• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi lingkaran termasuk bagian dari geometri dan pengu- kuran

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Materi lingkaran termasuk bagian dari geometri dan pengu- kuran"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI LINGKARAN DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BAYANG

1)Yefi Yuni Sisriwati, 2)Yulyanti Harisman, 3)Ainil Mardiyah Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

1 [email protected], 2)[email protected], 3) [email protected]

ABSTRACT

This research was motivated because of the students difficulties in constructing the concepts, and lack of the learning sources that facilitate the students to learn independently is still lacking, and students difficult was to understand the material on a vast circle, circumference, area segment, central angle and the angle circumference. To overcome these problems, the constructivis based module was developed for circle material. This study aimed to develop a valid and practicalities module based constructivism in SMPN 2 Bayang. This type of research was a development research.

This study used model of 4-D which consisted of 4 phases: definition, design, development and disseminate phases. This study was only done in 3 phases. The development phase was done to see the validity and practicality. The result showed that the module which had been developed based constructivism was valid and very practicality according to the mathematicians and linguists.

Keywords: development (4-D), module, constructivism, and circle

PENDAHULUAN

Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika di kelas VIII SMP adalah materi geometri dan pengu- kuran. Materi lingkaran termasuk bagian dari geometri dan pengu- kuran. Diharapkan dengan mem- pelajari materi lingkaran, siswa dapat memahami unsur, keliling, dan luas lingkaran, memahami hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring, serta menyelesaikan perma- salahan nyata yang terkait penerapan

hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring.

Materi lingkaran adalah salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa, hal ini diketahui dengan adanya wawancara dengan guru,dan ketika dilakukan observasi pada tanggal 10–11 Januari 2014 di SMPN 2 Bayang, ditemukan bahwa bahan ajar yang digunakan dalam proses belajar matematika adalah buku teks. Bahkan siswa tersebut menganggap bahasa buku teks yang digunakan sulit dimengerti. Sehingga mereka lebih mengharapkan apa

1

(2)

yang diterangkan oleh guru. Hal ini akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa

Melihat dari permasalahan yang ada, maka guru memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan pengembangan bahan ajar. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru adalah modul. Modul tersebut secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa dan mengacu pada pendekatan konstruk- tivisme. Karena dengan mengguna- kan pendekatan konstruktivisme, siswa dapat berlatih mengkonstruksi pengetahuan sendiri

Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah mengem- bangkan modul berbasi konstruk- tivisme yang valid dan praktis pada materi lingkaran dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Bayang, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul berbasis konstruktivisme yang valid dan praktis pada materi lingkaran dalam pembelajaran mate-

matika siswa kelas VIII SMPN 2 Bayang.

Menurut Hamdani (2010: 219)

“Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan materi pem- belajaran, petunjuk kegiatan belajar, latihan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat di- gunakan secara mandiri. Modul yang disusun akan mengacu pada unsur- unsur modul yang dikemukakan oleh Prastowo (2011: 112) yaitu adanya judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja, dan evaluasi.

Konstruktivis sebagai suatu konsep yang banyak membicarakan masalah pembelajaran, diharapkan menjadi landasan intelektual untuk menyusun dan menganalisis problem pembelajaran dalam pergulatan dunia pendidikan. Modul yang dibuat akan mangandung unsur-unsur dari kons- truktivisme yang dikemukakan oleh Suparno (2006: 69) yaitu adanya orientasi, elicitasi, resktrukturisasi

(3)

ide, penggunaan ide dalam banyak situasi, dan adanya review.

Modul berbasis konstruk- tivisme adalah suatu modul yang berlandaskan pada pendekatan konstruktivisme, yang mana dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam belajar, serta dapat menimbulkan kemandirian siswa dalam belajar. Di dalam modul ini akan terdapat pembahasan materi yang memerlukan ketelibatan siswa untuk menemukan sebuah konsep, adanya contoh soal , latihan mandiri yang akan dikerjakan siswa. Selain itu modul itu juga dapat membantu siswa dalam hal menumbuhkan sikap kemandirian.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah Modul berbasis konstruk- tivisme pada materi Lingkaran bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Bayang.

Waktu pelaksanakan penelitian mulai dari tahap persiapan penelitian sampai pelaporan hasil penelitian ini adalah pada tanggal 10 Januari 2014 sampai tanggal 24 September 2014.

Tempat dilaksanakan penelitian adalah di SMPN 2 Bayang.

Desain penelitian ini meng- gunakan model 4-D yang di- kemukakan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2012: 93). Prosedur Penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengem- bangan (develop), dan penyebaran (desseminate). Pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap 3 yaitu tahap develop. Pada tahap define yang dilakukan adalah analisis silabus, analisis buku rujukan, analisis literatur, dan wawancara guru. Tahap design yang dilakukan adalah merancang modul berbasis Konstruktivisme untuk materi ling- karan. Tahap Develop yang di- lakukan adalah validasi dan prak- tikalitas modul yang telah selesai dirancang.

Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, angket, dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data dari instrumen validasi adalah hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai dan

(4)

disajikan dalam bentuk tabel.

Selanjutnya dicari rerata skor seperti yang dikemukakan oleh Muliyardi (2006: 82).

Teknik analisis data

instrumen praktikalitas adalah hasil angket dengan menggunakan sentase dan hasil wawancara dengan menggunakan teknik deskriptif yang dikemukakan oleh Miles (1992: 16).

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian, diperoleh modul berbasis

tivisme yang valid dan praktis materi lingkaran. Kegiatan untuk mendapatkan modul berbasis

truktivisme yang valid diawali dengan melewati tahap

definisian. Secara garis besar materi yang dibahas pada modul ini memiliki tiga kompetensi dasar yang ada pada silabus. Ketiga

dasar tersebut dapat dirancang menjadi tujuh kegiatan belajar yaitu:

kegiatan belajar 1 tentang materi unsur-unsur lingkaran, kegiatan belajar 2 tentang materi keliling lingkaran, kegiatan belajar 3 tent materi luas lingkaran, kegiatan belajar 4 tentang materi luas juring dan panjang busur, kegiatan belajar 5 disajikan dalam bentuk tabel.

Selanjutnya dicari rerata skor seperti an oleh Muliyardi

Teknik analisis data dari instrumen praktikalitas adalah hasil angket dengan menggunakan per-

hasil wawancara dengan menggunakan teknik deskriptif yang dikemukakan oleh Miles (1992: 16).

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian, diperoleh modul berbasis konstruk- yang valid dan praktis untuk . Kegiatan untuk mendapatkan modul berbasis kons- truktivisme yang valid diawali n melewati tahap pen-

Secara garis besar materi yang dibahas pada modul ini tensi dasar yang Ketiga kompetensi dapat dirancang tujuh kegiatan belajar yaitu:

entang materi karan, kegiatan belajar 2 tentang materi keliling lingkaran, kegiatan belajar 3 tentang materi luas lingkaran, kegiatan belajar 4 tentang materi luas juring dan panjang busur, kegiatan belajar 5

tentang sudut pusat dan sudut keliling, kegiatan belajar 6 tentang segi empat tali busur, dan kegiatan belajar 7 tentang materi

lesaikan masalah yang terkait penerapan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring.

Modul berbasis konstruktivisme pada materi lingkaran memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:

Modul ini memiliki cover seperti gambar berikut

Uraian materi pada modul memuat unsur-unsur konstruktivisme yaitu orientasi artinya siswa diminta untuk megamati topik yang akan dipelajari dan dapat dilihat pada gambar berikut

tentang sudut pusat dan sudut keliling, kegiatan belajar 6 tentang segi empat tali busur, dan kegiatan belajar 7 tentang materi menye- asalah yang terkait penerapan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring.

Modul berbasis konstruktivisme pada materi lingkaran memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai

Modul ini memiliki cover seperti

teri pada modul memuat unsur konstruktivisme yaitu artinya siswa diminta untuk megamati topik yang akan dipelajari dan dapat dilihat pada gambar

(5)

Unsur-unsur konstruktivisme yang kedua adalah elicitasi artinya siswa diberi kesempatan untuk menggung kapkan apa yang telah diamati dalam bentuk tulisan dan gambar, dan dapat dilihat pada gambar berikut

Restrukturisasi ide adalah unsur yang ketiga yang artinya siswa menyusun ide dari apa yang telah mereka amati, serta menguji ide tersebut, sehingga menghasilkan ide baru, dan dapat dilihat pada gambar berikut

Adanya penggunaan ide artinya ide yang telah siswa temukan, diapli

unsur konstruktivisme yang artinya siswa kesempatan untuk menggung- kapkan apa yang telah diamati dalam bentuk tulisan dan gambar, dan dapat dilihat pada gambar berikut

Restrukturisasi ide adalah unsur yang ketiga yang artinya siswa menyusun ide dari apa yang telah mereka amati, i ide tersebut, sehingga menghasilkan ide baru, dan dapat dilihat pada gambar berikut

Adanya penggunaan ide artinya ide yang telah siswa temukan, diapli-

kasikan pada bermacam

situasi, pada modul dapat berupa latihan yang terlihat pada gambar berikut

Unsur selanjutnya adalah

artinya siswa dapat mengetahui apa yang telah mereka temukan adalah benar, contoh unsur ini dapat dilihat pada gambar berikut

Berdasarkan produk yang telah dirancang diperoleh hasil validasi modul menurut pakar matematika dan pakar bahasa. Hasil validasi modul berbasis konstruktivisme secara keseluruhan oleh validator adalah 3,12. Hal ini menunjukkan bahwa modul berbasis konstruk tivisme valid (Muliyardi, 2006: 82) dari aspek materi, penyajian, bahasa kasikan pada bermacam-macam situasi, pada modul dapat berupa latihan yang terlihat pada gambar

Unsur selanjutnya adalah review artinya siswa dapat mengetahui apa yang telah mereka temukan adalah benar, contoh unsur ini dapat dilihat

Berdasarkan produk yang telah dirancang diperoleh hasil validasi akar matematika dan pakar bahasa. Hasil validasi modul berbasis konstruktivisme secara keseluruhan oleh validator enunjukkan bahwa modul berbasis konstruk-

Muliyardi, 2006: 82) dari aspek materi, penyajian, bahasa

(6)

dan keterbacaan, serta dari aspek kegrafikan.

Setelah modul valid, maka dilakukan uji coba praktikalitas dengan memberikan angket dan pedoman wawancara kepada enam orang siswa dan dua orang guru.

Dengan menggunakan teknik analisis data untuk angket maka modul berbasis konstruktivisme secara keseluruhan adalah sangat praktis dari aspek kemudahan penggunaan modul, waktu yang diperlukan, mudah diinterpretasikan, dan memiliki ekivalensi yang sama.

KESIMPULAN DAN SARAN Modul berbasis konstruktivisme yang dikembangkan sudah valid menurut pakar matematika dan pakar bahasa, serta modul ini sudah sangat praktis untuk digunakan. Artinya modul pembelajaran matematika berbasis konstrutktivisme telah layak digunakan.

Saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut: Modul berbasis konstruktivisme ini dapat dijadikan contoh bagi peneliti lainnya dalam mengembangkan modul pembelajaran berbasis konstruktivisme, peneliti lainnya

dapat melanjutkan untuk melihat efektifitas modul berbasis konstruk- tivisme pada materi lingkaran ini, dan penelitian pengembangan akan lebih sempurna jika dilakukan sampai tahap keempat (dissiminate atau penyebaran).

KEPUSTAKAAN

Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Miles, Matthew B.(1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia (UI- Press).

Muliyardi. (2002). Strategi Pembelajaran Matematika.

Padang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Padang.

Prastowo, Andi.(2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jakarta: DIVA Press.

Suparno, Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait