Dinar Wahyuni Migrosi lnternosionol don.... 305
MIGRASI INTERNASIONAT DAN PEMBANGUNAN
I NTERNATIONAL M IG RATI O N AN D D EV ELO P M ENT Dinar
Wahyuni'
Naskah diterima 9 Desember 2OI3, disetujui 23 Desember 2013 obstract
Lacks of job opportunities dnd uncontrolled growth of lobor force in a country is o moin cause
for
international migration. This essoy discusses the relations between development ond the woves of migrotion, ond, in reverse, the impacts of migration to development. The writer uses the neo-classical opproach, which argues thot the mass migrotion wove will bring o positive effect to the country of origin for its economic development. In oddition to this, the writer compared it with the historicol structurolist approoch, which claims that internotional migration hos o negative effect to the country of origin due to the movement of people in lorge numbers. The writer underlines that national development which is expected to promote people welfore wos not yet able to improve stondard of living. Population growth which is higher than economic growth, together with lack of job opportunities, pushed people to moke internotionol migration. Through its remittdnces, migration is seen as a strategy for development, but it will reduce the ovoilobility of labor force for development in the country of origins.Keywords: internotional migration, development, migrotion impocts, lndonesian migrant workers abstrak
Terbatasnya lapangan pekerjaan di dalam negeri dan terus meningkatnya angkatan kerja mendorong masyarakat melakukan migrasi internasional. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran implikasi gelombang migrasi bagi pelaksanaan pembangunan. Menurut aliran neoklasik, arus migrasi keluar dalam jumlah besar dari satu wilayah ke
wilayah
lain
akan berpengaruh positif terhadap daerah asal karena mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi. Sebaliknya, aliran historis strukturalis memandang migrasi internasional memiliki dampak negatif bagi daerah asal akibat perpindahan penduduk dalam jumlah besar. Dalam konteks ini, pembangunan nasional yang diharapkan dapat mensejahterakan rakyat ternyata belum mampu meningkatkan taraf kehidupan rakyat secara merata. Pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, disertai terbatasnya kesempatan kerja mendorong masyarakat melakukan migrasi internasional. Di satu sisi, migrasi dipandang sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan pembangunan melalui pengiriman remitansi. Namundi
sisi lain, migrasi akan mengurangi ketersediaan tenaga kerja bagi pembangunan akibat sebagian besar angkatan kerja produktif memilih bermigrasi ke luar negeri.Kata kunci: migrasi internasional, pembangunan, dampak migrasi, Tenaga Kerja Indonesia
l.
PendahuluanA.
Latar BelakangPembangunan merupakan
suatu
prosesperubahan terencana menuju kondisi
yanglebih baik.
Pembangunan dilaksanakan untukmencapai tujuan nasional Indonesia
sepertitercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945alinea lV, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,
Peneliti Muda Bidang Sosiologi pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data, dan Infromasi (P3Dl) Sekretariat Jenderal DPR Rl. Alamat e-moil:
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikutmelaksanakan ketertiban dunia
yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Dengan
demikianpembangunan harus adil, merata
danmencakup seluruh aspek
kehidupanmasyarakat, bangsa dan negara.
Dalam kenyataannya,
pembangunan belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat.Pembangunan masih diprioritaskan
padapertumbuhan ekonomi tanpa
menempatkansektor lain dalam posisi sejajar.
Akibatnya,muncul permasalahan-permasalahan
sepertikemiskinan dan pengangguran.
Kemiskinanmerupakan masalah global yang
mendesakuntuk
segera diselesaikan,terutama di
negara-306
negara berkembang seperti Indonesia.
DataBadan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkanbahwa pada Maret
2OL3,jumlah
penduduk miskindi
Indonesia mencapai LL,37o/o daritotal
popufasi atau sekitar 28,O7juta jiwa.
Jumlah inimenurun apabila dibandingkan dengan
bulan September 2012 yang masihsekitar
28,56juta jiwa
(11,56%). 1Angka kemiskinan memang
menurundalam kurun waktu lima tahun terakhir
ini,narnun kenyataan
di
lapangan memperlihatkanbahwa pembangunan belum
mampu mensejahterakanmasyarakat secara
merata.Masih
terdapat
kesenjangan pendapatan yangtajam.
Masyarakat lapisanatas dapat
dengan mudahmengakses
sumber-sumberpendapatan, sebaliknya masyarakat
lapisanbawah terbatas aksesnya dalam
mencapaisumber-sumber pendapatan.
Hasilnya,kemiskinan masih menjadi pekerjaan
rumahyang menunggu penyelesaian.
Programpengentasan kemiskinan yang
digulirkanpemerintah belum mencapai hasil
yangdiharapkan. Kantong-kantong
kemiskinan masih banyak kita temukan di sudut-sudut kota besar di lndonesia.Kemiskinan sering dikaitkan
denganpengangguran. Semakin tinggi
angkapengangguran, maka
jumlah penduduk
miskinsemakin besar. Sebaliknya, kemiskinan
jugamenyebabkan pengangguran karena
orangmiskin tidak mampu mencapai
pendidikantinggi
sehinggasulit untuk bersaing di
duniakerja yang layak. Akibatnya, banyak
darimereka menjadi
pengangguran. Pertumbuhanekonomi yang cukup tinggi, yakni
6,23%sepanjang
tahun
2OL22,ternyata
belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang memadai.Pengangguran masih menghiasi
kondisi ketenagakerjaan, bahkan cenderung meningkat setiap tahunnya.Terbatasnya lapangan pekerjaan
didalam negeri, dan terus
meningkatnya angkatan kerja mendorong masyarakat mencari1 Kemiskinan sulit ditekan, Media Indonesia, 17 September 2013
' Pertumbuhan Ekonomi 2OL2 hanya 6,23 persen, htto://bisniskeuanea n.kompas.com/read/2013/02/05/1292140/pertu mbuhan.ekonomi.2012.hanva6.23oersen. diakses 17 November 2013
Kajian Vol. 18 No. 4 Desember 207j
pekerjaan di negara lain atau yang lebih dikenal
dengan istilah migrasi internasional.
Migrasipada hakekatnya merupakan
perpindahanpenduduk dari satu wilayah ke wilayah
lainuntuk mencari penghidupan yang lebih
baikdari
segiekonomi. Migrasi internasional
lebihluas jangkauannya, menyangkut
interaksi antarnegara. Dayatarik
penghasilan yang besarmengakibatkan orang berusaha untuk
dapat bekerjadi luar
negeri. Berbagai cara ditempuhmeskipun harus melalui jalan
ilegal,memalsukan dokumen bahkan
tanpapendidikan dan ketrampilan yang
memadai.Resiko kekerasan, diskriminasi,
dan
eksploitasi merekaterima
karena dengan bekerja, manusiaakan memperoleh penghasilan
untukmemenuhi kebutuhan hidup bagi diri
dankeluarganya, serta sebagai sarana
untuk mengembangkandiri
dalam lingkungannya.Fenomena migrasi ke luar
negerisemakin memperlihatkan tidak
berdayanya negara dalammenjamin
hak warga negaranya,di tengah
kekayaan alam yangdimiliki
bangsaf ndonesia. Undang-Undang Dasar
t945
Pasal27ayat (2) jelas mengamanatkan bahwa
setiapwarga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Iniberarti
negaraberkewajiban menjamin
setiapwarga negara untuk dapat bekerja
sesuaidengan minat dan kemampuannya.
Namunkenyataannya, sampai saat ini
pemerintahbelum mampu menyediakan lapangan
kerja yang memadai sehingga kehidupan masyarakatmasih memprihatinkan. Keputusan
mengadunasib di luar negeri sebagai tenaga
kerja Indonesia (TKl) kemudian diambil denganfaktor
pendorong utama ekonomi.Migrasi memang bukan hal yang
baru,karena sejak tahun L985, pemerintah
telahmengeluarkan kebijakan untuk
mendorongpengiriman tenaga kerja ke luar negeri
ataudalam dokumen Repelita lV disebut
ekspor tenaga kerja. Setelahterjadinya
krisis ekonomi globaltahun
1998, pemerintah semakin gencarmendorong pengiriman tenaga kerja ke
luarnegeri akibat penutupan sejumlah industri
didalam negeri yang menyebabkan
pemutusanhubungan kerja
(PHK)secara
besar-besaran.Dinor Wohyuni Migrasi lnternosional don..'.
Kebijakan migrasi di satu sisi dipandang sebagai
jalan keluar untuk mengatasi
masalahkemiskinan,
namun di sisi lain migrasi
selalu menyisakan kisah tragisterutama
bagi pekerja migran peremPuan.B.
Perumusan MasalahMobilitas lnternasional
terusberkembang sejalan dengan
perkembanganaktivitas kehidupan ekonomi dan politik
internasional, dan ketergantungan
sosialekonomi
antarnegara.Makin tinggi
intensitashubungan yang terjalin antarnegara
danketergantungan antarnegara, maka
makintinggi pula arus migrasi dalam
berbagai bentuk.3 Penggunaan jasa pekerja internasionalbaik legal maupun ilegal dilakukan
dalamrangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang
terus meningkat seiring
perkembanganglobalisasi. Globalisasi ekonomi
telahmengubah pola perburuhan di dunia.
Trendyang
berkembang adalah perdagangan bebas.Kondisi
ini
membuka peluang lebih terbukanyalalu lintas barang, jasa dan tenaga
kerja.aAkibatnya,
terjadi
persaingandi
antara negara-negara yang terlibat untuk mencapai
satutujuan, yaitu
menguasai perekonomian dunia.Industri-industri besar yang didukung
sistemekonomi liberal bermunculan
sehinggamenuntut tersedianya sumber daya
manusia yang memadai. Karenaitu,
negara-negara maju yang kaya modal namuntidak
memiliki sumberdaya manusia berekspansi ke
negara-negara yang tersedia banyak tenaga kerja murah.Pembangunan nasional yang diharapkan
dapat
mensejahterakan rakyatternyata
belummampu
meningkatkantaraf kehidupan
rakyat secaramerata. Pertumbuhan penduduk
yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, disertaiterbatasnya kesempatan kerja
mendorong peningkatanjumlah migrasi setiap
tahunnya.Sejumlah negara menjadi tujuan TKI
sepertiMalaysia, Brunei Darussalam,
Singapura,Taiwan, Saudi Arabia, dan Kuwait.
JaminantKritz dan zlotnik, 1992, dalam Abdul Hails, Kucuron Keringot don Derop pembongunon (Jejok Migron dolam Pembangunon Doeroh), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hal. 1.
oFathor Rahman, Menghakimi TKl, Menguroi Benong Kusut Perlindungon IKt Jakarta: Pensil-324, 2011, hal.38.
307
tersedianya lapangan pekerjaan
danpenghasilan yang lebih besar menjadi
dayatarik tersendiri bagi TKl.
Desakan ekonomikeluarga semakin memperkuat niat
merekauntuk bekerja di luar negeri meskipun
harus meninggalkan daerah asal.Seiring berjalannya waktu,
perspektiftentang migrasi dan pembangunan
semakinbergeser. Dulu migrasi dianggap
berimplikasi negatif bagi pembangunan, namunkini
migrasidipandang sebagai salah satu strategi
untukmeningkatkan pembangunan.
Berdasarkanuraian tersebut, dirumuskan
permasalahanberikut: "bagaimana implikasi
migrasiinternasional bagi pembangunan?"
Dilndonesia, migrasi internasional
padaumumnya dilakukan dalam
perburuankesempatan kerja. Pertumbuhan
pendudukyang lebih tinggi dari pertumbuhan
ekonomi, terbatasnya peluangkerja di
dalam negeri dan dayatarik
pendapatan yanglebih
besardi
luarnegeri mendorong aktivitas
migrasike
negaralain. Fenomena migrasi internasional
tidak hanya dilakukanoleh tenaga kerja
perempuandi sektor domestik, tetapi juga tenaga
kerja dengan keahliandan
keterampilantertentu
di sektor formal.C.
Tujuan PenulisanTulisan ini bertujuan
untuk menggambarkan implikasi migrasi internasional bagi pembangunan. Tulisan ini diharapkan akanmemperkaya khasanah ilmu
pengetahuan sosial. Di sampingitu,
secara praktis, tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagianggota DPR dalam melaksanakan
fungsilegislasi dan pengawasan terkait
kebijakan pemerintah di bidang migrasi internasional.D.
Kerangka PemikiranPemahaman
definisi
migrasi merupakanhal pertama yang harus dipahami
sebelummengkaji lebih lanjut tentang
migrasiinternasional. Banyak definisi migrasi
yang berkembang hinggasaat ini.
Pada dasarnya,migrasi merupakan perpindahan penduduk dari
satu wilayah ke wilayah lain melintasi
batasadministratif untuk
mencari penghidupan yang308
lebih baik dari sisi ekonomi.s Dalam
konteksyang lebih kontemporer, migrasi
diartikan sebagaisuatu
perubahantempat tinggal,
baik permanen maupuntidak
permanen yang dapatmencakup pendatang, imigrasi
pekerjakontemporer, pekerja tamu,
mahasiswa,maupun pendatang ilegal yang
menyeberangi bataswilayah
negara.t Selalan dengan definisitersebut,
Leejuga
berpendapat bahwa migrasimerupakan aktivitas perpindahan
pendudukyang mencakup aspek perubahan tempat tinggal, tujuan migrasi maupun
keinginan-keinginan menetap atau tidak menetap
di daerah tujuan.T Perbedaandalam
konteks dandefinisi migrasi menjadi persoalan
tersendiriuntuk
banyakpenelitian
migrasi internasional.Aspek waktu dan batasan wilayah negara sering didefinisikan berbeda oleh beberapa ahli.
Data
statistik
lndonesia mendefinisikanmigrasi internasional sebagai migrasi
yang melewati bataspolitik
antarnegaradan
tinggalatau berniat tinggal di
negaratujuan
tersebut selama6 bulan atau
lebih.8Aktivitas
migrasiinternasional merupakan bentuk
manifestasidari kebebasan melakukan pilihan
ekonomi sebagai konsekuensileburnya sistem
ekonomilokal ke dalam sistem yang lebih
global.Aktivitas yang
berlangsungtelah
berkembanglebih luas karena melampaui
batas-batas negara. Migrasi initidak
hanya dilakukan dalamkonteks perburuan kesempatan kerja,
tetapijuga untuk melakukan intervensi
dan penguasaan terhadap sumber-sumber produksimelalui investasi terutama ke
negara-negarayang relatif lebih kaya sumber daya
tetapimemiliki
keterbatasan modal.sMigrasi
tenagakerja antarnegara selanjutnya
dibedakan menjadi dua jenis,yaitu
migrasitemporer
dan migrasi permanen.t Subekti Mahanani, Migrcsi lnternosional, Remitonsi, dan perubohon Agrorio, u Abduf Jurnal Analisis Sosial Haris, Getombong Vol. Migrosi 15 No. 2 dan laringon Desember 2010, pedagongonhal. g1.
Manusia,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hal. 8.
'1ee,1980 dalam Abdul Haris, Kucuron Keilngot don Derop pembangunon (Jejok Migron Dalom pembangunon Doeroh), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hal. 12.
8Migrasi Internasional, http://www.datastatistik- indonesia.com/oortal/index.php?option=com content&task=
view&id=903<emid= 903&limit=1&limitstart=1, diakses 10 Januari 2014.
eAbdul
Haris, 2OO5, ibid, hal. tO.
Kajion Vol. 78 No. 4 Desember 2073
Dalam
tulisan ini, migrasi
internasionalmengacu pada konteks perpindahan
tenagakerja yang melampaui batas-batas
negara dengantujuan memperoleh
kesempatan kerjadi
pasarkerja
negaratujuan.
Tenagakerja
iniakan tinggal di negara tujuan selama
kurunwaktu yang telah disepakati dalam
kontrak kerja.Secara teoretis, terdapat dua
aliranutama yang berkembang dalam
migrasi internasional,yaitu
aliran neoklasik dan historis strukturalis.Aliran
neoklasikmemberi
tekananpada ketimpangan wilayah dan
ketimpangan ekonomiseperti
perbedaan upah, kesempatankerja dan ketimpangan distribusi lahan
dansumber daya alam merupakan
determinan migrasi. Arus migrasi keluar dalamjumlah
besardari satu wilayah ke wilayah lain
akanberpengaruh positif terhadap daerah
asalkarena mampu memberikan kontribusi
bagipembangunan ekonomi. Sebaliknya,
aliranhistoris strukturalis lebih menekankan
padabentuk-bentuk produksi dan arus
investasi sebagaideterminan utama terjadinya
migrasi.Menurut aliran ini, migrasi
internasionalmemiliki dampak negatif bagi daerah
asalakibat perpindahan penduduk dalam
jumlahbesar.lo
Migrasi
dipengaruhi oleh
banyakfaktor seperti
diungkapkanTodaro.
Dorongan utamamigrasi adalah pertimbangan ekonomi
yangrasional terhadap
keuntungan (benefit)
danbiaya (cosf) baik dalam arti finansial
maupunpsikologis. Menurut Todaro ada dua
alasanseseorang melakukan perpindahan,
yaitu pertama, seseorang masih mempunyai harapanuntuk mendapatkan salah satu dari
sekianbanyak pekerjaan yang di kota
meskipunpengangguran di kota bertambah;
kedua, seseorang masihberharap untuk
memperoleh pendapatan yang lebihtinggi di tempat
tujuandibandingkan di daerah asal.
pendekataneconomic human copital
mempunyaipandangan yang serupa dengan
Todaro.Pendekatan ini berpandangan bahwa seseorang
memutuskan berpindah ke tempat lain
untukto,brd,
hal. t8-tg.
Dinor Wohyuni Migrosi lnternasionol don....
memperoleh
penghasilanyang lebih besar
ditempat tujuan. Tindakan seperti
inidianalogikan sebagai tindakan
melakukan investasi sumber dayamanusia.ll
ll.
PembahasanA. Pembangunan dan lmplikasinya
bagi Gelombang MigrasiPembangunan
yang dilakukan
selama Orde Baru berhasil memperbaiki perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi hingga saat ini mencapai angka rata-rata hampir 7%per tahun.Pada periode ini jumlah kemiskinan
absolutmengalami penurunan tajam.
Suharto mengungkapkanjika
padatahun
1970 terdapat70 juta jiwa
160%lpenduduk miskin,
maka hanyadalam dua
dasawarsa,jumlah
tersebuttelah menjadi 27,7 juta jiwa (15,08%)
dari populasi keseluruhan. Padatahun
1993, jumlahpenduduk yang masih hidup di bawah
gariskemiskinan menjadi 25,9 juta jiwa
(13,670/ol.Dan
tahun
1996, prosentasependuduk
miskinmenurun lagi menjadi LL,3% dari total
penduduk lndonesia.l' Tidak bisa
dipungkiribahwa program-program
pembangunan yangdigulirkan pemerintah berhasil
menurunkanangka kemiskinan absolut di Indonesia.
Pesatnya pembangunan
tidak
terlepas dari bantuan World Bonk dan lembaga-lembaga keuanganinternasional lain berupa
pinjaman dana. Persoalan yang banyak dihadapi negara-negara berkembang hampir serupa,
yaknimodal.
Persyaratan lunak,tingkat suku
bungarendah dan masa pembayaran cicilan
pokokmempunyai tenggang waktu yang
panjangmendorong pemerintah menempuh
kebijakanhutang luar negeri. Pada awalnya
kebijakanhutang luar negeri bertujuan untuk
menutupdefisit anggaran pembangunan
akibatkemerosotan ekonoml Orde Lama.
Demipenyelenggaraan program stabilisasi
dan rehabilitasi perekonomian nasional,pemerintah melakukan pinjaman luar
negeri.Pinjaman luar negeri pada awalnya
belumtthttp://repositorv
20ll.pdf, diakses 18 Oktober 2013.
t' Edi Suharto, Anatisis Kebijokon Publik: ponduan proktis Mengkoji Mosoloh dan Kebijokan Sosiol, Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 18.
309
begitu besar jumlahnya. Akhir tahun
1980, pinjaman luar negeri baru sekitar USS 20 miliar.Namun setiap
tahun jumlah tersebut
semakinbertambah, sehingga pada tahun 1990
telahmencapai hampir uss 70 miliar.
Danberakhirnya Orde Baru,
total
hutang luar negerimencapai
USS150.9 miliar yang terdiri
darihutang pemerintah sebesar
USS67.32
miliaratau 44,6tyo, dan sisanya hutang
pihakswasta.13
Semakin lama ketergantungan lndonesia akan
pinjaman luar negeri
semakin besar dan menjadi suatu keharusan. Krisis ekonomi globalyang memukul perekonomian dunia
tahunL997
/L998, membuat
perekonomian Indonesiaterpuruk. Negara yang sebelumnya
menjaditujuan
investasi asingini
mengalami kelesuanekonomi.
Perusahaan-perusahaandari
skalakecil hingga besar mulai gulung tikar
akibatanjloknya nilai tukar rupiah
sehinggamelahirkan gelombang besar PHK.
Menurutlaporan For Eostern
Economic Review tahun1998, akibat krisis, 90%
perusahaan yang go public secara teknis bangkrut dan menghasilkan6 juta
pengangguran. Pengangguran melonjakke
level yangbelum
pernahterjadi
sejak akhirtahun
1950-an,yakni sekitar
2Ojuta jiwa
atau 20%lebih dari
angkatan kerja. Angkaini
terus merangkak naik hingga mencapai 9,13 juta jiwaatau
9,06%dari jumlah angkatan kerja
padatahun
2OO2.t4Sektor yang paling
terkenadampak krisis adalah sektor
manufaktur, konstruksi, dan perbankan.Mengingat
pertumbuhan
ekonomi yangrendah akibat krisis, upaya menyerap
tenagakerja sulit dilakukan. Sektor formal
tidakmampu lagi
menampungtenaga kerja
karenahampir tidak tumbuh.
Hanyasektor
informal yang mampu bertahan selama berlangsungnyakrisis. Pertumbuhan ekonomi yang
rendahdiikuti peningkatan jumlah angkatan
kerja.Tahun 1-997, angkatan kerja sebesar 89,24
juta jiwa dan bertambah menjadi
100,78juta
jiwa13 Rusydi Syahra, Pendahuluan, dalam Rusydi Syahra (Ed.), Krisrs Ekonomi Global dan Tontdngan dolom Penanggulangon Kemiskinon,
Jakarta: Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3Dl) SekretariatJenderal DPR Rl, 2009, hal.9-10.
tn Muhtar Habibi, Gemuruh Buruh Di Tengoh Pusoran Neoliberolisme:
Pengodopsion Kebijokon Perburuhon Neoliberal Pasca Otde Boru, Yogyakarta: Gava Media, 2009, hal. 48.
310
pada 2OO2.tu Pertambahan
angkatan kerja
initidak bisa diserap seluruhnya oleh
lapangankerja. Akibatnya, muncul
pengangguran terbuka.Pemerintah berusaha mencari
jalanuntuk bisa keluar dari krisis. Pada
saat bersamaan,lnternationol Monetory
Fund(lMFl menawarkan dana pinjaman untuk
menutupdefisit
anggaran. Pendekatanyang
digunakanoleh IMF ke seluruh dunia relatif
sama, yaitumelalui finonciol progromming.
Beberapa persyaratandiajukan IMF untuk
memberikanpinjaman dana.
Indonesiaharus
menyepakatibutir-butir
reformasi ekonomi yang disarankanlMF, antara lain: liberalisasi
keuangan,liberalisasi perdagangan, privatisasi,
danderegulasi pasar.
Perubahan-perubahan signifikan pun pemerintah lakukan. Suku bungabank
dinaikkan sebesar 7O%untuk
mencegahdana keluar. Deregulasi peraturan
yangberhubungan dengan pasar, dan
privatisasisejumlah BUMN dilakukan dengan
dalihpemulihan ekonomi nasional. Dari
sinilahIndonesia mulai memasuki pasar
bebas.Peranan negara dalam mekanisme
ekonomi digantikan pasar. Pahamneo liberal
kemudian berkembang dalam iklim ekonomi di lndonesia.Pembangunan mengadopsi
nilai-nilaimodernisasi pembangunan dari barat
yangmemprioritaskan pada pembangunan ekonomi
dan stabilitas politik. Pemerintah Orde
Barumembuka
seluas-luasnyajaringan kerja
sama dengandunia barat
sehinggaterjadi
ekspansiwacana pembangunan modern.16
Hasilnyapemerintahan Orde Baru berhasil
membawaIndonesia keluar dari keterpurukan
ekonomizaman Orde Lama. Pertumbuhan
ekonomi meningkat secara perlahan.Keberhasilan pembangunan
ternyatabelum dinikmati seluruh rakyat
Indonesia.Orientasi pembangunan pada sektor
industridan
mengesampingkansektor pertanian
telahmenciptakan kemiskinan baru di
wilayahtt Tahun
Depan Angka Pengangguran Berkurang 8 Persen Hingga g Persen,
http ://www.tempo.colread/news/20O3/10/15/05622258/Tahun- Depan-Anpka-Pengansquran-Berkurang-8-hinpga-g-persen. diakses 21 Oktober 2013.
15 Fathor Rahman, op. cit.,hal.27.
Kajian Vol. 78 No.4 Desember 2073
pedesaan. BPS mengungkapkan bahwa sekitar
60%o atau 120
juta
penduduk Indonesia tinggaldi
pedesaandan
70%di
antaranyahidup
daripertanian. Setengah dari jumlah itu
adalahpetani gurem yang memiliki lahan
kurang 0,5hektar,
bahkan sebagian besar bekerja sebagaiburuh tani.17 Kebijakan industrialisasi
yangberlangsung saat itu menyebabkan
semakinsempitnya lahan pertanian. Lahan
potensialpertanian banyak dikonversi ke industri
danperumahan. Kehidupan petani di
pedesaansemakin terpuruk.
Tabel 1
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Miskin
Periode 1980-201018 Tahun Pertumbuhan
PDB
l%l
Penduduk Miskin 0uta
iiwal
1980 9.9 42,3
1985 5.8 35
1990 7.1 27,2
1995 8.2 34,5
1998 -13.13 49,5
2000 4.92 34
2005 5.69 35,L
2010 5.8 3r,02
Sumber: diolah daridata BPS.
Tabel 1 menunjukkan bahwa
peningkatan pertumbuhan ekonomi
tidakselalu diikuti oleh penurunan
angkakemiskinan. Tahun 1995 misalnya,
pertumbuhan
PDB naik dari
7.1% tahun
1990
menjadi
8.2o/o.Namun jumlah
kemiskinanmengaf
ami kenaikan dari 27,2 juta jiwa
naikmenjadi 34,5 juta jiwa. Dengan
demikianpertumbuhan ekonomi yang tinggi
bukanjaminan kesejahteraan merata bagi
seluruhrakyat. Pertumbuhan ekonomi
memang salahsatu syarat tercapainya pembangunan
ekonomi, namun perlu diperhatikan
jugatt Petani Menipis Di Negeri htto://www.suaramerdeka.com/vUindex.ohp/read/
psi.docx?sequence=4. diakses 21 Oktober 2013.
Dino r Wahyuni M ig ro si I nte rnosiono I do n....
bahwa tidak hanya angka statistik
yangmenggambarkan
laju pertumbuhan
ekonomi.Hasil
pertumbuhan ekonomi
yangtinggi
harusdapat dinikmati secara merata
olehmasyarakat.
Todaro dan Smith
berpendapatjika hanya segelintir orang yang
menikmati,maka pertumbuhan ekonomi tidak
mampumereduksi kemiskinan dan
memperkecilketimpangan.
Sebaliknyajika sebagian
besarturut berpartisipasi dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi, maka kemiskinan dapat direduksi dan gop antara orang kaya dan orang miskin dapat diperkecil.leHarus
diakui bahwa kemajuan
industrilebih
banyakdidominasi sektor
nonpertanian,sedangkan pertanian masih banyak
dikelola secaratradisional
denganjumlah lahan
yangsemakin menyempit. Hal
ini
menjadi salah satualasan angkatan kerja muda
memilihbermigrasi. Faktor lainnya adalah gaji
yanglebih menjanjikan dan jelas
karenamenggunakan sistem standar
pengupahanserta arus globalisasi yang telah
mengubah peisepsi masyarakat akan kehidupan modern diperkotaan
sehinggaangkatan kerja muda
dipedesaan memilih bermigrasi.
Kebijakan pembangunan yang diprioritaskandi
perkotaanikut
menambahjumlah migrasi ke
kota-kotabesar. Perkotaan semakin maju
dengantumbuhnya industri-industri dan
dibangunnya fasilitas umum, sebaliknya kehidupan pedesaan semakindiwarnai
kemiskinan. Kondisiini
akanmenimbulkan perbedaan
pendapatanantardaerah dalam satu negara
maupunperbedaan pendapatan yang sangat
tajam antara negara miskin, negara berkembang dan negara rnaju dalam mekanisme ekonomiglobal.Pada gilirannya, peningkatan
jumlahangkatan kerja yang tidak diikuti
denganperluasan lapangan pekerjaan
akanmenimbulkan persaingan pasar kerja
yangketat. Tenaga kerja dengan keahlian
danketrampilan akan mudah memasuki
pasarkerja. Sebaliknya angkatan kerja tanpa keahlian
dan ketrampilan tertentu tidak akan
mampu bersaing dalam pasar kerja. Dampaknya adalah311
pengangguran menjadi fenomena yang banyak dijumpai di kota-kota besar.
Tabel 2
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut
Jenis Kegiatan UtamaTahun 2OIO-20L2
Sumber: Berita Resmi Statistik, Badan Pusat Statistik, No.
33/05/Th. XV, 7 Mei 2012.
Kondisi ketenagakerjaan di
Indonesiapada Februari 2012 menunjukkan peningkatan
jumlah angkatan kerja sebesar 3 juta
orang dibandingkanAgustus 2011. Dari
120,41juta angkatan kerja, sebanyak 7,6I juta
orang menganggur. Sementaratingkat
pengangguranterbuka turun dari 7,
Lo/opada
Februari 2010menjadi 6,32% pada 2OI2.
Pengangguran terbuka merupakan bagian angkatan kerja yangtidak bekerja atau
sedangmencari
pekerjaan.Pengangguran terbuka
dihitung
dari presentasejumlah
pencari kerja terhadapjumlah
angkatan kerja. Penurunantingkat
pengangguran terbu katidak bisa dijadikan patokan
meningkatnyakesejahteraan rakyat. Karena dalam
kurunwaktu yang sama, jumlah kemiskinan
masihtinggi. Pada bulan Maret 2OL2,
BPSmengungkapkan jumlah kemiskinan
masih sebesar29,L3juta
orang atau LL,96Yo.2oKetimpangan ekonomi dan sosial
baikdalam skala regional maupun global
harusdiakui membawa konsekuensi
migrasi penduduk ke luar negeri. Selainfaktor
ekonomits Michaef P. Todaro dan Stephen C. Smith, Pembongunon Ekonomi, lakarta: Erlangga, 2006.
20
Perkembangan KemiskinanMaret
2011-Maret 20t2, htto://www.tnp2k.eo.idlartikel/ perkembangan-tingkat-kemiskinan- maret-2011marel-20L2/, diakses 20 Oktober 2013.Jenis Kegiatan Utama
20x0 2011 20t2
Feb Agus Feb Agus Feb
1. Angkatan Kerja (juta orang)
- Eekerja
- Mensanssur
116,00 LO7,4T 8,59
116,53 108,21 8,32
119,40
rrt,28 I,L2
LL7,37 109,67 7,70
L20,4t LL2,80 7.61
2. Tk. Partisipasi Angkatan Kerja t%l
67,83 67,72 69,96 68,34 69,66
3. Tk.
Pengangguran Terbuka {%)
7,41 7,L4 6,80 6,56 6,32
4. Pekerja Tidak Penuh (juta orangl
- Setengah Pengangguran
- Paruh Waktu
32,80 L5,27 L7,53
33,27 L5,26 18,01
34,19 L5,73 L8,46
34,59 13,52 21,06
35,55 L4,87 20,58
3t2
dan perbedaan gaji,
faktor
demografijugaturut berperan dalam mendorong laju
migrasi.Negara maju cenderung memiliki
populasipenduduk usia tua dan angka fertilitas
lebihrendah dibandingkan negara
berkembang.Sebaliknya, angka fertilitas di
negaraberkembang besar dan mayoritas
pendudukberusia produktif. Kondisi ini
menyebabkannegara maju membutuhkan banyak
tenagakerja untuk mengisi sektor industri.
Negaraberkembang dipilih sebagai tujuan
ekspansi tenaga kerja karena alasan biaya yang murah.Pilihan seseorang melakukan
migrasiinternasional apabila dilihat dari
perspektifindividu merupakan pilihan rasional
dalamupaya memperbaiki kesejahteraan. Menurut teori
human copitol,untuk
mencapaitujuan
itumanusia berusaha mendapatkan
kombinasioptimum dengan mempertimbangkan
gaji,jaminan
pekerjaandan biaya untuk
mencapaitujuan yang
diharapkan.2lDalam konteks
ini,migrasi diyakini sebagian besar
masyarakatsebagai upaya meningkatkan
kesejahteraan.Faktor lain yang mendorong
masyarakatbermigrasi adalah tekanan kondisi
eksternal.Pendekatan struktural menyatakan
bahwamigrasi
merupakankeputusan yang
berkaitan dengan adanya tekanan kondisi eksternal yang dihadapi masyarakat.Struktur
sosial, ekonomi,politik dapat menekan kehidupan pekerja
dinegara asal. Tekanan keterbatasan
peluangkerja dan kemiskinan mendorong
penduduk memilih bekerja ke luar negeri.22B. PerkembanganMigrasidi
IndonesiaMigrasi merupakan fenomena
yangmelanda hampir seluruh negara di
dunia.Migrasi tidak bisa dilepaskan dari
kehadiranglobalisasi. Globalisasi telah
menciptakanpeluang perdagangan bebas dan
interaksiantarnegara semakin menguat. Arus
tenagakerja, kapital, barang dan infomasi
mengalir dengan mudah. Terbukanya pasar kerja globaltelah
mempengaruhilaju
migrasi internasional.Departemen
Urusan Ekonomi dan
Sosial pBB (UN-DESA) menunjukkan bahwa saat ini migrasi" Fathor Rahman, op. cit.,hal.37.
" lbid,,hal.39.
Kojian Vol. 18 No. 4 Desember 2013
internasional mencapai 232 juta orang
atau3,2o/o
dari
populasi.Arus migrasi
internasional menunjukkan peningkatan. Dalam kurun waktusepuluh tahun, jumlah migrasi
meningkatsebesar 57 juta orang atau 33% dari
tahun2OOO.23
Trend migrasi
menggambarkan bahwa kebutuhantenaga kerja
semakin besar akibatindustrialisasi. Tenaga kerja
membantumemperbesar
jumlah
angkatan kerjadi
negaratujuan dan di negara asal
membantupembangunan melalui pengiriman
uang penghasilannya.lndonesia sebagai bagian
dariperekonomian global, ikut terkena
dampakglobalisasi. Setiap tahun jumlah
migrasi internasional bertambah. Migrasi sendiri sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Ketikaitu pemerintah Belanda mengirimkan
tenaga kerja ke negara-negara jajahan yang lain seperti Suriname. Tujuannyaadalah untuk
menggantitugas para budak asal Afrika yang
telahdibebaskan.
Total
pengiriman TKI ke Surinamesebesar 32.986 orang.2o Migrasi
terusberlangsung hingga memasuki
zamankemerdekaan, namun baru
menunjukkan eksistensinyapada tahun 1970-an.
Kebijakanmigrasi internasional pada saat itu
masihmerupakan kebijakan odhoc dari
adanyamigrasi tenaga kerja yang
sebelumnyadilakukan
secaraperorangan ataupun
melaluijalur-jalur tradisional.2s Migrasi tenaga
kerjabelum
dipandang sebagai kebijakan penambahdevisa negara. Hal ini tampak dari
PeraturanMenteri Tenaga Kerja Nomor Tahun
1970tentang
Pengerahan Tenaga Kerja yang belummengatur secara rinci institusi
pelaksanapenempatan tenaga kerja ke luar negeri.
Dalam perkembangannya, pemerintah
Orde Baru menerapkan
kebijakanpembangunan yang bertumpu
padapertumbuhan ekonomi melalui
industrialisasi.Sektor pertanian yang dipandang
tidak
mampu23
fnternational Migration 2013, http://wu{.uniciakarta.org@
diakses 21 oktober 2013."
Dampak Positif dan Negatif pengiriman TKI ke Luar Negeri, htto://divantikusrivantini.wordpress.com/2011/05/31/dampak-oositif-@
diakses 25 Oktober 2013." Wahyu Susilo, Anis Hidayah, dan Mulyadi, Selusur Kebijokon (Minus) Perllindungan Buruh Migran lndonesio, Jakarta: Migrant CARE, 2013, hal.17.
Dinor Wohyuni Migrosi lnternosionol don.,,,
menopang
industri mulai
dipinggirkan. Padahalsebagian besar masyarakat
pedesaanmenggantungkan
hidup dari sektor
pertanian.Akibatnya, buruh
tani
banyak kehilangan lahan pekerjaan. Sementara lapangan pekerjaan lain mensyaratkanpendidikan dan keahlian
yang umumnyatidak dimiliki petani.
Hanya tenagakerja dengan pendidikan dan keahlian
yang mampu bersaing dalam pasar kerja. Kondisi ini menyebabkan jumlah pengangguranbertambah. Pemerintah kemudian
mengambil langkah ekspor tenaga kerja sebagai salah satusolusi
masalah pengangguran. Program AntarKerja Antar Daerah
(AKAD)dan Antar
KerjaAntar Negara (AKAN) digalakkan
dandituangkan dalam bentuk
PeraturanPemerintah Nomor
4
Tahun L970. Pengaturanini memberi wewenang kepada
pemerintahdan pihak swasta untuk mengatur
prosespengiriman TKI ke luar negeri.
Migrasiinternasional menjadi bisnis baru
yangmenjanjikan. Perusahaan-perusahaan pengerah tenaga kerja bermunculan. Fenomena
ini
telahmenggeser kebijakan penempatan TKI
yangsebelumnya adhoc menjadi
kebijakanregulatif.26
Selama Repelita | (L969-L974), Belanda menjadi negara
tujuan
pengiriman TKI denganprosentase 50% dari 5.624 TKl. Repelita
ll (L974-t979) ditandai dengan perubahan negaratujuan
utama pengiriman TKI ke Timur Tengah.Booming minyak menjadikan negara-negara di Timur Tengah
terutama
Saudi Arabia membukapeluang kerja yang luas. Krisis tenaga
kerja asing akibattuntutan
tenaga kerja asal Filipinaterkait
perbaikan upah dan kondisi kerja dalamskema hukum perburuhan
dimanfaatkan pemerintah lndonesia. Negara-negaradi
Timur Tengah menjadi primadonatujuan
penempatan TKI pada saatitu.
Pada Repelitalll
(1979-1984)TKI yang dikirim ke Timur Tengah
mencapaiprosentase 64% dari total 96.410
TKl.Sedangkan L7o/o
TKI dikirim ke
Malaysia atau Singapura. RepelitalV
(1984-1989)jumlah
TKInaik menjadi 292.262 orang dan
didominasiperempuan yang bekerja sebagai
penata313
laksana rumah tangga (PLRT).27 Peningkatan ini diindikasikan
karena pada
masaini
lndonesia menerapkan kebijakanrevolusi hijau di
sektorpertanian. Kebijakan ini telah
menyebabkantenaga kerja perempuan
pedesaantermajinalisasi ke sektor lain, bahkan
banyak yang memilih bekerja di luar negeri sebagaiTKl.Peluang
kerja di luar negeri yang
menjanjikanupah yang lebih besar dibandingkan upah
didalam negeri semakin menguatkan
motivasi perempuan pedesaan bermigrasi ke luar negeri.Pada Repelita
V
(1989-1994)jumlah
TKI terusmeningkat menjadi 652.272 orang,
namuntujuan penempatan TKI ke Timur
Tengahmenurun.
Halini
dipengaruhi gejolakpolitik
diTimur
Tengah,yaitu terjadinya perang
teluk.Namun,
dalam kurun waktu
yangtidak
lama,tahun 1991 pengiriman TKI ke Timur
Tengahkembali meningkat. Repelita Vl jumlah
TKImencapai I.46I.236 orang. Angka ini
jauhmelebihitarget
pemerintah yang hanya sebesar 1.250.000 rKt.28Pada 1994, Pusat AKAN
dibubarkan dan fungsinya diganti Direktorat Ekspor Jasa TKIdi bawah Direktorat Jenderal
Binapenta.Berakhirnya
pemerintahan Orde
Baru menjadiawal berlakunya reformasi.
Demokratisasi mulai dijalankan. Namun, krisis ekonomi globalkembali menghantam perekonomian
duniatermasuk Indonesia. Dampaknya,
target pengiriman TKI meningkat tajam. Negara tujuanutama penempatan TKI beralih ke
AsiaTenggara dan Asia Timur. Sampai
dengan kepemimpinan SBY, migrasi internasional masihmenjadi pilihan sebagian besar
masyarakat.Kondisi ketenagakerjaan
di dalam
negeri yangtidak kunjung membaik, serta
doronganekonomi semakin menguatkan tekad
merekauntuk
mencari pekerjaandi luar
negeri. Tanpapendidikan dan ketrampilan yang
memadai," Laporan Pengkajian Hukum tentang Tanggung Jawab Lembaga Pengerah Tenaga Kerja (PPTKIS) dalam Pemenuhan Hak-hak Tenaga
Kerja, htto://www.bohn.so.idldata/ documents/pki 2012 - 1.pdf, diakses 6 November 2013.
28 Direktorat Jasa TKLN Depnakertrans, Hugo (2000); Wiyono (1998),
dalam Kertas Kerja Aswatini Raharto, Migrasi Tenaga Kerja Internasional di Indonesia: Pengalaman Masa Lalu, Tantangan Masa Depan dafam Ana Sbhana Azrny, Negaro don Buruh Migron Perempuon:
Meneldah Kebijokan Perlindungan Mosa Pemerintohan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2070, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2012, hal. 47.
'" rbid., hal. !7
314 Kajian Vol. 78 No. 4 Desember 2073
mereka hanya dapat bekerja
di sektor informal masih harus menghadapi
kasus-kasusseperti penata laksana rumah tangga, sopir, kekerasan baik fisik maupun
psikologis.babby
sitter
maupun perawatlanjut usia.
Persoalanini terutama dialami oleh
tenaga Tabel 3.Tota I TKf Berda sa rka n Pekerjaa n Ta hu
n
ZOOG-Z:OhO27 WilayahPekerjaan
2004 2005 2006 2007 2008
Laki-laki Perem- puan
Laki-laki Perem- puan
Laki-laki Perem- puan
Laki-laki Perem- puan
Laki-laki Perem- puan Terampil 68.648 47.599 135.607 60.257 135.507 60.267 It2.97S 64.520 not
ovailable
not ovoiloble Tidak
Teramoil
L5.427 249.076 12.658 264.778 12.658 254.778 2s.025 477.480 not
ovoilable
not ovailoble Total 84.07s 296.6L5 149.265 325,045 t49.265 325.045 138.000 542.000 200.188 548.637 Sumber: BNP2TKI Pusdatinaker Balitfo Kemenakertrans.
Tabel 3 memperlihatkan
perbandinganjumlah TKI yang terampil dengan TKt
tidakterampil. TKI tidak terampil
didominasiperempuan dengan jumlah yang
terus meningkat selamaperiode 2004
hingga 2009.Hal ini
disebabkanperempuan yang
bekerjasebagai TKW umumnya tidak
mempunyaiketrampilan dan pendidikan yang
memadai.Mereka rela bekerja apapun demi memperbaiki
kehidupannya. Karena itu, sektor
informal banyak dimasukikaum
perempuan yang tidakmempunyai ketrampilan dan
pendidikan.Berbeda dengan TKI laki-laki yang
lebih
banyak bekerja di sektorformal
karena pendidikan danketrampilan yang mereka miliki.
Laki-laki bekerjadi luar negeri dengan
persiapan yanglebih matang sehingga mampu bersaing
disektor formal. Total pengirlman TKI ke
luarnegeri juga menunjukkan angka yang
lebihbesar perempuan dibandingkan
laki-laki.Selama kurun
waktu empat tahun,
perempuan mendominasi lapangan kerja sebagai TKl.Peningkatan jumlah TKI
ternyata menghadirkan permasalahanbaru mulai
dari pra penempatan, selama penempatan, maupun pasca penempatan. Kurangnya pendidikan dan pengetahuan TKI menjadi salahsatu
penyebabberbagai persoalan yang muncul. pada
saatproses rekruitmen, sebagian calon
TKImenyerahkan proses penempatan kepada calo.
Akibatnya banyak
terjadi
pemalsuan dokumen,penipuan informasi jenis pekerjaan
danperjanjian kontrak. Selama penempatan,
TKIkerja perempuan (TKW)yang mayoritas bekerja
sebagai penata laksana rumah tangga.
Saatkembali ke negara asal,
permasalahan belumberhenti.
Praktek pemerasandi
bandara masihterjadi. Tidak jarang mereka harus pulang
kenegara
asaltanpa mendapatkan gaji,
bahkan dengan luka-luka fisik maupun psikis.Perlindungan TKI masih
belum
berjalanefektif.
Kasus-kasuskekerasan masih
seringmenghiasi media
massa.Selama masa
OrdeBaru, perlindungan hukum TKI baru
sebatas KeputusanMenteri
Tenaga Kerja. Badan yangdibentuk untuk
meningkatkan kualitas TKI jugatidak efektif.
Badan Koordinasi Penemoatan TKI(BKPTKI)
yang didirikan melalui
Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1.999 belum mampumenjalankan tugasnya secara
efektif.Perlindungan
TKI masih sebatas
peningkatankualitas, belum menyentuh
perlindunganselama dan pasca penempatan.
proses penempatan TKImulai dari rekruitmen
hinggapenempatan masih bermasalah.
pemerintah belum mempunyai aturan tegas yang mengatur proses penempatan TKI dan perlindungan yang seharusnya diterima TKl.Pada tahun
2OO4,terjadi
deportasi massalTKI yang berada di Malaysia
melaluiNunukan. Dimulai dengan
pemberlakuan akta imigresennomor
1154tahun 2002
yangefektif
mufai 1. Agustus 2OOZ.Akta ini
memberlakukandenda 10.000 ringgit Malaysia,
penjaramaksimal 5 tahun dan hukuman
cambukmaksimal 6 kali bagi tenaga kerja ilegal
diDinor Wohyuni Migrosi lnternosionol dan....
Malaysia. Kejadian ini menunjukkan
kondisi ketenagakerjaan lndonesiamasih
bermasalah.Manajemen penempatan TKI
baik
pra, selama,maupun pasca penempatan perlu
ditinjau kembali. Sistem penempatan dan perlindunganTKI harus dituangkan
secarajelas dan
tegasdalam sebuah peraturan
perundangan.Akhirnya, pada
tahun
yang samalahir
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004
tentang Penempatandan
PerlindunganTenaga
Kerjalndonesia di Luar Negeri
(UUPPTKILN).UUPPTKILN mengamanatkan
dibentuknyasebuah badan yang berperan
dalam penempatan dan perlindungan TKI atau dikenaldengan Badan Nasional Penempatan
danPerlindungan Tenaga Kerja
Indonesia(BNP2TKI).
Dalam implementasi, UUPPTKILN belum
dapat melindungi TKl. Hak-hak TKI
belumditerima sepenuhnya sehingga
selama penempatan, TKI masih mengalami kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Bahkan beberapaTKI terancam hukuman mati di
negarapenempatan.
Jika dilihat kembali,
pasal-pasaldalam
UUPPTKILNmemang masih
minimmengatur tentang perlindungan dan
hak-hak TKl. Dari 109 pasal yang ada, hanyaterdapat
9 pasal yang mengaturtentang
perlindungan TKl,sedangkan sisanya lebih berorientasi
padaprosedur penempatan TKl. Terlepas
masih minimnya perlindungan yang diberikan negara, sampai saatinijumlah
TKIterus
meningkat daritahun ke tahun. Banyaknya kasus
yang menimpa TKItidak
mengurungkanniat
merekauntuk bekerja di luar negeri.
Desakankebutuhan
ekonomi lebih memotivasi
merekauntuk
mencari penghidupan yanglebih
baik di negara lain. Sementara peluang kerjadi
dalamnegeri masih belum mampu
menampungtenaga kerja yang tersedia terutama
tenaga kerja unskilled.315
C. lmplikasiMigrasibagi
PembangunanMigrasi internasional menjadi
trend sejak masapemerintahan Orde Baru. Di
satu sisi, kebijakanini
dipandang mampu mengatasi masalah pengangguran, dandi
sisilain
sebagaiupaya menambah devisa negara.
Fenomenameningkatnya migrasi tidak terlepas
dari kebijakan eksportenaga kerja yang
dilakukanpemerintah. Gejolak ekonomi
Indonesia yangterjadi tahun L997/t998 semakin
mendorongpeningkatan TKI ke luar negeri.
Migrasidipandang
sebagaijalan untuk
meningkatkan pembangunan baikdi tingkat
nasional, daerah,rumah tangga maupun individu
melalui remitansi.2s Remitansi yangdikirim
TKI menjadisalah satu sumber devisa negara
terbesardalam perekonomian lndonesia.
Sejak tahun1983, pemerintah
secararesmi
mengeluarkanaturan kewajiban pengiriman uang hasil
kerja TKI yangdituangkan dalam
Pasal7
KeputusanMenteriTenaga
Kerja RfNomor 749/Men/1983 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pengerahan TenagaKerja Indonesia ke Saudi Arabia
dan Pasal10
KeputusanMenteri
TenagaKerja
RlNomor 408/Men/I984 tentang
Pengerahandan Pengiriman Tenaga Kerja ke
Malaysia.Kedua Kepmenaker
tersebut berisi
kewajiban setiap tenaga kerja menyisihkan sedikitnya 50%dari upahnya untuk dikirim ke
keluarganyamelalui
bankpemerintah.
Sedangkan TKI yangbelum berkeluarga atau tidak
mempunyai keluargawajib menyimpan upahnya di
bankpemerintah.
Denganadanya aturan
tersebut,setiap tahun remitansi yang dikirim
TKI terusbertambah
sesuai dengan peningkatan jumlahTKl. Jumlah remitansi TKI akan
ditunjukkan dalam tabel berikut."
Editorial, Migrosi tnterndsional: Realito don Perubohon Kesejohteraon, Jurnal Analisis Sosial Vol. 15 No. 2 Desember 2010, hal.2.
316
Tabel 4
Remitansi TKI Tahun 1983-201230
Tahun Total Remitansi Tahun Total Remitansi 1983 USS 10 iuta 1998 USS 958 juta 1984 USS 53 juta 1999 uss 1109 juta 1985 USS 61 juta 2000 USS 1046 iuta 1986 USS 71juta 2001 USS 1259 juta 1987 USS 86 juta 2002 USS 1259 iuta 1988 USS 99 juta 2003 USS 1489 iuta 1989 USS 167 juta 2004 UsS 1866juta 1990 USS 166 iuta 2005 USS 5420 juta 1991 USS 130 juta 2006 USS 5722 iuta t992 USS 229 iuta 2007 USS 6172 juta 1993 USS 346 iuta 2008 USS 6794 juta 1994 USS 449 iuta 2009 USS 6793 juta 1995 USS 551 juta 2010 USS 6916 juta 1995 USS 796 iuta
20lt
USS 6924 iuta t997 USS 725 juta 20L2 USS 7207 iuta Sumber: Remittance Data Inflow 2013, World Bank 2013.,-pari Tabel 4 tampak bahwa
remitansi yang &Tkirim TKI selalu mengalami peningkatansignifikan setiap tahunnya. Penurunan
hanyaterjadi dalam beberapa tahun seperti
tahun1990 yang
disebabkanperang teluk di
Timur Tengah sehingga pemerintah sementara waktu mengurangiTKl ke Timur Tengah dengan alasan keamanan. Kemudiantahun
1997juga terjadi penurunan remitanasi akibat krisis
keuanganyang melanda Asia. Tahun 2010
penurunanremitansi
disebabkankrisis
keuangan Amerika yangturut
mengurangijumlah remitansi
yangdikirim
TKl.Meskipun ada penurunan,
namunsecara umum remitansi telah
menyumbangdevisa negara dalam jumlah yang
besar.Kenaikan
remitansi hampir lima kali lipat
ditahun 1983 ke 1984 sangat
membantu perekonomian Indonesia yangsaat itu
sedangmengalami kemerosotan akibat
keputusan OPECterkait pembatasan kuota
penjualanminyak bumi. Lahirnya
UUPPTKILN diindikasijuga telah
menaikkan angkaremitansi.
Dalam kurun waktu satutahun,
remitansi yang dikirim TKI meningkattajam dari
USS 18G6juta
tahun2004 menjadi USS
5420juta
pada tahun 2005.Dalam skala keluarga,
remitansiberfungsi sebagai penopang
kehidupankeluarga
di daerah asal baik
secara ekonomiKajian Vol. 18 No. 4 Desember 2073
maupun
sosial. Remitansi dimanfaatkan untukinvestasi dan konsumsi. Bentuk
investasi TKIantara lain membangun rumah
permanen,membeli sawah atau tanah, sekolah,
dankesehatan. lnvestasi produktif
akanmeningkatkan
kapasitasrumah tangga
dalammenghasilkan uang. Melalui investasi
akanterjadi peningkatan status sosial TKI
dankeluarganya dalam masyarakat.
perubahanorientasi
keluarga TKl,akan
mengubah status sosialnya.Misalnya, dalam aspek
pendidikan.Pendidikan
telah menjadi salah satu
prioritas penting. Bagi sebagian TKl, pendidikan menjadimodal
perubahan kehidupan keluargadi
masadepan. Artinya, semakin tinggi
pendidikan keluarga TKl,maka akan
meningkatkan status sosialnyadi
masyarakat. Karenaitu,
remitansi yangdikirim
TKIke
keluarganya, dimanfaatkanuntuk pendidikan keluarga terutama
anak-anaknya. Dalam konteks ini,
migrasiinternasional dipandang sebagai salah
satustrategi peningkatan status sosial TKI
dan keluarga.Sementara penggunaan remitansi untuk
konsumsi lebih mengacu pada
pembelian barang dan jasa yang dikonsumsi langsung olehrumah tangga, seperti pangan dan
sandang.Konsumsi makanan yang bergizi
akanmeningkatkan status gizi keluarga
yangberdampak pada pembentukan sumber
daya manusiayang lebih berkualitas. Hal ini
padagilirannya akan mendukung
proses pembangunan. Sedangkankonsumsi
sandanglebih
mengarah pada peningkatan prestise TKIdan keluarga. Budaya konsumtif TKI
juga mewarnai kehidupannya. Dari pendapatan yangdihasilkan, TKI memanfaatkan
sebagianuangnya untuk membeli pakaian
dankebutuhan lain hanya deml
meningkatkan prestise dalam masyarakat.Selain dimanfaatkan
untuk
investasi dan konsumsi,remitansi
merupakanjaminan
haritua. Pada umumnya TKI tidak
mempunyaikeinginan untuk menetap di
negarapenempatan. TKI akan
berusahamengumpulkan uang
sebanyak-banyaknya sehingga ketika kembali ke daerah asal, merekatelah mempunyai uang yang cukup
untuk'o Wahyu Susilo, Anis Hidayah, dan Mulyadi, op.cit., hal.35-36.