• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PPKn DALAM MENINGKATKAN MORAL GUNA MENCEGAH PERUNDUNGAN DI MTs. SUNAN GIRI TRIWUNG KIDUL KOTA PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2022 - Repository Universitas Panca Marga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERAN GURU PPKn DALAM MENINGKATKAN MORAL GUNA MENCEGAH PERUNDUNGAN DI MTs. SUNAN GIRI TRIWUNG KIDUL KOTA PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2022 - Repository Universitas Panca Marga"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian

Pendidikan padadasarnya merupakan upaya mencari dan memamahami informasi yang dibutuhkan dalam kehidupan. Pendidikan juga bertujuan untuk membantu manusia menguasi keterampilan serta berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah dalam hidup bermasyarakat.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disebutkan bahwasannya pendidikan merupakan usaha sadar dalam mewujudkan dan menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi diri agar memiliki kepribadian spiritual keagamaan, kontrol diri, kecerdasan akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Haslan, 2020).

Menurut Suharyanto (2013) tujuan dari pendidilkan adalah untuk memebentuk manusia cerda, terampil, dan berkepriadian baik. Pendidikan memiliki arti penting bagi kehidupan agar dapat mebangun kualitas diri dan mampu bersaing dalam kehidupan modern (Rahmawati, 2014). Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan proses dalam kehidupan yang sangat penting dimana bertujuan untuk menyiapkan diri sebagai pribadi terampil dan berpengetahuan luas untuk menjalani kehidupannya secara efektif dan efisien.

(2)

Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang berperan sebagai wadah untuk menggapai cita-cita siswa. Sekolah menjadi tempat berkembangnya aspek-aspek siswa. Siswa menimba ilmu, membentuk karakter dan berkembang di lingkungan sekolah (Sari, 2021 ).

Mengingat begitu pentingnya suatu pendidikan bagi seseorang, tentunya segala suatu hambatan yang mengganggu berjalannya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan harus diperhatikan. Salah satu hambatan dalam proses pendidikan siswa yaitu adanya perilaku negatif perundungan (Mayasari, 2019). Menurut Permendikbud No. 82 Tahun 2015 menjelaskan bentuk kekerasan pada anak salah satunya adalah perilaku perundungan (Adhinata, 2021).

Perundungan sendiri berasal dari bahasa inggris bullying artinya menggretak, atau mengganggu. Perundungan sendiri juga dapat diartikan sebagai penggertak atau mengganggu orang lain. Terdapat tiga unsur yang mendasari perilaku perundungan diantaranya bersifat negatif dan agresif, dilakukan secara berulang dan adanya perbedaan kekuatan dari korban dan pelaku (Wiyani, 2012).

Perilaku perundungan dapat berupa verbal dan non verbal. Verbal dapat berupa ejekan, sindiran, mengancam dan dapat berupa teguran dengan kata kasar. Sedangkan perundungan secara non verbal dilakukan dengan memukul, menendang, mendorong, mencakar atau dapat berupa perilaku yang menyakiti fisik lainnya (Rizal, 2021). Menurut Budiarti (2013) indikator perundungan di sekolah terdapat dua jenis yaitu verbal

(3)

meliputi memberi julukan nama yang kurang pantas, mengkritik dengan tajam, dan mengolok – olok teman. Perundungan non verbal meliputi menjegal dan memukul.

Dari hasil pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) pada saat bulan November-Desember 2021 terdapat beberapa siswa yang melakukan perilaku perundungan terhadap sesama teman saat di dalam kelas, baik pada saat jam pelajaran ataupun diluar jam pelajaran. Perilaku perundungan yang dilakukan siswa di MTs.

Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo diantaranya seperti, mengganggu temannya saat mengerjakan ujian, memanggil temannya dengan sebutan yang kurang pantas, memukul teman dalam konteks bercanda, mengkritik dengan bahasa yang kurang halus. Namun sayangnya siswa menganggap perilaku tersebut atas hanya sebatas bercanda. Padahal secara tidak langsung perilakunya apabila dilakukan dengan sengaja dan berulang kali tentu dapat melukai hati atau menimbulkan kesalahpahaman antar teman.

Menurut wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru PPKn di MTs. Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo pada tanggal 4 Maret 2022 tentang perilaku perundungan antar siswa. Perilaku perundungan itu sendiri pernah terjadi, akan tetapi pada saat ini kasus tersebut sudah berkurang dan hanya terjadi di beberapa kalangan siswa dan untuk kasus perundungan fisik di MTs. sunan giri sudah hampir tidak pernah terjadi.

(4)

Sementara perilaku perundungan verbal hanya terjadi antara beberapa anak.

Contoh perilaku perundungan verbal di MTs Sunan Giri itu sendiri seperti memberi julukan kurang pantas kepada temannya dan mengejek.

Dimana perilaku tersebut lebih mengarah kepada konteks bercanda untuk siswa. Perilaku tersebut juga terjadi karena faktor pergaulan yang kurang baik dari siswa.

Berdasarkan pengumpulan data diatas dapat disimpulkan bawa kasus yang terjadi di MTs. Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo adalah terjadi perilaku perundungan secara fisik atau lisan dan siswa kurang sadar akan perilaku perundungan itu sendiri. Guna menanggulangi masalah tersebut tentunya dibutuhkan sarana pembelajaran yang dapat membentuk sifat dan karakter siswa. Salah satu caranya yaitu dengan memperbaiki, meningkatkan serta menumbuhkan moral siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Dimana mata pelajaran PPKn sendiri sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi bangsa Indonesia (Usmaedi, dkk, 2021).

PPKn adalah mata pelajaran yang menekankan pembentukan warga negara yang mampu untuk memahami serta melaksakan hak dan kewajibannya. PPKn juga bertujuan untuk membentuk warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter seperti yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945 (Kristiyono, 2013). PPKn merupakan sarana untuk mengembangkan nilai luhur dan moral yang bersumber pada

(5)

budaya bangsa Indonesi untuk membentuk pribadi baik sebagai individu maupun anggota masyarakat (Suharyanto, 2013).

Moral sendiri menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti suatu ajaran baik buruk seseorang yang berkaitan dengan perbuatan, akhlak, sikap. budi pekerti, kewajiban, dan susila yang diterima seseorang secara umum (Nabut, 2019). Moral berasal dari bahasa latin mores artinya tata cara, kebiasaan, adat istiadat (Fauziah, 2017). Putra

(2020) mengartikan moral secara umum sebagai aturan kesusilaan ataupun istilah yang digunakan untuk menentukan batasan-batasan dari sifat dan kehendak manusia. Moral juga diartikan sebagai pandangan atau batasan perilaku yang secara layak dikatakan benar, baik dan buruknya seseorang.

Menurut penjabaran dari para ahli tentang moral dapat disimpulkan bahwa moral merupakan perbuatan, sifat, pikiran, ucapan, maupun kebiasaan manusia yang berkaitan dengan nilai baik dan buruk.

Dengan peran guru PPKn sebagai sumber moral bagi siswanya diharapkan dapat membentuk kepribadian siswa yang memiliki kemuliaan akhlak. Karena guru harus bisa memberikan contoh dengan menerapkan dan mengajarkan nilai-nilai PPKn dengan baik. Guru merupakan orang tua kedua bagi siswa saat disekolah yang berperan dalam membina dan mengarahkan siswa kearah yang lebih baik selain orang tua dirumah (Astuti, 2017). Guru tidak hanya bertugas untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi juga bertugas dalam membentuk perilaku dan kepribadian siswa. Meningkatkan nilai moral merupakan

(6)

tugas dan tanggung jawab semua guru dan komponen sekolah akan tetapi banyak yang beranggapan bahwa yang paling berperan dalam menanamkan dan meningkatkan moral siswa hanyalah guru PPKn (Amiruddin, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Budiarti (2013) dengan judul “Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mencegah Terjadinya Bullying Pada Siswa (Studi Kasus Di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun 2013)” berkesimpulan bahwa perundungan antar siswa dilakukan dengan verbal dan non-verbal. Dalam penelitian ini peran guru PPKn dalam mencegah terjadinya bullying yaitu dengan pendisiplinan secara positif hak siswa dalam berinteraksi dengan cara saling menghormati, saling menghargai perbedaan, serta menanamkan tentang tatakrama, dan nilai-nilai moral yang terkandung dalam pancasila.

Dari adanya permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul dan menyusun karya ilmiah dengan judul : “Peran Guru PPKn dalam Meningkatkan Moral Guna Mencegah Perundungan di MTs.

Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo”. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu masyarakat dan yang paling utama adalah pihak sekolah dalam peningkatan moral siswa guna mencegah terjadinya perundungan dimasa mendatang, dimana perundungan itu sendiri apa bila tidak segera ditangani akan menyebabkan kerugian baik secara fisik maupun psikis anak.

(7)

1.2 Fokus Penelitian

Dari konteks penelitian diatas maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran guru PPKn dalam meningkatkan moral guna mencegah terjadinya kasus perundungan di MTs. Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat guru PPKn dalam meningkatkan moral guna mencegah kasus perundungan di MTs. Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo?

3. Bagaimana solusi yang diberikan oleh guru PPKn untuk mengatasi faktor penghambat dalam meningkatkan mora guna mencegah terjadinya kasus perundungan di MTs. Sunan Giri Triwung Kidul Kota Probolinggo?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari adanya fokus penelitian diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran guru PPKn dalam meningkatkan moral guna mencegah terjadinya kasus perundungan di MTs Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo.

2. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan hambatan guru PPKn dalam meningkatkan moral guna mencegah kasus perundungan Di MTs. Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo.

(8)

3. Untuk mengetahui solusi apa yang diberikan guru PPKn dalam meningkatkan moral guna mencegah kasus perundungan di MTs. Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo.

1.4 Manfaat penelitian 1. Sekolah

Diharapkan penelitian acuan atau msukan untuk mengatasi permasalahan di sekolah terutama pada peningkatan, dan pengembangan moral untuk mengurangi dan mencegah kasus perundungan (bullying), atau kasus penyimpangan lain yang ada di MTs. Sunan Giri Triwung Kidul kota Probolinggo.

2. Guru

Diharapkan dapat memberi pengetahuan, khususnya kepada guru PPKn dalam meningkatkan moral untuk mencegah terjadinya kasus perundungan (bullying) maupun kasus penyimpangan lain yang ada di sekolah.

3. Siswa

Untuk siswa diharapkan penelitian ini dapat lebih meningkatkan pengetahuan pada siswa, dan meningkatkan rasa toleransi, empati, serta rasa saling menghargai sesama teman, baik untuk dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.

(9)

1.5 Penegasan istilah

A. Guru

Guru merupakan seseorang yang bertugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa melalui baik jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah maupun secara nonformal.

B. PPKn

PPKn merupakan pembelajaranyang berkaitan erat dengan menciptakan warganegara yang baik, dan mampu mematuhi kewajibannya sebagai warga negara Indonesia. PPKn juga mengajarkan tentang kehidupan sehari hari yang dapat mempersiapkan siswa agar memiliki niali moral dan kepribadian baik sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.

C. Moral

Moral merupakan suatu pemikiran, perilaku, kebiasaan, tindakan seseorang yang berkaitan dengan baik buruk berdasarkan pandangan masyarakat sekitar dan lingkungan sosial.

D. Perundungan (Bullying)

Perundungan sendiri berasal dari bahasa inggris yang artinya bullying yang berarti menggertak atau mengganggu. Perundungan (bullying) sendiri merupakan perilaku negatife dari seseorang yang dilakukan dengan mengganggu dan menyakiti pihak lain secara berulang dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi korbannya serta kerugian secara mental dan fisik.

Referensi

Dokumen terkait