Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 104
Menumbuhkan Budaya Baca Mahasiswa Melalui Program Literasi Sepuluh Menit Sebelum Perkuliahan
Muhammad Zakia Firdaus1, Sukiman2
1[email protected], 2 [email protected] Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Billfath Lamongan1, 2
Received: November 2020 Accepted: November 2020 Online Published: Desember 2020 Abstract
This study aims to describe the reading culture of students through a literacy program ten minutes before lectures. The research method used is qualitative research. Research subjects, Indonesian Language Education students in semesters one, three, and five. Collecting data to determine the reading culture of students through observation, interviews, and questionnaires. Based on the results of data collection conducted on Indonesian Language Education students, Billfath University, the following data were obtained: reading culture among sixth semester students was 58% of the total 46 students. In the third semester students the reading culture level of students is 93.75% of the total number of 20 students. The reading culture in first semester students is 65% of the total number of students 46. Thus, the literacy program ten minutes before lectures is able to foster a reading culture in students. This can be seen when the literacy program has not been implemented ten minutes before lectures. In terms of reading the most students read, namely: 65% of students read journal articles with the theme of education / teaching, 20% of students read language journal articles, and 15% of students read literary journals.
Keywords: Reading Culture, 10 Minute Literacy Program, Lecture
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya baca mahasiswa melalui program literasi sepuluh menit sebelum perkuliahan. Metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian kualitatif. Subjek penelitian, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia semester satu, tiga, dan lima. Pengumpulan data untuk mengetahui budaya baca mahasiswa melalui observasi, wawancara, dan penyebaran angket. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Billfath diperoleh data sebagai berikut: budaya baca di kalangan mahasiswa semester enam sebesar 58% dari jumlah total 46 mahasiswa. Pada mahasiswa semester tiga tingkat budaya baca mahasiswa 93,75% dari jumlah total 20 mahasiswa. Budaya baca pada mahasiswa semester satu 65% dari jumlah total mahasiswa 46. Dengan demikian, program literasi sepuluh menit sebelum perkuliahan mampu menumbuhkan budaya baca pada mahasiswa. Hal ini jika dilihat pada saat belum diterapkannya program literasi sepuluh menit sebelum perkuliahan. Dari segi bacaan yang paling banyak dibaca oleh mahasiswa, yaitu: 65 % mahasiswa membaca artikel jurnal dengan tema pendidikan/pengajaran, 20% mahasiswa membaca artikel jurnal kebahasaan, dan 15%mahasiswa membaca jurnal kesusastraan
Kata kunci: Budaya Baca, Program Literasi 10 Menit, Perkuliahan
PENDAHULUAN
Menurut Sivberbalatt literasi secara tradisional diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengakses menganalisis, dan menciptakan (Adiarsi et al., 2015). Lietari digital merupakan ketertarikan sikap dan kemampuan individu untuk menggunakan teknologi serta alat komunikasi agar dapat mengakses, mengelola, dan mengintegrasikan informasi secara efektif
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 105
(Liansari & Nuroh, 2018). Kemampuan ini menjadi keharusan bagi mahasiswa dalam mengembangkan potensi dirinya untuk menghadapi perkembangan zaman.
Perkembangan zaman menuntut mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan literasi.
Perkembangan zaman tersebut diikuti oleh kemampuan mahasiswa dalam membaca setiap informasi yang ada. Hal ini tentu menuntut mahasiswa agar melek terhadap informasi di sekitarnya agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Melek informasi menurut ALA (American Library of Assosiaciation) jika seseorang mengakses informasi dengan efisien dan efektif, mengevaluasi informasi dengan kritis, kompetensi dan menggunakan informasi dengan kreatif dan akurat (Riana Mardina, 2011).
Namun, kenyataan yang terjadi budaya baca dikalangan mahasiswa masih menjadi permasalahan yang tak kunjung usai. Padahal sebagai pelajar, budaya literasi seharusnya menjadi suatu kebiasaan (Saepudin, 2015). Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa mahasiswa lebih suka membaca pesan singkat dari pada membaca sumber bacaan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan akademik. Sehingga dari minimnya budaya baca menyebabkan terjadi penurunan kualitas tugas yang dihasilkan. Mahasiswa cenderung mengerjakan tugas dengan minim sumber bacaan dan memindahkan tulisan yang ada dalam sebuah blog pribadi. Kondisi seperti ini sering dijumpai pada saat mahasiswa mengerjakan makalah kelompok.
Padahal kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuan masyarakatnya. Kecerdasan dan pengetahuan tersebut tentu tidak datang dengan sendirinya, melainkan melalui sebuah usaha, yaitu literasi. Semakin banyak masyarakat yang gemar literasi, maka semakin tinggi peradabaan suatu bangsa. Budaya bangsa dapat berjalan seiring berjalanannya budaya litersi. Faktor pradaban dan kebudayaan dipengaruhi oleh kemampuan membaca temuan-temuan dari hasil karya para cendikia yang telah mengabadikan karyanya untuk menjadi sebuah warisan literasi pengetahuan oleh generasi penerus (Permatasari, 2015).
Semakin tinggi semangat masyarakat dalam mencari ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi peradabannya. Peradaban suatu bangsa berjalan seiring dengan budaya baca masyarakatnya. Seberapa tinggi kemampuan membaca suatu masyarakat, ditentukan dari seberapa banyak yang dibaca dan publikasinya sebagai sumber informasi.
Budaya baca di perguran tinggi, dapat dimulai dari mahasiswa. Secara terperinci, kegiatan literasi dapat dilihat melalui tugas yang dibuat oleh mahasiswa. Budaya baca sangat diperlukan, selain untuk meningkatkan mutu pembelajaran, budaya baca juga bertujuan untuk memfasilitasi dan mengembangkan kemampuan mahasiswa, membiasakan membaca serta mengelola informasi yang diperoleh, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna, bermutu, dan menyenangkan (Akbar, 2017).
Budaya baca merupakan salah satu cermin kemajuan suatu bangsa. Untuk membuat suatu pembaharuan dalam negeri, maka dibutuhkan peran serta mahasiswa dalam publikasi ilmiah (Syahriyani, 2010). Hal ini tentu menuntut kemampuan membaca yang tinggi agar mampu menuangkan ide-ide kreatif serta gagasan intelektualnya dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 106
Lemahnya budaya baca mahasiswa sangat berpengaruh pada kualitas tugas yang dihasilkan. Tugas yang dihasilkan mahasiswa kurang berbobot jika dilihat dari sumber rujukan yang digunakan. Mahasiswa masih menyalin secara langsung dari blog-blog yang ada di internet tanpa menunjukkan sumber rujukan. Hal ini tentu dikarenakan oleh seiring berjalannya waktu, tradisi membaca mahasiswa beralih ke tradisi lisan.
Mahasiswa lebih suka mendapatkan informasi yang “dibacakan,” atau lebih menjadi
“pembaca pasif” yang disajikan begitu saja dari media sosial tanpa diolah menjadi sebuah gagasan baru (Maryam et al., 2013).
Dari tugas tersebut kita bisa melihat sejauh mana tingkat daya baca mahasiswa.
Rujukan atau daftar pustaka yang tersaji di dalam tugas-tugas mahasiswa menjadi tolak ukur daya baca mahasiswa. Tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa tentunya tidak akan terlepas dari kajian teori yang diambil dari buku rujukan dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan kajian ilmu terkait. Padahal sumber rujukan dapat diperoleh dari internet secara bebas. Namun, masih banyak dari mahasiswa yang hanya memanfaatkan fasilitas internet untuk keperluan chatting, main games, dan media sosial (Dorsa &
Connors, 1979).
Membaca buku dan jurnal merupakan sebuah aktivitas yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Bukan hanya untuk menambah ilmu pengetahuan atau memperoleh informasi tetapi dapat meningkatkan kualitas penulisan karya ilmianya (Sasmi Farida, 2012). Dengan membaca lebih banyak jurnal-jurnal yang ada, mahasiswa akan terbiasa untuk melihat dan mendalami bentuk-bentuk penulisan ilmiah, sehingga akan membantunya dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Padahal membaca bukan hanya sekadar pengkodean kata-kata, tetapi lebih kepada pemahaman terhadap apa yang terjadi di dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa membaca suatu teks dimediasi melalui pengalaman sehari-hari, ruang, waktu, dan tempat di mana sumber bacaan itu ditemui (Larson & Marsh, 2016).
Agar budaya baca menjadi sebuah kebiasaan di lingkungan mahasiswa, maka dibutuhkan sebuah program khusus untuk membiasakakn mahasiswa membaca.
Program tersebut dapat berupa gerakan literasi sepuluh menit sebelum perkuliahan dimulai. Sebelum perkuliahan, mahasiswa diwajibkan untuk membaca sebuah buku atau jurnal secara online. Buku dan jurnal yang didapatkan kemudian menjadi bahan literasi bagi mahasiswa. Program literasi sepuluh menit sebelum perkuliahan masuk dalam program kerja Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Billfath. Program ini dirancang untuk membudayakan membaca pada mahasiswa.
Penelitian tentang peningkatan literasi pada mahasiswa pernah dilakukan oleh (Maryam et al., 2013) tentang literasi sastra pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa secara umum literasi sastra mahasiswa dalam aspek pengetahuan masih sangat rendah, sedangkan dalam mengungkapkan kembali kesan yang dibaca justru sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menentukan tingkat literasi mahasiswa tidak hanya sebatas pada pengetahuan saja. Maka, pada penelitian ini literasi mahasiswa di arahkan kepada penumbuhan budaya baca. Dengan adanya budaya literasi pada diri mahasiswa, secara tidak langsung mahasiswa akan memiliki tingkat kompetensi yang tinggi.
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 107
Budaya baca yang akan ditumbuhkan menuntut peran aktif seluruh komponen pembelajar. Dosen sebagai pengawas kegiatan literasi secara aktif memantau jalannya kegiatan budaya baca yang ada di kampus. Mahasiswa sebagai pelaku kegiatan budaya baca dituntut untuk aktif mengikuti pembudayaan literasi yang ada. Maka, jika hal itu berjalan baik secara otomatis kualitas sumber daya manusia yang ada semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya baca mahasiswa melalui program literasi sepuluh menit sebelum perkuliahan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang datanya berupa kata-kata. Selain itu, penelitian kualitatif disebut juga sebagai penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Sugiyono, 2011). Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Billfath. Penelitian dilaksanakan selama satu tahun akademik dengan menerapkan program literasi yang telah dirancang untuk menumbuhkan budaya baca pada mahasiswa. Program ini menjadi salah satu program kerja Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, objek penelitian adalah Program Sepuluh Menit Literasi sebelum Perkuliahan.
Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia semester satu, tiga, dan lima. Tahapan gerakan literasi mengikuti desain gerakan lineterasi nasional Kemendikbud (2018). Tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini.
Gambar. 1. Tahapan Program Literasi
Berdasarkan gambar tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) penumbuhan budaya literasi dan minat baca dapat dilakukan dengan kegiatan 10 menit sebelum pembelajaran, b) pengembangan kecakapan literasi dapat dilakukan dengan kegiatan nonakademik, seperti kunjungan perpustakaan atau website, dan c) menggunakan sebuah program khusus yang dapat mengembangkan kemampuan literasi.
Pembel ajaran Pengemb
angan
Pembias aan
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 108
Prosedur penelitian terdiri atas tiga tahapan, yaitu: 1) pra penelitian dengan melakukan studi literature dan observasi awal tentang kemampuan literasi mahasiswa, 2) melakukan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan penyebaran angket, dan 3) pengolahan dan analisis data serta membuat laporan.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan penyebaran angket ke pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Billfath. Instrument observasi bertujuan untuk mengamati proses literasi yang dilakukan sebelum proses perkuliahan. Dalam instrument observasi memuat tentang aktivitas literasi, seperti: waktu mulai kegiatan literasi, identitas jurnal, identitas artikel, dan hasil dari kegiatan literasi. Instrumen wawancara digunakan untuk memperoleh informasi terkait efektivitas program literasi yang dilakukan pada akhir program dengan durasi waktu 10 menit permahasiswa. Angket digunakan untuk memperoleh data terkait kemampuan literasi masih mahasiswa.
Angket yang disebarkan kepada mahasiswa memuat tentang identitas jurnal dan artikel yang dibaca oleh mahasiswa. Selain itu, angket juga memuat tentang jumlah jurnal dan artikel yang dibaca serta tingkat pemahaman mahasiswa terhadap isi artikel. Dalam angket memuat 15 indikator penilaian. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan melalui dokumentasi yang berkaitan dengan program gerakan literasi. Dengan demikian, data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa: 1) data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada beberapa responden dan hasil observasi dan 2) data sekunder merupakan data yang telah dihasilkan oleh orang lain dalam bentuk publikasi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif, dengan tahapan berupa identifikasi, pemaknaan, pengkodean, kategorisasi, dan penyusunan struktur untuk konstruk yang diinginkan. Sementara validasi data dilakukan melalui ketekunan dan pengamatan serta interpreter reliability.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program literasi 10 menit sebelum perkuliahan dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Program literasi ini masukan dalam program kerja Pendidikan Bahasa Indonesia di bawah pengawasan langsung Ketua Program Studi. Program literasi sepuluh menit diterapkan pada seluruh mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, mulai semester 1 sampai semester V. Pengambilan sampel literasi 10 menit sebelum perkuliahan dilaksanakan mulai semester ganjil Tahun Akademik 2019 – 2020. Program literasi 10 menit ini melibatkan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai berikut.
Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Yang Terlibat Dalam Program Literasi 10 Menit Sebelum Perkuliahan
No Semester Total Mahasiswa
1. I 46
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 109
2. III 16
3. V 30
Total Keseluruhan 92
Pelaksanaan program literasi 10 menit sebelum perkuliahan dilakukan setiap hari kuliah. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia mengajak seluruh dosen tetap di program studi membantu dalam mengawal pelaksanaan program. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia. Munculnya program ini didasarkan atas analisis dan evaluasi yang telah dilakukan selama satu tahun akademik, di mana minat baca mahasiswa masih rendah.
Rendahnya minat baca mahasiswa terlihat dari tugas-tugas yang dikerjakan, masih minim sumber bacaan atau referensi. Maka, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia melalui rapat evaluasi akademik, mewujudkan adanya program literasi pada mahasiswa.
Pelaksaan program disusun berdasarkan jadwal mata kuliah program studi. Jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1.2 Tabel Jadwal Pelaksanaan Program Literasi 10 Menit Sebelum Perkuliahan
No Hari Semester Pengawas Program
1. Senin I Sukiman, M.Pd.
III Muhammad Zakia Firdaus, M.Pd.
V Siti Aisah, M.Pd.
2. Selasa I Maulidia Tifani ANRH,M.Pd.
III Tsalitsatul Maulidah, M.Pd.
V Siti Aisah, M.Pd.
3. Rabu I Sukiman, M.Pd.
III Muhammad Zakia Firdaus, M.Pd.
V Siti Aisah, M.Pd.
4. Kamis I Maulidia Tifani ANRH,M.Pd.
III Tsalitsatul Maulidah, M.Pd.
V Siti Aisah, M.Pd.
5. Jumat I Sukiman, M.Pd.
III Tsalitsatul Maulidah, M.Pd.
V Siti Aisah, M.Pd.
Pengawas program bertugas mendampingi mahasiswa dan memantau pelaksanaan program literasi setiap awal perkuliahan. Pengawasan dilakukan untuk menertibkan aktivitas literasi mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah mahasiswa serius menjalankan program literasi guna meningkatkan minat bacanya.
Di bawah ini disajikan tabel hasil literasi mahasiswa sebelum mengikuti perkuliahan. Hasil ini diperoleh dari laporan literasi yang dibuat oleh mahasiswa setiap bulan. Setiap mahasiswa membuat laporan literasi selama satu bulan. Dari laporan tersebut dapat diketahui tingkat literasi mahasiswa. Dari tiga angkat mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia ternyata tidak semuanya melaksanakan literasi dan membuat laporan literasi. Data ini dikumpul sejak September 2019 sampai Januari 2020.
Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini.
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 110
Tabel 1.3 Rekapan Laporan Literasi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia
No Semester (Angkatan) Total
Peserta Bulan
Sept Okt Nov Des Jan
1. I (2019/2020) 46 20 25 25 27 27
2. III (2018/2019) 20 10 12 12 13 15
3. V (2017/2018) 30 20 20 20 25 25
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa belum semua mahasiswa memiliki minat literasi. Program literasi yang dijalankan masih menunjukkan bahwa mahasiswa belum sepenuhnya memanfaatkan program literasi sepuluh menit sebelum perkuliahan dengan baik. Mahasiswa semester 1 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 46 orang yang melaksanakan program literasi sebanyak 20 mahasiswa dan terus mengalami peningkatan sampai Januari 2020. Begitu pulan dengan mahasiswa semester III, yang melaksanakan program literasi 10 mahasiswa dan terus mengalami peningkatan sampai Januari. Sementara mahasiswa semester V dari 30 mahasiswa, yang melaksanakan program literasi di bulan September 20 mahasiswa dan mengalami peningkatan jumlah pada bulan Desember sampai Januari 2020.
PEMBAHASAN
Sasaran pelaksanaan program literasi 10 menit sebelum perkuliahan adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Billfath. Seluruh mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia wajib mengikuti program literasi. Total keseluruhan mahasiswa yang dilibatkan dalam Program Literasi 10 Menit sebelum perkuliahan sebanyak 92. Pelaksanaan program dapat dilakukan di awal perkuliahan, yaitu sebelum dosen mata kuliah memberikan perkuliahan. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengakses bahan bacaan sesuai dengan mata kuliah yang masuk pada hari tersebut.
Sebagai pengawas program, maka dilibatkan lima orang dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Dosen bertugas mengawasi program literasi di tiga kelas, apakah mahasiswa melakukan program literasi atau tidak. Sebagai bentuk evaluasi terhadap program literasi, pengawas program mengumpulkan laporan literasi yang telah dibuat oleh mahasiswa. Setiap akhir bulan, mahasiswa diwajibkan membuat laporan literasi. Target artikel yang dibaca oleh mahasiswa pada program ini hanya satu artikel perbulan. Target tersebut didasarkan pada kemampuan mahasiswa dalam mengakses sumber bacaan. Dari laporan yang masuk kemudian dilakukan analisis terhadap isi laporan.
Gambaran Evaluasi Program Literasi
Program literasi 10 menit sebelum perkuliahan dilaksanakan pada mahasiswa Proram studi Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu program untuk meningkatkan kemampuan berliterasi mahasiswa. Setelah program dilaksanakan, selanjutnya dilaksanakan evaluasi sebagai bentuk perbaikan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk melihat ketercapaian kegiatan atau program yang dilaksanakan.
Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa mempunyai kemampuan dan daya
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 111
literasi yang baik sehingga dapat meningkatkan hasil karta ilmiahnya. Ada pun gambaran evaluasi program literasi sebagai berikut.
1. Evaluasi Jangka Pendek
Secara teknis, evaluasi ini di lakukan secara langsung ketika kegiatan berjalan dan dilakukan mingguan. Evaluasi secara langsung dosen melakukan pendampingan ketika mahasiswa membaca artikel sebelum kuliah dilaksanakan. Dosen memberikan arahan dan memberikan evaluasi secara langsung. Selanjutnya, evaluasi secara mingguan dilakukan tiap minggu. Secara teknis evaluasi tiap minggu ini dilakukan dengan cara dosen menanyakan kepada setiap mahasiswa di kelas disetiap angkatan.
Jadi secara waktu, evaluasi ini dilaksanakan langsung ketika kegiatan dilaksanakan dan setiap minggu selama kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Jangka Panjang
Evaluasi ini secara teknis dilaksanakan setiap bulan selama satu semester. Dari evaluasi ini dosen dapat mengetahui berapa banyak jurnal atau sumber bacaan yang dibaca oleh setiap mahasiswa. Dari evaluasi jangka panjang ini, dosen mempunyai data setiap mahasiswa yang aktif mengikuti program literasi dan yang belum aktif mengikuti program ini. Jika evaluasi jangka pendek dilaksanakan langsung dan setiap minggu, untuk evaluasi jangka panjang ini dilaksanakan setiap bulan selama satu semester.
Evaluasi yang dilaksanakan dapat memberikan informasi bagi dosen untuk memperbaiki jika terdapat hal-hal yang kurang. Dokumentasi evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan kepada mahasiswa lembar laporan yang di dalamnya terdapat nama jurnal, judul artikel, nama penulis, abstrak, tujuan penelitian, dan ringkasan hasil penelitian. Jadi, secara komprehensi mahasiswa mengetahui secara detail apa yang mereka baca.
Gambaran Manfaat Program Literasi
Program literasi 10 menit sebelum perkuliahan ini dilaksanakan atas dasar masih kurangnya minat baca dikalangan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari minimnya sumber rujukan ketika mahasiswa membuat tugas makalah perkuliahan. Ada pun manfaat dari program ini sebagai berikut. Pertama, manfaat Bagi Program Studi, adanya program kegiatan terstruktur yang didalamnya melibatkans semua civitas akademika program studi. Sebagai pendataan sumber belajar: jurnal, buku, dan sumber lain, data ini kedepan dapat diwacakan diwujudkan baik secara soft fail dan hard fail. Sebagai nilai tambah dalam akreditasi program studi. Bahwa prodi selain melaksanakan pengajaran, juga melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang prestasi mahasiswa.Sebagai referensi kelengkapan sumber belajar mahasiswa, sehingga kedepan mahasiswa mudah
Program Literasi
Evaluasi Jangka Pendek
Evaluasi Jangka Panjang
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 112
mengakses sumber rujukan ketika menulis karya ilmiah. Kelengkapan administrasi dan kegiatan program studi dan kegiatan yang ada dibawah naugan prodi.
Kedua, manfaat bagi mahasiswa, memperkaya sumber belajar mahasiswa sehingga memudahkan dalam menyusun karya ilmiah. Meningkatkan pengetahuan keilmuwan mahasiswa dalam bidang keilmuwan kebahasaan, kesastraan, dan kependidikan. Meningatkan sumber rujukan dalam menulis karya ilmiah. Mempertajam intuisi dalam menulis karya ilmiah intuisi atau kepekaan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. Memperdalam kajian-kajian ilmu yang linear sesuai bidang bahasa, sastra dan pendidikan. Mematik ide-ide dalam menulis karya ilmiah.
Kendala Pelaksanaan Program Literasi
Program literasi 10 menit sebelum perkuliahan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia terdapat beberapa kendala sebagai berikut. Pertama, masih terbatasnya sumber belajar yang terdapat di dalam kampus sehingga mahasiswa kurang optimal dalam mengikuti kegiatan ini. Kedua, terbatasnya jaringan internet baik dari kampus atau pun dari kuota mahasiswa sehingga untuk mencari dan mengunduh file jurnal atau yang lain kesulitan. Ketiga, kurang antusiasnya sebagian mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini karena belum menyadari akan pentingnya membaca sumber belajar untuk kemudahan dalam menulis.
Minat Baca Mahasiswa
Setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik jika diikuti dengan minat yang baik pula. Dalam hal ini, kegiatan Program literasi 10 menit sebelum perkuliahan mendorong mahasiswa agar memiliki minat yang tinggi terhadap literasi. Kesadaran akan pentingnya membaca bagi diri sendiri harus senantiasa digaungkan. KBBI menyatakan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Adapun beberapa hal yang dapat meningkatkan minat membaca mahasiswa.
Pertema, kebutuhan diri. Setiap manusia pastilah perlu memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu dari pemenuhan kebutuhan tersebut adalah membaca. Jika makanan adalah nustrisi bagi badan atau fisik manusia, maka membaca adalah kebutuhan nutrisi bagi otak manusia. Semakin banyak membaca, maka akan semakai pandai seseorang tersebut. Ketika membaca sudah mencapai taraf kebutuhan, secara otomatis seseorang akan memiliki minat yang tanggi terhadap membaca.
Kedua, kebutuhan pemenuhan tugas. Sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, pastilah mendapatkan tugas dari pengajar atau dosen. Membaca dalam rangke pemenuhan tugas ini menjadi salah satu yang dapat meningkatkan minat baca mahasiswa. Semakin banyak membaca, maka akan semakin terasa manfaatnya bagi mahasiswa.
Ketiga, aktualisasi diri. Membaca sebagai aktualisasi diri mengandung arti bahwa membaca dapat meningkatkan harga atau kedudukan seseorang. Terlebih jika dari membaca ini dapat mengasilkan sebuah karya buku.
Hasil Baca Mahasiswa
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 113
Program literasi 10 menit sebelum perkuliahan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia memfokuskan pada sumber bacaan berupa artikel pada jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan. Selama satu bulan mahasiswa membaca satu artikel kemudian dibuat laporan literasi. Secara keseluruhan, terdapat 65 % mahasiswa membaca artikel jurnal dengan tema pendidikan/pengajaran, 20% mahasiswa membaca artikel jurnal kebahasaan, dan 15% mahasiswa membaca jurnal kesusastraan.
Dari hasil persentase tersebut kita dapat mengetahui bahwa mahasiswa banyak yang membaca artikel jurnal dengan tema pengajaran atau Pendidikan, kedua dengan tema kajian linguistik atau ilmu Bahasa, dan yang ketiga dengan tema sastra. Tema pengajaran atau pendidikan didalamnya membahas atau mengkaji masalah tindakan kelas, meningkatkan hasil belajar dengan metode tertentu, uji coba bahan ajar, dan meningkatkan salah satu kompetensi dasar berbahasa. Tema linguistik atau kajian bahasa didalamnya membahas mengenai pragmatik dan semantik. Sedangkah kajian sastra didalamnya membahas analisis karya sastra novel, cerpen, puisi yang ditinjau dari unsur dalam dan unsur luar karya sastra tersebut.
SIMPULAN
Program literasi yang memfokuskan pada membaca sumber belajar berupa jurnal ilmiah dan buku sangat membantu mahasiswa dalam menyempurnakan karya tulis ilmiahnya. Pembiasaan membaca 10 menit sebelum perkuliahan ini memberikan dampak positif bagi mahasiswa. Produktivitas dan munculnya ide-ide penelitian dapat dimulai dari kegiatan literasi ini. Kesadaran akan pentingnya membaca menjadi salah satu faktor tingginya minat membaca. Isi artikel jurnal yang ada meliputi pendidikan/pengajaran, kajian bahasa, dan kajian sastra secara linear dapat memberikan tambahan pengetahuan yang sangat bermanfaat. Pendampingan konsisten oleh para dosen memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan literasi ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan peda Ristek Brin atas bantuan dana penelitian yang telah diberikan, sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas
Persentase Hasil Baca Mahasiswa
65% Pengajaran 20% Bahasa 15% Sastra
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edc
Vol. 15, No 2 Desember 2020, hal. 104 – 114
e-ISSN: 2527-9998 DOI: 10.29408/edc.v15i2.2804
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan | 114
Billfath. Rasa terima kasih disampaikan pula kepada Bapak/Ibu dosen Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah membantu dalam melakukan pengawasan program.
DAFTAR PUSTAKA
Adiarsi, G. R., Stellarosa, Y., & Silaban, M. W. (2015). Literasi Media Internet di Kalangan Mahasiswa. Humaniora, 6(4), 470. https://doi.org/10.21512/humaniora.v6i4.3376 Akbar, A. (2017). Membudayakan Literasi Dengan Program 6M Di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 3(1), 42. https://doi.org/10.30870/jpsd.v3i1.1093 Dorsa, D. M., & Connors, M. H. (1979). Canine growth hormone responsiveness during
pentobarbital anesthesia: A method for evaluating serotoninergic stimulatory action.
Endocrinology, 104(1), 101–104. https://doi.org/10.1210/endo-104-1-101
Larson, J., & Marsh, J. (2016). Critical Literacy. Making Literacy Real: Theories and Practices for Learning and Teaching, July, 33–60. https://doi.org/10.4135/9781473910508.n3 Liansari, V., & Nuroh, E. Z. (2018). Realitas Penerapan Literasi Digital bagi Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Proceedings of the ICECRS, 1(3), 241–252.
https://doi.org/10.21070/picecrs.v1i3.1397
Maryam, S., Daud, P., & Suwandi, A. (2013). Litrasi Sastra Pada Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastera Indonesia. Atikan: Jurnal Kajian Pendidikan, 3(2), 211–224.
Permatasari, A. (2015). Membangun Kualitas Bangsa dengan Budaya Literasi. Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB, 146–156.
Riana Mardina. (2011). Potensi Digital Natives Dalam Representasi Literasi Informasi Multimedia Berbasis Web. Potensi Digital Native Dalam Representasi Literasi Informasi Multimedia Berbasis Web, 11(1), 11.
Saepudin, E. (2015). Tingkat Budaya Membaca Masyarakat. Jurnal Kajian Informasi &
Perpustakaan, 3(2), 271–282.
Sasmi Farida. (2012). Faktor-Faktor Penyebab Keengganan Membaca. 321–327.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.
Syahriyani, A. (2010). Optimalisasi budaya literasi di kalangan mahasiswa: upaya meretas komunikasi global. Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Sosial Dan Humaniora. Https://Www.
Academia. Edu/19208772, 68 volume(April 1989), 67–78.