• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of MEMBANGUN MASYARAKAT PARTISIPATIF: PERAN PENDIDIKAN KEPEMILUAN DALAM MENGGUNAKAN DATA PEMILIH"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of MEMBANGUN MASYARAKAT PARTISIPATIF: PERAN PENDIDIKAN KEPEMILUAN DALAM MENGGUNAKAN DATA PEMILIH""

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH AL – HADI

FFakultas Agama Islam dan Humaniora Universitas Pembangunan Panca Budi Medan http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/index

9 MEMBANGUN MASYARAKAT PARTISIPATIF: PERAN PENDIDIKAN

KEPEMILUAN DALAM MENGGUNAKAN DATA PEMILIH"

Rina Ardillah Lubis

Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara [email protected]

Abstrak Kata Kunci:

Kepemiluan, Pendidikan, Data Pemilih

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pendidikan kepemiluan dapat membantu individu dan kelompok masyarakat dalam memahami dan menggunakan data pemilih secara efektif.

Pendidikan kepemiluan berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya partisipasi politik dan mengajarkan keterampilan analitis yang diperlukan dalam memahami data pemilih.

Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dan analisis dokumen untuk menganalisis bagaimana pendidikan kepemiluan berkontribusi dalam membangun masyarakat partisipatif melalui penggunaan data pemilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kepemiluan membantu individu untuk memahami informasi yang terkandung dalam data pemilih, mengenali hak-hak mereka sebagai pemilih, dan meningkatkan partisipasi mereka dalam proses demokrasi. Penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan pendidikan kepemiluan terkait penggunaan data pemilih. Beberapa tantangan tersebut meliputi kurangnya akses terhadap informasi yang relevan, keterbatasan sumber daya pendidikan kepemiluan, dan perubahan teknologi yang mempengaruhi penggunaan data pemilih.

Berdasarkan temuan ini, penelitian ini merekomendasikan adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil untuk memperkuat pendidikan kepemiluan dalam konteks penggunaan data pemilih. Pendidikan kepemiluan yang efektif dapat memberikan landasan yang kuat bagi masyarakat yang partisipatif, meningkatkan kesadaran politik, dan memperkuat demokrasi dalam negara

PENDAHULUAN

Dalam sebuah negara demokratis, partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik sangat penting untuk memastikan representasi yang adil dan transparansi

(2)

Rina Ardillah Lubis

10 JURNAL ILMIAH AL –HADI, VOLUME 8, Nomor 2, Januari-Juni 2023

dalam pengambilan keputusan. Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang sistem politik dan proses pemilihan umum cenderung lebih terlibat secara politik dan memiliki kontribusi yang lebih signifikan terhadap perkembangan negara mereka. (Fuad, 2015) Dalam konteks ini, pendidikan kepemiluan memainkan peran yang krusial dalam membangun masyarakat yang partisipatif.

Dalam era informasi digital saat ini, data pemilih telah menjadi aset penting dalam proses pemilihan umum. Data pemilih mencakup informasi tentang jumlah pemilih, profil demografis, dan preferensi politik. Penggunaan data pemilih yang tepat dapat memberikan wawasan berharga bagi partai politik, lembaga pemilihan, dan masyarakat umum untuk memahami kebutuhan dan preferensi pemilih, serta merancang strategi yang efektif untuk meningkatkan partisipasi politik. (Primadi, 2019)

Namun, pentingnya penggunaan data pemilih tidak dapat diabaikan begitu saja. Diperlukan pemahaman yang mendalam dan keterampilan analitis yang baik untuk memanfaatkan data pemilih secara efektif. Inilah dimana peran pendidikan kepemiluan menjadi sangat relevan. Pendidikan kepemiluan tidak hanya memberikan pemahaman tentang pentingnya partisipasi politik, tetapi juga mengajarkan individu dan kelompok masyarakat keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan data pemilih dengan baik. (Kharisma, 2015)

Penelitian sebelumnya telah menyoroti pentingnya pendidikan kepemiluan dalam meningkatkan partisipasi politik dan membangun masyarakat yang partisipatif. Namun, masih terdapat kekurangan penelitian yang secara khusus mengeksplorasi peran pendidikan kepemiluan dalam menggunakan data pemilih.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini dengan menginvestigasi bagaimana pendidikan kepemiluan dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat partisipatif melalui penggunaan data pemilih.

Melalui analisis mendalam tentang pengalaman individu dan kelompok masyarakat yang telah menjalani pendidikan kepemiluan dan menggunakan data pemilih, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang dampak pendidikan kepemiluan dalam konteks penggunaan data pemilih.

Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang berguna bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil untuk memperkuat pendidikan kepemiluan dan mendorong partisipasi aktif dalam proses politik melalui penggunaan data pemilih. Dengan demikian, dapat tercipta masyarakat yang partisipatif dan demokratis, di mana suara setiap individu dihargai dan diwakili dengan baik.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah kualitatif, dan tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menyelidiki dan menemukan makna dalam kasus sosial atau manusia yang melibatkan individu atau kelompok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penelitian ini menghasilkan pendidikan kepemiluan dapat membantu individu dan kelompok masyarakat dalam memahami dan menggunakan data pemilih secara efektif.

(3)

Membangun Masyarakat Partisipatif

JURNAL ILMIAH AL –HADI, VOLUME 8, Nomor 2, Januari-Juni 2023 11 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendidikan Kepemiluan sebagai Sarana Memahami Data Pemilih

Pendidikan kepemiluan memberikan pengetahuan dan keterampilan analitis yang diperlukan untuk memahami data pemilih dengan baik. Pengetahuan yang diberikan meliputi pemahaman tentang jenis data yang terkandung dalam data pemilih, seperti informasi demografis, alamat, riwayat pemilihan sebelumnya, dan preferensi politik. Individu yang menjalani pendidikan kepemiluan akan belajar bagaimana mengidentifikasi dan menginterpretasikan informasi ini.

(Pulungan,et.al, 2019)

Selain itu, pendidikan kepemiluan juga memberikan keterampilan analitis yang esensial. Ini mencakup kemampuan untuk menganalisis data secara kritis, mengenali pola dan tren yang signifikan, dan memahami hubungan antara data pemilih dengan konteks politik yang lebih luas. Dengan keterampilan analitis ini, individu dapat menggali informasi yang berharga dari data pemilih, mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pemilih, dan memahami dinamika politik yang mendasarinya.

Pendidikan kepemiluan juga melibatkan pengajaran keterampilan komunikasi yang efektif. Ini mencakup kemampuan untuk menyampaikan informasi yang didasarkan pada data pemilih dengan cara yang mudah dipahami oleh audiens yang beragam. Individu yang terampil dalam berkomunikasi menggunakan data pemilih akan dapat mempengaruhi persepsi dan sikap masyarakat terhadap proses politik, serta memobilisasi dukungan untuk penyelenggaraan pemilihan umum yang transparan dan adil. (Nazir & Sholeh, 2020)

Dengan memahami data pemilih dengan baik, individu yang menjalani pendidikan kepemiluan dapat membuat keputusan yang lebih informan dalam proses politik. Mereka dapat menggunakan informasi tentang preferensi pemilih untuk memahami kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang mereka wakili.

Dengan demikian, pendidikan kepemiluan memberikan pondasi yang kuat bagi partisipasi politik yang berarti dan berdampak dalam membangun masyarakat partisipatif.

Pentingnya pendidikan kepemiluan dalam memahami data pemilih dengan baik juga tercermin dalam pengembangan literasi data pemilih. Literasi data pemilih mengacu pada kemampuan individu untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan data pemilih secara efektif. Pendidikan kepemiluan memberikan landasan untuk pengembangan literasi data pemilih yang lebih baik, sehingga individu dapat mengambil manfaat maksimal dari informasi yang terkandung dalam data pemilih untuk mendukung partisipasi politik yang sadar dan berdampak. (Rahman, 2018)

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa pendidikan kepemiluan memberikan pengetahuan dan keterampilan analitis yang diperlukan untuk memahami data pemilih dengan baik. Beberapa temuan yang mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman tentang jenis data pemilih: Individu yang menjalani pendidikan kepemiluan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang jenis data yang terkandung dalam data pemilih, seperti informasi demografis, preferensi politik,

(4)

Rina Ardillah Lubis

12 JURNAL ILMIAH AL –HADI, VOLUME 8, Nomor 2, Januari-Juni 2023

dan riwayat pemilihan sebelumnya. Mereka dapat mengidentifikasi dan memahami pentingnya setiap jenis data ini dalam konteks proses pemilihan umum.

2. Keterampilan analitis: Pendidikan kepemiluan membantu mengembangkan keterampilan analitis yang diperlukan untuk memproses dan menganalisis data pemilih secara efektif. Individu yang memiliki pendidikan kepemiluan dapat mengenali pola dan tren dalam data pemilih, menginterpretasikan hasil analisis, dan mengambil kesimpulan yang informan tentang preferensi pemilih.

3. Penggunaan data pemilih untuk pengambilan keputusan politik: Individu yang menjalani pendidikan kepemiluan dapat menggunakan data pemilih dengan baik dalam pengambilan keputusan politik. Mereka mampu menggali informasi yang berharga dari data pemilih, seperti preferensi pemilih terhadap isu-isu tertentu atau tingkat partisipasi pemilih di daerah tertentu. Dengan informasi ini, mereka dapat merancang strategi politik yang lebih efektif dan berfokus pada kepentingan masyarakat yang mereka wakili.

4. Kesadaran tentang pentingnya penggunaan data pemilih: Melalui pendidikan kepemiluan, individu menjadi lebih sadar akan pentingnya penggunaan data pemilih dalam proses politik. Mereka memahami bahwa data pemilih dapat membantu dalam merancang kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan memperkuat partisipasi politik secara keseluruhan.

Hal ini mendorong mereka untuk menggunakan data pemilih dengan bijak dan bertanggung jawab.

5. Pengaruh positif terhadap partisipasi politik: Temuan menunjukkan bahwa individu yang telah menjalani pendidikan kepemiluan cenderung lebih aktif dalam partisipasi politik. Mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pentingnya partisipasi politik dan merasa lebih percaya diri dalam menggunakan data pemilih untuk mendukung partisipasi mereka. Ini mengindikasikan bahwa pendidikan kepemiluan memberikan dorongan positif terhadap partisipasi politik yang lebih aktif dan berdampak.

Temuan-temuan ini menegaskan bahwa pendidikan kepemiluan memberikan kontribusi yang signifikan dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan analitis kepada individu untuk memahami dan memanfaatkan data pemilih dengan baik. Dengan demikian, pendidikan kepemiluan menjadi faktor penting dalam membangun masyarakat yang partisipatif dan meningkatkan kualitas demokrasi.

Tantangan dalam Penggunaan Data Pemilih dan Pendekatan Pendidikan Kepemiluan

Kurangnya akses terhadap informasi yang relevan tentang data pemilih merupakan tantangan yang dihadapi dalam pendidikan kepemiluan. Ketika individu tidak memiliki akses yang memadai terhadap informasi yang berkaitan dengan data pemilih, proses pendidikan kepemiluan menjadi terhambat dan tidak efektif.

Ketidakmampuan untuk mendapatkan informasi yang relevan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan sumber daya dan infrastruktur di suatu wilayah atau komunitas. Ketika akses internet terbatas,

(5)

Membangun Masyarakat Partisipatif

JURNAL ILMIAH AL –HADI, VOLUME 8, Nomor 2, Januari-Juni 2023 13 jaringan komunikasi terbatas, atau kurangnya perangkat teknologi yang diperlukan, individu kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan tentang data pemilih. Hal ini menyebabkan kesenjangan dalam pengetahuan dan pemahaman tentang pemilihan umum dan proses demokrasi.

Selain itu, keterbatasan data yang tersedia juga menjadi kendala dalam pendidikan kepemiluan. Terkadang, data pemilih mungkin tidak sepenuhnya tersedia atau tidak dapat diakses oleh publik. Pembatasan ini mungkin dilakukan oleh negara atau lembaga untuk alasan keamanan, privasi, atau kebijakan tertentu.

Kurangnya akses terhadap data pemilih yang lengkap dan terbuka dapat menghambat upaya pendidikan kepemiluan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang data pemilih kepada individu.

Kompleksitas data pemilih juga menjadi tantangan yang signifikan. Data pemilih sering kali terdiri dari informasi yang teknis dan kompleks. Memahami dan menganalisis data pemilih memerlukan pemahaman tentang metodologi pengumpulan data, definisi variabel, dan teknik analisis yang relevan. Individu yang tidak memiliki latar belakang atau pengetahuan yang memadai dalam statistik atau ilmu politik mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami informasi yang terkandung dalam data pemilih. (Mais & Yaum, 2019)

Selain itu, kurangnya pemahaman tentang metode analisis dan interpretasi data pemilih juga menjadi hambatan. (Kartika, 2018). Menginterpretasikan data pemilih dengan benar dan memperoleh wawasan yang bermanfaat dari data tersebut merupakan tantangan tersendiri. Dalam pendidikan kepemiluan, penting untuk menyajikan informasi yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami dan berguna bagi individu. Kurangnya pemahaman tentang metode analisis dan interpretasi data pemilih dapat menghambat individu dalam memanfaatkan data dengan efektif.

Secara keseluruhan, kurangnya akses terhadap informasi yang relevan tentang data pemilih menjadi tantangan yang signifikan dalam pendidikan kepemiluan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas informasi, menyederhanakan informasi yang kompleks, dan memberikan pelatihan yang memadai kepada individu agar dapat memahami dan menggunakan data pemilih secara efektif dalam proses demokrasi.

Perubahan teknologi yang cepat memiliki dampak signifikan pada penggunaan data pemilih, dan pendidikan kepemiluan perlu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Secara luas, perubahan teknologi telah mengubah cara data pemilih dikumpulkan, disimpan, dan digunakan dalam konteks politik.

Beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah:

1. Metode Pengumpulan Data yang Berubah: Teknologi telah memungkinkan penggunaan metode pengumpulan data yang lebih efisien dan canggih.

Misalnya, penggunaan formulir online, aplikasi mobile, dan sistem e-voting telah menggantikan metode manual tradisional. Hal ini membawa dampak pada cara data pemilih dikumpulkan dan diproses. Pendidikan kepemiluan harus mencakup pemahaman tentang metode pengumpulan data yang berbeda ini, termasuk kelebihan dan kekurangannya.

2. Perlindungan Data Pemilih: Perkembangan teknologi juga memunculkan tantangan baru dalam hal keamanan data pemilih. Dengan adanya

(6)

Rina Ardillah Lubis

14 JURNAL ILMIAH AL –HADI, VOLUME 8, Nomor 2, Januari-Juni 2023

kemungkinan peretasan data dan penyalahgunaan informasi pribadi, penting bagi pendidikan kepemiluan untuk memberikan pemahaman tentang praktik terbaik dalam melindungi data pemilih dan menjaga privasi individu.

Hal ini mencakup pemahaman tentang regulasi dan kebijakan privasi yang relevan.

3. Analisis Data yang Lebih Lanjut: Perkembangan teknologi juga membuka peluang baru dalam menganalisis data pemilih secara lebih mendalam. Alat analitik dan kecerdasan buatan dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan tren yang lebih kompleks dalam data pemilih. Pendidikan kepemiluan perlu mengintegrasikan pemahaman tentang teknologi analitik yang baru ini agar individu dapat memanfaatkannya secara efektif dalam penggunaan data pemilih.

4. Komunikasi dan Akses Informasi: Teknologi telah mengubah cara informasi disebarkan dan diakses. Media sosial dan platform digital memberikan akses yang lebih luas dan cepat terhadap informasi politik dan data pemilih.

Pendidikan kepemiluan harus mengajarkan individu tentang cara mengakses dan mengevaluasi informasi yang ditemukan secara online, serta cara berkomunikasi dengan bijak menggunakan data pemilih dalam lingkungan digital.

5. Peningkatan Literasi Digital: Dalam konteks perubahan teknologi, pendidikan kepemiluan juga perlu meningkatkan literasi digital individu.

Literasi digital melibatkan pemahaman tentang teknologi digital, penggunaan alat-alat komunikasi, dan kemampuan dalam menavigasi ruang digital dengan aman dan bertanggung jawab. Literasi digital yang baik akan mendukung individu dalam mengakses, mengolah, dan menggunakan data pemilih secara efektif.

Dalam kesimpulannya, perubahan teknologi yang cepat memberikan tantangan dan peluang bagi penggunaan data pemilih. Pendidikan kepemiluan harus beradaptasi dengan perkembangan tersebut dengan menyertakan pemahaman tentang metode pengumpulan data yang baru, perlindungan data pemilih, analisis data yang lebih lanjut, komunikasi dalam lingkungan digital, dan peningkatan literasi digital. Dengan demikian, pendidikan kepemiluan akan tetap relevan dan efektif dalam membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam era teknologi informasi yang terus berkembang

KESIMPULAN

Pendidikan kepemiluan memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang partisipatif dalam menggunakan data pemilih. Melalui pendidikan kepemiluan, individu diberikan pengetahuan dan keterampilan analitis yang diperlukan untuk memahami dan menggunakan data pemilih dengan baik. Dalam era perubahan teknologi yang cepat, pendidikan kepemiluan harus beradaptasi dengan perkembangan tersebut untuk tetap relevan dan efektif. Perubahan teknologi yang cepat memberikan dampak signifikan pada penggunaan data pemilih. Metode pengumpulan data yang berubah, pengolahan dan analisis data yang lebih lanjut, serta peningkatan akses dan diseminasi informasi melalui media

(7)

Membangun Masyarakat Partisipatif

JURNAL ILMIAH AL –HADI, VOLUME 8, Nomor 2, Januari-Juni 2023 15 digital menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pendidikan kepemiluan. Selain itu, keterbatasan akses terhadap informasi yang relevan tentang data pemilih juga menjadi hambatan dalam upaya membangun masyarakat partisipatif. Namun, pendidikan kepemiluan memiliki potensi besar untuk mengatasi tantangan ini.

Melalui pendidikan kepemiluan, individu dapat memperoleh pengetahuan tentang metode pengumpulan data yang baru, pemrosesan dan analisis data, serta literasi digital yang diperlukan untuk memahami dan menggunakan data pemilih dengan efektif. Selain itu, pendidikan kepemiluan juga dapat menyediakan informasi yang relevan dan mudah dipahami tentang data pemilih, sehingga individu dapat mengambil keputusan yang berdasarkan pemahaman yang baik. Dalam membangun masyarakat partisipatif, penting untuk memastikan akses yang adil terhadap informasi tentang data pemilih. Langkah-langkah harus diambil untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, memastikan ketersediaan data yang lengkap, serta menyederhanakan informasi yang kompleks. Selain itu, upaya kolaboratif antara lembaga pendidikan, lembaga penyelenggara pemilihan, dan pemerintah juga penting untuk meningkatkan pendidikan kepemiluan dan memastikan bahwa individu memiliki akses dan pemahaman yang sama terhadap data pemilih. Dengan pendidikan kepemiluan yang kuat dan adaptif, masyarakat dapat lebih aktif dan terlibat dalam proses pemilihan umum. Partisipasi yang berbasis pada pemahaman yang baik tentang data pemilih akan meningkatkan kualitas demokrasi dan menghasilkan keputusan yang lebih baik untuk kepentingan publik. Oleh karena itu, pendidikan kepemiluan harus terus ditingkatkan dan didorong sebagai bagian integral dari membangun masyarakat partisipatif yang informasi dan berbasis data.

DAFTAR PUSTAKA

Fuad, Z. M. (2015). Peran pemuda relawan demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada pemilihan umum legislatif tahun 2014 dan implikasinya terhadap ketahanan politik wilayah (studi pada relawan demokrasi Banyumas, Jawa Tengah). Jurnal Ketahanan Nasional, 21(1), 23-33.

Kharisma, D. (2015). Peran Pendidikan Politik Terhadap Partisipasi Politik Pemilih Muda. Politico: Jurnal Ilmu Politik, 1(7), 1144.

Kartika, Y. (2018). Analisis kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas vii smp pada materi bentuk aljabar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(2), 777-785.

Mais, A., & Yaum, L. A. (2019). Aksesibiltas dan Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas di Kabupaten Jember. Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora, 2(2), 78-87.

Nazir, A., Lubis, I., & Sholeh, A. N. (2020). Peran Relawan Demokrasi dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilu 2019 di Kota Tangerang. Journal of Public Administration and Local Governance, 4(2), 157-172.

Primadi, A., Efendi, D., & Sahirin, S. (2019). Peran Pemilih Pemula Dalam Pengawasan Pemilu Partisipatif. Journal of Political Issues, 1(1), 63-73.

(8)

Rina Ardillah Lubis

16 JURNAL ILMIAH AL –HADI, VOLUME 8, Nomor 2, Januari-Juni 2023

Pulungan, M. C., Rahmatunnisa, M., & Herdiansah, A. G. (2020). Strategi Komisi Pemilihan Umum Kota Bekasi Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pada Pemilu Serentak Tahun 2019. Politea: Jurnal Politik Islam, 3(2), 251-272.

Rahman, A. (2018). Konsep Dasar Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula melalui Pendidikan Kewarganegaraan. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 44-51.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Pendidikan nilai yang efektif di sekolah diharapkan mampu menjadi pendorong para siswa mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam isi

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain

Terutama dalam menghadapi era multikulturalisme konteks MEA, diperlukan sebuah paradigma studi Islam di mana dapat dipertemukan antara tradisi keilmuan lokal dalam

Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) merupakan sistem manajemen di sekolah untuk mancapai tujuan secara efektif dan efisian dalam pengelolaan sekolah

Kesimpulan Kegiatan sosialisasi “Pentingnya pendidikan menghadapi era revolusi industri 4.0 menuju era revolusi industri 5.0 bagi anak dalam upaya pencegahan pernikahan dini serta

Partisipasi dalam Suatu Jaringan Modal sosial tidak dibangun hanya oleh satu individu, melainkan akan terletak pada kecenderungan yang tumbuh dalam suatu kelompok untuk bersosialisasi

Peran Pendidikan Multikultural Dalam Membangun Budaya Dan Karakter Bangsa Pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran

Dengan demikian, tujuan pelatihan adalah memberikan pondasi yang kuat dalam analisis data asumsi klasik dan memberdayakan mahasiswa dengan keterampilan praktis menggunakan SPSS,