• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor risiko yang memengaruhi kejadian prediabetes berdasarkan skrining pada kegiatan Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) di Puskesmas Kecamatan Medan Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Faktor risiko yang memengaruhi kejadian prediabetes berdasarkan skrining pada kegiatan Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) di Puskesmas Kecamatan Medan Kota"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebelum timbulnya diabetes melitus tipe 2, didahului oleh pradiabetes.11 Pradiabetes menggambarkan orang dengan gangguan glukosa puasa (IFG) dan gangguan toleransi glukosa (IGT). 71 Tahun 2015 tentang 4 pilar upaya pengendalian PTM, antara lain program deteksi dini faktor risiko PTM melalui Pusat Pengembangan Terpadu (Posbindu).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang memeriksakan diri pada kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Medan Kota yang diwakili oleh Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan. Faktor risiko pradiabetes: Isolated Impaired Fasting Glucose (i-IFG), Isolated Impaired Glucose Tolerance (i-IGT) dan kombinasi IFG-IGT (Advanced Risk Analysis 2013).

Faktor Risiko Prediabetes pada Mahasiswa Keperawatan di Universitas Swasta di Indonesia Barat [Faktor Risiko Prediabetes pada Mahasiswa Keperawatan di Universitas Swasta di Indonesia Barat]. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang melakukan pemantauan mandiri pada kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan. Faktor Risiko Prediabetes pada Mahasiswa Keperawatan di Universitas Swasta di Indonesia Barat [Faktor Risiko Prediabetes pada Mahasiswa Keperawatan di Universitas Swasta di Indonesia Barat].

TINJAUAN PUSTAKA

Prediabetes

  • Definisi Prediabetes
  • Epidemiologi Prediabetes
  • Patofisiologi Prediabetes
  • Diagnosis Prediabetes
  • Skrining Prediabetes

Angka ini melebihi prevalensi diabetes melitus yang hanya 10,6%.7 Menurut Riskesdas 2007, Sumatera Utara termasuk 13 provinsi dengan prevalensi TGT tertinggi melebihi prevalensi nasional saat itu. : Hasil Tes Glukosa Plasma Puasa Antara 100-125 mg/dL dan Tes Toleransi Glukosa Oral (OGTT) Plasma 2 Jam Studi < 140 mg/dL. Toleransi Glukosa Terganggu (IGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTG antara 140-199 mg/dL dan glukosa plasma puasa <100 mg/dL 3.

Saat pemeriksaan kadar gula darah puasa, pasien dewasa juga akan mendapat 75 gram glukosa, sedangkan untuk anak-anak 1,75 g/kg bb. Sedangkan skrining dilakukan bagi mereka yang tidak menunjukkan tanda atau gejala namun memiliki faktor risiko diabetes melitus. Usia > 45 tahun yang tidak memiliki faktor risiko di atas dengan catatan : Jika pada kelompok risiko tinggi hasil pemeriksaan glukosa plasma normal, pemeriksaan diulang setiap 3 tahun dan setiap 1 tahun untuk kelompok yang masuk prediabetes.

Faktor Risiko Prediabetes

Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Pengumpulan data dimulai dari tanggal 19 Oktober sampai dengan 18 Desember 2022, dan sampel penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang dilakukan skrining pada kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan yang memenuhi kriteria inklusi. Koefisien korelasi penelitian ini sebesar -0,079 yang berarti derajat keeratan atau korelasi antara jenis kelamin dengan prediabetes adalah korelasi yang sangat lemah dan hubungan kedua variabel berlawanan. Survei ini menunjukkan prediabetes obesitas lebih banyak yaitu 32 responden (72,7%) dibandingkan dengan yang tidak obesitas yaitu 12 responden (27,3%).

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi kejadian prediabetes berdasarkan skrining pada kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu PTM) Puskesmas Kabupaten Kota Medan, dapat diambil kesimpulan berdasarkan analisis pada penelitian ini yaitu . Kriteria inklusi penelitian ini adalah semua orang yang memeriksakan diri di Posbindu PTM Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan pada bulan Oktober-Desember 2022, bersedia menjadi subyek penelitian, berpuas diri minimal 8 jam sebelum diambil darahnya, dan KGDP menunjukkan prediabetes pada pemeriksaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah kasus pradiabetes yang mengalami obesitas lebih banyak yaitu 32 responden (72,7%) dibandingkan dengan yang tidak obesitas yaitu 12 responden (27,3%).

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional

Jenis Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Waktu Penelitian
  • Tempat penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

  • Populasi Penelitian
  • Sampel Penelitian

Teknik Pengambilan dan Besar Sampel

  • Pengambilan Sampel
  • Besar Sampel

Metode Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

  • Pengolahan Data
  • Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis dengan bantuan paket statistik untuk ilmu sosial (SPSS) pada tahapan berikut. Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menginterpretasikan hasil koefisien korelasi. 1, hasil positif berarti variabel memiliki hubungan searah, dan hasil negatif berarti variabel memiliki hubungan terbalik.

Alur Penelitian

Angka koefisien korelasi menunjukkan angka 0,160 yang berarti bahwa hubungan yang erat antara riwayat keturunan dengan prediabetes adalah korelasi yang sangat lemah dan hubungan keduanya searah. Koefisien korelasi sebesar -0,135 yang berarti bahwa keeratan atau korelasi antara obesitas dan pradiabetes adalah korelasi yang sangat lemah dan hubungan keduanya berlawanan. Pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat keturunan dengan prediabetes.

Hubungan antara jenis kelamin, riwayat DM dan obesitas dengan prediabetes di Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan tidak signifikan. Kebiasaan merokok yang umum terjadi pada pria membuat jenis kelamin ini lebih mungkin terkena GDPT. Koefisien korelasi sebesar -0,135 yang berarti bahwa keeratan atau korelasi antara obesitas dan pradiabetes adalah korelasi yang sangat lemah dan hubungan keduanya berlawanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Posbindu Puskesmas Kecamatan Kota Medan dan mendapat izin penelitian dari komite etik dengan no. Berdasarkan tabel di atas, dalam survei ini 44 responden adalah laki-laki, 24 responden (54,5%) sedangkan 20 responden (45,5%) adalah perempuan. Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa seluruh responden pada survei ini mengalami prediabetes yaitu sebanyak 44 responden dengan persentase 100%.

Sedangkan untuk obesitas diperoleh informasi 12 responden (27,3%) memenuhi kriteria tidak gemuk dan 32 responden (72,7%) memenuhi kriteria obesitas. Pada riwayat keluarga diperoleh informasi bahwa 28 responden tidak memiliki riwayat keluarga dengan persentase 63,6% dan 16 responden memiliki riwayat keluarga dengan persentase 36,4%.

Pembahasan

Hal ini dapat mengakibatkan pemecahan glukosa terus menerus yang mengganggu kerja insulin (resistensi insulin) 25 Hal ini juga sejalan dengan laporan Riskesda 2018, bahwa persentase PDB lebih tinggi untuk pria (14,9%) dibandingkan wanita (11,2%) . 7 Berdasarkan data penduduk yang tercatat menurut jenis kelamin di Kabupaten Medan Kota pada tahun 2021 selisihnya tidak terlalu besar yaitu 45.578 perempuan dan 42.147 laki-laki 26 Pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa hubungan jenis kelamin dengan prediabetes tidak penting. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Susetyowati et al dan Sukenty et al bahwa hubungan antara jenis kelamin dengan kadar glukosa darah tinggi atau status pradiabetes tidak memiliki nilai yang signifikan. Oktober-Desember 2022, sehingga memang lebih banyak responden laki-laki yang menunjukkan gula darah puasa terganggu dibandingkan responden perempuan yang menunjukkan BGD normal. Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah kasus pradiabetes yang tidak memiliki riwayat DM turun-temurun yaitu 28 responden (63,6%) dibandingkan 16 responden (36,4%) yang memiliki riwayat DM turun-temurun.

Riwayat keturunan juga melibatkan kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan pradiabetes.12,29 Orang tua yang mewarisi genetika dikaitkan dengan mutasi pada gen yang dapat menyebabkannya. Namun hal tersebut dapat diubah dengan pola hidup sehat.30 Riwayat penyakit DM secara turun-temurun akan berperan penting dalam terjadinya pradiabetes jika didukung dengan gaya hidup seperti aktivitas fisik yang minim, obesitas, usia, kebiasaan merokok dan pola makan yang buruk 28 Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Sukenty et al, bahwa responden dengan prediabetes cenderung mengalami obesitas.

Keterbatasan Penelitian

Puskesmas diharapkan aktif melaksanakan program skrining gula darah puasa sehingga semua masyarakat dapat dilakukan skrining meskipun tidak memiliki faktor risiko. Pradiabetes memiliki faktor risiko yang sama dengan DMT2, seperti riwayat DMT2 dalam keluarga, jenis kelamin perempuan, obesitas, dan status sosial ekonomi rendah. 71 Tahun 2015 yang salah satunya berisi tentang program deteksi dini faktor risiko PTM melalui Pusat Pengembangan Terpadu (Posbindu).

Hasil: Berdasarkan hasil uji Spearman, ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p-value=0,609, koefisien korelasi=-0,079, hubungan berlawanan), riwayat keturunan diabetes (p-value=0,298, koefisien korelasi = 0,160, hubungan satu arah), dan obesitas (p-value = 0,382, koefisien korelasi = -0,135, hubungan berlawanan) dengan prevalensi prediabetes berdasarkan skrining pada kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan . Oleh karena itu perlu dicari faktor risiko prediabetes untuk deteksi dini diabetes melitus agar dapat diberikan penatalaksanaan yang tepat dan dapat dicegah terjadinya komplikasi. tentang penjaringan pada kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas.Kecamatan Medan Kota diwakili oleh Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan. Diharapkan pihak Puskesmas aktif melakukan program skrining pengambilan gula darah puasa sehingga seluruh masyarakat dapat dilakukan skrining walaupun tidak memiliki REFERENSI faktor risiko.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Merokok dapat menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan mempengaruhi lapisan endotel, akhirnya menyebabkan resistensi insulin. Riwayat penyakit diabetes secara turun-temurun akan berperan penting dalam kejadian pradiabetes jika ditunjang dengan gaya hidup yang kurang aktivitas fisik, obesitas, usia, merokok dan pola makan yang buruk. Obesitas berperan penting dalam resistensi insulin, yang merupakan patogenesis pradiabetes, akibatnya glukosa tidak dapat masuk ke sel otot, sel hati, atau sel lemak.

Saran

Penelitian ini memiliki sampel yang karakteristiknya berdasarkan jenis kelamin banyak ditemukan pada laki-laki yaitu sebanyak 24 orang (54,5%), dengan selisih yang tidak terlalu jauh dengan perempuan yaitu sebanyak 20 orang (45,5%). Dalam penelitian Cheema et al, juga terdapat peningkatan angka kejadian yang berhubungan dengan jenis kelamin laki-laki, yang dikaitkan dengan usia dan tinggal di daerah perkotaan, yang secara fisik tidak aktif dan mengkonsumsi makanan tinggi gula dan lemak.22 Laki-laki lebih cenderung untuk mengalami GDPT karena kebiasaan mereka merokok adalah hal yang umum. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa orang dengan kebiasaan merokok 2,67 kali lebih mungkin menderita diabetes daripada orang yang tidak merokok, dan kebiasaan merokok paling banyak terdapat pada insulin pria. dapat terganggu dan sel beta pankreas menjadi rusak.

Hal ini dapat menyebabkan pemecahan glukosa secara terus menerus sehingga mengganggu kerja insulin (resistensi insulin).25 Hal ini juga sejalan dengan laporan Riskesdas 2018 yang menyatakan bahwa persentase KGDP lebih tinggi pada laki-laki (14,9%) dibandingkan laki-laki (14,9%). laki-laki perempuan (11,2%). .7 Berdasarkan data penduduk yang terdaftar menurut jenis kelamin di Kabupaten Medan Kota tahun 2021 selisih angkanya tidak terlalu besar yaitu 45.578 perempuan dan 42.147 laki-laki.26 Pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa hubungan jenis kelamin dengan prediabetes tidak signifikan. Riwayat keturunan juga mencakup kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan pradiabetes.12,29 Orang tua yang mewarisi genetika dikaitkan dengan adanya mutasi gen yang dapat menyebabkan peningkatan ekspresi gen di pulau Langerhans pankreas, mengganggu sekresi insulin, penurunan insulin plasma dan penurunan sensitivitas insulin sehingga keturunannya berisiko terkena diabetes tipe 2.

Referensi

Dokumen terkait

dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (H 0 ) diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap kepatuhan mengkonsumsi obat pada pasien

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perokok (p-value= 0.024), dan riwayat keluarga (p-value= 0.000) dengan kejadian