dan mengingatnya. . setiap ayat Al-Qur'an. Metode tentunya sangat diperlukan bagi guru dalam segala aspek pembelajaran khususnya dalam menghafal Al-Qur’an. Metode Kaisa merupakan suatu cara menghafal Al-Qur'an yang bertujuan untuk menghafal dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an beserta maknanya melalui gerakan-gerakan atau kinestetik yang disesuaikan dengan makna setiap ayatnya, agar anak lebih mudah memahami dan mengingatnya. . setiap ayat Al-Qur'an.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode Kaisa adalah cara menghafal Al-Quran melalui gerakan-gerakan yang disesuaikan dengan makna setiap ayat Al-Quran, sehingga memudahkan anak-anak yang ingin menghafalnya, sehingga dapat memahami dan mengingat setiap ayatnya. . dari Al-Qur'an. Hal tersebut ia terapkan pada anak-anaknya dalam menghafal Al-Quran, yakni melalui gerak, kemudian melalui bahasa tubuh yang belakangan ini dikenal dengan istilah kinestetik. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode Kaisa mempunyai beberapa kelebihan yaitu menarik bagi anak karena menggunakan gerak, memperkaya perbendaharaan kata dan gerak anak, memadukan kecerdasan majemuk, melatih otak belahan kanan dan kiri. , anak-anak tidak. hanya menghafal tetapi juga memahami tajwid dan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini kelas tempat siswa berada dijadikan sebagai subjek penelitian, sehingga siswa pada kelas tersebut merupakan populasi yang diteliti. Arikunto memaparkan tahapan penelitian tindakan kelas, dengan setiap siklus secara umum terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Guru juga menyiapkan alat bantu berupa laptop yang akan digunakan untuk menunjukkan contoh-contoh menghafal surah dengan metode kais kepada anak-anak, sehingga mereka termotivasi untuk menghafalnya.

Sumber data pemantauan tindakan adalah proses hafalan surah anak usia 5-6 tahun di TK Annur Al Mahat Tahfiz Assobirin dengan metode Kaisa. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan peneliti kepada guru yang turut serta dalam mengatasi pembelajaran berlebih dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait peningkatan hafalan surat Al-Ikhlas anak dengan metode Kaisa. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan bantuan analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran peningkatan hafalan siswa yang diajar dengan metode Kaisa.

Kategori hafalan surah “sangat baik” pada penelitian ini yaitu jika anak dapat menghafal surah Al-Ikhla dengan metode Kaisa tanpa bantuan guru. Kategori hafalan surah “baik” dalam penelitian ini adalah jika anak dapat menghafal surah Al-Ikhla dengan metode Kaisa, namun masih kesulitan dalam menghafalnya. Kategori hafalan surat “sedang” dalam penelitian ini yaitu jika anak dapat menghafal surat Al-Ikhlas dan Al-Fiil dengan metode Kaisa dengan bantuan kata-kata pembuka ayat yang akan dibaca.

Kategori hafalan surah “rendah” dalam penelitian ini yaitu jika anak tidak mau mencoba atau berusaha menghafal surah Al-Ikhlas, namun kurang tepat dalam membacanya. Segitiga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan hasil tes dengan hasil observasi, mengenai tingkah laku siswa dan peneliti selama kegiatan pembelajaran serta perbandingan hasil tes dengan hasil wawancara. Peer control yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan dosen pembimbing atau sesama mahasiswa yang sedang/pernah melakukan penelitian tindakan kelas.

Indikator keberhasilan akan ditandai dengan peningkatan hafalan surah pendek dengan metode Kaisa yang dilihat dari hasil persentase atau sama dengan jumlah anak dan masuk dalam kategori Perkembangan Sangat Baik (BSB).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Dari hasil observasi pertama peneliti melihat masih terdapat anak yang belum hafal Surat Al-Ikhlas. Indikator kelancaran hafalan surah antara lain 4 anak belum berkembang (BB), 4 anak mulai berkembang, 5 anak berkembang sesuai harapan, dan 2 anak berkembang sangat baik (BSB). Indikator hafal surah hafal dan lancar dibaca adalah 4 anak belum berkembang (BB), 4 anak mulai berkembang (MB), 5 anak berkembang sesuai harapan (BSH), dan 2 anak berkembang sangat baik. baik (BSB).

Seperti pada pertemuan pertama, diawali dengan salam, nazar, pembacaan surat Al-Fatihah, pembacaan doa kajian dan presensi. Pada pertemuan kedua dalam proses pembelajaran, anak hendaknya mengulang-ulang hafalan surat Al-Ikhlas, caranya melalui permainan sambung ayat. Sebelum memulai belajar, hendaknya selalu diawali dengan mengucapkan salam, mengikrarkan nazar, membaca surat Al-Fatihah, membaca doa kajian dan melakukan presensi.

Pada pertemuan ke 3, karena anak sudah pandai menghafal surat Al-Ikhlas ayat 1-4 dengan metode kaisa, maka peneliti akan berusaha memfokuskan anak untuk mengulang-ulang hafalan tersebut agar dapat melafalkannya dengan baik. dan bacaan yang benar.. Untuk memperkuat hafalan surat Al-Ikhlas diadakan permainan sambung ayat, sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Namun guru menyela pembacaan ayat surat Al-Ikhla kata demi kata, setelah itu anak melanjutkan penggalan ayat tersebut hingga bab berikutnya.

Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya diawali dengan salam, sumpah, pembacaan surat Al-Fatihah, pembacaan doa kajian dan partisipasi. Pada proses pembelajaran pertemuan ke 4, anak harus mengulang-ulang hafalan surat Al-Ikhlas, caranya melalui permainan menghubungkan ayat antar anak. Peningkatan kualitas pembelajaran terlihat dari tercapainya indikator yang ditentukan yaitu peningkatan hafalan surat Al-Ikhlas melalui metode Kaisa dari siklus I dan siklus II.

Indikator lancar hafal surah adalah tidak ada anak yang masuk kategori Belum Berkembang (BB), 1 anak masih dalam kategori mulai berkembang, 2 anak berkembang sesuai harapan, dan 12 anak berkembang sangat baik (BSB ) ). Indikator hafalan surah, memahami makna gerak, belum ada anak dalam kategori Belum Berkembang (BB), 1 anak masih dalam kategori Mulai Berkembang (MB), 1 anak berkembang sesuai harapan (BSH) , dan 13 anak berkembang sangat baik (BSB). Hafalan surat pendek khususnya Al-Ikhlas dan Al-Fiil pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Islamiyah saat ini sudah sesuai dengan harapan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan analisis penelitian terkait peningkatan hafalan surat pendek khususnya surat Al-Ikhlas. Guru hendaknya memperbanyak metode yang digunakan dalam menghafal surah pendek dengan cara mendorong rasa ingin tahu dan minat menghafal. Untuk mewujudkan pembelajaran yang diinginkan dalam proses pembelajaran, diperlukan inovasi-inovasi baru dalam pengembangan daya ingat pada anak.

Metode Kaisa merupakan salah satu aspek penunjang anak dalam menghafal dan memahami surah yang dibaca. Oleh karena itu, kepala sekolah hendaknya cerdas dalam memberikan ilmu kepada guru untuk meningkatkan hafalan pada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalah salah satu upaya pembinaan

Kurangnya perhatian dan bimbingan orangtua terhadap hafalan al Qur’a>n peserta didik, serta kurangnya antusias orangtua dalam bekerja sama dengan guru untuk mencapai

Jika dikaitkan dengan tahfiz Al Quran, maka pembelajaran tahfiz Al Quran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan

Penelitian deskriptif kualitatif Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Permainan Kartu Kata (Penelitian dilaksanakan di TK AL-Fauzan Desa

Pembelajaraan y a n g d i l a k- sanakan di KB Al-Ghifari berdasarkan penelitian dapat disimpulkan penggu- naan media Bola Pompom dapat mem- bantu meningkatkan

SIMPULAN Berdasarkan investigasi penerapan metode Talaqqi dalam optimalisasi hafalan Al- Qur'an pada anak usia dini di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah MDTA Masjid Istighfar Koto

Menghasilkan aplikasi doa dan surah pendek berbasis android sebagai media pembelajaran menghafal al-qur’an untuk anak usia dini yang dapat dengan mudah dipahami dan digunakan oleh