• Tidak ada hasil yang ditemukan

(2) Hal ini mengakibatkan nilai hasil belajar siswa sangat rendah pada mata pelajaran PKn

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(2) Hal ini mengakibatkan nilai hasil belajar siswa sangat rendah pada mata pelajaran PKn"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

Model pembelajaran kooperatif tipe CITY dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Talakaya Kabupaten Bantaeng dalam proses pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe CITY dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa Kelas V SD Inpres Talakaya Kabupaten Bantaeng.

Tabel   1.1   Perhitungan   Skor   Perkembangan   pada   Belajar   Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD
Tabel 1.1 Perhitungan Skor Perkembangan pada Belajar Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Hakikat Pembelajaran PKn a).Pengertian Pembelajaran PKn

Hasil belajar sering juga disebut prestasi belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran yang diungkapkan melalui penilaian pembelajaran. Ada banyak jenis faktor yang mempengaruhi hasil belajar, namun hanya dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan

Setiap kegiatan belajar kelompok menggunakan lembar kegiatan kelompok (LQC) dan lembar kunci jawaban setiap kelompok dengan tujuan menjalin kerjasama antar anggota kelompok. Setelah menyerahkan Lembar Kegiatan Kelompok (LKK), guru menjelaskan tahapan dan fungsi pembelajaran kelompok tipe STAD.

Kerangka Pikir

Salah satu bentuk pembelajaran yang dinilai baik untuk diterapkan dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe CITY. Kegiatan pembelajaran kooperatif tipe CITY terdiri dari 7 fase yaitu; (1) Persiapan pembelajaran; (2) Penyajian materi; (3) belajar dalam kelompok; (4) Pengecekan hasil belajar kelompok; (5) Mengikuti tes secara individual; (6) Pemeriksaan Hasil Tes dan (7) Penghargaan Kelompok.

Hipotesis Tindakan

Jenis Penelitian

Kemmis dan Taggart yang menyatakan bahwa proses penelitian ini merupakan proses siklus atau daur ulang yang terdiri dari empat aspek dasar.

Fokus Penelitian

Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penilaian

Sujek Penelitian

Rancangan Tindakan Penelitian

Refleks

Langkah terakhir yang dilakukan adalah mengadakan refleksi (kontemplasi) terhadap hasil yang dicapai pada setiap siklus. Apabila hasil yang dicapai pada siklus I (pertama) tidak sesuai dengan indikator dan tujuan (65) sesuai rencana, hal ini didiskusikan dengan guru dengan alternatif pemecahannya dan direncanakan tindakan selanjutnya.

Observasi

Tehnik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan 1. Tehnik Analisis Data

Dokumen dilakukan untuk mendapatkan nama siswa dan nilai ulangan harian siswa kelas V SD Inpres Talakaya Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng. 21% - 40% Kurang Efektif 0% - 20% Tidak Efektif Perhitungan persentase pembelajaran PKn di kelas V SD Inpres Talakaya Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaengdilkukn dengan membandingkan total skor yang diperoleh dengan skor maksimal. Meningkatnya kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa yaitu pelaksanaan seluruh langkah pembelajaran CITY.

Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran PKn melalui tipe Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Performance Jurusan di kelas V SD Inpres Talakaya Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng yaitu adanya peningkatan hasil belajar siswa jika pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan prestasi. dengan nilai rata-rata minimal menurut standar KKM yaitu 65, dan mencapai ketuntasan belajar klasikal minimal 80%. Data tindakan, temuan dan refleksi diperoleh melalui observasi, catatan lapangan, wawancara dan hasil evaluasi siswa. Paparan yang relevan adalah kegiatan guru dan siswa yaitu (1) paparan data sebelum tindakan, (2) paparan data tindakan, (3) paparan data tindakan siklus I, (4) paparan data tindakan siklus II .

Hasil Penelitian

Pertemuan 1

Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, pada tahap ini guru menyampaikan topik pembelajaran yang akan dibahas yaitu pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menunjukkan media ajar, menjelaskan penggunaan media dengan. Pada pertemuan 2 kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengecek kesiapan belajar siswa sebelum memulai proses pembelajaran, menjaga persepsi, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada tahap perencanaan tugas yang akan dipelajari, untuk pertemuan 1 masih dikategorikan kurang karena guru tidak mengarahkan siswa untuk menentukan rencana tindakan dan tidak membimbing siswa untuk mempelajarinya. sedangkan pertemuan 2 dikategorikan cukup karena guru masih kurang dalam membimbing siswa dalam menentukan rencana tindakan.

Dalam penyusunan laporan akhir dikategorikan cukup pada pertemuan 1 dan 2 karena guru tidak membimbing anggota untuk menentukan hal yang terpenting dari pesan pembelajaran yang mereka teliti. Tahapan penyajian laporan akhir baik pada pertemuan 1 maupun 2 dikategorikan baik karena adanya keterlibatan guru dalam memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menentukan siswa yang akan mempresentasikan hasil laporannya bersama guru yang terlibat dalam setiap kelompok. perwakilan mempresentasikan hasil laporan. Sedangkan pertemuan 2 dikategorikan baik karena sudah melakukan tanya jawab dengan kelompok lain (6) Tahap evaluasi baik pertemuan 1 maupun 2 dikategorikan cukup karena tidak ada siswa yang memberikan umpan balik terhadap tugas yang dikerjakannya, namun dengan guru bekerjasama dalam melaksanakan keluar evaluasi.

Hasil Belajar

Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa gambaran hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan 15 mata pelajaran mencapai nilai rata-rata kelas 61,33 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 35. Dari Tabel 4.2 diperoleh tampak bahwa dari 15 siswa, 1 siswa (6,67%) memiliki hasil belajar pada kategori sangat kurang, pada kategori kurang 4 siswa (26,66%), pada kategori cukup terdapat 6 siswa (40%). Pada siklus I hasil kinerja siswa hanya 46,67% sehingga tindakan pada siklus I dinyatakan tidak berhasil. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada siklus II sebagai peningkatan dari pembelajaran siklus I.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan, peneliti dan guru menyediakan media yang akan digunakan siswa dalam pembelajaran PKn serta perlengkapan media pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran tipe STAD pada pertemuan 1 dan 2. Pelaksanaan tindakan pada siklus II berlangsung dalam 2 kali pertemuan, pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 22 Juli, 2014 dengan alokasi waktu 2 x 35.

Tabel 4.2 Distribusi rekwensi dan persentase Nilai Hasil Belajar PKn paa siswa kelas V SD Inpres Talakaya Kabupaten Bantaeng pada siklus I
Tabel 4.2 Distribusi rekwensi dan persentase Nilai Hasil Belajar PKn paa siswa kelas V SD Inpres Talakaya Kabupaten Bantaeng pada siklus I

Pertemuan 2

Melakukan investigasi, pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, berbagi ide, berdiskusi dan menjelaskan idenya tentang topik yang dipelajarinya. Menyiapkan laporan akhir. Pada tahap ini setiap kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan, kemudian setiap kelompok membuat laporan untuk dipresentasikan. Pada penyajian laporan akhir pada tahap ini, setiap kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil diskusinya, dan guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi hasil laporan yang muncul. Pada tingkatan ini, guru mengawasi siswa dalam memberikan umpan balik terhadap tugas yang telah diberikan, kemudian guru dan siswa berpartisipasi dalam evaluasi pembelajaran, dan guru menilai prestasi, pekerjaan, dan aktivitas siswa selama pembelajaran sebagai komponen. dari penilaian sebenarnya. Berdasarkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru, kami menetapkan kegiatan mengajar guru pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model STAD.Pada setiap pertemuan, observer mengamati dan memperhatikan guru dalam proses pembelajaran model STAD yang terdiri dari 7 tahap. , (1) persiapan pelajaran; (2) penyajian materi; (3) belajar dalam kelompok; (4) menelaah hasil belajar kelompok; (5) mengikuti tes secara individual; (6) verifikasi hasil tes dan (7) penghargaan kelompok.

Berdasarkan observasi kegiatan mengajar guru dilaporkan data bahwa (1) Tahapan mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, baik pada pertemuan 1 maupun 2 dikategorikan baik karena guru mampu memahami pemikiran siswa yang dikembangkan dengan menghubungkan materi dengan konteks kehadiran mahasiswa secara jelas sehingga mahasiswa mampu mengidentifikasi wilayah kesatuan negara kesatuan republik indonesia dan mampu membagi golongan secara heterogen menurut akademisi tanpa membedakan latar belakang, sosial suku, agama dan ras 4-5 orang. Sedangkan pertemuan 2 dikategorikan baik karena membimbing siswa secara maksimal dalam melakukan penyelidikan (4) Tahap penyusunan laporan akhir, pada pertemuan 1 dan 2 dikategorikan baik karena guru membimbing dan memantau siswa dalam penyusunan laporan yang disajikan. Berdasarkan data siklus II dapat disimpulkan bahwa ketercapaian implementasi materi kurikulum PKn pembentukan wilayah NKRI aspek guru dikategorikan baik.

Aktivitas Siswa

Tahapan penyusunan laporan akhir, pada pertemuan 1 dan 2 dikategorikan cukup karena belum mampu menetapkan hal-hal penting dari hasil penelitian, hanya sebagian kecil mahasiswa yang aktif dalam menyusun laporan akhir. Tahap penyajian laporan akhir pada pertemuan 1 dikategorikan cukup karena tidak ada siswa yang berani menjawab atau bertanya. Setelah pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yang terdiri dari 2 kali pertemuan dilakukan tes kinerja pembelajaran.

Berdasarkan Tabel 4.4 gambaran hasil belajar siswa melalui model pembelajaran tipe SATD dengan subjek 15 siswa menghasilkan nilai rata-rata kelas 75,53 dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 55. Selanjutnya berdasarkan tes skor hasil belajar siswa, distribusi frekuensi dan penyajian sebagai berikut. Artinya pada siklus II ketuntasan hasil belajar klasikal pada mata pelajaran IPS sudah tercapai, karena jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya adalah 80%.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Inpres Talakaya Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng pada siklus II
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Inpres Talakaya Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng pada siklus II

Refleksi

Hasil belajar yang dicapai siswa kelas V SD Inpres Talakaya pada mata pelajaran Sipil dengan materi menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa hasil meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 46,67% dan meningkat pada siklus II dengan persentase 80%. Berdasarkan observasi tes tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn yang diharapkan tercapai melalui penerapan model kooperatif tipe STAD.Upaya memaksimalkan penggunaan sumber belajar dan mengaktifkan siswa dalam belajar dan mengerjakan soal tes selama proses pembelajaran sangat sukses.

Talakaya, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng mencapai nilai diatas 70 sehingga pembelajaran dalam penelitian ini dianggap berhasil.

Pembahasan

Materi Pokok

Langkah langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal

4 - Guru mengecek hasil kerja kelompok oleh observer dan memberikan penghargaan atas hasil kerja kelompok setelah presentasi.

Langkah langkah Pembelajaran b. Kegiatan Awal

Guru mendorong dan menasihati siswa untuk giat belajar baik di sekolah maupun di rumah.

Langkah langkah Pembelajaran c. Kegiatan Awal

Langkah langkah Pembelajaran

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang besar, wilayahnya terbentang dari Sabang di sebelah barat sampai Merauke di sebelah timur dan terdiri dari banyak pulau. Hal itu sudah ada dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan Pasal 1 ayat (1) Negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik” sesuai judul lagu dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terbentuk dari beberapa pulau besar, sedang, dan kecil, hal ini tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan Pasal 1 ayat (1) Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik” sesuai judul lagu dari Sabang sampai Merauke. Wilayah kesatuan NKRI terbentuk dari beberapa pulau besar, pulau sedang dan pulau kecil, serta keragaman agama, suku bangsa, adat bahasa yang diprakarsai oleh pemuda Jong Java, Jong Sumatera, Jong Selebes dan Jong Borneo.

1.Tuliskan pulau-pulau di Indonesia 2.Tuliskan suku-suku di Indonesia 3.Tuliskan bahasa di Indonesia 4.Tuliskan agama yang diakui di Indonesia 5.Tuliskan arti Bhinneka Tunggal Ika.

Pertemua

Siswa memperhatikan penyajian materi - Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran - Siswa mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang belum dipahami.

Pertemuan

4 Guru memeriksa hasil kerja kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa bereaksi terhadap pekerjaan kelompok lain v v. 6 Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa v v. 7 Guru memberikan penghargaan kepada siswa. Siswa mendengarkan model dengan langkah v v. Siswa memperhatikan penyajian materi - Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran - Siswa mengajukan pertanyaan setelah materi yang belum dipahami. 1 = Jika siswa sama sekali tidak mendengarkan penjelasan mata pelajaran yang akan diajarkan b) Bentuk kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang per

3 = Saat siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan 2 = Saat siswa tidak dapat mempresentasikan dengan jelas hasil diskusi kelompoknya 1 = Saat siswa tidak dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. 3 = Saat siswa mengerjakan soal dengan jujur ​​tanpa bantuan orang lain 2 = Saat siswa mengerjakan soal dengan menyontek. 3 = Jika siswa menjawab kuis dengan benar 2 = Jika siswa menjawab kuis dengan tidak lengkap 1 = Jika siswa menjawab kuis dengan salah.

DOKUMENTASI

Gambar

Tabel   1.1   Perhitungan   Skor   Perkembangan   pada   Belajar   Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD
Tabel 4.2 Distribusi rekwensi dan persentase Nilai Hasil Belajar PKn paa siswa kelas V SD Inpres Talakaya Kabupaten Bantaeng pada siklus I
Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Hasl Belajar PKn Siswa Kelas V SD Inpres Talakaya Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng pada siklusn I
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Inpres Talakaya Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng pada siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian hipotesis dilakukan melihat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD pada gaya belajar siswa di kelas eksperimen (yang diajar dengan kooperatif tipe