• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media sosial dalam kampanye pilkada menurut PKPU nomor 11 tahun 2020 perspektif hukum responsif dan fatwa MUI nomor 24 tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Media sosial dalam kampanye pilkada menurut PKPU nomor 11 tahun 2020 perspektif hukum responsif dan fatwa MUI nomor 24 tahun 2017"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

Alhamdulillahirabbil'alamin, yang telah memberikan rahmat dan bantuannya dalam penulisan skripsi yang berjudul: “Media Sosial dalam Kampanye Pilkada Menurut PKPU Nomor 11 Tahun 2020 Perspektif Hukum Responsif dan Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017” dapat kami akhiri dengan baik. Judul media sosial dalam kampanye Pilkada menurut PKPU Nomor 11 Tahun 2020 Perspektif Hukum Responsif dan Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017. Tesis.

Latar Belakang

Berdasarkan alinea kedua Pasal 47 Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 11 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan KPU No. Walikota, atur. 2 Pasal 47 ayat 2 Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 11 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan KPU No. 4 Tahun 2017 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1067).

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pemanfaatan media sosial sebagai media kampanye calon kepala daerah ditinjau dari peraturan umum komisi pemilihan umum nomor 11 tahun 2020 dan juga ditinjau dari fatwa nomor MUI 24 Tahun 2017. Ketertarikan penulis untuk mengkaji masalah ini dirumuskan dalam judul “Media sosial dalam kampanye Pilkada Menurut PKPU Nomor 11 Tahun 2020 Perspektif Hukum Penanggung Jawab dan Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017”.

Tujuan Penelitian

11 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 4 Tahun 2017 tentang Kampanye Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Berwawasan Hukum yang Responsif.

Manfaat Penelitian

Definisi Operasional

Produk hukum responsif merupakan ciri produk hukum yang mencerminkan terpenuhinya aspirasi masyarakat, baik individu maupun kelompok sosial, sehingga relatif lebih mencerminkan rasa keadilan dalam masyarakat.15 Teori hukum responsif menyatakan bahwa hukum adalah cara untuk mencapai sasaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fatwa adalah keputusan yang dikeluarkan oleh para ahli hukum Islam mengenai suatu masalah dalam arti memberikan nasehat.16 Sedangkan yang dimaksud dengan Majelis Ulama Indonesia (“MUI”) menurut Pasal 1 Perpres No. . 151 tahun.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Pendekatan Penelitian
  • Jenis Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data

Bahan hukum sekunder yaitu semua terbitan hukum yang merupakan dokumen tidak resmi berupa data tambahan yang dijadikan acuan masalah penelitian ini dalam bentuk buku, tesis dan jurnal. Pengumpulan bahan hukum sekunder dilakukan melalui penelitian kepustakaan dengan cara mengumpulkan, membaca, mempelajari dan mencatat beberapa bahan hukum yang relevan yaitu literatur, karya ilmiah (hasil penelitian), majalah, surat kabar dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.

Penelitian Terdahulu

Arianti “The Black Campaign (Kampanye Hitam) Diulas dalam Fikh Jinayah (Pandangan Masyarakat Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu)”. Analisis Hukum Pidana Islam terhadap Tindakan Kampanye Hitam dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Sistematika Pembahasan

Kampanye Pilkada

Kampanye dalam Pilkada adalah kegiatan untuk mempromosikan dan menyampaikan visi, misi, program Pasangan Calon dan/atau informasi lainnya, yang bertujuan untuk memperkenalkan atau meyakinkan Pemilih. Kampanye Pilkada ini dilakukan oleh partai politik atau gabungan partai politik, pasangan calon dan/atau tim kampanye, dan dapat difasilitasi oleh KPU/KIP Provinsi Aceh untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dan KPU Kabupaten/Kota untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. atau Pemilihan Walikota. dan Wakil Walikota. 39 Ratna Dewi Indrayanti, 'Perbedaan kampanye hitam dan kampanye negatif serta hubungannya dengan perilaku pemilih dalam pilpres', 2018.

42 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2017 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1067) . Media massa elektronik dalam kampanye pilkada digunakan sebagai sarana kegiatan untuk memberikan visi, misi, program pasangan calon dan/atau informasi lainnya, yang ditujukan untuk memperkenalkan atau membujuk pemilih. Selain itu, partai politik atau gabungan partai politik, pasangan calon, dan/atau tim kampanye dapat membuat akun media sosial resmi untuk keperluan kampanye.

47 Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2017 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1067) .

Hukum Responsif

Sebagai pelopor teori hukum responsif, Nonet dan Selznick memberikan pemahaman yang cukup mendalam tentang apa itu hukum responsif. 50 Luthfiyah Trini Hastuti, “Kajian Wacana Hukum yang Responsif dalam Kebijakan Hukum Nasional di Era Reformasi”, tesis, 2007. Hukum responsif juga digunakan sebagai sarana untuk merespon ketentuan sosial dan keinginan masyarakat.

54 Sulaiman, 'Responsive Law: Law as a Social Institution to Service Social Need in Transition', Unimal Repository, 12. Dalam konteks penegakan hukum di Indonesia, Hukum Responsif mengandung arti bahwa penegakan hukum tidak bisa setengah-setengah. 55 Luthfiyah Trini Hastuti, Kajian wacana responsif hukum dalam kebijakan hukum nasional di era reformasi, tesis, 2007.

56 Sulaiman, 'Responsive Law: Law as a Social Institution to Service of Social Need in Transition', Repository Unimal, 12.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Nomor 151 Tahun 2014 tentang Bantuan Pembiayaan Kegiatan Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah musyawarah ulama, tokoh dan ulama tentang perlindungan umat dan pengembangan kehidupan Islam serta peningkatan partisipasi umat Islam dalam pembangunan nasional. Metode yang digunakan Komisi Fatwa MUI dalam upaya penetapan fatwa didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan, yaitu. 62 Keputusan Presiden No. 151 Tahun 2014 tentang Bantuan Pembiayaan Kegiatan Majelis Ulama Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2014 No. 290).

Komisi Fatwa MUI dalam menggunakan ketiga pendekatan tersebut di atas lebih disebabkan oleh situasi dan keadaan pada saat fatwa tersebut dikeluarkan. 66 Ainun Najib, dalam jurnal berjudul Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam Perspektif Pembangunan Hukum yang Responsif, hal. Artinya, fatwa MUI bukanlah hukum negara yang berdaulat yang dapat dipaksakan kepada semua orang.

Pada dasarnya, legalitas fatwa MUI tidak bisa dan tidak bisa memaksa seluruh umat Islam untuk menaatinya.

Mekanisme Kampanye Pilkada Menggunakan Media Sosial menurut

Mekanisme yang digunakan saat kampanye menggunakan media sosial dalam pilkada diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 11 Tahun 2020 adalah. Partai politik atau gabungan partai politik, pasangan calon, dan/atau tim kampanye dapat membuat akun media sosial resmi untuk keperluan kampanye selama masa kampanye, dengan ketentuan. Partai politik atau gabungan partai politik, pasangan calon dan/atau tim kampanye wajib mendaftarkan akun media sosial resmi ke KPU/KIP Provinsi Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan.

Partai politik atau gabungan partai politik, pasangan calon, dan/atau tim kampanye dapat memasang iklan kampanye di media sosial. Penayangan iklan kampanye di media sosial dilakukan selama 14 (empat belas) hari sebelum dimulainya masa pendinginan dengan jumlah penayangan iklan kampanye di media sosial untuk setiap partai calon dengan konten tidak lebih dari 5 (lima) untuk setiap pejabat. akun media sosial setiap hari selama iklan kampanye berjalan. Produksi media sosial memerlukan skenario bagaimana pesan akan disampaikan dalam foto, khususnya untuk media televisi dan juga internet.

Selain itu, Pasal 47 ayat (3) “partai politik atau gabungan partai politik, pasangan calon, atau kelompok kampanye wajib mendaftarkan akun resmi di media sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Mekanisme Kampanye Pilkada Menggunakan Media Massa Sosial

Prinsip yang digunakan dalam kegiatan kampanye menggunakan media sosial adalah menciptakan situasi damai dan berintegritas. Mekanisme kampanye pemilu menggunakan media sosial dengan memperhatikan fitur hukum yang responsif disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Dengan membuat akun resmi, semua partai politik atau gabungan partai politik diperbolehkan membuat akun di media sosial.

Pendaftaran akun media sosial ini jangan dilihat sebagai sesuatu yang mempersulit atau membatasi ruang gerak peserta pemilu untuk menggunakan akunnya. Jadi bisa dikatakan pendaftaran akun di jejaring sosial dengan penyelenggara pemilu itu sebenarnya. Media sosial yang akan digunakan sebagai akun resmi pasangan calon untuk kampanye harus didaftarkan.

Dalam iklan kampanye disebutkan secara jelas sebagaimana diatur dalam Pasal 47 ayat 5. Partai politik atau gabungan partai politik, pasangan atau kelompok calon dapat memasang iklan kampanye di media sosial.

Kampanye Pilkada Menggunakan Media Massa Sosial Perspektif Fatwa

Namun sering dijumpai penggunaan media sosial yang sering disalahgunakan seperti banyak pihak yang membuat konten media digital yaitu fake news, fitnah, fitnah, namimah, gosip, berita bohong, ujaran kebencian, aib dan kejelekan seseorang, informasi pribadi yang diekspos ke publik, dan hal lain yang sejenis sebagai sarana untuk mendapatkan simpati, lahan untuk bekerja, sarana provokasi, agitasi dan sarana untuk mencari keuntungan politik dan ekonomi, atau dalam kampanye disebut kampanye hitam atau Black Campaign. Karena pengguna media sosial seringkali menerima dan menyebarkan informasi yang belum tentu benar dan bermanfaat, baik sengaja maupun tidak, yang dapat menimbulkan makna di masyarakat dan juga dalam aktivitas media sosial dimana para politisi sering menggunakannya sebagai alat kampanye untuk mempengaruhi opini publik. dan terkadang informasi palsu dan belum tentu dapat dipertanggungjawabkan (hoax). Oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan peraturan dan pedoman hukum tentang kegiatan dalam penggunaan media sosial, yang tertuang dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Muamalah oleh Masyarakat. media.

Informasi yang diperoleh melalui media sosial tidak boleh langsung disebarluaskan sebelum diverifikasi dan proses tabayyun selesai serta penerapannya ditetapkan. Dari pembahasan di atas, penggunaan media massa khususnya melalui media sosial dalam kampanye menurut penulis harus dapat menjaga nilai, aturan dan tata cara penggunaan media sosial serta melihat apakah seseorang benar-benar menggunakan media untuk kampanye. Pada pembahasan sebelumnya sedikit dijelaskan tentang penggunaan media sosial dalam kampanye dari sudut pandang Islam dan juga menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 24 tahun 2017, dan yang terpenting saat kampanye adalah bukan untuk merendahkan lawan politik, seperti. memfitnah lawan sehingga dapat menimbulkan dampak negatif di tengah masyarakat tidak termasuk fitnah, fitnah, namimah dan juga berita bohong.

Dan dalam penggunaan media sosial menurut pandangan Islam, kita hendaklah berpegang kepada Al-Quran dan Hadis yang menjadi pedoman bagi umat Islam dan juga sebagai umat Islam kita juga boleh berpandukan Fatwa Majelis Ulama Indonesia iaitu pendapat yang diberikan oleh ahli-ahli ditawarkan hukum syarak (fiqh) tentang kedudukan undang-undang berhubung sesuatu masalah baru yang berlaku di kalangan masyarakat dan apabila timbul masalah baru yang belum mempunyai peruntukan undang-undang yang jelas (ketat).

Kesimpulan

Saran

Black Campaign (KAMPANYE HITAM) Diulas dalam Fiqh Jinayah (Pandangan Masyarakat Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu). Analisis hukum positif dan syariat Islam terhadap kampanye politik di tempat-tempat keagamaan (masjid) sesuai UU (Pemilu) no. 7 Tahun 2017. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Kampanye Hitam dalam UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Kelompok Putih: Analisis Fatwa Majelis Ulama Indonesia, dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari perspektif hukum dan undang-undang. Analisis Fiqh Siyasah Terhadap Etika Kampanye Politik Pada Pilkada Serentak Lampung Barat Tahun 2017 (Studi Pada KPUD Kabupaten Lampung Barat). Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 11 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan KPU No. 4 Tahun 2017 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1067). ).

Peraturan Presiden Nomor 151 Tahun 2014 Tentang Bantuan Pendanaan Kegiatan Majelis Ulama Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 290).

Referensi

Dokumen terkait