PENGARUH PENGORGANISASIAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT TERHADAP PRAKTIK PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI RT 05 RW 03 DESA PADAASIH KECAMATAN
CIBOGO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2023
Renny Rosmawarti1, Sri Komalaningsih2, Metha Dwi Tamara3, Suparni4, Nina Rosliana5
1Sarjana Kesehatan Masyarakat, STIKes Dharma Husada email: [email protected]
2Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, STIKes Dharma Husada
3Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, STIKes Dharma Husada
4Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, STIKes Dharma Husada
5Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, STIKes Dharma Husada
Abstract
The daily waste generation in the Subang Regency area in 2022 will reach 997,328 kg/day assuming a population of 1,608,594 people x 0.6 kg of waste/day. In rural areas, in general, there is no Community Empowerment Organization regarding domestic waste management practices and the community does not have awareness regarding processing waste in a good and appropriate way. The aim of this research is to determine the influence of community empowerment organizing on domestic waste management practices in RT 05 RW 03 Padaasih Village, Cibogo District, Subang Regency. This type of research is an experiment with a pretest-posttest control design with two group design. To find out a symptom or effect that arises as a result of certain treatment. The amount of primary data from respondents shown between before and after treatment with organizing community empowerment. Results: The number of respondents in the experimental group was 87 families (100.0%), in the experimental group before the Community Empowerment Organizing was carried out the category of good practices in domestic waste management was 75.9% and bad practices were 24.1%, while After conducting Community Empowerment Organizing in the experimental group, the results obtained in the category of good practices in domestic waste management were 79.3% and bad practices were 20.7%. Conclusion: There is an influence of organizing community empowerment on domestic waste management before and after treatment was given to the experimental group. Suggestion: Activate and schedule educational activities for Natural Leaders and the community, especially regarding domestic waste management.
Keywords: Management, waste, organizing, empowerment, community
Abstrak
Timbulan sampah perhari yang ada di wilayah Kabupaten Subang pada tahun 2022 mencapai 997.328 kg/ hari dengan asumsi jumlah penduduk 1.608.594 jiwa x 0,6 kg sampah / hari. Di daerah pedesaan pada umumnya belum memiliki Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat terhadap praktik pengelolaan sampah domestik serta masyarakat belum mempunyai kesadaran dalam hal mengolah sampah dengan cara yang baik dan tepat. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Pengaruh Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Praktik Pengelolaan Sampah Domestik di RT 05 RW 03 Desa Padaasih Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang. Jenis penelitian yang ini Experiment dengan rancangan pretest-posttest control whith two group desain. Untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Jumlah Data primer dari responden yang ditunjukan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan pengorganisasian pemberdayaan masyarakat. Hasil : Jumlah responden dalam kelompok eksperimen yaitu berjumlah 87 KK (100,0%), pada kelompok eksperimen sebelum dilakukan Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat didapat kategori praktik baik dalam pengelolaan sampah domestik sebanyak 75,9% dan praktik tidak baik sebanyak 24,1%, sedangkan setelah dilakukan Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat pada kelompok eksperimen didapatkan hasil pada kategori praktik baik dalam pengelolaan sampah domestik sebanyak 79,3% dan praktik tidak baik sebanyak 20,7%. Kesimpulan : Adanya pengaruh pengorganisasian pemberdayaan masyarakat terhadap pengelolaan sampah domestik sebelum dan sesudah di berikannya perlakuan terhadap kelompok eksperimen.
Saran : Mengaktifkan dan menjadwalkan kegiatan pengedukasian kepada Natural Leader dan masyarakat khususnya mengenai pengelolaan sampah domestik.
Kata Kunci : Pengelolaan, sampah, pengorganisasian, pemberdayaan, Masyarakat
I. PENDAHULUAN
Sampah sudah menjadi masalah klasik pada setiap lingkungan, baik di kota maupun di desa. Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan adalah salah satu penyebab terjadinya penumpukan sampah.
Dampak sampah terhadap pencemaran lingkungan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, kimia dan biologi. Secara fisik, sampah mencemari lingkungan, memberikan kesan kotor dan tidak menarik bagi masyarakat, apalagi bila sampah tersebut terurai, menimbulkan bau yang tidak sedap.
Masyarakat masih menganggap bahwa sampah adalah sisa-sisa yang tidak berguna, bukan sumber daya yang dapat digunakan.
Pengelolaan sampah oleh masyarakat masih bertumpu pada pengelolaan akhir, meliputi pengumpulan, pemilahan, pengangkutan dan pengelolaan sampah hingga ke tempat pengelolaan akhir.
Timbulan sampah perhari yang ada di wilayah Kabupaten Subang pada tahun 2022 mencapai 997.328 kg/ hari dengan asumsi jumlah penduduk 1.608.594 jiwa x 0,6 kg sampah / hari ( Dinas Lingkungan Hidup, 2022 ). Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat, kendaraan pengangkut sampah yang jumlah maupun kondisinya kurang memadai, sistem pengelolaan TPA yang kurang tepat dan kurang ramah lingkungan, dan masih kurang diterapkannya sistem pengelolaan yang lebih komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir dengan menerapkan prinsip 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle.
Terkait dengan timbulan sampah rumah tangga (RT), peran perempuan menjadi penting, karena perempuan (ibu rumah tangga) merupakan anggota rumah tangga yang paling banyak terpapar sampah rumah tangga pada tingkat kegiatan rumah tangga.
Kurangnya Pengetahuan tentang praktik pembuangan sampah yang baik mengakibatkan rendahnya kesadaran dan perhatian masyarakat untuk mengatasi masalah sampah. Budaya membuang sampah sembarangan seolah menjadi bagian dari cara
hidup sebagian besar masyarakat yang tidak peduli dengan sampah dan cenderung egois.
Faktor kesadaran masyarakat dalam menanggapi masalah sampah menjadi salah satu yang paling pokok. Masyarakat kurang memiliki kesadaran bahwa pada kegiatan ekonomi dan rumah tangga yang mereka lakukan ada aspek-aspek pendukung lainnya yang harus diperhatikan khususnya adalah lingkungan.
Salah satu upaya penanganan sampah yang baik adalah dengan melakukan pemberdayaan masyarakat, dengan adanya pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkan rasa keterikatan dan rasa tanggung jawab dari masyarakat yang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan. Persoalan sampah bisa berkurang jika pemerintah bersinergi dengan masyarakat dan dunia industri serta memberikan porsi yang semakin meningkat untuk berperan serta aktif dalam pengelolaan sampah. Diharapkan dengan strategi pelatihan penggerak masyarakat, pengelolaan yang tepat dapat optimalisasi pengelolaan sampah melalui partisipasi masyarakat berdampak pada penyakit yang berbasis lingkungan.
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan masalah sanitasi cakupan air bersih dan jamban keluarga yang masih rendah, perumahan yang tidak sehat, pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing dan bahan kimia, penanganan sampah dan sampah yang belum memenuhi syarat kesehatan, vektor penyakit yang tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa, ginjal, tikus dan lain-lain), pemaparan akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian, industri kecil dan sektor informal lainnya), bencana alam, serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah pola hidup bersih dan sehat.
Penanganan sampah ini tidak segera mendapatkan penanganan dari berbagai pihak, dan hanya mengandalkan dari upaya pemerintah daerah setempat, niscaya akan berdampak semakin memburuknya keadaan lingkungan di sekitarnya, jauh dari terciptanya
kelestarian lingkungan hidup yang sehat dan bersih.
Penanggulangan untuk mencegah timbunan sampah dan melakukan pengolahan sampah secara tepat untuk kepentingan kesehatan masyarakat sangat perlu untuk dilakukan salah satunya yaitu dengan Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat dimana merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.
Salah satu usaha untuk mengurangi ancaman kesehatan manusia dari berbagai faktor penyakit adalah pengolahan sampah rumah tangga mandiri menjadi barang yang lebih bermanfaat dan ramah lingkungan.
Pengelolaan sampah dilingkungan Desa Padaasih Kecamatan Cibogo diperoleh informasi bahwa dari 20 KK yang ada di RT 03 hanya 16 KK yang melakukan pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik.
Selain itu kebanyakan warga RT 03 tidak memikirkan akibat yang dapat ditimbulkan dengan membuang sampah pada tempatnya.
Saat ini kondisi saluran air tersebut tidak bersih karena banyaknya warga yang membuang sampah menjadikan saluran air tersebut berubah fungsinya menjadi tempat pembuangan sampah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan sampah di Indonesia dibagi menjadi dua, pertama yaitu pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dan kedua yaitu pengelolaan sampah spesifik. Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab pemerintah, sedangkan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah, pengurangan sampah yang meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.
Sampah bila tidak dikelola dengan baik, tentu akan menyebabkan masalah besar.
Banyak kejadian buruk terjadi akibat manusia menyepelekan sampah.
Perencanaan merupakan suatu proses yang mempersiapkan seperangkat keputusan untuk melakukan tindakan dimasa depan.
Tahap perencanaan merupakan tahapan awal dalam proses pelaksanaan program pembangunan pengelolaan sampah. Hal ini dimaksudkan bahwa perencanaan akan memberikan arah, langkah atau pedoman dalam proses pembangunan dimaksud.
Menurut Chandra bahwa Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada juga yang negatif.
Praktik dalam melakukan suatu kegiatan dari perilaku dipengaruhi oleh respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata/praktik (practice) misal, masyarakat dapat melakukan praktik dalam membuang limbah domestik yang didukung oleh adanya pembentukan natural leader terlebih dahulu, maka perilaku masyarakat tersebut akan baik dan benar.
Gambar 2.1
Kerangka Teori Pengaruh Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat terhadap Praktik
Pengelolaan Sampah Domestik
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2012), Dewi dkk (2020), Rifai, Kurniaty dkk (2016) dan Matala, Al
zahro (2023)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat pengaruh pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat terhadap praktik pengelolaan sampah domestik di Desa
Padaasih kecamatan Cibogo Kabupaten Subang.
III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasy Experiment dengan rancangan penelitian pretest-posttest control whith two group desain. Penelitian eksperimen atau percobaan, untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu.
Populasi pada penelitian ini adalah 2 RT warga Desa Padaasih Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang sebanyak 170.
Pada sampel penelitian ini Responden dibagi dua kelompok , yaitu 2 kelompok yang berbeda sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah eksperimen, dimana kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat RT 05 sebanyak 87 KK dan kelompok kontrol RT 06 tidak diberikan Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat sebanyak 83 KK.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dengan menggunakan lembar cheklis (√) untuk pengkategorian antara tepat dan tidak tepat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah berbagai informasi tentang responden berkaitan dengan obyek penelitian yaitu praktik pengelolaan sampah domestik. Data primer ini diperoleh dari respon yang ditunjukan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan pengorganisasian dan pemberdayaan Masyarakat.
Peneliti melakukan pertemuan tokoh- tokoh masyarakat untuk musyawarah adanya masalah dan memberikan pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari 10 orang Natural Leader yang diberikan pelatihan teknik dilakukan dengan Survei Mawas Diri (SMD).
Pengenalan masalah Survey Mawas Diri yang ditentukan yaitu RT 05 RW 03 Desa Padaasih Kecamatan Cibogo sebanyak 87 KK.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini disajikan dalam dua jenis analisis data yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan /mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independen dengan dependen.
Analisis Univariat dilakukan dengan menghitung distribusi frekuensi Data primer Variabel dependen yang diteliti tentang praktek pengelolaan sampah domestik pada 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di RT 05 RW 03 Desa Padaasih Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang.
Tabel 4.1
Praktik Pengelolaan Sampah Domestik Sebelum dilakukan PPM Pada Kelompok Eksperimen
Tabel 4.2
Praktik Pengelolaan Sampah Domestik sebelum PPM Pada Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2, Hasil distribusi frekuensi Praktik pengelolaan sampah domestik dari 87 responden, pada kelompok eksperimen sebelum dilakukan PPM kategori praktik baik sebanyak 77,0%
dan praktik tidak baik sebanyak 23,0%, pada kelompok kontrol yang kategori praktik baik sebelum dilakukan PPM sebanyak 39,8% dan prakrik tidak baik sebanyak 60,2%.
Kategori Frekuensi (N)
Presentase (%)
Praktik Baik 67 77,0
Praktik Tidak Baik
20 23,0
Jumlah 87 100,0
Kategori Frekuensi
(N)
Presentase (%)
Baik 33 39,8
Tidak Baik 50 60,2
Jumlah 83 100,0
Tabel 4.3
Praktik Pengelolaan Sampah Domestik sesudah dilakukan PPM Pada Kelompok Eksperimen
Kategori Frekuensi (N)
Presentase (%)
Praktik Baik 79 90,8
Praktik Tidak Baik 8 9,2
Jumlah 87 100,0
Tabel 4.4
Praktik Pengelolaan Sampah Domestik sesudah PPM Pada Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 Hasil distribusi frekuensi Praktik pengelolaan sampah domestik dari 87 responden, pada kelompok Eksperimen sesudah PPM kategori praktik baik sebanyak 77,0% dan praktik tidak baik sebanyak 23,0%, sedangkan kelompok control setelah dilakukan PPM didapatkan hasil pada kategori praktik baik sebanyak 90,8% dan praktik tidak baik sebanyak 9,2%.
Tabel 4.5
Uji Normalitas Praktik pengelolaan sampah sebelum dan sesudah dilakukan pengorganisasian pemberdayaan Masyarakat pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas menunjukan masing-masing kelompok adalah tidak normal bedasarkan data yang digunakan yaitu nilai median, dan nilai median pada kelompok eksperimen sebelum PPM pada praktik pengelolaan sampah domestik yaitu sebesar 6,00 dan sesudah PPM sebesar 6,00.
Sedangkan nilai median pada kelompok kontrol sebelum PPM sebesar 4,00 dan sesudah PPM sebesar 6,00.
Nilai minimum-maksimum pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah PPM yaitu 1-8, sedangkan pada kelompok kontrol nilai minimum-maksimum sebelum dan sesudah PPM yaitu 0-8.
Tabel 4.6
Pengaruh Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Praktik Pengelolaan Sampah
Domestik Pada Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dilakukan uji beda dengan menggunakan mean whitney sebelum intervensi pada kelompok eksperimen diketahui bahwa praktik pengelolaan sampah domestik baik sebanyak 66 orang, sedangkan praktik yang tidak baik sebanyak 21 orang.
Mean rank tertinggi sebesar 54,35 dan mean rank terendah sebesar 11,48.
Sesudah intervensi pada kelompok eksperimen diketahui bahwa praktik pengelolaan sampah domestik baik sebanyak 69 orang, sedangkan praktik yang tidak baik sebanyak 18 orang. Mean rank tertinggi sebesar 53,00 dan mean rank terendah sebesar 9,50. Diketahui sebelum intervensi dapat dilihat z-score sebesar -6,952 dan sesudah intervensi sebesar -6,813 dengan masing- masing p-value 0,000.
Variabel Mean Median Std.
Deviation Min-Max Uji Normalitas Kelompok
eksperimen dengan perlakuan PPM
Sebelum 5,59 6,00 1,611 1-8 0,000 Sesudah 6,16 6,00 1,934
1-8 0,000 Kelompok
kontrol tidak PPM
Sebelum 3,90 4,00 1,764 0-8 0,000 Sesudah 5,61 6,00 1,873 0-8 0,000
Kategori Frekuensi
(N)
Presentase (%)
Baik 38 45,8
Tidak Baik 45 54,2
Jumlah 83 100,0
Kelomp ok Eksperi men
Praktik pengelo laan sampah domesti
k
N Me an ran k
Mea nn whit ney
Z- sco
re p- val
ue
Sebelu m Perlaku an PPM
Baik 6 6
54, 35 10,0
00 - 6,9 52
0,0 00 Tidak
baik 2 1
11, 48 Sesudah
Perlaku an PPM
Baik 6 9
53, 00 0,00
0 - 6,8 13
0,0 00 Tidak
baik 1 8
9,5 0
Tabel 4.7
Perbedaan Perubahan Praktik Pengelolaan Sampah Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa perbedaan Perubahan Praktik Pengelolaan Sampah pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah PPM menunjukan praktik baik sebanyak 66 orang, praktik tidak baik sebanyak 21 orang, dengan mean rank tertinggi sebelum PPM sebesar 54,35 dan mean terendah sebesar 11,48, sedangkan mean rank tertinggi sesudah PPM yaitu sebesar 53,00 dan mean rank terendah sesudah PPM sebesar 9,50.
Pada kelompok kontrol perbedaan Perubahan Praktik Pengelolaan Sampah sebelum PPM menunjukan praktik baik sebanyak 33 orang dan praktik tidak baik sebanyak 50 orang dengan mean rank tertinggi sebesar 65,50 dan mean rank terendah sebesar 26,49, sedangkan sesudah PPM menunjukan Perubahan Praktik Pengelolaan Sampah didapatkan praktik baik sebanyak 67 orang dan praktik tidak baik sebanyak 16 orang, mean rank tertinggi sebesar 49,83 dan mean rank terendah sebesar 9,22. Masing-masing p-value menunjukan 0,000<0,05 yang artinya terdapat perbedaan
perubahan antara sebelum dan sesudah PPM pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol.
Dampak dari program PPM yang diberikan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan peserta khususnya terkait dengan pengelolaan sampah untuk pengendalian vektor penyakit. Peserta dapat menerapkan hasil dari program PPM ini di lingkungan sekitarnya (rumah). Selain itu dengan memberikan beberapa benih tanaman dengan harapan tanaman yang diberikan dapat menginisiasi para kader untuk dapat memberikan contoh pemanfaatan sampah anorganik sebagai media tanam serta harapannya kader dapat memberi contoh dan memotivasi bagi warga untuk dapat memanfaatkan lahan pekarangan untuk tanaman sayur keluarga.
Pemberdayaan merupakan suatu upaya menumbuhkan peran serta dan kemandirian sehingga masyarakat baik ditingkat individu, kelompok, kelembagaan, maupun komunitas memiliki tingkat kesejahteraan yang jauh lebih baik dari sebelumnya, memiliki akses pada sumber daya, memiliki kesadaran kritis, mampu melakukan pengorganisasisan dan kontrol sosial dari segala aktivitas pembangunan yang dilakukan di lingkungannya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaruh pengorganisasian pemberdayaan masyarakat terhadap praktik pengelolaan sampah domestik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat diketahui yaitu kelompok eksperimen pada praktik pengelolaan sampah domestik sebelum dan sesudah PPM (6,00), nilai median pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah PPM (4,00 dan 6,00).
2. Pengaruh pengorganisasian pemberdayaan masyarakat terhadap praktik pengelolaan sampah domestik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat diketahui yaitu sebelum dan sesudah PPM pada
Kelompok
Praktik pengelo laan limbah domesti
k N
Me an ran k
Z- sco
re p- val
ue Eksperi
men
Sebel
um Baik 6
6 54,
35 - 6,9 52
0,0 Tidak 00
baik 2 1
11, 48 Sesud
ah Baik 6
9 53,
00 - 6,8 13
0,0 Tidak 00
baik 1 8
9,5 0 Kontrol Sebel
um Baik 3
3 65,
50 - 7,3 33
0,0 Tidak 00
baik 5 0
26, 49 Sesud
ah Baik 6
7 49,
83 - 6,1 85
0,0 Tidak 00
baik 1 6
9,2 2
kelompok eksperimen menunjukkan hasil mean rank sebesar (54,35 dan 11,48), sedangkan mean rank sesudah PPM yaitu sebesar (53,00 dan 9,50).
3. Pengaruh pengorganisasian pemberdayaan masyarakat terhadap praktik pengelolaan sampah domestik pada kelompok kontrol sebelum PPM menunjukan mean rank sebesar (65,50 dan 26,49), sedangkan sesudah PPM didapatkan mean rank sebesar (49,83 dan 9,22). P-Value 0,000<0,05 artinya terdapat perbedaan.
Saran
1. Bagi Masyarakat Setempat
Bagi masyarakat RT 05 RW 03 perlu mengaktifkan kembali kader – kader lingkungannya untuk menggerakkan partisipasi Masyarakat dalam Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Praktik Pengelolaan Sampah Domestik.
2. Bagi Puskesmas
Menjadwalkan kegiatan edukasi dalam hal pengelolaan sampah domestik kepada masyarakat setempat dalam bentuk pendidikan kesehatan, pelatihan pengelolaan sampah sehingga dapat terciptanya lingkungan yang nyaman dan bersih.
3. Penelitian selanjutnya
Diharapkan agar dapat meneliti lebih lanjut terkait pengelolahan sampah khususnya sampah domestik dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyakit berbasis lingkungan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Nugraha Tri Joko. Pengelolaan Sampah Perkotaan Berbasis Komunitas di Kota Magelang. Jurnal of Publik Administration and Local Governance.
2019;3:116–28.
2. Erma Gustina. Analisis Pengelolaan Sampah Padat Rumah Tangga Pada Masyarakat di Pinggiran Sungai Musi Kota Palembang. Indonesian Journal of Health and Medical. 2022;409–16.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 81 tahun 2012. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. 2012.
4. Mutia Rahmi1 AM. Pengorganisasian Masyarakat Melalui Bank Sampah
“Gema Bersatu” di Gampong Ateuk Pahlawan Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh. Jurnal Samudra Ekonomika.
2019;3.
5. Hestiningsih R, Rahadian Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik R, Kesehatan Masyarakat F. Survei Kepadatan Lalat Di Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Jatibarang Tahun 2017 [Internet]. Vol. 5. 2017. Tersedia pada:
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jk m
6. Al qamari M, Rahmadani Manik J, Trisna Mei Br Kabeakan N, Author C.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dalam Peningkatan Pendapatan pada Kelompok Ibu-Ibu Asyiyah. 2019.
7. Bagus Dwi Cahyono 1* Manep. Pelatihan Pengelolaan Sampah di Desa Banyuresmi Kec. Jiput Kab. Pandeglang, Banten.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
2023;4:1458–62.
8. PP Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan.
9. Dewi I nurani, Royani I, Sumarjan S, Jannah H. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Skala Rumah Tangga Menggunakan Metode Komposting. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service). 16 Maret 2020;2(1):12–8.
10. Suidarma IM, Tri Denis IKD, ARTa Yasa IN. Pengorganisasian dan Pengelolaan Sampah di Pantai Jimbaran. Berdikari:
Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks. 31 Agustus 2022;10(2):213–24.
11. Enri Damanhuri Tri Padmi D.
Pengelolaan Sampah. 2010.
12. Ayu D, Posmaningsih A, Jurusan D, Lingkungan K, Denpasar P. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Padat Di Denpasar Timur. 2016.