MASYARAKAT MEDIA GANESHA FHIS
Volume 1 Nomor 2, November 2020 P-ISSN: 2723 – 231X , E-ISSN: -
Open Access at : https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/p2mfhis/about Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SECARA BIJAK SEBAGAI PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA HATE SPEECH PADA MAHASISWA JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGAAAN FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Dewa Gede Sudika Mangku 1, Ni Putu Rai Yuliartini2
1 Universitas Pendidikan Ganesha. E-mail : [email protected]
2 Universitas Pendidikan Ganesha, E-mail : [email protected]
Info Artikel Abstract
Masuk: 1 September 2020
Diterima: 12 Oktober 2020
Terbit: 12 November 2020
Keywords:
social media, hate speech, students
Every individual must understand how to use social media wisely. It is necessary to continue to increase the ability to analyze media and messages, to determine their quality, value and suitability for specific purposes. It is necessary to determine when and how to select certain media and messages and when and how to deselect, assume none, refuse to believe, or ignore, media and messages. This program is a terminal program in order to increase the Understanding and Ability of Students of the Law and Citizenship Department of the Faculty of Law and Social Sciences, Ganesha University of Education in the Use of Social Media Wisely as Handling Hate Speech Crime Based on the Information and Electronic Transaction Law.
58
Abstrak Kata kunci:
media sosial, hate speech, mahasiswa
Corresponding Author:
Dewa Gede Sudika Mangku, E- mail:[email protected] c.id
DOI:
xxxxxxx
Setiap individu harus memahami bagaimana memanfaatkan media sosial secara bijak. Perlu terus menambah kemampuan untuk menganalisis media dan pesan, untuk menentukan kualitas, nilai, dan kesesuaian dengan tujuan tertentu. Perlu menentukan kapan dan bagaimana memilih media dan pesanpesan tertentu serta kapan dan bagaimana membatalkan pilihan, menganggap tidak ada, menolak percaya, atau mengabaikan, media dan pesan. Program ini merupakan program yang bersifat terminal dalam rangka peningkatan Pemahaman Dan Kemampuan Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Dalam Penggunaan Media Sosial Secara Bijak Sebagai Penanggulangan Tindak Pidana Hate Speech Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik.
@Copyright 2021.
PENDAHULUAN
Penggunaan media sosial tidak memiliki ruang batas, pengguna dapat secara bebas memanfaatkan apa yang ada didalamnya. Segala fungsi tersedia di ruang yang dikenal dengan istilah dunia maya ini. Bisa digunakan untuk bisnis online, entertaint, informasi, komunikasi di dunia maya yang dapat menghubungkan seluruh pengguna internet di dunia sehingga jarak tidak lagi terasa. Dalam jaringan dunia internet kini telah banyak menjamur aplikasi yang mendukung pengguna untuk memudahkan mendapat segala yang diinginkan melalui internet.
Media menjembatani hubungan antara pemerintah dengan masyarakat untuk mempertemukan kepentingan keduabelah pihak. Masyarakat dapat menyalurkan kepentingannya secara langsung sehingga pemerintah mampu memberikan solusi secara cepat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi tanpa melalui sistem birokrasi yang panjang. Meski masih banyak ditemui persoalan sistem birokrasi komunikasi di daerah namun lambat laun masalah ini akan semakin berkurang seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi. Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang semakin dinamis maka perkembangan teknologi informasi menghadirkan media sosial yang mampu menjembatani kepentingan semua pihak.
Setiap individu harus memahami bagaimana memanfaatkan media sosial secara bijak. Perlu terus menambah kemampuan untuk menganalisis media dan pesan, untuk menentukan kualitas, nilai, dan kesesuaian dengan tujuan tertentu.
Perlu menentukan kapan dan bagaimana memilih media dan pesanpesan tertentu serta kapan dan bagaimana membatalkan pilihan, menganggap tidak ada, menolak percaya, atau mengabaikan, media dan pesan (Ruben & Stewart, 2013).
59 Aspek hate speech meliputi suku, agama, aliran keagamaan, keyakinan dan kepercayaan, ras, antar golongan, warna kulit, etnis, gender, kaum difabel, dan orientasi seksual. Ujaran kebencian dapat melalui media kegiatan kampanye, spanduk atau banner, jejaring media sosial, penyampaian pendapat di muka umum atau demonstrasi, ceramah keagamaan, media massa cetak maupun elektronik, dan pamflet. Jauh sebelum Surat Edaran Kapolri dibuat sebenarnya hate speech atau ujaran kebencian dalam dunia maya telah diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengenai larangan dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik terhadap 4 muatan atau substansi yakni : (1) muatan yang melanggar kesusilaan (2) muatan perjudian (3) muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dan (4) muatan pemerasan dan/atau pengancaman.
Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana dampak penggunaan media sosial untuk mengumbar ujaran kebencian atau hate speech pada mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha?
Metode
Program ini merupakan program yang bersifat terminal dalam rangka peningkatan Pemahaman Dan Kemampuan Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Dalam Penggunaan Media Sosial Secara Bijak Sebagai Penanggulangan Tindak Pidana Hate Speech Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, dilakukan dengan sistem jemput bola. Dalam pelaksanaannya, program ini akan mengacu pada pola sinergis antara tenaga pakar dan praktisi dari Universitas Pendidikan Ganesha dan istansi terkait yakni Kantor Dinas Pendidikan.
Di sisi lain, program ini juga diarahkan pada terciptanya iklim kerjasama yang kolaboratif dan demokratis antara dunia perguruan tinggi dengan masyarakat secara luas di bawah koordinasi instansi-instansi terkait. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka program ini erat kaitannya dengan Tri Dharma Perguruan tinggi, yaitu dharma yang ketiga tentang pengabdian kepada masyarakat.
Program ini dirancang sebagai salah satu bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan masih minimnya sosialisasi kepada para mahasiswa di dalam menggunakan media sosial secara bijak khususnya kepada Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha. Berangkat dari rasional tersebut, maka program ini akan dilaksanakan dengan sistem jemput bola, dimana tim pelaksana akan menyelenggarakan program peningkatan pengetahuan dan wawasan kepada Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha dalam memahami Menggunakan Media Sosial Secara Bijak Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik.
Model pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara langsung (tatap muka) sebagaimana layaknya sistem pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
60
Lama pelaksanaan kegiatan adalah 8 (delapan) bulan yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada proses evaluasi dengan melibatkan warga masyarakat, dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang yang terdiri atas perwakilan Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha. Pada akhir program setiap peserta akan diberikan piagam/sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi mereka dalam kegiatan ini. Melalui program ini, diharapkan para Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang jelas tentang penggunaan media sosial berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik.
Pembahasan
Berdasarkan data Statistik Pengguna Internet dan Mobile di Indonesia tahun 2016, perkembangan pengguna internet di Indonesia mencapai 15% atau 38,191,873 dari total nilai populasi 251,160,124, sedang indikator pengguna sosial media di Indonesia sekitar 15%, persentasi tersebut hampir sama dengan total perkembangan pemakai internet di Indonesia atau dengan kata lain hampir semua pengguna internet di Indonesia mempunyai akun sosial media.
Selain perkembangannya yang begitu pesat, fenomena Penggunaan sosial media di Indonesia juga banyak yang menyimpang. Berdasarkan berita-berita di media nasional kita begitu banyak kejahatan-kejahatan yang berawal dari sosial media, baik itu penipuan, penculikan, saling perang argumen berujung dipenjara pun sudah terjadi, hingga etika bersopan santun kini tak ada lagi nilai dalam melakukan komunikasi dalam sosial media. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang telah memulai babak baru dalam tata cara pengaturan beberapa sistem komunikasi melalui media internet yakni seperti informasi, pertukaran data, transaksi online dsb.
Orang tua yang jarang memperhatikan perkembangan anaknya, dengan membiarkan mereka dewasa dengan sendirinya, akan cenderung membuat anak tumbuh dengan moral yang tidak terkontrol. Seperti masyarakat di Kota Semarang yang tingkat pergaulan dimasyarakatnya begitu beragam. Ditambah kondisi lingkungan yang tidak mendukung serta peran orang tua yang terbatas dalam mendidik anak remaja. menyebabkan mereka tidak dapat mengontrol perkembangan anak dengan baik, sehingga sang anak tumbuh dengan pengetahuan yang terbatas, dan tentunya pengetahuan akan hukum yang minim dan kesadaran mengikuti aturan hukum yang terbatas, khusus terkait pengabdian ini adalah anak remaja yang menggunakan media sosial untuk berekspresi namun melebihi batas sehingga memunculkan perbuatan hate speech.
Media sosial memiliki sifat terbuka sehingga siapapun dari berbagai latar belakang dan usia dapat menggunakannya. Oleh sebab itu diperlukan pengawasan seperti yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia terhadap media televisi. Tidak adanya sanksi yang dibuat pihak jejaring sosial bagi pengguna yang melanggar ketentuan batas usia pengguna menyebabkan banyak anak di bawah usia 13 tahun tergabung dalam aktivitas facebook dan twitter. Selain itu, terlalu dininya usia anak- anak pengguna facebook dan twitter menyebabkan mereka belum memahami etika berkomunikasi di dunia maya dan aturan hukum yang menyertainya. Dampak yang ditimbulkan akibat tidak dipahaminya etika berkomunikasi di dunia maya oleh
61 anak-anak usia di bawah 13 tahun adalah pelanggaran terhadap etika berkomunikasi di dunia maya melalui ragam ekspresi mereka yang tertuang dalam account facebook dan twitter mereka (Asih, 2010).
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 E ayat (3) yang menyatakan: “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat” menjadi dasar kebebasan berpendapat dan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang fundamental. Selain itu, Pasal 19 Undang- Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) juga menyatakan hal serupa.
Sikap mahasiswa terkait Surat Edaran Kapolri tentang Hate Speech membahas tentang sikap mahasiswa sebagai pengontrol kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya tetapi juga harus bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Sikap mahasiswa yang dimaksud adalah terkait dengan adanya Surat Edaran Kapolri tentang Hate Speech yang memasukan Pasal 310 ayat (1) KUHP. Adapun sikap mahasiswa terkait hal ini memeprlihatkan bahwa dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6/PUU-V/2007 menimbulkan atau memperkuat pandangan umum bahwa di Indonesia telah diakui dan dilindungi kebebasan menyatakan pendapat. Orang- orang dapat dengan bebas menyatakan pendapat dan media massa juga bebas untuk memuat berita dengan tidak perlu takut lagi diperlakukan sebagai pelaku tindak pidana penyebaran kebencian. Oleh karenanya merupakan hal yang cukup mengagetkan masyarakat ketika dipublikasi-kan bahwa Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) telah menerbitkan suatu produk hukum yang berkenaan dengan ancaman pidana terhadap apa yang disebut ujaran kebencian atau Hate Speech.
Penutup Kesimpulan
Pentingnya untuk memahami hak-hak dan kewajiban sebagai warga Negara Republik Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia telah diatur dalam UUD Tahun 1945, khususnya pada Pembukaan UUD Tahun 1945 khususnya dalam alinea ke-empat, serta pada ketentuan Bab XA Pasal 28 huruf H. Peran serta masyarakat dalam mewujudkan dan menumbuhkan kesadaran hukum untuk mengupayakan kesehatan bagi diri sendiri, keluarga maupun kerabat serta masyarakat seluruhnya, akan merealisasikan tujuan Nasional bangsa Indonesia sebagai mana tercantum dalam alinea ke-empat UUD Tahun 1945. Sosialisasi Pelaksana kegiatan Pengabdian kepada masyarakat merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi terlaksananya hak-hak setiap orang/warga negara dan masyarakat.
Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera sebagaimana yang hendak diwujudkan sesuai dalam sila ke- lima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pentingnya setiap orang dan warga negara memahami hak dan kewajibannya dan mampu untuk ikut serta dalam mewujudkan negara yang melindungi warga negaranya dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya merupakan Investasi yang besar untuk melaksanakan pembangunan Bangsa Indonesia.
62
Rekomendasi
Penyuluhan hukum tetap diperlukan dan terus dilaksankakan terprogram secara berkesinambungan agar setiap warga negara mampu memahami tentang Peraturan Hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia, serta menjalankan hukum itu dengan segala konsekuensinya. Setiap hukum memiliki sanksi hukum, sehingga masyarakat diharapkan sadar akan hukum dan memenuhi sanksi hukum apabila melakukan pelanggaran hukum. Hal ini akan menegaskan bahwa negara Republik Indonesia merupakan negara hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Irsanti Widuri. 2010. “Etika Berkomunikasi di Dunia Maya: Analisis Implementasi Pasal 27 s.d. 32 UU Informasi dan Transaksi Elektronik oleh AnakAnak di Bawah Usia 13 Tahun melalui Jejaring Sosial Facebook dan Twitter”. Universitas Terbuka.
Hafid, Muh Taufiq Hafid. 2015. “Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Melalui Pengguna Media Sosial di Kota Makassar”. UNHAS Makassar
Mangku, D. G. S. (2018). Kepemilikan Wilayah Enclave Oecussi Berdasarkan Prinsip Uti Possidetis Juris. Jurnal Advokasi, 8(2), 150-164.
Mangku, D. G. S. (2018). Legal Implementation On Land Border Management Between Indonesia And Papua New Guinea According to Stephen B. Jones Theory. Veteran Law Review, 1(1), 72-86.
Mangku, D. G. S., & Itasari, E. R. (2015). Travel Warning in International Law Perspective. International Journal of Business, Economics and Law, 6(4).
Mangku, D. G. S., Triatmodjo, M., & Purwanto, H. (2018). Pengelolaan Perbatasan Darat Antara Indonesia Dan Timor Leste Di Wilayah Enclave Oecussi (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Purwanto, H., & Mangku, D. G. (2016). Legal Instrument of the Republic of Indonesia on Border Management Using the Perspective of Archipelagic State. International Journal of Business, Economics and Law, 11(4).
Purwendah, E., Mangku, D., & Periani, A. (2019, May). Dispute Settlements of Oil Spills in the Sea Towards Sea Environment Pollution. In First International Conference on Progressive Civil Society (ICONPROCS 2019). Atlantis Press.
Rahmanita, Baiti. 2014. “Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Di Dalam KUHP Dan Undang- undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik”. Universitas Brawijaya.
Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P. Stewart. 2013. “Communication and Human Behavior”. (Fifth Edition). United States of America: Pearson Education Inc.
Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P. Stewart. 2013. “Communication and Human Behavior”. (Fifth Edition). United States of America: Pearson Education Inc.
Sakti, L. S., Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N. P. R. (2020). Tanggung Jawab Negara Terhadap Pencemaran Lingkungan Laut Akibat Tumpahan Minyak Di Laut Perbatasan Indonesia Dengan Singapura Menurut Hukum Laut Internasional. Jurnal Komunitas Yustisia, 2(3), 131-140.
Setiawati, N., Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N. P. R. (2020). Penyelesaian Sengketa Kepulauan Dalam Perspektif Hukum Internasional (Studi Kasus Sengketa
63 Perebutan Pulau Dokdo antara Jepang-Korea Selatan). Jurnal Komunitas Yustisia, 2(2), 241-250.
Situmeang, A. P. S., Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N. P. R. (2020). Pengembalian Aset Negara Yang Dicuri Sebagai Hasil Tindak Pidana Indonesia Ditinjau Dari Hukum Pidana Indonesia. Jurnal Komunitas Yustisia, 3(1), 370-379.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 E ayat (3).
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008. tentang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) Pasal 28 ayat (1) dan (2).