• Tidak ada hasil yang ditemukan

2015, Menggali Kecerdasan Spiritual Melalui Kajian Tasawuf Di Majelis Pesona Ilahi Joresan Mlarak Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "2015, Menggali Kecerdasan Spiritual Melalui Kajian Tasawuf Di Majelis Pesona Ilahi Joresan Mlarak Ponorogo"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan memberi makna ibadah pada setiap tingkah laku dan aktivitas, melalui langkah dan pemikiran yang wajar, terhadap pribadi seutuhnya, serta mempunyai prinsip “hanya karena Allah” 5 Jadi kecerdasan spiritual bisa disebut . Orang yang tidak mempunyai kecerdasan spiritual yang baik hanya hidup dengan ego yang tinggi, oleh karena itulah SQ sangat penting bagi manusia. Apabila seseorang dapat menerapkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari, maka seseorang dapat dikatakan mempunyai kecerdasan spiritual yang baik.

Menurut Jalaluddin Rakhmat, kriteria untuk mengukur kecerdasan spiritual seseorang adalah: mengetahui motif terdalam, mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi, menyikapi batin, mampu mengambil manfaat dan mengatasi permasalahan atau penderitaan yang terlampaui, mampu bertahan melawan dan Berbeda dengan orang banyak, enggan mengganggu atau menyakiti, menyikapi agama dengan cerdas, menyikapi kematian dengan cerdas.7. Solusi mendasar yang dapat dilakukan adalah melalui kajian tasawuf yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kecerdasan spiritual. 14 Hasil Wawancara Bundha Tazkiyatus Sa'adah pada tanggal 03 Desember 2014 di Balai Pesona Ilahi Joresan Mlarak Ponorogo.

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Dewan Pesona Ilahi. Yang mengungkap bagaimana kajian tasawuf dalam pertemuan Pesona Ilahi dapat menumbuhkan kecerdasan spiritual jamaah.

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Metodologi Penelitian

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitan
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis data
  • Pengecekan Keabsahan Data
  • Tahapan – tahapan penelitian

Pendekatan ini penulis gunakan untuk mempelajari lebih jauh tentang eksplorasi kecerdasan spiritual melalui kajian tasawuf di Majelis Pesona Ilahi. Terbukti dalam bentuk kajian pada Majelis Pesona Ilahi yang meliputi, seperti; bimbingan langsung dengan guru Mursyid Romo Kyai Labib Hudaf dan ibu Tazkiyatus Sa'adah yang dalam pengajian ini mengaji Rasa Al-Qur'an, karena Al-Qur'an. Sumber data dalam penelitian ini adalah: Orang (person) yang menjadi sumber data dalam Majelis Pesona Illahi Joresan Mlarak Ponorogo adalah guru Mursyid Romo kyai Labib Hudaf, ibu Tazkiyatus Sa’adah.

19 Hasil wawancara Bundha Tazkiyatus Sa'adah pada tanggal 3 Desember 2014 di Majelis Pesona Illahi Joresan Mlarak Ponorogo. Tempat dalam penelitian lapangan ini dipilih oleh peneliti sebagai tempat berkumpulnya pesona ketuhanan Joresan Mlarak Ponorogo. Guru Mursyid Romo Kyai Labib Hudaf memperoleh informasi tentang asal usul sejarah berdirinya Majelis Pesona Ilahi.

Nilai-nilai kecerdasan spiritual yang diwujudkan dalam kajian tasawuf di Majelis Pesona Illahi Joresan Mlarak Ponorogo. Implementasi kecerdasan spiritual jama’ah melalui kajian tasawuf di Majelis Pesona Illahi Joresan Mlarak Ponorogo. Ibu Tazkiyatus Sa’adah (istri Mursyid Guru Romo kyai Labib Hudaf) untuk memperoleh data asal usul sejarah berdirinya Dewan Pesona Illahi, nilai-nilai kecerdasan spiritual yang terkandung dalam kajian tasawuf di Illahi Joresan Mlarak Ponorogo Perakitan pesona.

Penerapan kecerdasan spiritual Jemaat melalui kajian tasawuf pada Majelis Sihir Ilahi Joresan Mlarak Ponorogo. Nilai-nilai kecerdasan spiritual yang terkandung dalam ajaran tasawuf di Dewan Sihir Ilahi Joresan Mlarak Ponorogo. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari data tentang: Penerapan kecerdasan spiritual jamaah melalui kajian tasawuf di Majelis Sihir Ilahi.

Untuk mendapatkan data tersebut, peneliti mengamati jamaah dalam aktivitas sehari-hari ketika mengaji pada acara silaturahmi Pesona Ilahi, yaitu dengan melihat caranya. Data-data yang ditampilkan penulis merupakan data-data yang berkaitan dengan temuan penelitian antara lain struktur kepengurusan jemaah Pesona Iahi, sarana dan prasarana, serta kondisi jemaah Pesona Iahi. Data yang direduksi adalah mengenai hasil wawancara dan observasi yang meliputi sejarah singkat atau asal muasal kumpulan jimat ilahi, letak geografis, visi, misi dan tujuan kumpulan jimat ilahi.

Data yang ditampilkan merupakan data terkait hasil survei, meliputi struktur kepengurusan Majelis Pesona Ilahi, sarana dan prasarana, serta kondisi jemaah Majelis Pesona Ilahi. Tahap pra lapangan meliputi: penyiapan desain penelitian, pengurusan izin, pendalaman dan penilaian kondisi lapangan, pemilihan dan penggunaan informan, penyiapan peralatan penelitian di Dewan Pesona Ilahi dan yang berkaitan dengan masalah etika penelitian.

Sistematika Pembahasan

Pesona Ilahi berisi tentang latar belakang diadakannya kajian tasawuf pada Majelis Pesona Ilahi Joresan Mlarak Ponorogo. Nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam kajian tasawuf di Majelis Pesona Illahi Joresan Mlarak Ponorogo. Serta kontribusi Majelis Pesona Ilahi dalam membangun kecerdasan spiritual jamaah di Joresan Mlarak.

LANDASAN TEORI

DAN TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Landasan Teori

  • Pengertian Tasawuf Amali
  • Pengertian Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient) SQ
  • Urgensi Nilai-nilai Kecerdasan Spiritual

Berdasarkan pengertian kedua kata tersebut, kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melihat dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan nilai, pikiran dan psikologi. Menurut Ary Ginanjar Agustin, kecerdasan spiritual adalah kemampuan manusia untuk dapat merasakan bahwa apa yang dilakukannya hanya karena ibadah dan Allah. Sebagaimana tertulis dalam bukunya: Kecerdasan spiritual adalah kemampuan memberi makna ibadah pada setiap tingkah laku dan aktivitas, melalui langkah dan pikiran yang wajar, kepada diri pribadi seutuhnya, serta berprinsip “hanya karena Allah”. 51 Sehingga dalam Islam hal – itu.

Jadi menurut Jalaluddin Rakhmat indikator atau ciri-ciri kecerdasan spiritual adalah mengetahui motif terdalam kita, mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi, menyikapi batin yang terdalam, mampu mengambil manfaat dan mengatasi masalah atau penderitaan, mampu melawan dan menjadi berbeda. dari orang banyak, enggan mengganggu atau mencelakakan, menyikapi agama dengan cerdas, menyikapi kematian dengan cerdas. Dalam perspektif tasawuf, indikator atau ciri-ciri kecerdasan spiritual juga dapat dilihat dari sudut pandang tasawuf:61 misalnya motif yang mendalam, kesadaran yang tinggi dan sikap tanggap terhadap tasawuf dapat diwujudkan dalam berbagai cara, seperti Tafakkur dan Uzlah. Menurut tasawuf, ciri-ciri kecerdasan spiritual dalam kaitannya dengan kemampuan mengatasi penderitaan menurut tasawuf dapat dilakukan misalnya melalui sikap pasrah dan ridho.

Kemudian dengan sikap syaja'ah dapat dikembangkan kecerdasan spiritual tentang kemampuan melawan keramaian atau berbeda dari keramaian. Kemudian ciri-ciri kecerdasan spiritual berkenaan dengan sikap tidak mau mengganggu dan menyakiti mempunyai kemiripan dengan sikap shidiq dalam tasawuf. Adapun ciri-ciri kecerdasan spiritual tentang memperlakukan agama dengan cerdas, hal ini sesuai dengan tasawuf, karena tasawuf mengajarkan dimensi esoterik (batin) agama, yaitu perbuatan hati seperti kesabaran, keikhlasan, kesederhanaan, kejujuran dan sejenisnya.

Dengan demikian, ciri-ciri kecerdasan spiritual juga terdapat pada tasawuf itu sendiri, sehingga orang yang mengamalkan tasawuf dengan baik juga akan cerdas spiritual. Sedangkan indikator atau ciri-ciri kecerdasan spiritual dalam sudut pandang tasawuf antara lain: Tafakkur, uzlah, tawakkal, ridho, syaja'ah, shidiq, sabar, ikhlas, sederhana, bertakwa, beramal shaleh dan menjauhi perbuatan maksiat dan munkar. Pentingnya kecerdasan spiritual bagi kehidupan adalah dengan memiliki kecerdasan spiritual maka Anda akan mampu memaknai kehidupan.

Makna hidup yang dapat diperoleh bila memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi adalah kerohanian, batin dan jiwa terbebas dari godaan nafsu, keserakahan, lingkungan penuh persaingan dan konflik yang akan membawa kehancuran bagi umat manusia. Dengan memiliki kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi maka kita tidak akan terbawa arus zaman yang semakin kehilangan nilai-nilai kehidupan, kurangnya rasa simpati dan empati terhadap sesama serta kurangnya kesadaran terhadap alam semesta. demi menjaga kelangsungan hidup umat manusia. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual pada nilai-nilai tersebut dapat terhindar dari stres, konflik dan keraguan.

Sebab orang yang telah memiliki nilai kecerdasan spiritual akan mampu memahami makna dibalik setiap kejadian dalam hidupnya dan menyikapi secara positif segala sesuatu yang menimpanya, sehingga dapat menjadi orang yang bijak dalam menjalani hidup. Untuk menanamkan sifat-sifat ini dalam diri kita, kita harus melatih diri kita sendiri, kita harus mempertajam kecerdasan spiritual kita.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Misalnya kita tidak akan takut rezeki kita hilang karena rezeki kita sudah terjamin, namun kita harus takut melakukan perbuatan haram. Kita tidak lagi menjadi orang yang rakus terhadap materi, namun bisa merasakan kepuasan tertinggi berupa kedamaian hati dan jiwa, sehingga mencapai keseimbangan hidup dan merasakan kebahagiaan rohani. Mereka mencontohkan akhlak Nabi Muhammad SAW, seperti tabah, senang mendamaikan perselisihan antar manusia, murah hati, mendahulukan kepentingan orang lain, rendah hati, suka menolong, pasrah, mencintai Allah, diam-diam sabar menjaga, lemah lembut, pemaaf, taat, menjaga. harga diri, dan memuliakan orang lain. dengan hasil penelitian : 1) Pemahaman Santri terhadap kitab al-Atqiya'. memiliki kesadaran penuh betapa pentingnya nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam kitab Kifayah al-Atqiya', karena nilai-nilai tersebut dapat menjadikan jiwa seseorang tenang dan terarah.

Dapat dikatakan bahwa para santri dapat memanfaatkan semua yang ada dalam kitab tersebut, termasuk taubat, qona'ah dan mendekatkan diri kepada Allah melalui syariat, jalan dan alam. STAIN Ponorogo yang berjudul Membangun Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient) Siswa SQ Melalui Tadarus Al-Qur'an (Studi Kasus di MTs Ma'arif Al-Bassyariyah Lengkong Sukerejo Ponorogo). Dalam skripsi ini diperoleh hasil penelitian: 1) Latar belakang dilakukannya kegiatan tadar Al-Qur’an dalam rangka penumbuhan keimanan, sebagai program pengajaran agama, ma’na dan doa, yang tertuang dalam surat-surat yang dibaca. , lalu tadarus.. juga agar dapat mengembangkan kecerdasan spiritual pada siswa.

Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Ponorogo dengan judul Peningkatan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient) SQ Melalui Kajian Kitab Kifayah al-Atqiya (Studi Kasus Pada Madrasah Kelas 1 Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo). Penelitian ini pada dasarnya untuk mengetahui bagaimana tingkat kecerdasan spiritual siswa setelah mempelajari kitab Kifayah al-Atkija. Jurusan PAI Tarbiyah STAIN Ponorogo dengan judul Membangun Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient) Siswa SQ Melalui Tadarus Al-Qur'an (Studi Kasus di MTs Ma'arif Al-Bassyariyah Lengkong Sukerejo Ponorogo).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membangun kecerdasan spiritual melalui kegiatan tadarus al-Qur’an. Adakah perbedaan sikap dan perilaku seseorang setelah mengikuti kegiatan tadarus al-Qur'an.

Referensi

Dokumen terkait