PENDAHULUAN
Latar Belakang
6 Hamid Sidiq, “Pendidikan Keluarga Imran (Analisis Keluarga Imran dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 33-37”, Al-Urwatul Wutsqo: Jurnal Islam dan Pendidikan, Vol. Basir, Analisis Implementasi Imran Model Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Al-Qur'an Surah Ali Imran, (Kalimantan Selatan: CV. El Penerbit, 2021), 5. Basir, Analisis Implementasi Model Pendidikan Keluarga Imran dalam Perspektif Al-Quran Surah Ali Imran , ( Kalimantan Selatan : CV. El Publisher, 2021), 7.
Fokus Penelitian
Adi Hidayat merupakan seorang ulama Indonesia yang dikenal dengan kemampuannya yang luar biasa dalam menghafal Al-Quran, bahkan lengkap dengan posisi dan letak ayat-ayatnya. Selain itu Adi Hidayat juga cukup aktif berdakwah di media sosial dan memiliki channel resmi yaitu Adi Hidayat Official yang memiliki sekitar 3,39 juta subscriber dengan unggahan video berjumlah sekitar 1,4 ribu video dan jumlah penontonnya mencapai ribuan hanya dalam beberapa jam. setelah video diunggah.21.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Oleh karena itu secara sederhana dapat dipahami bahwa tafsir lisan adalah penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan secara lisan.25. Sedangkan untuk cara daring atau daring, yaitu dengan menyampaikan tafsir lisan secara langsung di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube atau bisa juga dengan direkam terlebih dahulu kemudian diunggah ke media sosial. Di zaman sekarang ini masyarakat hidup berdampingan dengan media sosial, dari media sosial seseorang dapat mengetahui banyak hal, salah satunya dengan mendengarkan ceramah atau kajian tentang tafsir Al-Quran.
Sistematika Pembahasan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang memaparkan konsep pengasuhan anak dalam kisah keluarga Imran dalam surat Ali Imran ayat 33-37, dengan menggunakan metode perbandingan kitab tafsir klasik modern. Penelitian ini membahas mengenai pendapat para ahli pendidikan mengenai konsep pendidikan anak, serta upaya meningkatkan pendidikan anak dengan menerapkan pola pengasuhan anak masa kini dan metode pengajaran yang dapat dipetik dari kisah keluarga Imran. Kajian ini berfokus pada tiga proses dalam mendidik Maryam yang dilakukan oleh istri Imran yaitu Hana sebagaimana terdapat dalam surat Ali Imran ayat 35-57; Pola asuh prenatal, masa bayi dan masa kanak-kanak hingga remaja.
Hasil penelitian ini membahas tentang unsur pendidikan yang tampak dalam surat Ali Imran ayat 33-37 bahwa orang tua bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anaknya dan terhadap pendidikan keluarga Imran, termasuk pendidikan keluarga dan rumah suci (mihrab), yaitu dibandingkan dengan institusi pendidikan saat ini. . Majalah ini membahas tentang bagaimana Nabi Zakaria membesarkan anak perempuan, yang dalam penelitian ini dirinci dengan pendapat para ahli tafsir tentang bagaimana Nabi Zakaria membesarkan anak perempuan dan pendapat para ahli pendidikan tentang pendidikan anak perempuan. Penelitian ini membahas tentang pengajaran kepada anak Surat Ali Imran melalui tafsir lisan Adi Hidayat.
Hasil yang terdapat dalam penelitian ini menjelaskan peran ibu dalam tahapan pendidikan anaknya, hanya pada tahap prenatal saja seorang ibu harus berperan. Persamaan dalam penelitian ini adalah pembahasan pola pengasuhan anak dalam cerita keluarga Imran dan peran istri Imran sebagai sosok ibu yang cakap. Hasil penelitian ini menjelaskan unsur pendidikan yang terkandung dalam cerita keluarga Imran yaitu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dalam keluarga adalah orang tua dan ibu mempunyai peranan yang sangat penting yang kemudian dipercayakan kepada Nabi Zakaria, kemudian Imran rencana pendidikan keluarga dirumuskan oleh istri Imran sejak kecil. Di dalam kandungan materi pendidikan mengandung ajaran agama dan memberikan lingkungan yang terlindungi dari hal-hal yang dapat berdampak buruk bagi anak.
Persamaan dalam penelitian ini adalah pembahasan perencanaan pendidikan dalam keluarga Imran yang telah dirumuskan oleh ibu (Hannah) sejak anak dalam kandungan.
Kajian Teori
Selain itu, budaya lisan juga tidak memerlukan narasi yang mengalir dalam arti gramatikal, seperti penambahan kata “dan” berulang kali dalam satu kalimat. Hal ini berbeda dengan budaya tertulis yang biasanya bertumpu pada kaidah-kaidah menyusun kalimat (sintaksis).30. 2) Asosiatif daripada analitik, yaitu ekspresi dalam budaya lisan lebih banyak memberikan kiasan, ekspresi, frasa, atau ciri-ciri yang memberikan emosi pada sesuatu yang dikomunikasikan untuk memicu ingatan. Karena dalam budaya lisan primer, pengetahuan konseptual yang tidak diulang-ulang secara lantang akan hilang dalam sekejap, masyarakat.
Budaya lisan tidak mempunyai kamus, sehingga menimbulkan kecenderungan untuk memilih makna yang sesuai dengan situasi nyata yang digunakan dan ditafsirkan pada saat itu.37. Budaya lisan cenderung menggunakan konsep-konsep dalam kerangka situasional yang mempunyai keabstrakan yang sangat minim, dalam artian konsep-konsep tersebut tetap relevan dengan kehidupan manusia nyata. Hal inilah yang kemudian menjadi urgensi pendidikan anak dalam Islam, dengan pendidikan yang baik dan berkesinambungan maka anak akan menjadi manusia yang baik dan berguna sebagai generasi penerus bangsa ini.39.
39 Hamdi Abdul Karim, “Konsep pendidikan anak dalam keluarga menurut perspektif agama Islam”, SD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. Dalam Islam, pendidikan anak dikonsep dengan sangat jelas mulai dari tahap prenatal atau sebelum bayi lahir, tahap bayi lahir, tahap masa kanak-kanak, dan tahap remaja.42. Proses pendidikan anak melibatkan tiga faktor utama yaitu anak, orang tua atau guru sebagai pendidik dan lingkungan sebagai tempat pendidikan.
Beberapa konsep dasar tersebut merupakan pilar utama pendidikan anak dalam Islam yang patut diperhatikan.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Sumber Data Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
Miskun as-Syatibi merupakan seorang guru yang mempunyai pengaruh besar dalam menyampaikan kecintaan Adi Hidayat terhadap al-Quran serta mendalami ilmunya. Sepanjang hampir 6 tahun belajar di pesantren ini, Adi Hidayat kembali menunjukkan pencapaiannya dalam bidang ilmu agama, pengkhususan dalam ilmu tafsir Al-Quran. Adi Hidayat menjelaskan cara mendidik anak-anak yang terdapat dalam surah Ali Imran ayat 35-37 di mana al-Quran menunjukkan sunnah-sunnah yang terdapat di dalamnya melalui kisah keluarga Imran agar dapat diteladani dalam kehidupan seharian.
Kemudian Adi Hidayat mempraktekkannya dengan membeli speaker aktif yang diisi USB agar lantunan ayat suci Alquran terdengar terus menerus. Menurut Adi Hidayat, ketika bayi lahir, sebaiknya orang tua mulai berdoa kembali kepada Allah SWT. Adi Hidayat menjelaskan ayat 37 merupakan jawaban Allah SWT. terima kasih atas doa dan usaha orang tua Maryam.
Adi Hidayat menyampaikan pesanan sekiranya ibu bapa tidak menghafaz al-Quran, anak perlu bersedia untuk menghafaznya supaya berbangga di hadapan Allah SWT. Tafsiran Adi Hidayat dalam mendidik anak yang terdapat dalam Surah Ali Imran ayat 35-37 adalah linear dengan konsep pendidikan anak dalam Islam. Malah Adi Hidayat juga mengisahkan tentang sahabat Nabi, yang dinamakan semula oleh Nabi Muhammad (saw).
Adi Hidayat dalam ceramahnya menyampaikan bahwa konsep pendidikan anak dalam Al-Qur'an dimulai sejak anak berada dalam kandungan.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Biografi Adi Hidayat
Latar belakang pendidikan Adi Hidayat adalah di TK Pratiwi Pandeglang pada tahun 1989 dan ia lulus dengan predikat siswa terbaik. Di Madrasah Salafiyyah Sanusiyyah, Adi Hidayat juga merupakan salah satu siswa berprestasi bahkan diangkat menjadi dosen muda setiap ada acara wisuda siswa. Di pesantren inilah Adi Hidayat mendapat ilmu umum dan agama serta belajar kepada kepala sekolah yaitu KH.
Saat duduk di bangku Madrasah Aliyah tingkat 2, Adi Hidayat menjadi delegasi termuda pada program Daurah Tadribiyyah Universitas Islam Madinah di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur'an Yogyakarta. Selain itu, Adi Hidayat juga dinobatkan sebagai santri teladan di bidang agama dan bidang umum serta ditunjuk untuk menyampaikan karya ilmiah tentang konsep ESG dalam Al-Quran di hadapan tokoh pendidikan M. Kemudian pada tahun 2003, Adi Hidayat mendapat undangan dari PMDK untuk masuk ke fakultas khusus yaitu Fakultas Dirasah Islamiyyah di Universitas.
Memasuki tahun ajaran keduanya yaitu pada tahun 2005, Adi Hidayat mendapat tawaran belajar di luar negeri kemudian keluar dari UIN dengan nilai rata-rata 3,98 dan memutuskan untuk belajar di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya. Adi Hidayat juga banyak belajar langsung dari para ulama besar Libya dan ulama dari negara-negara yang ia kunjungi sesuai ilmunya.48. Kemudian pada tahun 2013, Adi Hidayat pindah ke Bekasi dan mendirikan sebuah yayasan yang bergerak di bidang kajian Islam dan pengembangan dakwah bernama Quantum Akhyar Institute.
Adi Hidayat juga melanjutkan pendidikan jenjang Magister di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung dan memperoleh gelar M.Sc.
Penafsiran Adi Hidayat pada Surah Ali Imran Ayat 35-37 di YouTube
Dalam tafsiran ayat 35 ini, Adi Hidayat mengatakan bahawa apabila seorang ibu sedang hamil, hendaklah mendoakan anaknya agar dekat dengan Allah SWT.56 Adi Hidayat juga menjelaskan sebuah hadis daripada Nabi Muhammad saw. . Kemudian Adi Hidayat seterusnya menerangkan hadis Nabi yang terdapat dalam kitab Al-Arbain nombor 10 bahawa ibu bapa hendaklah menjaga diri daripada segala yang dilarang oleh Allah SWT. Kaedah yang digunakan oleh Adi Hidayat seperti mendengar bacaan ayat-ayat suci al-Quran kepada anaknya yang masih dalam kandungan adalah bersesuaian dengan salah satu kaedah pendidikan anak semasa dalam kandungan yang dikemukakan oleh F. .
Adi Hidayat juga meriwayatkan cerita pendek dimana banyak sahabat dan sahabat yang namanya diubah oleh Nabi Muhammad SAW. Anak Imran dan Hana yakni Maryam juga termasuk salah satu orang yang tergoda setan.Adi Hidayat mengatakan, ketika Maryam tergoda setan, Allah swt. Dalam Tafsir Al-Misbah, Quraish Shihab mengemukakan bahwa ketika Nabi Zakaria datang menemui Maryam, beliau sudah terbiasa berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah.86 Adi Hidayat sekali lagi menegaskan kepada para pendengar bahwa ketika menitipkan anak-anakmu kepada Allah. maka Allah sendiri yang akan menyediakannya.
Disini ada ciri-ciri kebaikan menurut Adi Hidayat yaitu Imran dan Hannah dalam Al-Quran disebutkan dalam bentuk satu keluarga yaitu keluarga Imran, sedangkan anaknya Maryam mempunyai surat sendiri yang artinya generasi. dilahirkan lebih baik dari orang tuanya. Lebih lanjut Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa Hannah, ibu Maryam, adalah seorang wanita yang jika ingin makan harus berusaha terlebih dahulu, namun berbeda dengan Maryam, ketika Maryan ingin makan, Allah SWT. langsung. Adi Hidayat memberikan rumusan tafsir bahwa jika di dalam Al-Quran ada kalimat yang merujuk pada seseorang dan disebutkan peristiwa tersebut, maka itu tandanya tidak berlaku lagi di kemudian hari, artinya hanya berlaku. pada waktu itu.
Menurut pengkaji, penjelasan Adi Hidayati dalam tafsiran lisan ini sering mengulang sesuatu perkataan sehingga penjelasannya sangat panjang. Jelas Adi Hidayat, apabila menamakan anak, nama yang baik perlu dicari dan perkara ini telah dijelaskan lebih daripada tiga kali. Dalam video syarahan Adi Hidayati yang telah diteliti, terdapat satu lagi ciri pendiam yang Walter J.
Karakteristik Kelisanan Penafsiran Adi Hidayat pada Surah Ali Imran