• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI BIOMEKANIKA KERJA

N/A
N/A
mOnAkA

Academic year: 2024

Membagikan "MATERI BIOMEKANIKA KERJA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS LAPORAN ERGONOMI PROJECT BASED LEARNING MATERI BIOMEKANIKA KERJA

Disusun oleh:

Kelas: TI-B

1. Jovita Rosalia Br Marbun 122200004 2. Daffa Al Kautsar 122200100 3. Manggala Rasendriya S 122210043 4. Ahmad Ariyadi 122210053 5. Fandi Septiawan 122210132 6. Fadel Syahreza 122210168

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cara memindahkan galon masih menggunakan tenaga manual atau biasa disebut manual material handling (MMH). Postur tubuh pada saat bekerja yang kurang tepat berpotensi mengakibatkan terjadinya cedera otot atau cedera sistem muskuloskeletal yang disebut Musculoskeletal Disorders (MSDs). Kondisi kerja yang tidak ergonomis mengakibatkan postur tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah, dan seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan seperti pusing (motion), nyeri pinggang (low back pain), gangguan otot rangka (skeletal muscel), dan penurunan daya dengar yang tidak bisa dihindari. Walau tenaga kerja tersebut belum sampai sakit parah (celaka) dan masih dapat masuk kerja, suatu pertimbangan yang tepat, cerdas dan dapat mencapai kesuksesan seharusnya mempertimbangkan kaidah ergonomis, agar terjadi keserasian yang baik antara kemampuan dan Batasan manusia dengan mesin dan lingkungannya.

1.2 Landasan Teori 1.2.1 Biomekanika Kerja

Biomekanika kerja, menurut Chaffin dan Andersson (1999), merujuk pada disiplin ilmu yang mempelajari interaksi antara pekerja, peralatan, lingkungan kerja, dan faktor-faktor lainnya dengan tujuan meningkatkan kinerja sambil mengurangi risiko cedera muskuloskeletal. Susan (2004) mengemukakan bahwa biomekanika merupakan suatu pengetahuan yang diterapkan dalam pendekatan ergonomi untuk merancang aktivitas agar manusia dapat menjalankannya dengan kenyamanan. Bidang ini mengeksplorasi berbagai aspek gerakan tubuh manusia dengan menyatukan pengetahuan mekanika, antropometri, serta dasar ilmu kedokteran seperti biologi dan fisiologi. Pulat (1992) juga menekankan keterkaitan biomekanika dengan elemen mekanis pada makhluk hidup, namun perlu dibedakan dengan biomekanika kerja yang lebih fokus pada sifat mekanis dan gerakan tubuh manusia beserta komponen-komponen di dalamnya.

1.2.2 Postur Kerja

(3)

Efektivitas suatu pekerjaan sangat dipengaruhi oleh postur kerja yang digunakan oleh operator. Jika postur kerja tersebut optimal dan ergonomis, dapat diantisipasi bahwa hasil kerja operator akan optimal pula. Sebaliknya, jika postur kerja operator tidak ergonomis, operator berisiko mengalami kelelahan. Kelelahan yang dialami oleh operator dapat berdampak negatif pada hasil pekerjaan, menyebabkan penurunan kualitas dan ketidaksesuaian dengan harapan yang diinginkan (Sulaiman & Sari, 2016).

1.2.3 Manual Material Handling

Menurut American Material Handling Society, Manual Material Handling (MMH) mencakup berbagai aspek, termasuk penanganan, pemidahan, pengepakan, penyimpanan, dan pengawasan material dalam berbagai bentuk (Wignjosoebroto, 1996). Jika pelaksanaan MMH tidak memperhatikan aspek ergonomis, dapat menyebabkan kecelakaan seperti overexertion, yang merupakan kerusakan pada jaringan tubuh akibat angkat beban yang berlebihan. Dalam MMH, digunakan metode RWL (Recommended Weight Limit) dan LI (Lifting Index). RWL adalah batas berat yang direkomendasikan agar manusia dapat mengangkatnya tanpa menyebabkan cedera, meskipun tugas tersebut dilakukan secara repetitif dan dalam periode waktu yang cukup lama.

1.2.4 Rapid Entire Body Assesment (REBA)

Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan suatu metode yang dikembangkan dalam ranah ergonomi dan dapat digunakan dengan cepat untuk mengevaluasi posisi kerja atau postur tubuh, termasuk leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang operator. Metode ini juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti coupling, beban eksternal yang didukung oleh tubuh, dan aktivitas pekerja. Evaluasi menggunakan REBA tidak memerlukan waktu yang lama untuk dilengkapi, serta memberikan penilaian umum pada daftar aktivitas yang menunjukkan kemungkinan perlunya mengurangi risiko yang disebabkan oleh postur kerja operator (Sulaiman & Sari, 2016).

1.3 Tujuan

Tujuan dilakukan penugasan PBL biomekanika kerja adalah:

(4)

1. Memahami konsep postur kerja yang optimum dalam manual material handling.

2. Mengetahui dan memahami faktor-faktor terkait back injury dalam manual material handling menggunakan RWL dan LI.

3. Menganalisis postur kerja dengan metode REBA.

4. Memberikan rekomendasi perbaikan postur kerja dengan metode REBA.

1.4 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah:

1. Objek pengangkatan 2. Lembar kerja REBA 3. Kamera

4. Aplikasi Solidworks

1.5 Prosedur

Prosedur penugasan PBL biomekanika kerja adalah:

1. Melakukan simulasi pemindahan objek dengan posisi dan ketinggian yang berbeda.

2. Menghitung H, V, D, A, F, L, dan C.

3. Memotret postur tubuh yang terbentuk dari proses pemindahan dan membuat garis-garis untuk menentukan sudut menggunakan aplikasi Solidworks berdasarkan hasil foto yang berwarna hitam putih dengan garis warna terang.

4. Melakukan pengisian sheet penilaian REBA.

5. Melakukan perbaikan postur tubuh pemindahan objek.

6. Mengulangi langkah 2-4.

(5)

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengumpulan Data 2.1.1 Postur tubuh pekerja

Postur tubuh pekerja pada aktivitas sebelum perbaikan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Postur tubuh pekerja pada aktivitas sebelum perbaikan Postur tubuh pekerja pada aktivitas sesudah perbaikan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Postur tubuh pekerja pada aktivitas sesudah perbaikan

(6)

2.1.2 Data manual material handling

Hasil pengukuran data yang digunakan dalam pekerjaan manual material handling dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Data manual material handling

Faktor Sebelum Perbaikan

Setelah Perbaikan

H (cm) 40 25

V (cm) 0 62,5

D (cm) 62,5 62,5

A (°) 0 0

F 5 5

C 0,90 0,90

L (kg) 3 3

2.2 Pengolahan Data 2.2.1 Perhitungan RWL

1. Perhitungan RWL Sebelum Perbaikan LC = 23 kg

HM = 25/H

= 25/40

= 0,63

VM = 1 – 0,00326|v-69|

= 1 – 0,00326|0-69|

= 0,78

DM = 0,82 + 4,5/D

= 0,82 + 4,5/62,5

= 0,89

AM = 1 – 0,0032A

= 1- 0

= 1 FM = 0,80 CM = 0,90

RWL = 23 x 0,63 x 0,78 x 0,89 x 1 x 0,80 x 0,90

= 7,16

(7)

2. Perhitungan RWL Sesudah Perbaikan LC = 23 kg

HM = 25/H

= 25/25

= 1

VM = 1 – 0,00326|v-69|

= 1 – 0,00326|62,5-69|

= 0,98

DM = 0,82 + 4,5/D

= 0,82 + 4,5/62,5

= 0,89

AM = 1 – 0,0032A

= 1- 0

= 1 FM = 0,80 CM = 0,90

RWL = 23 x 1 x 0,98 x 0,89 x 1 x 0,80 x 0,90

= 14,46

Rangkuman hasil perhitungan RWL dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Rangkuman hasil perhitungan RWL

Faktor

Sebelum perbaikan Sebelum

Perbaikan

Setelah Perbaikan

LC 23 kg 23 kg

HM 0,63 1

VM 0,78 0,98

DM 0,89 0,89

AM 1 1

FM 0,80 0,80

CM 0,90 0,90

RWL 7,16 14,46

2.2.2 Perhitungan LI Sebelum Perbaikan

LI = L

⁡(RWL⁡Sebeluml) = 3

7,16 = 0,419 Setelah Perbaikan

LI = L

min⁡(RWL⁡Setelah) = 3

14,46 = 0,207

(8)

2.2.3 Penilaian REBA

1. Postur aktual sebelum Perbaikan a. Postur tubuh grup A

Pengukuran postur tubuh grup A pekerja postur aktual sebelum pengangkatan berdasar metode REBA dapat dilihat pada Tabel 7.26.

Tabel 7.26 Pengukuran REBA grup A postur aktual sebelum pengangkatan

Gambar Pengangkatan REBA Analisis dan Perhitungan

i. Langkah 1 : Neck position

Posisi leher pekerja berada pada 14,38° maka diberi skor 1.

Pada saat menunduk, leher tidak berputar atau menekuk ke samping maka tidak diberi skor.

ii. Langkah 2 : Trunk position

Posisi punggung membentuk sudut 104,33° maka diberi skor 4.

Pada saat menunduk, punggung tidak berputar atau menekuk ke samping maka tidak diberi skor.

iii. Langkah 3 : Legs

Paha dan kaki mendukung dan seimbang maka diberi skor 1.

iv. Langkah 4 : Look-up posture score in table A

Dari langkah 1 – 3 didapatkan skor pada tabel A adalah 3.

Penilaian REBA Tebel A postur aktual sebelum pengangkatan dapat dilihat pada Tabel 7.27

Tabel 7.27 Tabel A penilaian REBA postur aktual sebelum pengangkatan

Table A

Neck

1 2 3

Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Trunk Posture

Score

1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6

2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7

3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8

4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9

5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9

v. Langkah 5 : Add force / load score

Beban yang ditanggung sebesar 3 kg maka diberi skor 0.

(9)

vi. Langkah 6 : Score A, find row in table C

Skor A didapatkan dari jumlah hasil langkah 4 dan 5 yaitu 3 + 0

= 3.

b. Postur tubuh grup B

Pengukuran postur tubuh grup B pekerja postur aktual sebelum pengangkatan berdasar metode REBA dapat dilihat pada Tabel 7.28.

Tabel 7.28 Pengukuran REBA grup B postur aktual sebelum pengangkatan

Gambar Pengangkatan REBA Analisis dan Perhitungan

vii. Langkah 7 : Upper arm position

Lengan atas membentuk sudut 90° maka diberi skor 3.

viii. Langkah 8 : Lower arm position

Lengan bawah membentuk sudut 32,16° maka diberi skor 2.

ix. Langkah 9 : Wrist position

Pergelangan tangan tertekuk dengan sudut 13,31° maka diberi skor 1.

x. Langkah 10 : Look-up posture score in Table B

Dari langkah 7 – 9 didapatkan skor padatabel B adalah 5.

Penilaian REBA Tebel B postur aktual sebelum pengangkatan dapat dilihat pada Tabel 7.29

Tabel 7.29 Tabel B penilaian REBA postur aktual sebelum pengangkatan

Table B

Lower arm

1 2

Wrist 1 2 3 1 2 3

Upper Arm Score

1 1 2 2 1 2 3

2 1 2 3 2 3 4

3 3 4 5 4 5 5

4 4 5 5 5 6 7

5 6 7 8 7 8 8

6 7 8 8 8 9 9

xi. Langkah 11 : Add coupling score

Benda yang diangkat merupakan benda besar sehingga tangan tidak mampu menggenggam penuh tapi masih mungkin bisa

(10)

memegang benda, maka termasuk dalam kategori poor dengan skor 2.

xii. Langkah 12 : Score B, find column in table C

Skor B didapatkan dari jumlah hasil langkah 10 dan 11 yaitu 5 + 2 = 7.

Dari hasil skor A dan skor B didapat skor Tabel C yaitu 6 yang dapat dilihat pada Tabel 7.30

Tabel 7.30 Tabel C penilaian REBA sebelum perbaikan sebelum pengangkatan

Score A

Table C Score B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7

2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8

3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8

4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9

5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9

6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10

7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11

8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11

9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12

10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12

11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

xiii. Langkah 13 : Activity score

Skor aktivitas diperoleh berdasarkan frekuensi angkat per menit diasumsikan 4 kali / menit, maka diberi skor 1.

c. REBA score

Skor REBA diperoleh berdasarkan penjumlahan antara skor tabel C dan skor aktivitas yaitu 6 + 1 = 7.

2. Postur aktual setelah perbaikan d. Postur tubuh grup A

Pengukuran postur tubuh grup A pekerja postur aktual setelah perbaikan berdasar metode REBA dapat dilihat pada Tabel 7.26.

(11)

Tabel 7.26 Pengukuran REBA grup A postur aktual Setelah Perbaikan

Gambar Pengangkatan REBA Analisis dan Perhitungan

i. Langkah 1 : Neck position

Posisi leher pekerja berada pada 14,82° maka diberi skor 1.

Pada saat menunduk, leher tidak berputar atau menekuk ke samping maka tidak diberi skor.

ii. Langkah 2 : Trunk position

Posisi punggung membentuk sudut 60,40° maka diberi skor 3.

Pada saat menunduk, punggung tidak berputar atau menekuk ke samping maka tidak diberi skor.

iii. Langkah 3 : Legs

Paha dan kaki mendukung dan seimbang maka diberi skor 1.

iv. Langkah 4 : Look-up posture score in table A

Dari langkah 1 – 3 didapatkan skor pada tabel A adalah 3.

Penilaian REBA Tebel A postur aktual sebelum pengangkatan dapat dilihat pada Tabel 7.27

Tabel 7.27 Tabel A penilaian REBA postur aktual sebelum pengangkatan

Table A

Neck

1 2 3

Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Trunk Posture

Score

1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6

2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7

3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8

4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9

5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9

v. Langkah 5 : Add force / load score

Beban yang ditanggung sebesar 2 kg maka diberi skor 0.

vi. Langkah 6 : Score A, find row in table C

Skor A didapatkan dari jumlah hasil langkah 4 dan 5 yaitu 2 + 0

= 2.

e. Postur tubuh grup B

Pengukuran postur tubuh grup B pekerja postur aktual Setelah Perbaikan berdasar metode REBA dapat dilihat pada Tabel 7.28.

Tabel 7.28 Pengukuran REBA grup B postur aktual setelah perbaikan

(12)

Gambar Pengangkatan REBA Analisis dan Perhitungan

vii. Langkah 7 : Upper arm position

Lengan atas membentuk sudut 61,34° maka diberi skor 3.

viii. Langkah 8 : Lower arm position

Lengan bawah membentuk sudut 13,40° maka diberi skor 2.

ix. Langkah 9 : Wrist position

Pergelangan tangan tertekuk dengan sudut 11,54° maka diberi skor 1.

x. Langkah 10 : Look-up posture score in Table B

Dari langkah 7 – 9 didapatkan skor padatabel B adalah 5.

Penilaian REBA Tebel B postur aktual sebelum pengangkatan dapat dilihat pada Tabel 7.29

Tabel 7.29 Tabel B penilaian REBA postur aktual sebelum pengangkatan

Table B

Lower arm

1 2

Wrist 1 2 3 1 2 3

Upper Arm Score

1 1 2 2 1 2 3

2 1 2 3 2 3 4

3 3 4 5 4 5 5

4 4 5 5 5 6 7

5 6 7 8 7 8 8

6 7 8 8 8 9 9

xi. Langkah 11 : Add coupling score

Benda yang diangkat merupakan benda besar sehingga tangan tidak mampu menggenggam penuh tapi masih mungkin bisa memegang benda, maka termasuk dalam kategori poor dengan skor 2.

xii. Langkah 12 : Score B, find column in table C

Skor B didapatkan dari jumlah hasil langkah 10 dan 11 yaitu 5 + 2 = 7.

Dari hasil skor A dan skor B didapat skor Tabel C yaitu 6 yang dapat dilihat pada Tabel 7.30

(13)

Tabel 7.30 Tabel C penilaian REBA sebelum perbaikan sebelum pengangkatan

Score A

Table C Score B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7

2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8

3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8

4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9

5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9

6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10

7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11

8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11

9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12

10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12

11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

xiii. Langkah 13 : Activity score

Skor aktivitas diperoleh berdasarkan frekuensi angkat per menit diasumsikan 4 kali / menit, maka diberi skor 1.

f. REBA score

Skor REBA diperoleh berdasarkan penjumlahan antara skor tabel C dan skor aktivitas yaitu 5 + 1 = 6.

Hasil pengukuran postur kerja menggunakan metode REBA dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Hasil pengukuran postur kerja dengan REBA

Faktor Skor

Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

Neck position 1 1

Trunk position 4 3

Legs 1 1

Posture A score 3 3

Force / load score 0 0

Final score A 3 2

Upper arm 3 3

Lower arm 2 2

Wrist position 1 1

Coupling score 5 5

Final score B 2 2

Tabel C score 7 7

Activity score 1 1

REBA score 7 6

(14)

2.3 Analisis Hasil

Pada suatu pekerjaan, seringkali muncul rasa sakit di beberapa bagian tubuh, salah satunya disebabkan oleh postur tubuh yang kurang tepat. Sebagai contoh, pada tugas mengangkat galon air, dilakukan suatu Project-Based Learning (PBL) di mana praktikan mencoba mengangkat gallon air dengan posisi tubuh yang berbeda. Digunakan dua metode dalam perhitungan yaitu metode Recommended Weighted Limit (RWL) dan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA).

RWL atau Recommended Weight Limit merupakan sebuah metode untuk menentukan batas beban maksimal yang aman untuk diangkat oleh pekerja.

Sedangkan Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode dalam bidang ergonomic yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung, pergelangan tangan, dan kaki pekerja.

Didapatkan nilai faktor H,V,dan D yang berbeda. Saat sebelum perbaikan nilai H 40, V 0 dan D 62,5. Sedangkan setelah perbaikan didapatkan nilai H 25, V 62,5, dan D 62,5. Sedangkan nilai A, F, C, dan L sama yaitu 0, 5, 0,9 dan 3.

Pengaruh Manual Material Handling berdasarkan hasil RWL dan LI pada saat sebelum perbaikan, di dapatkan nilai RWL postur adalah 7,16 dengan LI sebesar 0,419. Untuk usulan postur perbaikan didapatkan RWL adalah 14,46 dengan LI sebesar 0,207. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa LI bernilai kurang dari 1 yang artinya aktivitas yang dilakukan tidak mengandung risiko cedera tulang belakang.

Dengan hasil perhitungan RWL dan LI, dilakukan penilaian REBA untuk aktivitas mengangkat galon air sebelum perbaikan. Postur tubuh dijelaskan sebagai membungkuk.

Pada metode REBA, penilaian posturnya dilakukan dengan dua grup yaitu postur tubuh grup A dan postur tubuh grup B. Pada postur tubuh grup A penilaiannya didapatkan berdasarkan neck position, trunk position, wrist position, dan legs. Sedangkan untuk postur tubuh grup B penilaian nya didapatkan berdasarkan upper arm position, lower arm position, dan wrist position. Selain itu add force/load score, add coupling score, dan activity score juga untuk mendapatkan penilaian untuk grup A maupun grup B.

Dimulai dengan perhitungan postur tubuh grup A sebelum perbaikan. Posisi leher pekerja berada pada 104,33° maka Neck position diberi skor 4. Posisi

(15)

punggung membentuk sudut 9,88° maka Trunk position diberi skor 2. Paha dan kaki mendukung dan seimbang maka diberi skor 1. Didapatkan skor pada tabel A adalah 3. Selanjutnya adalah perhitungan posisi usulan perbaikan postur tubuh grup B.

Lengan atas membentuk sudut 90° maka Upper arm position diberi skor 3. Lengan bawah membentuk sudut 90° maka Lower arm position diberi skor 2. Pergelangan tangan tertekuk dengan sudut 13,31° maka Wrist position diberi skor 1. Didapatkan skor pada tabel B adalah 5. Dari hasil skor A dan skor B didapat skor Tabel C yaitu 6. Kemudian untuk menghitung skor maka ditambahkan perhitungan faktor lain seperti add force/load score, add coupling score, dan activity score yang masing- masing nilai adalah 0,2 dan 1.

Selanjutnya adalah perhitungan postur tubuh grup A setelah perbaikan.

Posisi leher pekerja berada pada 14,82° maka Neck position diberi skor 1. Posisi punggung membentuk sudut 60,40° maka Trunk position diberi skor 3. Paha dan kaki mendukung dan seimbang maka diberi skor 1. Didapatkan skor pada tabel A adalah 3. Selanjutnya adalah perhitungan posisi perbaikan postur tubuh grup B.

Lengan atas membentuk sudut 61,34° maka Upper arm position diberi skor 3.

Lengan bawah membentuk sudut 13,40° maka Lower arm position diberi skor 2.

Pergelangan tangan tertekuk dengan sudut 11,54° maka Wrist position diberi skor 1. Didapatkan skor pada tabel B adalah 5. Dari hasil skor A dan skor B didapat skor Tabel C yaitu 5. Kemudian untuk menghitung skor maka ditambahkan perhitungan faktor lain seperti add force/load score, add coupling score, dan activity score yang masing-masing nilai adalah 0,2 dan 1.

Dari hasil analisis dan perhitungan pada postur tubuh A dan postur tubuh B untuk postur sebelum perbaikan, didapatkan skor REBA nya sebesar 7. Skor ini masuk dalam kategori resiko sedang sehingga diperlukan investigasi dan perubahan segera. Kemudian, dengan memperhatikan analisis dan perhitungan yang sama, didapatkan skor REBA untuk setelah perbaikan adalah sebesar 6. Skor ini juga termasuk dalam kategori resiko sedang sehingga tetap diperlukan investigasi dan perubahan.

(16)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Project-Based Learning (PBL) yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perbaikan pada posisi awal postur tubuh saat mengangkat galon air diperlukan perbaikan. Terlihat bahwa nilai RWL meningkat setelah perbaikan, dan nilai LI tetap di bawah 1 pada kedua kondisi sebelum dan setelah perbaikan, menunjukkan bahwa tidak ada risiko sakit tulang belakang. Analisis skor REBA sebelum perbaikan mencapai 7, sementara setelah perbaikan mengalami penurunan menjadi 6. Hal ini mengindikasikan perbaikan dalam posisi tubuh, dan posisi usulan setelah perbaikan dianggap lebih baik. Namun, karena skor REBA masih cukup tinggi sehingga tetap diperlukannya investigasi dan perubahan segera.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Chaffin, Don.B. Andersson, Bernard.J. B.J. Martin. (1999). Occupational Biomechanics, Third Edition, Michigan.

Pulat, B. Mustafa. (1992). Fundamentals of Industrial Ergonomic. AT & T Network System. Oklahoma.

Sulaiman, F., & Sari, Y. P. (2016). ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA. Jurnal Teknovasi.

Susan J. Garrison, (2004). Dasar-dasar Terapi dan Latihan Fisik. Jakarata : Hypocrates.

Yudhatama, A. (2017). Analisis Biomekanika Dan Perbaikan Postur Kerja Pada Pengoperasian Mesin Pengamplas Di Ukm Chumplung Adji (Doctoral dissertation, UAJY).

Referensi

Dokumen terkait