• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS SLOGAN/ POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

N/A
N/A
Heni Nur Oksida Utami KeanGaming

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS SLOGAN/ POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman

Mengatasi Permasalahan Siswa dalam Pembelajaran

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS SLOGAN/ POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING A. Pendahuluan

Praktik baik ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta. Subjek pembelajar adalah siswa – siswi kelas 8 SMP Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2022/

2023. Penulis, Wahyu Agustina, S.Pd., merupakan guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah:

1. Peserta didik didampingi guru dapat menyusun kerangka/ konsep teks slogan, poster dengan tepat, saling bekerja sama, jujur, dan bertanggung jawab melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Saintifik berbantuan video pembelajaran yang terintegrasi dengan TPACK, 4C, Literasi, dan PPK, serta dengan menggunakan metode pembelajaran metode tanya jawab, diskusi, dan penugasan berbantuan LKPD 2. Peserta didik didampingi guru dapat menulis teks slogan, poster dengan struktur dan kaidah kebahasaan yang tepat, disiplin, jujur, dan tanggung jawab melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Saintifik berbantuan video pembelajaran yang terintegrasi dengan TPACK, 4C, Literasi, dan PPK, serta dengan menggunakan metode pembelajaran metode tanya jawab, diskusi, dan penugasan berbantuan LKPD

B. Situasi

Menulis slogan dan poster merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas VIII semester. Namun, capaian pembelajaran menulis teks slogan dan poster masih belum sesuai dengan harapan. Pembelajaran pascapandemi

(2)

terdampak pelaksanaan pembelajaran daring yang berimbas pada pembiasaaan bagi siswa. Fokus pembelajaran didominasi pemerolehan pengetahuan dan tidak menekankan pada aspek keterampilan (mencipta). Sejalan dengan Wahab T. Sinaga (2021: 113-115) yang menyatakan bahwa rendahnya capaian pembelajaran menulis mengidentifikasi kemampuan menulis teks Iklan, Slogan, Poster disebabkan hal – hal berikut.

a) Pembelajaran masih dijejali berbagai teori tentang teks dengan kegiatan praktik menulis yang sangat minim.

b) Pembelajaran yang dilakukan lebih mementingkan hasil daripada proses.

c) bentuk dan model pembelajaran yang disajikan guru kurang menyenangkan.

Nurhayatin, dkk. (2020: 359) menyatakan bahwa rendahnya capaian pembelajaran menulis mengidentifikasi kemampuan menulis teks Iklan, Slogan, Poster disebabkan oleh disebabkan salah satunya adalah oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif. Hal tersebut juga dikemukakan Adi Purnawan selaku Kepala SMP 5 Surakarta bahwa metode mengajar guru berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Guru belum menerapkan model pembelajaran inovatif dan variatif. Hal ini memicu miskonsepsi materi slogan dan poster pada siswa. Guru perlu menemukan solusi dalam permasalahan ini.

Solusi dalam pembelajaran disesuaikan dengan pembelajaran abad 21 yang menggunakan model pembelajaran inovatif, berorientasi pada 4C, terintegrasi dengan TPACK, berbasis HOTs, dan Literasi.

Pembelajaran inovatif dengan model problem based learning diharapkan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Implementasi model pembelajaran tersebut tentu saja harus didukung dengan perencanaan dan pendukung pembelajaran seperti LKPD, bahan ajar, media pembelajaran, serta instrumen penilaian sampai variasi aplikasi yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Model ini dilaksanakan dengan pendekatan saintifik. Metode yang digunakan adalah ceramah dengan metode pesawat masalah, penugasan, juga diskusi kelompok yang dibantu dengan LKPD. Media yang dipakai dalam pembelajaran ini adalah PPT dan Video.

(3)

Sumber belajara mengadaptasi model belajar flipped learning dengan dibantu google site agar bahan ahjar dapat dipelajari sebelumnya di segala waktu. Hal ini dimaksudkan agar miskonsepsi materi slogan dan poster teratasi. Penulisan slogan dan poster yang dilaksanakan oleh peserta didik menggunakan aplikasi canva sebagai aplikasi yang sering digunakan peserta didik untuk editing gambar. Canva dapat diaplikasikan di android maupun komputer, serta dapat diakses tanpa bayar melalui google.

Permasalahan pembelajaran pascapandemi dialami oleh satuan pendidikan manapun, terutama bagi satuan pendidikan di Kota Surakarta yang masih dalam proses adaptasi pada kondisi peralihan pascapandemi. Praktik pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif mengatasi permasalahan yang muncul pada pembelajaran menulis teks slogan dan poster.

Perencanaan pembelajaran dapat digunakan sebagai referensi sebagai solusi permasalahan karena berdasarkan literatur, sudah diimplementasikan dengan hasil yang efektif. Hal tersebut menjadikan praktik baik ini perlu dibagikan.

Dibagikannya praktik baik ini juga mendorong adanya masukan, evaluasi, maupun hal -hal yang membangun sehingga dapat dipakai untuk perbaikan proses pembelajaran ke depannya.

Penulis berperan sebagai guru sebagai penginisiasi pembelajaran inovatif.

Peran guru dimulai dengan mengidentifikasi masalah, menganalisis alternatif solusi, serta memilih solusi yang memiliki hipotesis hasil paling efektif untuk mengatasi permasalahan. Seluruh proses didukung dengan kajian literatur, wawancara dengan rekan sejawat maupun ahli sebelum akhirnya dituangkan dalam perencanaan dan diimplementasikan. Guru juga menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendukung (LKPD, media pembelajaran, bahan ajar, instrumen penilaian, dan rencana evaluasi). Guru mempraktikan rencana pembelajaran dalam pembelajaran inovatif dengan guru sebagai pembimbing, fasilitator, dan bertanggung jawab pada seluruh proses pembelajaran. Implementasi rencana dalam praktik pembelajaran diakhiri dengan dengan evaluasi dan refleksi pada keseluruhan proses pembelajaran.

Guru bertanggung jawab secara penuh melaksanakan semua proses dari

(4)

perencanaan hingga evaluasi sehingga keseluruhan penyelesaian masalah dilaksanakan secara efektif serta terdokumentasikan.

C. Tantangan

Tantangan yang dihadapi penulis dalam pencapaian tujuan antara lain:

1. membangun minat dan partisipasi aktif siswa sebagai bentuk pembiasaan pembelajaran pascapandemi dalam pembelajaran tatap muka;

2. model pembelajaran inovatif yang disusun sesuai perencanaan pembelajaran abad 21 yang merupakan pembelajaran student centered yang dikemas menyenangkan, meningkatkan fokus siswa, dan membantu tercapainya tujuan; dilaksanakn secara luring; serta terintegrasi TPACK, literasi, HOTs, dan 4C;

3. miskonsepsi materi slogan dan poster

Praktik pembelajaran inovatif ini melibatkan banyak pihak, yaitu:

1. guru sendiri sebagai penginisiasi

2. siswa sebagai subjek didik yang mengalami langsung pembelajaran inovatif ini;

3. rekan sejawat senior sebagai rekan diskusi yang memberi masukan terkait pelaksanaan praktik pembelajaran inovatif;

4. kepala sekolah yang memberikan kesempatan dan fasilitas sehingga pelaksanaan pembelajaran inovatif dapat terlaksana;

5. pakar sebagai sumber dan pemberi masukan dalam penyelesaian masalah;

6. penanggung jawab sarana prasarana yang terlibat dalam pengaturan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Tantangan yang muncul sebelum maupun selama proses implementasi perlu dihadapi dengan strategi – strategi agar penyelesaian masalah berjalan optimal.

1. Tantangan dalam pembiasaan pembelajaran pascapandemi dimana dalam pembelajaran tatap muka siswa harus menjadi pembelajar aktif diatasi dengan:

(5)

a. penerapan model pembelajaran inovatif PBL yang mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran inovatif bisa dilaksanakan dengan model pembelajaran problem based learning.

Pembelajaran ini dapat mengintegrasikan CBL dan juga menerapkan salah satu media pembelajaran efektif yaitu video tutorial untuk menyampaikan pembelajaran (Sujinah, 2020: 256 );

b. memberikan motivasi awal sebelum memulai pembelajaran;

c. pendampingan menyeluruh sepanjang proses pembelajaran;

d. pemberian apresiasi kepada siswa sebagai bentuk penghargaan keaktifannya dalam proses pembelajaran.

e. Penggunaan aplikasi canva dapat dijadikan sebagai media untuk menciptakan suasana belajar yang baru, tidak membosankan, serta peserta didik dapat mempunyai keterampilan yang diharapkan abad 21, abad dimana dunia berkembang dengan cepat dan dinamis, yang diistilahkan menjadi 4C yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, and Creativity And Innovation. Juga dalam pembelajaran menerapkan Higher Order Of Thinking Skill (HOTS) yaitu dalam pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif yang merupakan kemampuan tingkat tingi (Ergusrinia: 2022)

2. Tantangan dalam model pembelajaran inovatif yang disusun sesuai perencanaan pembelajaran abad 21 yang merupakan pembelajaran student centered yang dikemas menyenangkan, meningkatkan fokus siswa, dan membantu tercapainya tujuan; dilaksanakan secara luring; serta terintegrasi TPACK, literasi, HOTs, dan 4C diatasi dengan :

a. mendiskusikan solusi dengan rekan sejawat, rekan pelaksana pembelajaran inovatif, dan ahli;

b. memperbanyak literasi pembelajaran inovatif dari berbagai sumber dan referensi;

(6)

c. menerapkan pembelajaran problem based learning;

d. pembelajaran dilakukan dengan membentuk kelompok heterogen;

e. menggunakan metode pesawat masalah untuk memantik motivasi dalam belajar, dan mengaktifkan siswa.

f. menerapkan TPACK dalam sintaks pembelajaran dengan menggunakan PPT sebagai media belajar, video sebagai orientasi masalah, dan google site serta internet sebagai sumber belajar, juga aplikasi canva untuk menulis slogan dan poster;

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=86_uuX77hsc

g. memunculkan 4C dalam proses belajar, collaboration, communication dalam kerja kelompok dan diskusi, critical thingking dalam penentuan solusi permasalahan, serta creativity dalm penyusunan konsep dan penulisan teks iklan;

h. memasukkan unsur literasi dalam pembelajaran dalam hal ini literasi bahasa dan digital melalui tayangan PPT dan video;

i. menerapkan HOTs dalam proses pembelajaran, baik dalam kegiatan inti yang berbantuan LKPD maupun dalam evaluasi;

3. Tantangan dalam miskonsepsi materi slogan dan poster diatasi dengan menerapkan flipped learning yang dituangkan melalui google site. Hal tersebut dapat membantu pemahaman siswa dengan materi yang dipelajari sebelumnya dan dapat diakses di segala waktu dengan gawai yang dimiliki.

Siswa dilatih bertanggung jawab dalam belajar mandiri dan kegiatan siswa

(7)

tercermin dari hasil pekerjaan pesawat masalah yang dilaksanakan dalam proses belajar. Flipped learning merupakan salah satu alternatif cara untuk menguatkan pemahaman peserta didik. Secara garis besar model pembelajaran flipped classroom itu membalik metode pembelajaran di kelas, dibalik di sini artinya, peserta didik harus membaca/belajar terlebih dahulu di rumah, sehingga ketika di kelas pengajar tidak lagi menjelaskan/mengajar peserta didik tersebut. (Fauzan dkk, 2020).

Gambaran Proses Kegiatan

1. Seluruh stategi untuk mengatasi tantangan terangkum dalam rencana aksi 1 yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

2. Pertemuan pertama praktik pembelajaran inovatif pertama dimulai tanggal 25 Agustus 2022 selama 13 hari dengan kegiatan perencanaan, kegiatan persiapan, praktik pembelajaran inovatif pertama, editing video pembelajaran inovatif pertama, analisisis hasil belajar siswa, dan kegiatan refleksi

3. Kegiatan perencanaan praktik pembelajaran pertama merupakan kegiatan menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), media Power point interaktif, bahan ajar, dan instrumen penilaian untuk praktik kegiatan pembelajaran inovatif ke satu dan untuk praktik kegiatan pembelajaran kedua set perangkat pembelajaran lengkap terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), media Power point interaktif, bahan ajar, dan instrumen penilaian. Setiap set perangkat pembelajaran dikonsultasikan, dipresentasikan dan diberi masukan terlebih dahulu oleh dosen pembimbing dan guru pamong serta rekan-rekan mahasiswa PPG.

4. Kegiatan persiapan merupakan kegiatan mempersiapkan ruangan dan peralatan yang akan digunakan. Dalam mempersiapkan ruangan dan peralatan diperlukan koordinasi dengan kepala sekolah, pembantu kepala sekolah bagian sarana prasarana dan bagian operasional sekolah. Selain itu peralatan yang akan digunakan harus dicoba terlebih dahulu supaya saat

(8)

pembelajaran inovatif dilaksanakan tidak ada kendala pada alat. Selain ruangan dan peralatan setiap instrumen penilaian juga harus dipersiapkan baik sehingga saat pembelajaran inovatif dilaksanakan setiap instrumen penilaian dapat langsung dibagikan untuk dikerjakan oleh peserta didik.

5. Praktik pembelajaran inovatif kesatu dilaksanakan pada Rabu, 31 Agustus 2022 dengan model pembelajaran problem based learning (PBL)

a. Guru mengucapkan salam. (PPK-religius)

b. Peserta didik diminta untuk berdoa sebelum memulai pelajaran. (PPK- religius)

c. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.

(PPK- disiplin, tanggung jawab)

d. Guru memberikan motivasi peserta didik melalui tepuk 1 2

e. Melakukan apersepsi dengan pesawat masalah yaitu, untuk mengingat kembali materi konsep yang telah dipelajari pada melalui di rumah melalui google site dan bertanya jawab dengan guru. (PPK-tanggung jawab)

(9)

f. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan dan tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui tayangan PPT. (TPACK – Teknologi)

g. Sintak 1 (Orientasi Masalah)

1) Peserta didik menyaksikan video tentang perundungan melalui LCD (TPACK-Teknologi) dan Literasi

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=86_uuX77hsc

2) Guru mengecek pemahaman peserta didik tentang langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut dengan tanya jawab klasikal.

(4C-Critical Thinking)

h. Sintak 2 (Mengorganisasi Peserta Didik)

1) Peserta didik berkelompok dalam beberapa grup dan setiap kelompok memasuki satu kelompok terdiri dari 3 – 4 peserta didik.

(10)

2) Peserta didik menerima LKPD pemecahan masalah kontekstual. (4C – Collaboration) dan (PPK-gotong royong)

i. Sintak 3 (Membimbing Penyelidikan Individu & Kelompok)

1) Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk mencari penyelesaian masalah yang akan disajikan menjadi slogan/ poster (PPK-Kerja sama) (4C-Collaboration, Problem solving)

2) Peserta didik menyusun kerangka konsep iklan, slogan, poster 3) Peserta didik bersama kelompoknya diberikan kesempatan untuk

eksplorasi informasi dan mencari sumber belajar lain (PPK-Kerja sama)

4) Guru berkeliling untuk membimbing dan mengobservasi Peserta didik

(11)

j. Sintak 4 (Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya)

a. Peserta didik menyajikan kerangka penyelesaian masalah dalam bentuk teks slogan/ poster melalui aplikasi canva maupun aplikasi lain yang dikuasai peserta didik.

b. Peserta didik masuk dalam kelompok mempersiapkan diri untuk mempresentasikan slogan dan poster penyelesaian masalah bulliying.

(4C - Collaboration, Creativity)

c. Guru menfasilitasi dan memandu kegiatan presentasi.

d. Setiap kelompok mempresentasikan slogan dan poster slogan dan poster penyelesaian masalah bulliying.

(4C – Communication)

e. Setiap peserta didik memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain.

(4C - Communication, Critical thinking)

f. Guru mengajak peserta didik untuk memberikan apresiasi kepada peserta didik yang melakukan presentasi dan peserta didik yang aktif menanggapi.

k. Sintak 5 (Menganalisis dan Mengevaluasi)

1) Guru memberikan feedback tentang hasil pemecahan masalah peserta didik.

(12)

2) Guru memberikan penekanan materi tentang pemecahan masalah kontekstual, jika terdapat konsep yang kurang tepat maka guru memberikan arahan.

3) Guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah kontekstual dan presentasi yang dilakukan oleh peserta didik. (4C – Critical thinking).

l. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan melakukan refleksi m. Guru menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya

Praktik pembelajaran inovatif ini melibatkan banyak pihak, yaitu:

1. guru sendiri sebagai penginisiasi

2. siswa sebagai subjek didik yang mengalami langsung pembelajaran inovatif ini;

3. rekan sejawat senior sebagai rekan diskusi yang memberi masukan terkait pelaksanaan praktik pembelajaran inovatif;

4. kepala sekolah yang memberikan kesempatan dan fasilitas sehingga pelaksanaan pembelajaran inovatif dapat terlaksana;

5. penanggung jawab sarana prasarana yang terlibat dalam pengaturan sarana dan prasarana yang dibutuhkan;

6. rekan yang membantu dokumentasi pembelajaran inovatif.

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi adalah buku teks bahasa Indonesia, bahan ajar, LKPD, Instrumen penilaian, rencana evaluasi, materi mulai dari konseptual sampai prosedural baik dari buku teks, maupun internet.

D. Refleksi Hasil dan Dampak

Penerapan pembelajaran inovatif membawa dampak positif pada pencapaian hasil pembelajaran.

(13)

1. Pemberian motivasi awal pembelajaran memantik semangat siswa dalam belajar

2. Permainan yang dipilih memiliki keterkaitan dengan pembelajaran mendorong siswa mempelajari materi secara mandiri

3. Pemilihan masalah kontekstual yang harus diselesaikan siswa membuat siswa berusaha berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan

4. Pembelajaran dengan kelompok kecil mendorong keaktifan dan proses berpikir siswa dalam mendiskusikan ide

Pembelajaran menulis teks slogan dan poster dengan problem base learning efektif dapat dilihat dari :

1. Kualitas proses pembelajaran meningkat dengan peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar.

Hal tersebut nampak dari perubahan perilaku siswa pasca diterapkannya model pembelajaran ini. Siswa lebih antusias dan tidak ragu menyampaikan pendapatnya dalam diskusi. Siswa juga bertanggung jawab mengerjakan semua tugas dengan baik serta berperan aktif dalam proses belajar.

Berdasarkan simpulan dari segitiga refleksi siswa memahami konsep dan materi serta perbedaan pada teks slogan dan poster. Siswa juga merasa senang dan tertantang mengikuti proses pembelajaran. Penilaian sikap pada pembelajaran juga menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

2. Kualitas hasil pembelajaran meningkat dilihat dari hasil penilaian penulisan slogan dan poster. Kualitas hasil pembelajaran baik itu penilaian pengetahuan dan keterampilan yang dicapai siswa mencapai dan melebihi kriteria ketuntasan minimal.

(14)

Penerapan pembelajaran ini membawa respon yang beragam:

1. Pembelajaran bahasa Indonesia yang terkesan membosankan bisa menjadi pembelajaran menyenangkan dengan kemasan yang berbeda dan tidak monoton.

2. Pembelajaran menyenangkan membuat siswa termotivasi merasa senang dengan adanya permainan dan pemutaran video dalam pembelajaran.

3. Penggunaan aplikasi yang mudah dikuasai siswa meningkatkan antusias siswa dalam menulis slogan dan poster.

4. Keaktifan siswa tercipta dari proses belajar yang dibawakan guru.

5. Metode pesawat masalah dapat diadaptasi bukan hanya di pembelajaran bahasa Indonesia tapi juga di mata pelajaran lain.

(15)

Tahap – tahap proses belajar berjalan dengan baik dan membawa dampak positif, namun tetap ada hal yang menurut penulis perlu ditingkatkan adalah pemilihan permainan motivasi.

1. Tujuan permainan tepuk satu dua sebenarnya sekaligus sebagai apersepsi dengan tanya jawab, namun semua siswa dapat melaksanakan dengan baik tanpa kesalahan jadi memerlukan antisipasi dan permainan yang lebih sesuai.

2. Managemen waktu pada kegiatan pendahuluan, agar seluruh proses belajar berjalan optimal.

Keseluruhan proses belajar membawa pembelajaran bagi penulis selaku guru Bahasa Indonesia:

1. persiapan dan perencanaan pembelajaran merupakan hal yang mutlak bagi guru sebelum melaksanakan pembelajaran;

2. guru harus mau belajar dan terus berkembang, kondisi siswa yang berubah, penyesuaian dengan perkembangan dan isu pendidikan, hal – hal baru yang berdampak bagi peningkatan kompetensimemerlukan keterbukaan dan adaptasi guru;

3. melibatkan siswa sebagai subjek belajar dalam persiapan pembelajaran membawa dampak positif dalam pembelajaran.

Rencana tindak lanjut dari best practice ini adalah:

1. menerapkan pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran

2. berbagi dengan rekan MGMP serumpun mengenai penerapan PBL dalam pembelajaran menulis slogan dan poster

Daftar Pustaka

Fauzan, dkk. 2020. Penerapan Elaborasi Model Flipped Classroom dan Media

Google classroom

Sebagai Solusi Pembelajaran Bahasa Indonesia Abad 21. Dwija Cendekia:

(16)

Jurnal Riset Paedagogik V (1): 364.

https://jurnal.uns.ac.id/jdc/article/view/55779 ( diunduh Minggu, 24 Juli 2022, pukul 00.35 WIB)

Priska Edy Johan, Ergusrinia. 2022. Pengaruh Penggunaan Aplikasi Canva Terhadap Hasil Menulis Siswa Kelas VIII SMP Nasional Sariputra Kota Jambi Tahun Ajaran 2021/2022. S1 thesis, Universitas Jambi.

https://repository.unja.ac.id/33582/2/BAB%20I.pdf. ( diunduh Minggu, 24 Juli 2022, pukul 00.45 WIB)

Nurhayatin, Titin; dkk. 2020. ”Penerapan Metode Cooperative Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Iklan, Slogan, dan Poster untuk Peningkatan Aktivitas dan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP Pasundan 2 Bandung”.

Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang VI(2): 359.

http://journal.stkipsubang.ac.id/index.php/didaktik/article/view/156/

135 ( diunduh Minggu, 24 Juli 2022, pukul 00.35 WIB)

Sujinah. (2020). Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Era Covid-19. Jurnal. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surabaya. Surabaya.Online. http://journal.um- surabaya.ac.id/index.php/Stilistika/index (diunduh Minggu, 24 Juli 2022, pukul 00.35 WIB)

Wahab T. Sinaga.2021. ”Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Iklan, Slogan, Poster Melalui Media Gambar”. Nirwasita: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.1(3): 113 – 115. https://widyasari-press.com/wp-content /uploads/2021/12/ 12.-Wahab-T.-Sinaga- Peningkatan-Kemampuan- Menulis-Teks-Iklan-Slogan-Poster-Melalui-Media-Gambar-1-1.pdf

(diunduh Minggu, 24 Juli 2022, pukul 00.25 WIB)

Referensi

Dokumen terkait