MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASI PEMBUATAN HIASAN DINDING DARI TONGKAT ES MELALUI MODEL INSTRUKSIONAL EKSPRESIF UNTUK ANAK INGIN RINGAN DI SLB WACANA. Judul: Peningkatan keterampilan vokasi pembuatan hiasan dinding dari batang es melalui model pembelajaran eksplisit pada anak tunagrahita ringan di SLB Wacana Asih. Apabila di kemudian hari ternyata penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiarisme atau penjiplakan, maka saya bersedia bertanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Meningkatkan keterampilan hiasan dinding stik es dengan model pembelajaran visual untuk anak tunagrahita ringan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terdapat di Kelas IX SLB Wacana Asih, dalam satu ruang praktik terdapat lima siswa tunagrahita ringan dan dua siswa belum mahir membuat hiasan dinding es stik. Dahulu anak-anak menggunakan stik es untuk belajar keterampilan seperti membuat pulpen atau spidol, namun prosesnya tidak berhasil karena anak-anak kurang memperhatikan guru, dan guru juga tidak pernah mengajari mereka cara membuat hiasan dinding dari es. tongkat.
Improving skills to make wall decorations from popsicle sticks through the explicit instruction model for mildly disabled children. This research was motivated by the problems found in class VIII SLB Wacana Asih, in one practice room there were five students with mild mental retardation and a duo of students who were not proficient in the skill of making wall decoration skills from ice sticks. Previously, children learned skills from ice sticks such as making pencil boxes or markers but they were not successful in the process because children tended to pay less attention to the teacher and the teacher also never learned how to make wall hangings from these ice sticks not.
Dalam penulisan skripsi ini terdapat beberapa kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat memberikan perubahan yang baik bagi Pendidikan Luar Biasa dan khususnya bagi anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus agar bakat dan potensinya dapat lebih dikembangkan. Peneliti menyampaikan doa dan salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam yang telah membawa kita ke dunia yang penuh ilmu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan dan keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kasih sayang, kasih sayang, pengorbanan, motivasi, bantuan dan doa yang diberikan kepada peneliti.
Kepada Mama Yasniati dan Papa Akhyar aku persembahkan skripsi ini untuk Mama dan Papa yang telah mengisi duniaku dengan begitu banyak kebahagiaan dan segala perjuanganku hingga saat ini dan aku sangat bersyukur dilahirkan dari keluarga sederhana ini. Ardisal, M.Pd selaku sekretaris departemen PLB FIP UNP yang telah mempermudah peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Ibu Armaini, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang terus memberikan bimbingan, motivasi dan semangat kepada saya, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak ibu yang telah membimbing saya, terima kasih selalu mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Ucapan Terima Kasih Tidaklah cukup hanya dengan membalas segala kebaikan yang telah diberikan, semoga Allah Subhanahu Taala memberikan kebaikan dan kesehatan kepada anda dan keluarga.
Saya mengucapkan terima kasih kepada para dosen dan tenaga administrasi pada Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang atas segala ilmu, pengalaman, motivasi dan bimbingan yang diberikan. Kepala sekolah, guru kelas, seluruh staf/tenaga pengajar serta pihak administrasi SLB Wacana Asih Padang telah memberikan izin dan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian agar penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Apalagi kepada sahabat-sahabatku yang merupakan calon istri idaman (Cece, Novyolla, Fika, Mayang, Yolanda, Pf, Puja) tanpa inspirasi, semangat dan dukungan yang kalian berikan padaku, aku mungkin bukan apa-apa saat ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dan yang namanya tidak disebutkan di atas.
PENDAHULUAN
Oleh karena permasalahan diatas maka lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan bagaimana agar anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tetap dapat memperoleh pekerjaan, sehingga lembaga-lembaga pendidikan Indonesia menciptakan dan memerlukan 'keterampilan vokasi'. kurikulum di setiap sekolah luar biasa. ada di Indonesia. Kurikulum keterampilan vokasi di sekolah luar biasa didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi anak untuk menguasai kompetensi yang berguna baginya, dan dilaksanakan juga dengan. Oleh karena itu, proporsi muatan keterampilan vokasi diutamakan bagi anak tunagrahita, hal ini tersirat dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Contoh jenis keahlian profesi yang ada di SLB: (1) Tata Boga (2) Komputer (3) Kecantikan (4) Pertanian (5) Kerajinan Tangan/Kerajinan Tangan. Keterampilan vokasi itu sendiri adalah keterampilan yang menunjang penguasaan suatu keterampilan tertentu, maksudnya seseorang dengan pelatihan keterampilan vokasi tersebut akan mempunyai keterampilan tertentu, sehingga keterampilan vokasi yang diperoleh di sekolah dapat digunakan untuk bekerja dan juga untuk hidup mandiri. . Keterampilan atau keterampilan profesional bagi anak berkebutuhan khusus merupakan pendidikan yang menjamin peserta didik berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga dengan pembekalan kecakapan hidup tersebut anak dapat membantu dirinya di kemudian hari menjadi lebih mampu tanpa membebani orang tuanya di kemudian hari. ..
Pembelajaran keterampilan kejuruan dari tongkat merupakan pembelajaran keterampilan yang sudah ada di sekolah ini, melainkan keterampilan. Disini penulis akan mengambil keterampilan yang belum pernah diajarkan oleh guru yaitu membuat hiasan dinding dari stik es krim. Tujuan dilaksanakannya pembelajaran keterampilan ini adalah untuk melatih siswa mempunyai keterampilan dalam bekerja atau menghasilkan suatu produk setelah selesai sekolah, yaitu membuat hiasan dinding dari stik es krim.Menurut (Kemis, 2013), seorang guru dalam mengajar anak-anak yang cacat perkembangannya. menerapkan konkrit dan prinsip demonstrasi dimana seorang guru dalam mengajar anak tunagrahita harus semaksimal mungkin menggunakan benda-benda konkrit seperti alat dan bahan yang digunakan untuk membuat hiasan dinding dari stik es krim dan juga seorang guru dituntut tidak hanya sekedar memberikan informasi saja, namun sebagai serta mendorong anak untuk mempraktikkannya secara langsung.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengenalkan kembali keterampilan vokasi membuat hiasan dinding es loli, dan peneliti terlebih dahulu melakukan evaluasi terhadap pembelajaran keterampilan anak untuk mengetahui lebih tepat berapa banyak anak yang nilai keterampilannya rendah. Kriteria yang paling rendah untuk menentukan tercapainya kesempurnaan seorang anak disebut kriteria kesempurnaan minimum (MIC), dimana di SLB Wacana Asih Padang nilai MIC pelajaran keterampilan vokasi adalah : 80. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk meningkatkan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas atau PTK, dalam membuat hiasan dinding dari batang es mengikuti model petunjuk yang jelas dan agar anak bersemangat dalam keterampilan kerajinannya.
Alasan penulis membuat hiasan dinding dari stik es krim adalah peneliti ingin membuat inovasi baru bagi guru dan anak di kelas dan juga menurut peneliti pembuatan hiasan dinding dari stik es krim lebih efektif untuk anak tunagrahita karena alat dan bahannya relatif mudah ditemukan, dan proses pembelajarannya bisa dikatakan praktis dan sederhana, terlebih lagi nilai jual hiasan dinding berbahan es stik lebih tinggi. Berdasarkan permasalahan di lapangan, maka diperlukan suatu metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan pembuatan hiasan dinding dari batang es pada anak tunagrahita ringan. model instruksi. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti berpendapat perlu dilakukan penelitian terkait penggunaan model pengajaran eksplisit untuk meningkatkan keterampilan vokasi membuat hiasan dinding dari es batang pada anak tunagrahita ringan di SLB Wacana Asih Padang .
Solusi yang dapat peneliti tawarkan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran eksplisit untuk meningkatkan keterampilan vokasi pembuatan hiasan dinding dari batang es pada anak tunagrahita ringan di SLB Wacana Asih Padang. Untuk mengetahui model pembelajaran eksplisit dapat meningkatkan keterampilan vokasi pembuatan hiasan dinding dari batang es pada anak tunagrahita ringan di SLB Wacana Asih Padang.