• Tidak ada hasil yang ditemukan

meningkatkan perkembangan sosial emosional

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "meningkatkan perkembangan sosial emosional"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Anak Usia Dini
  • Perkembangan Anak Usia Dini
  • Pembelajaran Anak Usia Dini
  • Perkembangan Sosial Emosional
  • Media Pembelajaran
  • Kerangka Berpikir
  • Penelitian Relevan

Media pasir sangat populer di kalangan anak kecil karena dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk. Aspek sosial-emosional merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus dimiliki oleh anak usia dini.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian Tindakan Kelas Kondisi
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian Tindakan Kelas Kondisi

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Waktu dan TempatPenelitian
  • Rancangan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Intrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Dari penelitian yang dilakukan dari siklus I pada indikator adaptasi situasi sebagai penantian selanjutnya yaitu jumlah poin yang diperoleh pada kategori terbelakang (BB) 8 anak atau 40%, jumlah poin yang diperoleh pada kategori . mulai berkembang (MB) 2 anak atau 10%, skor total yang diperoleh pada kategori perkembangan sesuai harapan (BSH) adalah 4 anak atau 25%, skor total yang diperoleh pada kategori sangat berkembang (BSB) adalah 5 anak. atau 25%. Dari penelitian yang telah dilakukan dari siklus I untuk indikator kepatuhan terhadap tata tertib dalam kegiatan yaitu jumlah poin yang diperoleh pada kategori kurang berkembang (BB) 6 anak atau 30%, jumlah poin yang diperoleh pada kategori mulai. berkembang (MB) 4 anak atau 20%, jumlah perolehan poin dengan kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 5 anak atau 25%, jumlah skor yang diperoleh pada kategori berkembang sangat baik (BSB) 5 anak atau 25 %. Dari penelitian yang dilakukan dari siklus I untuk indikator bermain baik dengan teman yaitu skor total yang diperoleh pada kategori kurang berkembang (BB) 6 anak atau 30%, skor total yang diperoleh pada kategori mulai berkembang (MB). ) 5 anak atau 25%, perolehan poin dengan kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 4 anak atau 20%, perolehan poin dengan kategori sangat berkembang (BSB) 5 anak atau 25%.

Dari penelitian yang dilakukan sejak siklus 1 pada indikator adaptasi situasi seperti menunggu giliran yaitu pada jumlah poin yang dicapai pada kategori anak terbelakang (BB) 7 anak atau 35%, pada jumlah poin yang dicapai pada kategori mulai berkembang (MB) 3 anak atau 15%, skor total kategori berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 4 anak atau 20%, skor total kategori berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 6 anak. atau 30%. Dari survey yang dilakukan dari siklus 1 pada indikator merapikan peralatan bekas pakai yaitu skor total yang dicapai pada kategori belum berkembang (BB) 4 anak atau 20%, skor total yang dicapai pada kategori berkembang (MB) 2 anak atau 10%, jumlah poin yang dinilai pada kategori berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 9 anak atau 45%, jumlah poin yang dinilai pada kategori berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 5 anak atau 25 %. Dari survey yang dilakukan dari siklus 1 indikator bermain baik dengan teman yaitu jumlah poin yang dicapai pada kategori anak terbelakang (BB) 1 anak atau 5%, jumlah poin yang dicetak pada kategori mulai berkembang (MB) 2 anak atau 10%, jumlah poin yang dicetak pada kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 2 anak atau 10%, jumlah skor yang dicetak pada kategori sangat berkembang (BSB) 15 anak atau 75%.

Tabel 3.1 : Lembar Observasi Aktivitas anak  No  Capaian
Tabel 3.1 : Lembar Observasi Aktivitas anak No Capaian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Cut Nyak Dhien yang terletak di Jalan Pemuda Blang Asan, Kecamatan Kota Sigli. Kondisi ruang kelas B1 TK Cut Nyak Dhien cukup baik, terdapat pojok belajar di setiap kelas dan beberapa poster. Setiap kelas sudah memiliki lemari untuk menyimpan buku-buku alat peraga dan lemari untuk menyimpan alat-alat permainan edukatif.

Sarana dan prasarana yang tersedia di TK Cut Nyak Dhien meliputi 3 ruang kelas, ruang utama dan ruang guru, UKS (kantor), kamar mandi dan taman. Alat permainan luar ruangan antara lain: ayunan perahu, tangga panjat, ayunan depan, perosotan, komidi putar, jungkat-jungkit bola, jembatan besi, kuda, gajah dan lain-lain. Sedangkan alat permainan internal adalah: puzzle, balok, maket tempat ibadah, gambar lalu lintas, alat.

Hasil Observasi Pratindakan

Menurut peneliti, hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran di TK Cut Nyak Dhien, khususnya sosial-emosional. Oleh karena itu, dalam pembelajaran diperlukan metode yang tepat agar anak tertarik belajar untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, sehingga perkembangan sosial emosional anak di TK Kelompok B1 Cut Nyak Dhien meningkat. Dari hasil observasi pra tindakan pada tabel di atas terlihat bahwa rata-rata kemampuan motorik halus anak belum berkembang (BB) 8 anak atau 40% awal.

Oleh karena itu, situasi ini menjadi dasar untuk meningkatkan perkembangan sosial-emosional melalui kegiatan cetak pasir.

Tabel 4.1 Data  Pra Tindakan
Tabel 4.1 Data Pra Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan siklus I

Dari hasil observasi siklus I dapat diperoleh informasi kemampuan sosial emosional anak yaitu skor total yang diperoleh dengan rata-rata kategori belum berkembang (BB) 6 anak atau 30% skor total yang diperoleh dengan kategori mulai berkembang (MB) 4 anak atau 20%, total skor yang dicapai pada kategori berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 5 anak atau 25% dan total skor yang dicapai pada kategori sangat berkembang (BSB) adalah 5 anak atau 25%. Dari penelitian yang dilakukan dari siklus I pada indikator membereskan peralatan yang digunakan yaitu skor total yang dicapai pada kategori belum berkembang (BB) 5 anak atau 25%, skor total yang dicapai pada kategori mulai berkembang (MB) 5 anak atau 25%, perolehan skor total per kategori. Dari penelitian yang dilakukan dari siklus I pada indikator memahami perasaan teman (empati) yaitu jumlah skor yang dicapai per kategori.

Dari penelitian yang telah dilakukan dari siklus I terhadap indikator kepatuhan terhadap tata tertib dalam kegiatan yaitu jumlah skor yang diperoleh di bawah kategori belum berkembang (BB) 6 anak atau 30%, jumlah skor yang diperoleh di bawah kategori awal untuk berkembang (MB) 4 anak atau 20%, skor total yang diperoleh berdasarkan kategori. Dari penelitian yang dilakukan dari siklus I pada indikator bermain baik dengan teman yaitu skor total yang diperoleh pada kategori belum berkembang (BB) 4 anak atau 20%, skor total yang diperoleh pada kategori mulai berkembang (MB) 4 anak atau 20%, jumlah perolehan skor berdasarkan kategori. Dari penelitian yang dilakukan dari siklus I pada indikator memahami perasaan teman (empati) yaitu jumlah skor yang diperoleh kategori kurang berkembang (BB) 5 anak atau 25%, jumlah skor yang diperoleh kategori mulai berkembang ( MB) 1 anak atau 5%, skor total yang diperoleh pada kategori perkembangan sesuai harapan (BSH) sebanyak 6 anak atau 30%, skor total yang diperoleh pada kategori berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 8 anak atau 40%.

Tabel 4.2 Hasil observasi kegiatan siklus I
Tabel 4.2 Hasil observasi kegiatan siklus I

Pelaksanaan Tindakan siklus II

Dari penelitian yang telah dilakukan dari siklus I terhadap indikator kepatuhan terhadap tata tertib dalam kegiatan yaitu jumlah poin yang diperoleh pada kategori belum berkembang (BB) 2 anak atau 10%, jumlah poin yang diperoleh pada kategori mulai berkembang (MB) 1 anak atau 5%, total hasil perolehan dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 2 anak atau 10%, total hasil yang diperoleh dalam kategori berkembang sangat baik (BSB) 15 anak atau 75%. Dari penelitian yang dilakukan dari siklus I untuk indikator penyesuaian alat yang digunakan yaitu hasil total yang diperoleh pada kategori belum berkembang (BB) 1 anak atau 5%, hasil total yang diperoleh pada kategori mulai berkembang (MB) 2 anak atau 10%, perolehan angka poin kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 2 anak atau 10%, perolehan poin total kategori sangat maju (BSB) 15 anak atau 75%. Dari penelitian yang telah dilakukan dari siklus I untuk indikator memahami perasaan teman (empati) yaitu jumlah poin yang diperoleh pada kategori belum berkembang (BB) 1 anak atau 5%, jumlah poin yang diperoleh pada kategori tersebut. mulai berkembang (MB) 5 anak atau 5%, skor total yang diperoleh pada kategori perkembangan sesuai harapan (BSH) adalah 2 anak atau 10%, skor total yang diperoleh pada kategori berkembang sangat baik (BSB) adalah 16 anak atau 80%.

Dari penelitian yang dilakukan sejak siklus 1 pada indikator adaptasi situasi seperti menunggu giliran yaitu pada jumlah poin yang dicapai pada kategori anak terbelakang (BB) 2 anak atau 10%, pada jumlah poin yang dicapai pada kategori perkembangan awal ( MB) 1 anak atau 5%, total hasil yang dicapai pada kategori berkembang sesuai harapan (BSH) adalah 2 anak atau 10%, total hasil yang dicapai pada kategori sangat berkembang (BSB) adalah 15 anak-anak atau 75% Dari survei yang dilakukan dari siklus 1 indikator kepatuhan terhadap aturan dalam kegiatan yaitu jumlah poin yang dicapai dalam kategori anak terbelakang (BB) 1 anak atau 5%, jumlah poin yang dicapai pada kategori dari awal sampai berkembang (MB) 1 anak atau 5%, skor keseluruhan adopsi pada kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 2 anak atau 10%, skor total yang dicapai pada kategori berkembang sangat baik (BSB) 16 anak atau 80%. Dari penelitian yang dilakukan sejak siklus 1 pada indikator memahami emosi teman (empati) yaitu jumlah poin yang dicapai pada kategori anak terbelakang (BB) 1 atau 5%, jumlah poin yang dicapai pada kategori awal hingga berkembang (MB) 1 anak atau 5%, skor total kategori perkembangan yang diharapkan (BSH) sebanyak 2 anak atau 10%, skor total kategori berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 16 anak atau 80%

Tabel 4.4 Hasil observasi kegiatan siklus II
Tabel 4.4 Hasil observasi kegiatan siklus II

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada Siklus II menunjukkan bahwa jumlah skor motorik halus anak yang dicapai rata-rata pada kriteria BSB 16 anak adalah 80% sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dari hasil penelitian pertemuan I dan II, hasil observasi siklus I pada siklus I diperoleh informasi bahwa kemampuan sosial emosional rata-rata anak belum berkembang (BB) 5 anak atau 25% mulai berkembang. ( MB ) 3 anak atau 15% berkembang sesuai harapan (BSH) 5 anak atau 25% dan berkembang sangat baik (BSB) 7 anak atau 35%. Dengan demikian keterbatasan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Guru memberikan petunjuk cara mencetak pasir yang benar kepada anak Hasil penelitian yang dilakukan pada prasiklus I dan siklus II menunjukkan bahwa rata-rata anak mengalami peningkatan. Adanya peningkatan perkembangan sosial emosional anak menunjukkan bahwa sand printing lebih efektif dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas meningkatkan perkembangan sosio-emosional melalui kegiatan sand printing yang dapat meningkatkan keterampilan sosio-emosional anak kelompok B1 TK Cut Nyak Dhien Sigli Kabupaten Pidie tahun pelajaran 2020/2021 .

Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan sosial emosional anak dengan media cetak pasir pada anak kelompok B1 TK Cut Nyak Dhien, dapat disimpulkan bahwa media cetak pasir digunakan oleh anak secara individu. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosial-emosional anak melalui cetakan pasir kelompok B1 TK Cut Nyak Dhien dapat meningkat. Peningkatan kemampuan sosial emosional anak dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut: Rata-rata hasil pra tindakan kemampuan sosial emosional anak belum berkembang (BB) 8 anak atau 40%, sudah mulai berkembang (MB ) 6 anak atau 30%, berkembang sesuai harapan (BSH ) 3 anak atau 15%, dan berkembang sangat baik (BSB) 3 anak atau 15%.

Hasil rata-rata pada siklus I keterampilan sosial emosional anak belum berkembang (BB) 5 anak atau 25%, mulai berkembang (MB) 3 anak atau 15%, berkembang sesuai harapan (BSH) 5 anak atau 25% dan sedang. berkembang dengan sangat baik. Pengelolaan pembelajaran dalam proses perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun di TK Hip-Hop KORPRI. Efektivitas metode proyek pasir warna yang meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun TK FKIP UNSYIAH.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dengan menggunakan media tekan pasir saat belajar, anak lebih senang dan bersemangat dalam melakukan kegiatan tersebut, saling berkomunikasi, bekerja sama, saling membantu dan berbagi. Hasil rata-rata pada siklus II belum berkembang (BB) 1 anak atau 5%, mulai berkembang (MB) 1 anak atau 1%, berkembang sesuai harapan (BSH) 2 anak atau 10%, dan berkembang sangat baik (BSB) 16 anak atau 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial emosional anak kelompok B1 di TK Cut Nyak Dhien Kabupaten Pidie dapat meningkat sesuai dengan harapan peneliti.

Saran

Pengaruh Terapi Bermain: Origami terhadap Perkembangan Motorik Halus dan Kognitif Anak Prasekolah (4-6 Tahun) Journal Of Nurses Community 3,16-29. Anak bermain baik dengan teman Anak memahami perasaan teman (empati) Menyanyikan lagu “taman terindah”. Anak bermain baik dengan teman Pahami perasaan anak tentang teman (empati) Nyanyikan lagu "teman baru".

Adaptasi terhadap situasi seperti menunggu giliran - Anak membereskan peralatan bekas pakai - Anak bermain baik dengan teman.

Foto kegiatan Siklus I
Foto kegiatan Siklus I

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian Tindakan Kelas Kondisi
Tabel 3.1 : Lembar Observasi Aktivitas anak  No  Capaian
Tabel  3.2:  Menyesuaikan  diri  dalam  situasi  seperti  menunggu  giliran,  Mentaati  aturan  dalam  kegiatan,  Merapikan  kembali  peralatan  yang  digunakan,  Bermain  dengan  teman  secara  baik  dan  Memahami  perasaan  teman (empati)
Tabel 4.1 Data  Pra Tindakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

The results of the research on the effect of the thematic learning model based on gender and the value of habit in the fourth-grade elementary school students were obtained by comparing