• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PERAN GURU DALAM MENANGANI ASUPAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK MELALUI KREASI MAKANAN DI TK AISYIYAH 1 RANGGO KOTA BIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PERAN GURU DALAM MENANGANI ASUPAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK MELALUI KREASI MAKANAN DI TK AISYIYAH 1 RANGGO KOTA BIMA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

183 PERAN GURU DALAM MENANGANI ASUPAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK MELALUI KREASI MAKANAN DI

TK AISYIYAH 1 RANGGO KOTA BIMA Retnoningsih1, Hendra2, Ihlas3, Muslim4.

1234Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima

Corresponding Author: Retnoningsih, e-mail: retnoningsih91@gmail.com

ARTICLE INFO Article history:

Received 12, 05, 2023

Revised 21, 06, 2023

Accepted 10, 09, 2023

ABSTRAK

Permasalahan yang terjadi di dalam pendidikan Anak Usia Dini tempatnya di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima dapat didefinisikan bahwa anak-anak menyukai makanan siap saji. Anak-anak lebih cenderung mengkonsumsi jajanan ringan yang mengandung pengawet seperti chiki dan snack- snack sejenisnya. Selaian itu juga anak-anak sangat menyukai mengkonsumsi minuman yang bersoda.Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peran Guru Dalam Menangani Asupan Gizi Seimbang pada Anak Melalaui Kreasi Makanan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui kreasi makanan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima dan faktor internal dan eksternal yang dihadapi guru dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui kreasi makanan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima.Hasil dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peran guru dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui kreasi makanan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima adalah guru memberikan makanan tambahan kepada peserta didik berupa bubur kacang hijau dan makanan tambahan lainnya sesuai dengan krasi ibu guru di lembaga tersebut. Adapun faktor internal yang dihadapi guru dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui kreasi makanan adalah menghadapi anak yang susah makan dan faktor eksternal yaitu minimnya anggaran dana sekolah tersebut.

p_ISSN: 2655593 & e_ISSN: 27456439 Volume 5, Issue 2, September 2023

(2)

184 Kata Kunci: Asupan Gizi Seimbang, Kreasi Makanan.

How to Cite : Retnoningsih, Hendra, Ihlas, Muslim, (2023), Peran Guru Dalam Menangani Asupan Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kreasi Makanan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima, Pelangi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 5 (2), 183-204.

DOI : https://doi.org/10.52266/pelangi.v4i1.766

Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/pelangi This is an open acc : ess article under the CC BY SA license

PENDAHULUAN

Guru merupakan pendidikan formal dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam proses proses belajar mengajar, guru adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik, mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya dalam batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya guru dalam dunia pendidikan.1

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.2

Perkembangan anak pada hakekatnya telah dimulai sejak anak dilahirkan kedunia, bahkan sebagian besar pakar pendidikan meyakini bahwa perkembangan seorang anak dimuali sejak terjadinya pembuahan yang merupakan pertemuan antara sel telur dengan sel sperma dari kedua orang tua. Karena itu perlunya memperhatikan gizi anak dari ibu yang

1 Taman Firdaus, Pembelajaran Aktif: Aspek, Teori dan Implementasi, (Yogyakarta: PT Elmater, 2012), hal.95.

2 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Remaja Rosdakaria,2013), hal.22.

(3)

185 sedang hamil sampai anak lahir hingga dewasa.3 Anak-anak yang kurang mendapatkan pemenuhan gizi yang baik tentunya akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Gizi berhubungan dengan makanan, makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya apabila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi esensiail tertentu.

Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan.4 Jajanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari akan berdampak dalam pertumbuhan dan perkembangan pada fase kehidupan anak selanjutnya dan berdampak pada gizi anak.

Konsumsi makanan sangat mempengaruhi terhadap status gizi seseorang terutama anak . Status gizi yang baik dan optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang diperlukan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.5 Perkembangan otak anak sangat mempengaruhi dan menentukan bagi perkembangan aspek-aspek lainnya.

Kenyataan yang dilapangan ditemui pada llembaga pendidikan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima bahwa anak-anak menyukai makanan siap saji. Anak-anak lebih cenderung mengkonsumsi jajanan ringan yang mengandung pengawet seperti chiki dan snack-snack sejenisnya.

Makanan siap saji lain juga sangat digemari oleh anak-anak seperti mie instan, nugget, dan lain-lain. Selain itu juga anak-anak sangat menyukai

3 Iva Noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar PAUD, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010), hal.19.

4 Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal.8.

5 Syamsul Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2001), hal. 104.

(4)

186 mengkonsumsi minuman yang bersoda, permen dan makanan dengan saos juga senang dikonsumsi.

Sejalan dengan permasalahan diatas maka sangat penting kegiatan kreasi makan untuk menangani asupan gizi seimbang pada anak. Dalam hal ini guru harus membuat kreasi makanan tambahan untuk peserta didiknya berupa bubur kacang hijau dan makanan tambahan lainnya sesuai dengan kreasi ibu guru di lembaga tersebut. Melalui kegiatan ini anak akan lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang aman, sehat, bergizi yang disajikan oleh orang tua atau guru ketimbang mengkonsumsi makanan siap saji yang kurang aman, kurang menyehatkan dan kurang bergizi bagi anak. Ketika anak sudah mulai menyukai makanan dengan kreasi tersebut guru dapat memberikan pengertian tentang bagaiman manan yang baik dan berguna untuk kesehatan dan gizi seimbang untuk anak. Dalam program pembentukan kreasi makanan tidak hanya guru- guru yang berada pada lembaga -lembaga pendidikan tersebut yang berperan aktif akan tetapi wali murid juga ikut mensukseskan program tersebut dengan membantu program sekolah dengan cara memberikan makanan tambahan yang sehat, aman dan bergizi dirumah.

TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Guru

Guru merupakan satu-satunya unsur yang mampu mengubah unsur lain menjadi bervariasi sebaliknya unsur yang lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Hal ini menunjukan bahwa betapa pentingnya guru dalam dunia pendidikan. Mengingat pentingnya posisi tersebut, tetapi guru perlu dan harus mengerti sifat anak, keadaan anak, sosial ekonomi oranag tuanya, bakat yang dimiliki anak, proses belajarnya dan berbagai faktor lain yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.6

6 Taman Firdaus, Pembelajaran Aktif: Aspek,Teori Dan Implementasi, (Yogyakarta:

Pt.Elmater,2012),95

(5)

187 Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.7

Dapat disimpulkan bahwa Guru merupakan bagian yang terpenting dalam dunia pendidikan yang memiliki posisi yang bisa membimbing, mengajar, mengasuh,melatih dan mengevaluasi peserta didik jalur formal. Guru juga sebagai pendidikan profesional yang memiiki tugas utama dan memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan sekarang.

1. Tugas,Tanggung Jawab Guru Dalam Pendidikan a. Tugas guru dalam pendidikan

Guru senantiasa dihadapkan dengan tugas pokok yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari aktivitas profesionalnya. Hal ini terutama dalam deskripsi Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) BAB XI, pasal 39 ayat (1) dan (2) yakni; ayat (1) menetapkan guru sebagai unsur tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasa danpelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Sedangkan, pada ayat (2) menegaskan guru sebagai pendidik professional yang bertugas sebagai merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

7 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia No.14. Tahun 2015 Tentang Guru Dan Dosen (Jakarta: PT. Pustaka pelajar, 2012),95

(6)

188 pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.8

b. Tanggung jawab guru dalam pendidikan

Nilai transendental makna tanggung jawab merupakan faktor kunci yang mengikat sekaligus dapat menentukan berhasil dan tidaknya pekerjaan yang disebabkan kepada setiap pelaku profesi. Sehubungan dengan hal itu, guru termasuk bidang profesi yang senantiasa dihadapkan dengan bentuk tanggung jawab yang mengharuskan dirinya untuk melaksanakan tugas-tugas keprofesian dengan baik, tepat dan bijaksana terutama berkaitan dengan transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya.

Sehingga keberdaaan guru sebagai pendidik profesionalpun telah dihadapkan dengan satu amanah untuk menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak orang tua. Tanggung jawab yan diterima oleh guru dalam mendidik bukan berarti menghilangkan esensi tanggung jawab orang tua sebagai pendidikan pertama dan utama bagi sang anak/peserta didik. Akan tetapi tanggung jawab guru yang dimaksud, lebih menentukan pada visi mencerdaskan peserta didik dalam ranah intelektual, emosional dan spiritual yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional ataupun tujuan pendidikan islam.9

B. Tinjauan Tentang Asupan Gizi Seimbang 1. Pengertian Asupan Gizi Seimbang

Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan

8 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah,2003), 27

9 Idbid , 58

(7)

189 kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersiahan dan berat badan ideal. 10

Menurut Uripin hidangan dengan gizi yang seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangunan dan zat pengatur. Zat tenaga atau kalori diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang sebagaian besar dibutuhkan dari bahan sumber karbo hidrat dan lemak serta sedikt protein. Zat pembangunan atau protein ini penting untuk mengubah dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati). Sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk proses metabolisme atau bekerjanua fungsi organ tubuh. Selain itu, air juga diperlukan untuk proses metabolisme. Sedangkan serat juga dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk memberikan isi perut (bulky) dan membantu memperlancar proses buang air besar. Selain itu serat juga mempengaruhi penyerapan zat gizi dalam usus. 11

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gizi seimbang yaitu asupan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Makanan tersebut harus mengandung nilai-nilai gizi yang tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh. Nilai gizi tersebut mengandung zat tenaga yang ditetapkan dari karbohidrat, lemak dan protein, zat pembangun yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi seperti ikan, ayam, telur, daging dan lain-lain.

Zat pengatur yang didapatkan dari sayuran dan buah-buahan. Selain itu juga perlu memperhatikan dalam hal pengolahan dan cara memasak makanan untuk anak-anak.

2. Empat prinsip gizi seimbang

10Badan POM RI, Pedoman Pangan jajan Kesehatan Anak SeekolahUntuk Pencapaian Gizi Seimbang,(Jakarta: Direktorat Spp, Deputi III, Badan POM RI, 2017),11

11 Vera Uripi, Menu Sehat Untuk Balita, (Jakarta: Pt Buku Kita, 2004), 7

(8)

190 Prinsip gizi seimbang yakni konsumsi makanan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur. Konsumsi makanan dengan pola ini harus memperhatikan empat prinsip dasar, yaitu :12

a. Makanan yang beranekaragam

Makanan yang beranekaragam sangat diperhatikan karena tidak ada 1 (satu ) jenis makananpun yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Prinsipnya, setiap makanan yang dihidangkan dari makan pagi, siang dan malam serta makanan selingan harus terdiri atas manakanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah. Jumlah makanan yang dibutuhkan oleh tubuh berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin dan banyaknya aktivitas fisik yang dilakukan.

b. Perilaku hidup bersih dan sehat

Perlunya perilaku hidup sehat agar terhindar dari serangan kuman penyebab penyakit infeksi. Penyakit infeksi dapat mengganggu keadaan gizi seseorang. Pola makan gizi seimbang tidak akan berguna jika ridak diikuti dengan penerapan perilaku hidup bersih, seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan sesudah buang air, menutup makanan dan minuman, mandi sedikitnya 2 kali sehari, menggosok gigi setidaknya saat bangun tidur dan sebelum tidur, potong dan bersihkan kuku secara teratur, mencuci buah dan sayur yang akan dimakan, minum air matang, dan buang sampah ditempat tertup.

c. Aktivitas fisik

Bentuk aktivitas fisik yang umum dapat dilakukan adalah bermain (misalnya petak umpet, gobak sodor) dan olahraga secara

12 Badan POM RI,……… 11

(9)

191 teratur. Olahraga yang dilakukan dalam waktu yang cukup dan teratur akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak sehingga meningkatkan kebugaran dan ketangkasan berpikir

d. Memantau berat badan

Perlunya memantau berat badan ideal adalah untuk mengetahui apakah sesorang mempunyai berat badan ideal atau tidak berdasarkan umur, jenis kelamin dan tinggi badan untuk mengetahui apakah terjadi penurunan atau kenaikan berat badan.

Berat badan yang tidak ideal dapat mengakibatkan berat badan kurang/kurang gizi dan berat badan berlebihan/kegemukan. Berat badan kurang/ kurang gizi disebabkan karena tidak mengikuti pola gizi seimbang, terutama makanan kurang dari kebutuhan yang seharusnya. Kurang gizi dapat menimnbulkan antara lain:

mudah sakit, pertumbuhan terlambat, kecersadan terganggu, konsentrasi terganngu, dan mudah ngantuk.

Berat badan berlebihan/kegemukan disebabkan karena tidak mengikuti pola gizi seimbang antara lain : Makan berlebihan, terlalu banyak makan dan minum manis, terlalu banyak makan makanan yang berlemak, tidak olahraga, dan kurang aktivitas fisik.

Kegemukan dapat ditumbulkan antara lain:mudah sakit, mudah lelah dan mudah mengantuk dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit darah tinggi, jantung , diabetes dan lain-lain.

3. Faktor-Faktor Dalam Menangani Asupan Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kreasi Makanan

Adapun bebrapa faktor-faktor dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui krasi makanan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

a. Kesulitan Makan pada anak

(10)

192 Kesulitan makan adalah satu keadaan dimana anak tidak mau atau menolak untuk makan atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan dan minuman dengan jenis dan jumlah yang sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar) yaitu melai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, menuyah, menelan hingga sampai terserat dipencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.13

Angka kejadian masalah kesulitan makan dibeberapa Negara cukup tinggi. Penelitian the gateshead millenium baby studi pada tahun 2009 di Inggris menyebutkan 20 % orang tua mengatakan anaknya mengalami masalah makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertantu. Survei lain di amerika

b. Gangguan kesehatan pada anak

Tercukupi kebutuhan gizi anak akan tergambar salah satunya dari status gizi. Kecukupan pemenuhan kebutuhan gizi anak yang tidak edukatif akan berpengaruh pada terjadinya gizi kurang. Infleksi merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada anak balita, dimana salah satu penyebab infeksi adalah keadaan status gizi batita yang kurang, yang secara langsung yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan yang bergizi.

Kecukupan gizi yang baik pada anak akan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, anak yang mengalami kurang

13 Hariani, faktor yang Berhubungan Dengan Kesulitan Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di TK Gowata Desa Taeng Kec. Palangga Kab.Gowa,Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Vil,5.No,6.2015, ISSN 2302-1721,1

(11)

193 gizi akan mudah terkena penyakit terutama penyakit infeksi.

14

Kejadian penyakit infeksi pada anak akan mempengaruhi pada penurunan nafsu makan anak yang merupakan suatu gejala klinis suatu penyakit, sehingga asupan makanan anak akan berkurang. Apabila keadaan penurunan asupan makanan terjadi dalam waktu yang cukup lama disertai dengan kondisi muntah dan diare maka anak juga akan mengalami kehilangan zat gizi dan cairan.

2. Fakto eksternal

a. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita

Status gizi balita sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seorang ibu karena ibu memiliki keterkaitan yang b\lebih dengan anaknya. Ia lebih sering dengan anaknya dibandingkan dengan anggota keluarga sehingga ibu tahu persis kebutaan gizi balita. Ibu denga tingkat pengetahuan yang baik akan menghasilkan anak yang berstuts gizi baik juga karena pemahaman dan pengetahuan ibu telah diaplikasikan dalam perilaku pemberian makanan bergizi bagi balita. Pengetahuan yang dimiliki ibu menjadi kunci utama kebutuhan gizi balita terpenuhi, pengetahuan yang didasari dengan pemahaman yang baik dapat menumbuhkan perilaku baru yang baik pula. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang dipahami dengan baik akan diiringi dengan perilaku

14 Maya S. Putri, hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan status gizi pada anak balita, jurnal e-biomedik, Vol,3 No,2.2015,2.

(12)

194 pemberian makanan bergizi bagi balita sehingga status gizi pun menjadi baik.15

b. Sosial ekonomi keluarga

Pada masa usia sekolah, anak membutuhkan lebih banyak zat gizi untuk pertumbuhan dan beraktivitas. Hal ini disebabkan karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik, mental, intelektual, dan sosial secara cepat, sehingga golongan ini perlu mendapat perhatian khusus. Faktor kecukupan gizi ditentukan oleh kecukupan konsumsi pangan kondisi keluarga. Jumlah dan kualitas makanan keluarga ditentukan oleh tingkat pendapatan keluarga.16 c. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupa manusia termasuk dalam perkembangan jiwa anak dalam masa pertumbuhannya. Balita merupakan kelompok anak yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.17

C. Metode Perencanaan penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelîtian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan kontekstual memulai pengumpulan data dan menyelidiki tentang masalah yang terjadi di lokasi penelitian.18

15 Endang Susilowati,, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan Giza Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak,Jurnal Kebidanan, Vol,6.

No,13.SSN 208-76669,4-5.

16Fadil Oenzil, Hubungan Dengan Status Gizi Dengan Status Sosial Ekonomi Kelurga, Jurnal Kesehatan andalas, vol,3. No,2. 2014, 2.

17Supraptini Dan Dwi Hapsari, Status Gizi Balita Berdasarkan Kondisi Lingkungan Dan Status Ekonomi, Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol, 10. No,2. 2011, l.

18Ipurwanto, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008), 276.

(13)

195 Menurut Sugiyono penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai Iawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara pusposive dan snowbal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat indukif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.19

Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data skunder, Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian, yaitu di TK Aisyiyah Ranggo I Kota Bima dengan melakukan wawancara dengan guru- guru, wali murid dan Peserta Didik yang memungkinkan dapat memberikan informasi terkait dengan data yang diteliti mengenai Peran Guru Dalam Menangani Asupan Gizi Seİmbang Pada Anak Melalui Kreasi Makanan Dİ Tk Aisyiyah I Ranggo Kota Bima.

Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan dokumentasi berupa laporan-laporan kegiatan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Adapun data yang menjadi data sekunder dalam penelitian İni adalah tentang latar belakang objek peneitian, keadaan sarana prasarana dan dokumen-dokumen lain yang terdapat di Buku-buku yang ada kaitan dengan judul di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Peran Guru Dalam Menangani Asupan Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kreasi Makanan Di TK Aisyiyah I Ranggo Kota Bima

Peran guru sangat berkaitan dengan tugasnya dalam memberikan bantuan, dorongan, pengawasan, dan pembinaan

19

(14)

196 dalam rangka mendisiplinkan agar peserta didik patuh dan taat pada aturan, nilai, dan norma yang berlaku pada lingkungan sekitarnya. 20

Dari hasil dengan ibu Irman suwani bahwa peran guru dałam menangani asupan gizi geimbang pada anak metalui kreasi niăkânan di TK Aisyiyah Ranggo Kota Bima yaitu:

Peran guru dałam menangani asupan zigi seimbang pada anak kreasi makanan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota BIma yaitu ketika dałam proses beląiar mengąiar guni tidak langsung memberikan makanan tambahan kepada peserta didik terapi terlebih dahulu guru memberiknn pemahaman tentang makanan Yang bergizi seimbang. kemudian guru juga memberitahukan kepada peserta didik manfaat Yang akan diperoleh tubuh apabila mengkonsumsi makanan Yang bergizi seimbang, selain manfaatnya peserta didikjuga perlu mengetahui dampak Yang diperoleh tubuh apabila tidak mengkonsumsi makanan Yang bergizi seimbang. Setelah memberikan pemahaman guru langsung memberikan makanan tarnbahan kepada peserta didik seperti bubur kacang hijau dan makanan tambahan lainnya sesuai dengan kreasi ibu guru di lembaga tersebut. Kemudian guru juga melakukan kerja sama dengan posyandu untuk medapatkan vitamin atau suplemen penambah nafsu makan untuk peserta didik.Selain itu guru juga menjalin kerja sama dengan wali murid untuk ikut mensukseskan program tersebut dengan membantu program Sekolah dengan cara memberikan makanan tambahan Yang sehat, aman dan bergizi di rumah.

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu Nuraini di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima bahwa :

Peran seorang guru Yang tidak kala penting yaitu guru harus memberikan pemahaman terkait kebersihan diri dan lingkungan kepada peserta didik agar mereka bisa menjaga kebersihan diri dan lingkungan karena lingkungan yang bersih dan

20

(15)

197 kondusif juga menjadi penunjang dałam memperoleh kesehatan tubuh. Selain itu sebagai seorang guru harus memberikan arahan agar peserta didik tidak membeli jajan sembarangan sekaligus memotivasi peserta didik agar mereka mau membawa bekał dari rumah karena membawa bekał dari rumah itu lebih baik dari pada jajan yang akan dikonsumsi oleb peserta didik di sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Peran Guru Dalam Menangani Asupun Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Makanan di TK Aisyiyah I Ranggo Kota Bima ndalah setnigai berikut:

1. Guru memberîkan makanan tămbahan kepada pescrta didiknya berupa bubur kacang hiiau dan makarian tambahan lainnya Sesuai dengan kreasiibu guru di lembaga tersebut.

2. Guru melakukan kerja sama dengan posyandu untuk medapatkan vitamin atau suplemen penambah nafsu makan untuk pesertadidik.

3. Guru juga menjalin kerja sama dengan wali murid untuk ikut mensukseskan program tersebut dengan membantu program sekolah dengan cara memberikan makanan tambahan Yang sehat, aman dan bergizi di rumah.

4. Guru mengąiarkan kebersihan diri dan lingkungan kepada peserta didik agar mereka bisa menjaga lingkungan karena lingkungan yang bersih dan kondusif juga menjadi penunjang dałam memperoleh kesehatan tubuh.

(16)

198 5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar

mereka mau mebawa bekał dari rumah karena membawa bekał dari rumah iłu lebih baik dari padajajan yang akan dikonsumsi oleh peserta didik di sekolah.

2. Faktor Internal Dan Eksternal Yang Dihadapi Guru Dalam Menangani Asupan Gizi Seimbang Pada Anak Melalui Kreasi Di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima.

Adapun faktor Yang dihadapi guru dalam menangani asupan gizi seimtMng poda anak yaitu sebagai berikut:

a. Kesulitan makan pada anak

Kesulitan makan adalah suatu keadaan dimana anak tidak mau atau menorak untuk makan atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah yang sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar) yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserat dipencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan Obat tertentu.21

Angka kejadian masalah kesulitan makan dibeberapa Negara cukup tinggi. Penelitian the gateshead millenium baby studi pada tahun 2009 di Inggris menyebutkan 20 orang tua mengatakan anaknya mengalami masalah makan, dengan

21 Hariani, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesulitan Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di TK Gowata Desa Taeng Kec. Palangga Kab. Gowa, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis,Vol,5. No,6.2015,ISSN 2302-1721,1

(17)

199 prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertentu. Survei Iain di Amerika lebih dari 20,5% ibu mengeluh karena memiliki anak yang susah makan sehingga mengakibatkana anak menjadi sangat kurus dan lemah dalam beraktivitas, dan ditemukan pada usia yang bervariasi terumata terjadi pada anak pra sekolah.22

b. Gangguan kesehatan pada anak

Penyakit infeksi dan hal penting yang harus didapatkan setiap anak pada awal kehidupan adalah imunitas terhadap berbagai organisme penyebab penyakit.

Mekanisme imunologi pada anak-anak pada dasarnya sama dengan orang dewasa namun belum berkembang sempurna saat lahir. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan anak di Indonesia, terbukti angka kesehatan dan angka kematian anak akibat penyakit tersebut masih cukup tinggi.

Daya tahan tubuh balita yang masih rendah mengakibatkan anak mudah sekali teserang berbagai penyakit infeksi.23

Dari hasil wawancara dengan ibu Nuraini bahwa faktor Yang dihadapi guru dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui kreasi makanan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima yaitu:

Faktor pertama Yang dihadapi guru yaitu faktor internal dimana guru dalam menghadapi anak-anak Yang cenderung memilih-milih dalam hal makanan. Salah satu

22 Afridawati, Cara Ibu Mengatasi Kesulitan Makan Pada Anak Pra Sekolah Di Desa Penyengat Olak Kabupaten Muaro Jambi, Jurnal Ilmiah, Vol, 18. No,l. 2018, 1-2.

23Maya S. Putri, Hubungana Antara Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Status Gizi Pada Anak Batita, Jurnal E-Biomedik, VOI, 3. No,2. 2015, 2,

(18)

200 alasan mengapa anak susah makan yaitu bisa jadi karena anak merasa bosan deganjenis makanan Yang itu-itu Saja, parahnya jika seorang anak hanya mengenal 1-2 jenis makanan saja bisa jadi anak tersebut menjadi susah makan makanan Iainnya. Keragaman makanan sangat penting karena satu macam makanan saja tidak akan mampu memenuhi kebutuhan gizi yang Iainnnya. Selain itu anak- anak akan cenderung menyukai makanan ringan apabila anak-anak sedang bermain dengan teman sebayanya sehingga mereka merasa kenyang dan menolak makan Saat waktu jam makan.

Ini Hal diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu Irma Surya di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima bahawa:

Anak Yang mengalami gangguan kesehatan juga merupakan faktor Yang dihadapi guru dalam menangani asupan gizi seimbang, Kejadian penyakit infeksi pada anak akan mempengaruhi nafsu makan anak Yang merupakan suatu gejala klinis atau penyakit sehingga asupan makanan anak akan berkurang. Apabila keadaan penuruna terjadi dalam waktu Yang cukup lama disertai dengan kondisi muntah dan diare maka anak juga akan mengalami kehilangan zat gizi dan cairan, dimana kondisi ini akan berdampak pada penurunan berat badan anak sehingga perubahan Status gizi anak Yang semula sebelum mengalami penyakit infeksi memiliki status gizi baik, menjadi status gizi kurang, bahkan apabila kondisi tersebut tidak ditangani dengan baik anak akan mengalami gizi buruk.

Dari hasil wawancara dengan ibu Nuraini bahwa faktor Yang dihadapi guru dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui kreasi makanan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima yaitu:

Faktor Yang dihadapi yaitu faktor eksternal dimana guru TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima mengalami

(19)

201 kekurangan anggaran atau dana sekolah menjadi penunjang dalam menjalankan program Yang berada disebuah lembaga pendidikan, jika dalam lembaga pendidikan memiliki dana Yang cukup maka program kerja yang berada di lembaga pendidikan tersebut akan berjalan dengan lancar sebaliknya tanpa adanya dana Yang dimiliki sekolah maka program Yang berada di sebuah lembaga tersebut tidak akan bisa berjalan dengan efektif dan efisein misalnya seperti memberikan makanan tambahan kepada peserta didik yang berada di lembaga tersebut.

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan ibu Irman suryani di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima bahawa:

Selain dari kurangnya anggaran atau dana yang dimiliki oleh lembaga pendidikan, waktu juga menjadi faktor penunjang dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak. Seorang guru harus mampu mengatur waktu yang tepat untuk memberikan makanan tambahan kepada anak-anak karena ketika guru akan memberikan makanan tambahan kepada anak berupa bubur ataupun makanan tambahan Iainnya setelah anak-anak istirahat anak-anak cenderung lebih dulu membeli jajan berupa snack-snack yang dijual dikantin yang ada di sekolah tersebut sehingga makanan tambahan yang disodorkan ibu gurunya nanti setelah anak-anak selesai istirahat tidak akan terlalu disegani.

Berdasarkan hasil wawnncara di atas maka dapt disimpulkan bahwa faktor Yang dihadapi guru dalam menangani aSupan gizi seimbang padaanak melalui kreasi makanan Di TK Aisyiyah Ranggo Kota Birna ada/ah sebagai berikut:

1. Faktor internal

a) Mangenghadapi anak Yang susah makan

b) Menghadapi anak mengalarni gangguan kesehatan

(20)

202 2. Faktor eksternal

a) Minimnya anggaran dana sekolah

b) Kurangnya waktu dalam menyodorkan makanan tambahan pada KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di TK Aisyiyah 1 Ranggo Kota Bima tentang peran guru dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui kreasi makanan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peran guru dalam menangani asupan gizi seimbag pada anak melalui kreasi makanan yaitu:

a. Guru memberikan makanan tambahan kepada peserta didiknya berupa bubur kacang hijau dan makanan tambahan lainnya sesuai dengan kreasi ibu guru di lembaga tersebut.

b. Guru melakukan kerja sama dengan posyandu untuk medapatkan fitamin atau suplemen penambah nafsu makan untuk peserta didik.

c. Guru juga menjalin kerja sama dengan wali murid untuk ikut mensukseskan program tersebut dengan membantu program sekolah dengan cara memberikan makanan tambahan yang sehat, aman dan bergizi di rumah.

d. Guru mengajarkan kebersihan diri dan lingkungan kepada peserta didik agar mereka bisa menjaga lingkungan karena lingkungan yang bersih dan kondusif juga menjadi penunjang dalam memperoleh kesehatan tubuh.

e. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar mereka mau membawa bekal dari rumah karena membawa bekal dari rumah itu lebih baik dari pada jajan yang akan dikonsumsi oleh peserta didik di sekolah.

2. Faktor yang dihadapi guru dalam menangani asupan gizi seimbang pada anak melalui kreasi makanan yaitu:

(21)

203 a. Faktor internal

1) Manghadapi anak yang susah makan

2) Menghadapi anak mengalami gangguan kesehatan b. Faktor eksternal

1) Minimnya anggaran dana sekolah

2) Kurangnya waktu dalam menyodorkan makanan tambahan pada anak

DAFTAR PUSTAKA

Afridawati, Cara Ibu Mengatasi Kesulitan Makan Pada Anak Pra Sekolah Di Desa Penyengat Olak Kabupaten Muaro Jambi, Jurnal Ilmiah, Vol, 18. No,l. 2018, 1-2.

Almatsier Sunita, 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Badan POM RI,

Badan POM RI, 2017, Pedoman Pangan jajan Kesehatan Anak SeekolahUntuk Pencapaian Gizi Seimbang,(Jakarta: Direktorat Spp, Deputi III, Badan POM RI.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional, 2012, Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia No.14. Tahun 2015 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta: PT. Pustaka pelajar.

Firdaus Taman, 2012, Pembelajaran Aktif: Aspek, Teori dan Implementasi, Yogyakarta: PT Elmater.

Firdaus Taman, 2012, Pembelajaran Aktif: Aspek,Teori Dan Implementasi, Yogyakarta: PT.Elmate.

(22)

204 Hariani, faktor yang Berhubungan Dengan Kesulitan Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di TK Gowata Desa Taeng Kec. Palangga Kab.Gowa,Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Vil,5.No,6.2015, ISSN 2302-1721,1

Hariani, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesulitan Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di TK Gowata Desa Taeng Kec. Palangga Kab.

Gowa, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis,Vol,5. No,6.2015,ISSN 2302-1721,1

Ipurwanto, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Noorlaila Iva, 2010, Panduan Lengkap Mengajar PAUD, Yogyakarta:

Pinus Book Publisher.

Oenzil Fadil, Hubungan Dengan Status Gizi Dengan Status Sosial Ekonomi Kelurga, Jurnal Kesehatan andalas, vol,3. No,2. 2014, 2.

Putri S Maya, hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan status gizi pada anak balita, jurnal e-biomedik, Vol,3 No,2.2015,2.

Supraptini Dan Dwi Hapsari, Status Gizi Balita Berdasarkan Kondisi Lingkungan Dan Status Ekonomi, Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol, 10. No,2. 2011, l.

Susilowati Endang, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan Giza Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak,Jurnal Kebidanan, Vol,6. No,13.SSN 208-76669,4-5.

Suyadi, 2013, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Remaja Rosdakaria.

Uripi Vera, 2004, Menu Sehat Untuk Balita, Jakarta: PT Buku Kita.

Yusuf Syamsul, 2001, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Putri S Maya, Hubungana Antara Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Status Gizi Pada Anak Batita, Jurnal E-Biomedik, VOI, 3. No,2. 2015, 2.

Referensi

Dokumen terkait

Peran guru RA Muawanatul falah dalam memilih alat permainan edukatif untuk menumbuhkembangkan potensi anak usia dini menurut peneliti sangat tepat, keterlibatan

“ Selain peran orang tua dirumah sebagai pembentuk karakter anak, peran guru disekolah juga sangat penting, karena guru adalah orang tua kedua bagi anak setelah ayah

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai peran yang dijalankan oleh guru ketika mengajar dan perkembangan anak dengan ketunaan ganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran Guru dalam menanamkan berbahasa Jawa santun anak kelompok B TK Pertiwi Tegalmulyo, meliputi: peran guru sebagai pendidik

3. Peran guru sebagai supervisor dalam mengembangkan sosial emosional anak usia 5-6 tahun di TK Al-Hidayah Medan Polonia. Dari pengamatan yang peneliti lakukan, peran guru

Berdasarkan latar belakang diatas maka akan dilakukan penelitian tentang perkembangan gizi seimbang pada anak yang berbentuk skripsi dengan judul “ Peran Guru Dan

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian yang terkait dengan bagaimana pemahaman konsep sabar para guru yang menangani anak

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan optimalisasi peran guru sebagai transfer of knowledge, motivator, dan fasilitator dalam mengatasi bullying pada anak usia dini.. Jenis penelitian