Bagaimana guru dapat meningkatkan minat belajar siswa melalui metode hipnotisme pada mata pelajaran akhlak aqidah kelas VII di MTs Annur Kota Cirebon. Apakah metode hipnotisme dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas VII di MTs An-nur Kota Cirebon?
Pengertian Hypnoteaching
Dalam pengajaran hipnotis, guru berperan sebagai penghipnotis dan siswa berperan sebagai subjek atau orang yang dihipnotis. Dalam pengajaran dengan hipnotis, guru tidak perlu menidurkan siswanya, namun cukup memberikan bahasa persuasif untuk berkomunikasi dengan siswa dan memahami pola pikir siswa yang sebenarnya sehingga apa yang dikomunikasikan guru sesuai dengan harapan siswa.
Unsur unsur Hypnoteaching
Bahasa yang disampaikan harus mudah dipahami oleh siswa, karena tidak mungkin melakukan hipnotis tanpa memahami maksud dari penghipnotis. Memotivasi siswa dengan cerita atau narasi. Salah satu faktor keberhasilan hypnoteaching adalah penggunaan teknik storytelling dan cerita orang-orang sukses.
Langkah langkah Penerapan Metode Hypnoteaching
Artinya siswa diminta tenang dan fokus karena materi yang akan diajarkan guru penting. Di kelas ini maksudnya siswa diminta untuk melakukan diskusi tentang materi yang baru saja disampaikan guru.
Kelebihan Metode Hypnoteaching
Hambatan dalam Pelaksanaan Metode Hypnoteaching
Banyaknya jumlah siswa dalam suatu kelas menyebabkan kurangnya waktu bagi pendidik untuk memberikan perhatian satu lawan satu kepada mereka. Namun hal tersebut tentunya tetap dapat diatasi oleh pihak sekolah dengan mempersiapkan segala sesuatunya dan memikirkan segala sesuatu yang diperlukan sebelum pelaksanaan dimulai. Walaupun hypnoteaching memiliki manfaat yang besar, namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat instan.
Jadi, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan latihan secara berulang-ulang agar mendapatkan hasil yang maksimal. Meskipun saat ini terdapat banyak informasi di Internet tentang pelatihan hipnosis, namun biayanya sangat tinggi sehingga menambah kesulitan bagi para pendidik. Meskipun ada beberapa pendidik yang berani bahkan pernah mengikuti dan mengikuti pelatihan hipnotis, namun jumlahnya masih sangat sedikit.
Siswa jarang menggunakan penalaran logis yang lebih tinggi, seperti kemampuan membuktikan atau mendemonstrasikan suatu konsep.
Minat Belajar
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Dengan demikian jelas bahwa belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian serta perilaku individu. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Minat bukanlah konsep yang populer dalam psikologi karena sangat bergantung pada faktor internal lain seperti: konsentrasi perhatian, rasa ingin tahu, motivasi dan kebutuhan. Lingkungan sosial yang lebih besar pengaruhnya terhadap kegiatan belajar adalah orang tua siswa dan keluarga itu sendiri.
Faktor-faktor yang meliputi lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal siswa, alat belajar, keadaan dan waktu belajar yang digunakan siswa semuanya dipandang sebagai penentu tingkat keberhasilan siswa. Dalam banyak hal, faktor-faktor di atas seringkali saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang menaruh perhatian pada ilmu pengetahuan atau mempunyai motif ekstrinsik (faktor luar) biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan mendalam.
Sebaliknya, seorang siswa yang mempunyai kecerdasan tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal) kemungkinan besar akan memilih pendekatan pembelajaran yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Dalam hal ini guru yang berkompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi gejala kegagalan dengan berusaha menemukan dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat proses belajar siswa.
Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui model pembelajaran berbasis masalah berbasis hypnotic teaching dibandingkan siswa yang diajar melalui pembelajaran konvensional. Pengaruh metode hipnotisme dalam konteks belajar mengajar (CTL) terhadap keterampilan komunikasi dan analisis kritis siswa kelas XI IPA SMA N 5 Yogyakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode hipnotisasi dalam konteks dan pembelajaran (CTL) berpengaruh terhadap keterampilan komunikasi dan analisis kritis siswa kelas XI IPA SMA N 5 Yogyakarta.
Kerangka Pemikiran/Konseptual
Dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa metode dalam pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode resitasi, metode kerja kelompok, metode demonstrasi dan eksperimen, metode sosiodrama (bermain peran). ), metode pemecahan masalah. , metode sistem team teaching, metode coaching, metode karyawisata, metode survey masyarakat dan metode simulasi. Dengan cara ini siswa mengikuti pembelajaran dalam keadaan segar dan siap menerima materi pembelajaran. Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, tentu saja guru harus stabil secara psikologis dan spiritual dan pada akhirnya siap sepenuhnya dalam mengajar siswanya.
Berdasarkan uraian di atas, hypnoteaching merupakan suatu teknik dan seni mengajar yang menggunakan sugesti positif dengan mengubah gelombang otak sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dengan kesiapan mental siswa untuk belajar. Siswa pun merasa lebih nyaman dan penuh minat, hal ini tentunya sangat mendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung di lapangan.
Metode penelitian kualitatif sering juga disebut metode penelitian ilmu alam karena penelitiannya berlangsung pada kondisi alam (lingkungan alam). Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi pedagogi, yaitu pendekatan pemahaman situasi pendidikan melalui aktivitas individu, baik motorik, kognitif, maupun emosional.17 Dalam penelitian ini kita akan melihat bagaimana aktivitas individu dilakukan oleh guru. siswa dalam proses pembelajaran.
Subjek dan Objek Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat hal-hal yang dianggap penting dari berbagai berita acara resmi yang terdapat baik di tempat penelitian maupun pada instansi lain yang mempengaruhi tempat penelitian.20 Teknik ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dikumpulkan dari penelitian. lokasi. penggunaan metode hypnoteaching dalam pembelajaran keyakinan moral siswa kelas VII MTs.
Pemeriksaan Keabsahan Data
Triangulasi dilakukan untuk melihat gejala dari berbagai sudut dan menguji temuan menggunakan berbagai sumber informasi dan berbagai teknik. Keempat jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik investigasi yang menggunakan sumber, metode, penyidik dan teori. Pemeriksaan sejawat dilakukan dengan memaparkan hasil-hasil penelitian, baik hasil sementara maupun hasil akhir, dalam bentuk diskusi analitis dengan rekan sejawat (to expose).
Dengan cara ini peneliti berusaha menjaga sikap terbuka dan jujur, serta mencari peluang untuk mengeksplorasi dan menguji hipotesis yang muncul dari peneliti (pendapat peneliti). Hal ini dilakukan dengan menanyakan berapa persentase kasus yang mendukung temuan tersebut, dan berapa banyak yang tidak konsisten dengan temuan tersebut. Teknik ini dilakukan untuk mengkaji kasus-kasus yang bertentangan guna menyempurnakan kesimpulan hingga dapat dipastikan bahwa kesimpulan tersebut benar untuk semua kasus atau setidak-tidaknya sesuatu yang awalnya terkesan kontradiktif akhirnya dapat ditutupi, aspek-aspek yang tidak konsisten tersebut tidak lagi dimasukkan.
Dalam hal ini peneliti memberikan hasil penelitian dan melaporkan proses penelitian termasuk ‘jejak’ kegiatan yang digunakan. Caranya dengan meminta berbagai pihak untuk menguji kesesuaian temuan dengan data dan metode penelitian yang diperoleh.
Teknik Pengolahan Data
Hasil Penelitian
Peneliti kemudian melakukan observasi langsung bagaimana Ustadz Abdul Hamid bin Jahya menerapkan metode hipnotisme kepada murid-muridnya. Guru menggunakan metode hipnotisme dalam mengajarkan keyakinan moral pada siswa kelas VII di MTs An-nur Kota Cirebon. Kemudian guru menggunakan ritme yaitu pemerataan posisi siswa, gerak tubuh, bahasa dan gelombang otak.
Betapapun sulitnya materi, alam bawah sadar siswa akan mudah memahami mata pelajaran tersebut, sehingga sesulit apapun soal ujiannya akan menjadi mudah pula dan siswa akan mampu mencapai prestasi belajar yang luar biasa. Perkataan yang diberikan guru secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi keadaan psikologis siswa. Perkataan positif dari pendidik dapat membuat peserta didik merasa lebih percaya diri dalam mengambil materi yang diberikan.
Yang tidak kalah penting dari penerapan metode hypno-teaching adalah pemberian pujian. Pujian merupakan imbalan untuk menaikkan harga diri seseorang. Oleh karena itu, kepercayaan siswa terhadap kita juga perlu diperkuat dengan perilaku kita yang sesuai dengan perkataan dan ajaran kita.
Metode Hypnoteaching dapat meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII
Langkah terakhir yang dilakukan guru adalah keteladanan, yaitu proses pemberian teladan atau keteladanan melalui ucapan dan perilaku yang konsisten. Begitu pula dengan semangat belajar siswa yang semakin meningkat, terlihat dari perilaku siswa ketika belajar sangat aktif, siswa saling mencari dan memberi informasi, selalu bertanya kepada guru atau siswa lain, aktif mendiskusikan masalah ketika menyelesaikan masalah, selalu melaksanakan tugas yang diberikan guru, memanfaatkan sumber belajar yang ada, mampu memperbaiki kesalahan pada saat belajar, mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar pada saat proses belajar mengajar, mampu. Setelah menggunakan metode hypnoteaching, peneliti mengamati dari lembar observasi diatas bahwa metode hypnoteaching berhasil.
Peningkatan minat belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran Moral Agama VII. kelas dari hasil belajar dengan metode.
Peningkatan Minat Belajar yang Dicapai Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII dari Hasil Pembelajaran dengan Metode
Pembahasan
Suasana kelas terlihat hidup, komunikasi pembelajaran antara guru dan siswa berjalan dengan baik, guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan menanyakan materi yang kurang dipahami atau ingin ditanyakan oleh siswa. Bahkan tidak jarang guru menanyakan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut sebelum guru menjawab pertanyaan siswa tersebut, sehingga diskusi di kelas terlihat hidup. Guru juga memberikan pujian kepada siswa yang bertanya dan kepada siswa yang menjawab serta mengajukan pertanyaan apresiasi positif terhadapnya. Metode pembelajaran hypnoteaching ini diakhiri dengan proses keteladanan atau pemberian contoh yang dilakukan guru kepada siswa, hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa agar dengan senang hati dan ikhlas menerima materi pembelajaran dengan baik.
Setelah proses selesai, guru meminta siswa menjawab kertas soal dengan menggunakan media buku LKS. Di akhir proses pembelajaran, hasil karya siswa dinilai dan hasilnya memuaskan. Banyak siswa yang mampu menjawab pertanyaan pada lembar kerja. Setelah selesai observasi dan data terkumpul, selanjutnya diteliti apakah terdapat pengaruh pembelajaran hypnoteaching yang dapat meningkatkan minat siswa pada pembelajaran topik aqidah akhlak kelas VII dalam pembelajaran siswa.
Hal ini setelah dikaji, hal ini disebabkan karena siswa pada dasarnya mempunyai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu, metode hypno-teaching dapat dipadukan dengan metode pembelajaran lainnya untuk menunjang proses belajar mengajar.
PENUTUP