• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Karakter Bangsa

N/A
N/A
hoirudin almaka

Academic year: 2025

Membagikan " Membangun Karakter Bangsa"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN ETIKA DI SEKOLAH UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

Oleh : Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes Prodi Biologi FKIP UMM

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Latar Belakang

Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu

dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang.

Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang

kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah:

(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;

(2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;

(3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;

(4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba;

alkohol dan seks bebas;

(5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;

(6) menurunnya etos kerja;

(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;

(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;

(9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan

(10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.

(13)

Fakta Empiris:

Banyak pelanggaran etika anak2, remaja dan juga orang tua;

Karakter bangsa belum dijiwai oleh masyarakat indonesia secara keseluruhan.

Tindakan:

Pendidikan agama mulai sd s/d PT;

Sudah ada tindakan Hukum

PERLU UPAYA PREVENTIF

Radikal bebas penyebab penuaan kulit

Namun demikian, sejauh ini belum ada penjelasan tentang

perlunya Pendidikan Etika untuk membangun karakter bangsa kedalam Kurikulum di

Sekolah.

I. LATAR BELAKANG PENELITIAN

kuratif

Pendidikan Etika sebagai salah satu alternatif tindakan

preventif

Etika : pelajaran tingkah laku ideal

& pengetahuan yang baik dan buruk.

Etika : menggambarkan tindakan yang benar atau salah dan apa yang harus orang lakukan atau tidak.

Etika penting karena merupakan kesepakatan pada kebiasan manusia, bagaimana modelnya, bagaimana ia menunjukkan dirinya sendiri, dengan segala sisi baik dan buruk.

(14)

Tujuan Penelitian

• Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pandangan dari

Mahasiswa di Kota Malang terhadap

pendidikan etika dalam membangun karakter

bangsa dan tentang kemungkinannya untuk

dimasukkan ke dalam Kurikulum sekolah.

(15)

10 Desain dan Metode Penelitian

Desain dan Metode Penelitian

Alat Observasi:

Angket

Alat Observasi:

Angket Populasi Mahasiswa FKIP UMMPopulasi Mahasiswa FKIP UMM

JUMLAH SAMPEL: 306 mhs JUMLAH SAMPEL: 306 mhs

Pengambilan sampel:

Multistage random sampling

Pengambilan sampel:

Multistage random sampling

Analisis deskriptif Kuantitatif

--- Uji X2

Analisis deskriptif Kuantitatif

--- Uji X2

(16)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum Responden

• Dari 306 mahasiswa FKIP yang dijadikan

sampel penelitian, yang terdiri dari 58 laki-laki dan 248 perempuan, diperoleh data bahwa rata-rata berusia 20,5 tahun, dengan usia yang paling muda adalah 19 tahun dan usia yang

paling tua 22 tahun

(17)

Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Responden pada masing-masing jurusan

Jenis Jurusan laki2 Perempuan

frekuensi % frekuensi %

MIPA (PS Matematika dan Biologi) 30 29,41 102 70,59

Bahasa dan IPS (bahasa Inggris,

bhs Indonesia dan Civic hukum) 28 16,09 146 83,91

total 58 18,95 248 81,05

(18)

Belahan Otak

Orga

n Kiri Orga

n kana Kedudukan n

: sebagai Khalifah

Sikap : Bebas, Jalan

sendiri, Bertanya

M otivasi : Internal

Kedudukan :

sebagai hamba Sikap :

Patuh, disiplin, penurut

M otivasi : Eksternal (Rachman, 2009)

(19)

Ragam Potensi Kecerdasan Anak

Potensi Spiritual

M ampu menghadirkan Tuhan/Keimanan dalam setiap aktifitas.

Kegemaran berbuat untuk Allah.

Disiplin Beribadah

Sabar berupaya

Berterima

kasih/bersyukur atas

pemberian Tuhan kepada kita.

Potensi Jasmani

Sehat secara medis

Tahan cuaca

Tahan bekerja keras

Potensi Perasaan

M engendalikan emosi

M engerti perasaan orang lain

Senang

bekerjasama

M enunda kepuasan sesaat

Berkepribadian stabil

Potensi Akal

Kemampuan berhitung

Kemampuan Verbal

Kemamuan spasial

Kemampuan M embedakan

Kemampuan membuat daftar

prioritas.

Potensi sosial

Senang

berkomunikasi

Senang menolong

Senang berteman

Senang membuat orang lain senang

Senang bekerjsama

(20)

Kecenderungan Sikap

Penyedih /Dingin

Bergejolak /Panas

Berhati Tenang,

Sejuk

Bersemanga t Gembira

Penuh Semangat

Hangat

Tidak Stabil

Introvert Ekstrove

t

Stabil

Sangat M urung, Tegang Tidak Bersemangat, penuh

perhitungan, Kaku, Dingin, Pendiam,

Pasif

Perasa Tidak Tenang; Agresif

N egatif;

Berubah-ubah

Optimis; Aktif Bermasyarakat;

Orientasi Bergembira;

Pemimpin M erdeka;

F leksibel/M emah ami Perbedaan;

Senang Berkomunikasi Hati-hati;

Tenggang Rasa;

Damai; Terkendali Dapat dipercaya; Emosi

Seimbang

(21)

Tabel 2. Distribusi pengetahuan Responden tentang Pendidikan Etika dalam membangun karakter

Pengetahuan (Persepsi) Frekuensi %

baik 222 72,55

cukup 84 17,45

?

(22)

Setiap Anak, lahir ke dunia ini…

Dengan membawa nilai-nilai kehidupan…

Setiap anak, pada dasarnya sangat jujur… mempunyai rasa keadilan…

penuh kasih sayang, yang

ditanam oleh PENCIPTA di dalam kodrat setiap orang.

Setiap orang dilengkapi oleh

POTENSI bawaan (untuk berpikir, merasa & mampu berprilaku) baik

(23)

Namun demikian, …

 Bagaimana seorang anak mengembangkan watak suka berbohong… perilaku- perilaku negatif (seperti suka marah, mengamuk, keras kepala, suka

mengejek dan memukul temannya…?)

 Apakah ini karakter bawaan?

(24)

LIMA SISTEM EKOLOGI MENURUT BRONFENBRENNER

(25)

Perilaku yang terus diulang-ulang, makin lama makin tertanam dalam, menjadi kebiasaan, kemudian menjadi sifat … dan menjadi bagian dari kepribadian…

(26)

Upaya penanaman nilai, yang terus- menerus tanpa henti-henti dalam kebersamaan … pelan-pelan akan berhasil tertanam makin lama makin dalam, membentuk sifat, kebiasaan dan kepribadian

(27)

Etika hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri anak, melalui pengalaman langsung (baik di rumah, pun di

sekolah) Hingga anak memiliki kepekaan (etika)

misalnya cara minta sesuatu, “selalu dengan mengatakan minta tolong…”

Membuang sampah, selalu pada tempat sampah

ETIKA DAN BUDIPEKERTI

(28)

KEPRIBADIAN DICIPTAKAN,

BUKAN DILAHIRKAN

(29)

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pendidikan Etika dalam membangun Karakter Bangsa

berdasarkan PS yang ditempuh

Pengetahuan Jurusan

Baik cukup

MIPA (matematika dan Biologi) 36 96

Bahasa-IPS (bhs Ind, Bhs Ing dan CH) 48 126

X2 hitung = 4,8 > X2 (1;0,95) = 3,84

(30)

• Dari hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan responden tentang pendidikan etika sudah baik.

Jenis Jurusan yang ditempuh ternyata

membedakan pengetahuan responden tentang pendidikan etika. Responden dari jurusan Bahasa dan Sosial mempunyai pengetahuan yang agak lebih tinggi dibandingkan responden jurusan

MIPA , kondisi ini dimungkinkan karena di jurusan Bahasa dan IPS ada mata kuliah-mata kuliah yang terkait dengan pendidikan etika, sehingga sangat wajar kalau pengetahuan tentang etika mereka agak lebih tinggi.

(31)

PENGERTIAN

Etika -- bahasa Yunani: Ethos = kebiasaan atau watak.

bahasa Perancis: etiquette = etiket berarti kebiasaan atau cara bergaul, berprilaku yang baik.

Etika lebih merupakan pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan dapat diterima oleh lingkungan, pergaulan seseorang atau sesuatu organisasi tertentu, pandangannya, seseorang dapat menilai apakah etika yang digunakan atau diterapkan itu bersifat baik atau buruk.

(Sinurat, 2009)

(32)

Skema Etika :

   

Etika Umum Etika Individual Sikap thd sesama Biomedis Etika Keluarga Bisnis Etika Sosial Etika Gender Hukum

Etika Etika Profesi Ilmu Pengetahuan Etika Politik

Etika Lingkungan Kritik Ideologi Pendidikan Etika Khusus Dsb

(33)

Pengertian Etika

Kamus besar bahasa indonesia terbitan departemen P&K (1988) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti sbb :

Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral

Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak

Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat

(34)

Menurut Salomon (2001), etika dapat dikelompokan menjadi dua definisi :

Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman

manusia sebagai individu yang beretika

Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan serta

membatasi perilaku manusia

(35)

Etika, Filsafat, dan Ilmu Pengetahuan

ETIKA

Ilmu Pengetahuan FILSAFAT

(36)

Jaringan Norma-Norma

Norma:

Ukuran Tindakan

Khusus:

Berlaku dalam Situasi tertentu

Umum:

Berlaku dalam Segala situasi

Aturan bahasa Aturan Permainan

Tata Tertib

Etiket

Hukum Moral

Aturan Tindakan untuk Sopan Santun

Aturan Tindakan untuk Ketertiban Umum Aturan Tindakan untuk

Kebaikan Manusia

(37)

Norma Khusus Vs Norma Umum

Pak Imam adalah seorang dosen yang buruk, karena dalam mengajar selalu dengan cara membaca teks sehingga membuat mahasiswanya mengantuk.

Tetapi ia orang yang sopan karena memakai baju

yang rapih dan selalu menyapa orang dengan ramah.

Selain itu ia jujur dan dapat dipercaya. Ia selalu bersikap adil.

Secara khusus, sebagai dosen, pak Imam itu buruk.

Tetapi secara umum ia orang yang sopan dan baik hati.

(38)

Etika dan Hukum

• Etika dan hukum sama sekali tidak mempunyai hubungan.

• Kalaupun ada, bisa disebut etika

sebagai hukum non-formal yang

sangat longgar.

(39)

Etika Vs Hukum

• Berdasarkan kesepakatan yang longgar.

• Tidak memiliki sangsi

• Diundangkan secara formal dan tegas.

• Tuntutan

sangsinya

jelas.

(40)

Etika dan Moral

• Sama-sama menyangkut prilaku dari manusia. Hewan tidak memerlukan etiket, apalagi moral.

• Sama-sama mengatur tindakan manusia

secara normatif, dengan ukurannya

sendiri-sendiri.

(41)

Etika Vs Moral

• Hanya menilai cara bertindak

• Hanya berlaku dalam pergaulan (ketika ada orang lain)

• Sangat relatif,

tergantung budaya

• Menilai segi lahiriah dari manusia

• Menilai substansi tindakan

• Berlaku sepanjang hidup (ada atau

tidak ada orang lain)

• Lebih bersifat universal

• Menyangkut

manusia dari

dalamnya.

(42)

Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pendidikan etika dalam membangun Karakter Bangsa

berdasarkan Semester Kuliah yang ditempuh

Pengetahuan Jenis kelamin

cukup baik

Semester II 25 102

Semester III s/d VIII 59 120

X2 hitung = 2,50 >2(1;0,95) = 3,84

(43)

• Dilihat dari semester dimana responden

sedang menempuh kuliah ternyata juga tidak membedakan pengetahuan responden

tentang pendidikan etika. Hal ini

dimungkinkan karena responden baik yang

berasal dari mahasiswa semester II maupun

dengan mahasiswa semester diatasnya dapat

memperoleh pendidikan etika melalui media

massa, majalah, pendidikan-pendidikan diluar

formal, tanpa mereka memperoleh di bangku

perkuliahan.

(44)

Hakekat Karakter

Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan Philips,2008).

Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian.

Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,

Winnie (2005), memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah

orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’.

Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan laig (Imam Ghozali).

(45)

Hakekat Karakter

Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi

‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’

adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit

mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan

dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk (Anwar,2009).

(46)

FUNGSI KARAKTER FUNGSI KARAKTER

Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama secara tangguh dan terhormat di tengah- tengah bangsa lain.

Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali martabatnya di dunia internasional.

Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan Amerika.

Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun 1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi hampir sama.

Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997 ).

(47)

Taburlah pemikiran maka Anda akan menuai tindakan;

Taburlah tindakan dan Anda akan menuai kebiasaan;

Taburlah kebiasaan dan Anda akan menuai karakter;

Taburlah karakter dan Anda akan menuai masa depan.

Ralph Waldo Emerson

(48)

Tabel 5.

Sikap responden tentang pendidikan etika dalam membangun Karakter Bangsa di sekolah

No URAIAN Setuju Tidak

f % f %

1 Perlunya pendidikan etika di sekolah dasar

dan menengah 306 100 0 0

2 Pendidikan etika menjadi pelajaran

tersendiri di sekolah 156 50, 98 150 49,02

3 Pendidikan etika di sekolah memuat

penanaman moral, etika dan agama 300 98, 04 6 1,96

4 Pendidikan etika memuat pencegahan

terhadap tindak kejahatan . 302 98,69 4 1,31

5 Terjadinya kenakalan remaja karena tidak

adanya pendidikan etika di sekolah 138 45,09 168 54,91

6 Pendidikan etika akan meningkatkan akhlak

dan budi pekerti pada siswa. 297 97,06 9 2,94

(49)

49

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab 2. Mewujudkan bangsa yang

berdaya saing

3. Mewujudkan masyarakat

demokratis berlandaskan hukum 4. Mewujudkan Indonesia aman,

damai, dan bersatu

5. Mewujudkan pemerataan

pembangunan dan berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia asri dan

lestari

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional

MISI 2005-2025

Melindungi tumpah darah

Memajukan kesejahteraan umum

Mencerdaskan kehidupan

bangsa

Ikut

melaksanakan ketertiban

dunia

MAJU MANDIR

I ADIL MAKMU

R

VISI 2005-

2025

Tujuan negara (UUD 45)

ARAHAN RPJPN 2005-2025

(50)

50

Karakter Bangsa:

Tangguh

Kompetitif

Akhlak Mulia

Bermoral Mantapnya

budaya bangsa:

Peradaban

Harkat

Martabat

Jati diri

Kepribadian

Pembangunan Agama:

- Agama sbg landasan moral & etika - Membina akhlak mulia, etos kerja,

menghargai prestasi

- Meningkatkan kerukunan hidup, saling percaya dan harmonisasi

Pembangunan & Pemantapan Jati Diri Bangsa:

- Karakter bangsa & sistem sosial berakar, unik, modern, unggul

- Pembangunan olahraga: peningkatan budaya dan prestasi olahraga

Pengembangan budaya inovatif berorientasi Iptek:

- Penghargaan masyarakat terhadap Iptek

- Pengembangan tradisi iptek

- Pengungkapan kreativitas melalui kesenian

SASARAN POKOK

MISI 1: Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab

ARAH

PEMBANGUNAN

(51)

Etos Kerja Harkat

Martabat Jatidiri

Saling percaya

Harmonis Rukun

Akhlak Mulia

Orientasi Iptek

Bermoral

Sehat BerpendidikanKompetitif

Tangguh Kreatif

Kreatif

Kualitas hidup Perempuan & Anak

Berpendidikan Harmonis

Harmonis Toleran

Saling percaya

Peran Pembangunan SDM terhadap Misi Pembangunan

Misi 1:

Berakhlak, bermoral,

beretika, berbudaya

Misi 2:

Bangsa Berdaya

Saing

Misi 3:

Demokratis berlandaskan

Hukum

Misi 4:

Aman, Damai, Bersatu Misi 5:

Pemerataan Pembangunan

& Berkeadilan Misi 6:

Asri dan Lestari

Misi 7:

Neg. kepulauan yg mandiri,

maju, kuat

Misi 8:

Peran dalam Pergaulan Internasional

Maju Mandiri

Adil Makmur

Insan Sumber Daya

Jatidiri Berpendidikan

Akhlak Mulia Berpendidikan

Kompetitif

(52)

ANALISA SITUASI

Kondisi manusia Indonesia saat ini

Faktor-faktor yang

berpengaruh

IPM, IPG, IKM

LINGKUNGAN STRATEGIS (Peluang dan Tantangan)

Demokratisasi Desentralisasi

Kesinambungan fiskal

Kesetaraan gender Globalisasi

Komitmen global

Penyakit lintas negara Kelembagaan

ISU STRATEGIS

Jumlah dan struktur umur penduduk

Karakter manusia Indonesia

Akses dan kualitas pelayanan sosial dasar

Kesenjangan

PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA

Arah Kebijakan

Strategi

Program

Kegiatan

LANDASAN HUKUM

UUD 1945 - UU Kesehatan

RPJPN 2005-2025 - UU Pendidikan

RPJM 2005-2009 - dll

MANUSIA INDONESIA MASA DEPAN

Tangguh Berkompetitif Berakhlak Mulia

Bermoral Sehat Berpendidikan SASARAN

RPJM 2010-2014

Kerangka Pikir Pembangunan Manusia Indonesia

(53)

5 faktor krusial untuk

meningkatkan & menganalisa profesionalisme

(Rachman,2010)

(54)

54

PENDIDIKAN FORMAL & NON FORMAL

PENDIDIKAN INFORMAL

Perilaku Berkarakter MASYA-

RAKAT Agama, Pancasila,

UUD 1945, UU No. 20/2003 ttg

Sisdiknas

Teori Pendidikan,

Psikologi, Nilai, Sosial

Budaya

Pengalaman terbaik (best practices)dan

praktik nyata

Nilai-nilai Luhur

PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku

kepentingan.

KELUARGA SATUAN

PENDIDIKAN

PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN MENUJU

PRILAKU BERKARAKTER

PERAN PENDIDIK

(Suyatno, 2010)

(55)

KEGIATAN KESEHARIAN DI RUMAH

KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

KBM DI KELAS

Integrasi ke dalam kegiatan

Ektrakurikuler Pramuka, Olahraga, Karya Tulis, Dsb.

Integrasi ke dalam KBM

pada setiap Mapel Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan

Penerapan pembiasaan

kehidupan keseharian di rumah yang sama dengan di satuan pendidikan

STRATEGI MIKRO DI SEKOLAH

55

BUDAYA SEKOLAH:

(KEGIATAN/KEHIDUPAN KESEHARIAN DI SATUAN PENDIDIKAN)

(56)

SD

SMP

PT

exploring strengthening - em

powering

SMA

Pendidikan KARAKTER integrasi &

pem

biasaan

“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak.

Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)

Pendidikan Komprehensif:

Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif

Pendidikan AKADEMIK DSB

(57)

Upaya terencana untuk membantu orang untuk memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-nilai

etika/ moral.

Mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang membantu orang hidup dan bekerja bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan

bangsa.

PENDIDIKAN

KARAKTER ITU APA?

(58)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

KARAKTER

Perkembangan hubungan antara siswa, guru, dan

masyarakat

Masyarakat peserta didik yang peduli

Pembelajaran emosional dan sosial

Keadilan, rasa hormat, dan kejujuran Kesempatan

mempraktekkan prilaku moralnya Fokus dalam

memecahkan masalah Kerjasama dan

kolaborasi

Kelas demokrasi

(59)

PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK

Terlibat dalam proses pembelajaran menjadi model

Menjadi model bagi siswa Memberikan pemahaman

Melakukan refleksi Menjelaskan nilai

baik dan buruk

Menerapkan metode pembelajaran Menciptakan

lingkungan belajar

Memperhatik -an keunikan

siswa

(60)

PILAR-PILAR

PENGEMBANGAN KARAKTER

Nilai-nilai

Luhur Pilar Lembaga

Pendidikan Peran Pendidik

Religius Keluarga

Pendidikan formal dan Pendidikan

non formal

terlibat dalam proses pembelajaran

menjadi contoh tauladan kepada siswanya dalam berprilaku dan bercakap

mendorong siswa aktif dalam

pembelajaran melalui penggunaan metode pembelajaran yang variatif

Cerdas

Sekolah

mendorong dan membuat perubahan

membantu dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa

menunjukkan rasa kecintaan kepada siswa

Moderat

Pendidikan informal

menunjukkan nilai-nilai moralitas bagi anak-anaknya

Masyaraka t

memiliki kedekatan emosional kepada anak dengan menunjukkan rasa kasih sayang

Mandiri

memberikan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan karakter anak

mengajak anak-anaknya untuk

senantiasa mendekatkan diri kepada Allah

(61)

KESIMPULAN

1. Pengetahuan Mahasiswa mengenai pendidikan etika rata-rata bernilai baik. Faktor Jurusan yang ditempuh mahasiswa membedakan responden mengenai

pengetahuan pendidikan etika yang dimilikinya, sedangkan faktor lama kuliah (semester dimana

responden sedang kuliah) tidak membedakan dalam pemilikan pengetahuan tentang pendidikan etika

dalam membangun karakter bangsa.

(62)

2. Sikap mahasiswa menganggap :

perlu pemberlakuan pendidikan etika dalam membangun karakter di sekolah; pendidikan etika dalam membangun karakter bangsa memuat penanaman moral dan agama;

bahwa pendidikan etika dapat mencegah terhadap tindak kejahatan dan menganggap bahwa pendidikan etika dan membangun karakter bangsa akan meningkatkan akhlak dan budi pekerti siswa.

Namun mahasiswa menganggap bahwa pendidikan etika menjadi pelajaran tersendiri di sekolah hanya 50,59% dan menganggap terjadinya kenakalan remaja karena tidak adanya pendidikan etika yang terkait dalam membangun karakter bangsa di sekolah hanya 45,09%.

(63)

Saran.

1. Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam tentang pengetahuan pendidikan etika, dengan mengungkap dari siswa-siswa SD, SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi untuk menggali seberapa jauh pendidikan etika yang bisa membangaun karakter bangsa.

2. Perlu ada penelitian yang lebih mendalam tentang pendidkan etika, dengan mengungkap dari tokoh- tokoh masyarakat, yang meliputi ulama, pejabat, dokter,psikolog untuk menggali model-model

pendidikan etika yang yang perlu diberikan kepada anak-anak di sekolah yang bisa membangun karakter bangsa.

(64)

Naik sepeda jengki diatas karang,

kalau gak hati2 bisa tersungkur jatuh ke jurang.

Gak baik mendata rejeki orang.

Kalau gak hati2 rasa syukur jadi brkurang.

Siang2 minum jus nangka,

setelah makan dijamu panitia minum es puter.

Biasakan hidup dengan ber-etika,

karena akan membuatmu jadi orang yg berkarakter.

"Ya Allah,aku memohon kpdMU agr sll bs

mengingatMU,brsyukur kpdMU,& bribadah dg baik kpdMU"(HR Abu Dawud).Amin3x

(65)

Wassalamu ‘alaikum Wr

Wb

Gambar

Tabel  2. Distribusi pengetahuan Responden tentang  Pendidikan Etika dalam membangun karakter

Referensi

Dokumen terkait

Uraian diatas menggambarkan bahwa pendidikan merupakan agen perubahan yang signifikan dalam pembentukan karakter bangsa, dan pendidikan Islam menjadi bagian yang

Berdasarkan penjelasan di atas, mencoba mengkategorikan peran pendidik di setiap jenis lembaga pendidikan dalam membentuk karakter siswa.Dalam pendidikan formal dan

Dari seluruh pembahasan diatas dapat diketahui bahwa pendidikan karakter ini sangat penting, terutama bagi anak sekolah dasar sebagai generasi penerus bangsa.. Dengan adanya

Yang ketiga yaitu pendidikan karakter dapat membentuk sifat yang baik, dengan adanya pendidikan karakter tentu saja dapat meningkatkan nilai moral dan etika seseorang sehingga seseorang

Jurnal Pendidikan Tambusai 7170 Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun Karakter Anak Bangsa Nabila Putri Nur Afifah1, Dinie Anggraeni Dewi2, Yayang Furi Furnamasari3 1,2,3

Pendidikan Kewarganegaraan juga mengajarkan peserta didik untuk terus berperilaku sesuai dengan nilai nilai budaya yang dapat membentuk karakter bangsa, contohnya dalam pendidikan

Mari kita lihat arah serta tahapan dan prioritas pendidikan karakter bangsa tahun 2010-2025 yang dicangkan pemerintah Arah dan Sasaran Pendidikan karakter menjadi bagian yang tidak