• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

Volume 03. Nomor 02. Desember 2022

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

51

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) PADA SISWA KELAS VII SMP P PGRI 4 MAKASSAR

Improving Mathematics Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Type Student Facilitator And Explaining (Sfae) for

Class VII Students of SMP P Pgri 4 Makassar

Jenita Jaul1, Nurfaida Tasni2, Nurul Iman3 Pendidikan Matematika

Sekoah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)

Email1 : [email protected] Email2 : [email protected]

Email3 : [email protected]

Abstrak

This research aims to determine students' mathematics learning outcomes by applying the Student Facilitator and Explaining (SFAE) cooperative learning model. This research is classroom action research (CAR). The subjects in this study were class VII students of SMP YP PGRI 4 Makassar in the 2021/2022 academic year, totaling 21 students. Data collection techniques used were through tests, teacher activity observation sheets, student activity observation sheets and student response questionnaires for each cycle. Data were analyzed by quantitative and qualitative data analysis. After using the Student Facilitator and Explaining (SFAE) model, the average score of students' mathematics learning outcomes for Social Arithmetic material at the end of the first cycle was 55.28 from the ideal score of 100 with student learning completeness of 9.52%, and at the end of the second cycle obtained an average student learning outcomes of 79.52, from the ideal score of 100 with complete learning outcomes in the second cycle of 90.47%. The standard deviation in the first cycle is 12.211, and the standard deviation at the end of the second cycle is 6.742. Based on the category of assessment used, the acquisition of students' mathematics learning outcomes which were categorized as complete in the first cycle, there were 2 students who completed and became 19 students in the second cycle. There was an increase in learning outcomes by 80.95%. This indicates that the Student Facilitator and Explaining (SFAE) learning model can improve mathematics learning outcomes for seventh-grade students of SMP YP PGRI 4 Makassar

Keywords: Student Facilitator and Explaining (SFAE), student learning outcomes

(Received: 03-06-2022; Reviewed: 30-07-2022; Revised: 03-08-2022; Accepted: 30-09-2022; Published: 01-12-2022)

(2)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

52 Pendahuluan

Kemajuan suatu negara tergantung pada system pendidikan (Sarifani & Rasto, 2017). Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan telah berlangsung sejak manusia ada dan pendidikan akan berlangsung seumur hidup hingga akhir hayat.

Pendidikan tidak hanya diperoleh dilingkungan keluarga, namun ada pula suatu lembaga pendidikan seperti sekolah yang mana mengajarkan berbagai ilmu serta membentuk karakter anak. Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar dan terencana untuk memwujudkan proses pembelajaran yang efektif dengan tujuan mendidik peserta didik dalam mengembangkan potensi.. Pendidikan yaitu berupa lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi ataupun yang lainnya. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesuksesan untuk. Pendidikan adalah suatu proses untuk meningkatkan nilai peradaban individu atau masyarakat dari keadaan tertentu menuju kesuatu keadaan yang lebih baik.

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti pembelajaran adalah menyampaikan pikiran, ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran (Warsita, 2008). Definisi ini lebih berorientasi kepada pendidik (guru) sebagai pelaku perubahan.

Keberhasilann pembelajaran dipengaruhi oleh proses pembelajaran dan pelaksanaan yang baik pula.

Pada proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa, sedangkan mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Agar pelaksanaan pengajaran berjalan efesien maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis dalam proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa (Mustofa, 2015).

Permasalahan yang sering ditemukan adalah siswa kurang aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan cendrung menganggap matematika itu ilmu yang paling sulit. Melihat permasalahan tersebut dapat berpengaruh terhadap pelajaran matematika dan berdampak kepada rendahnya hasil belajar matematika siswa.

Secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja (Ainurrahman, 2017). Belajar menunjukan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja. Melalui belajar, seseorang dapat memperoleh ilmu sebanyak mungkin yang bisa digunakan untuk melakukan sesuatu demi hidup yang lebih baik lagi.

Hasil belajar adalah suatu tolak ukur untuk melihat berhasilnya siswa dalam memahami materi sesudah melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan memperolehnya dengan evaluasi, dan kualitas keberhasilan didapat dari tes pada akhir pembelajaran. Hasil belajar merupakan sesuatu yang didapatkan melalui pengetahuan, sikap, dan keahlian ditunjukkan dengan nilai (Sutama & Anggitasari, 2018). Hasil belajar peserta didik, guru dapat menerima informasi seberapa jauh peserta didik memahami materi yang dipelajari.

Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik atau siswa mulai dari sekolah dasar sampai kejenjang pendidikan berikutnya. Hal ini agar siswa dapat berpikir secara logis, analitis, sistematis, dan kritis. Mata pelajaran matematika secara umum dipandang oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit. Samapi saat ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dan merasa takut untuk belajar matematika.

Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk dapat mempresentasikan ide atau gagasan mereka pada teman-temannya.

menjawab pertanyaan, membuat laporan diskusi kelompok pada materi pelajaran yang dipelajari (Harefa, 2020). Pada model student facilitator and axplaining akan memberikan kesempatan kepada

(3)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

53 peserta didik untuk saling memberikan pendapat atau ide yang mereka miliki dalam memahami suatu

permasalahan (Putut Bayuaji,2017).

Berdasarka masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini fokus membahas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining ( SFaE) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 M akassar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar setelah diterapkan model pembelajaran koperatif tipe Student Facilitator and Explaining (SFaE).

Metode

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam bahasa inggris disebut Classroom Action Research, disingkat (CAR). adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dilakukan pada situasi alami.. Menurut Arikunto (2007), yang dimaksud dengan

‘tindakan’ adalah suatu kegiatan yang diberikan oleh guru kepada siswa agar mereka melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya, bukan hanya mengerjakan soal yang ditulis di papan tulis, atau mengerjakan LKS.

Tempat dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 di SMP YP PGRI 4 Makassar. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar.

Menurut Arikunto (2006) dapat dirangkum secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3)pengamatan, dan 4) refleksi. Instrumen dalam penelittian ini sesuai dengan jenis dan prosedu penelitian yang digunakan yakni penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen penelitianya meliputi tes, non tes ( lembar observasi) dan angket respon siswa untuk mengukur kemampuan kognitif peserta didik ( tes) dan observasi ( non tes).

Cara pengumpulan data dalam penelitian dilaksanakan peneliti dan kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan dengan 3 cara, yaitu: Observasi ( pengamatan), Wawancara, Tes , Dokumentasi. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Data hasil observasi dan data tentang tanggapan siswa dianalisis secara kualitatif, sedangkan data mengenai hasil tes matematika siswa dianalisis secara kualitatif dengan statistika deskriptif yaitu skor rata-rata, persentase, nilai maksimum, nilai minimum, dan standard deviasi yang dicapai setiap siklus.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Siswa Siklus I Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase

80-100 Sangat baik 0 0

66-79 Baik 6 28,57

60-65 Cukup 2 9,52

46-59 Kurang 7 33,33

0-45 Sangat rendah 6 28,57

Jumlah 21 100%

Tabel 1 menjelaskan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar pada siklus I, dari 21 orang siswa, pada umumnya masih dalam kategori kurang setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining yakni 33,33%

Tabel 2. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Skor Kriteria Frekuensi Persentase

<75 Tidak Tuntas

19 90,47

(4)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

54

75-100 Tuntas 2 9.52

Jumlah 21 100%

Tabel 2 mendeskripsikan persentase hasil belajar matematika siswa pada siklus I, yaitu yang tuntas hanya 9,52% yakni 2 orang siswa, dan siswa yang tidak tuntas 90,47% yakni 19 orang siswa.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Siswa Siklus II Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase

80-100 Sangat baik 10 47,61%

66-79 Baik 11 52,38%

60-65 Cukup 0 0

46-59 Kurang 0 0

0-45 Sangat rendah 0 0

Jumlah 21 100%

Berdasarkan tabel 3 menerangkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining (SFAE) pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa dari 21 orang siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar yang telah mengikuti tes hasil belajar dimana tingkat hasil belajar matematika siswa dalam kategori sangat baik yakni 47,61% dengan jumlah siswa 10 orang, sedangkan hasil belajar siswa yang dalam kategori baik adalah adalah 52,38% dengan jumlah siswa 11 orang.

Tabel 4. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Skor Kriteria Frekuensi Persentase

<75 Tidak Tuntas

2 9,52%

75-100 Tuntas 19 90,47%

Jumlah 21 100%

Tabel 5. Hasil Penelitian Dengan Menerapkan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining (SFAE).

NO Indikator Penelitian

Hasil Penelitian Siklus I Siklus II 1. Hasil Belajar 9.5% 90,47%

2. Aktivitas Siswa

87,5% 100%

3. Aktivitas Guru 85,17% 100%

4. Respon Siswa 68,58% 83,80%

Jadi hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining (SFAE) mengalami peningkatan. Dari 21 siswa yang ikut tes pada siklus II terdapat 9,52% yang ada dalam kategori tidak tuntas dan 90,47%

masuk dalam kategori tuntas.

Pembahasan

Diungkapkan juga penelitian ini oleh Dita Wuri Andari 2013. Tentang “Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Untuk Meningktkan Hasil Belajar Fisika

(5)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

55 Kelas VII SMP Nurul Islam” menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining (SFAE).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explining (SFAE) dapat meningkatkan hasil belajar siswa matematika pada pokok bahasan Aritmatika Sosial kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar karena sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal.

Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui tahap pembelajaran siklus I kesiklus II yaitu dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, memperoleh hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus I 9,52% dengan terdapat 6 orang siswa berada pada pada kategori baik dengan persentase 28,57%, 2 orang siswa berada pada kategori cukup dengan persentase 9,52%, 7 orang siswa berada pada kategori kurang dengan persentase 33.33%, 6 orang siswa berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 28,57% dan meningkat pada siklus II yaitu 10 orang siswa berada pada kategori sangat baik dengan persentase 47,61% dan 11 orang siswa berada pada kategori baik dengan persentase 52,38%

Berdasarkan aktivitas siswa pada siklus I bahwa aktivitas siwa pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga aktif dan pada siklus II aktivitas siswa pada pertemuan kelima, keenam,dan ketujuh meningkat yakni semua sangat aktif. Pada aktivitas guru sebagai pengelola pembelajaran dikelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar pada siklus I guru belum sepenuhnya menjalankan aktivitas pembelajarn, sedangkan pada siklus II terlaksana semua aktivitas guru.

Untuk respon siswa yang telah diperoleh dengan angket terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining, pada siklus I respon siswa baik untuk semua indicator dan pada siklus II respon siswa mengalami peningkatan yaitu sangat baik untuk semua indicator.

Kesimpulan

1. Pada siklus I, rata-rata skor belajar matematika siswa adalah 58,28 dengan standar deviasi 12,21, skor tertinggi 75 dan skor terendah 40 dengan skor ideal 100. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajar 2 orang siswa dengan persentase 9,52% dari 21 siswa.

2. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa yang belajar matematika adalah 79,52 dengan standar deviasi 6,742, skor tertinggi 90 dan skor terendah 68 dengan skor ideal 100. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajar 19 orang dengan persentase 90,47% dari 21 siswa.

3. Skor rata-rata hasil belajar matematika untuk siswa dikelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar dari siklus I dan siklus II meningkat dari 58,28 menjadi 79,52. Hasil belajar siswa dikelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar mengalami peningkatan.

4. Aktivitas siswa siklus I 87,5% meningkat menjadi 100% pada siklus II, sehingga berada pada kategori sangat baik

5. Aktivitas guru siklus I 85,17% meningkat menjadi 100% pada siklus II,sehingga berada pada kategori sangat baik

Saran

1. Bagi Guru. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu percaya diri untuk mengerjakan tugas atau ulangan dan lebih percaya diri pada saat menyampaikan ide atau pendapatnya didepan teman-temannya.

2. Bagi Peneliti selanjutnya. Peneliti mempersiapkan penelitiannya dengan matang terutama berkaitan dengan manajemen waktu karena waktu yang terbatas, supaya semua proses penelitiannya dapat berjalan dengan lancer dan sesuai dengan harapan

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(6)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

56 1. Kedua orang tuaku yang tidak pernah kenal lelah dalam memberikan doa dan bantuan berupa

materi dengan penuh keikhlasan.

2. Dr. Rini Asrini Bakri, M.Pd. selaku ketua STKIP YPUP Makassar

3. Dr. NurfaidaTasni, M.Pd. selaku ketua jurusan pendidikan matemtika STKIP YPUP Makassar dan juga selaku dosen pembimbing 1

4. Nurul Iman, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing 2

5. Bapak dan ibu dosen jurusan pendidikan matematika STKIP-YPUP Makassar yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi.

Referensi

Arikunto, Suhardjono, Supardy, Suryani. (2019). Penelitian Tindakan Kelas. .hal. 128. Jakarta: Bumi Aksara.

Harefa. Darmawan. (2021). Penggunaan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Dinamika Pendidikan. Vol. 14 (1). Hal. 116-131

Info lebih lanjut

Hubungi

LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar

Referensi

Dokumen terkait

Interval Nilai Frekuensi Pelajaran IPA Kelas V Siklus I No Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase 1 0– 64 Kurang 9 51,2 2 65– 75 Sedang 5 39,4 3 76– 87 Tinggi 1 9,4 4 88– 100

Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II Rentang Nilai Jumlah Persentase 100% Predikat 90 % 4 50 Amat Baik 81 – 90 % 4 50 Baik 71 – 80 % 0 0 Cukup 70 % 0 0 Kurang Jumlah 9 100